Kajian Konsentrasi Perancangan (KKL 2019) PDF
Kajian Konsentrasi Perancangan (KKL 2019) PDF
Kantor andyrahman architect yang berada di kawasan Waru, Sidoarjo ini dirancang dengan
pendekatan yang berdasar pada sejarah, visi dan misi serta kebersamaan dalam
perjalanannya menapaki dunia profesi arsitektur. Paling tidak ada empat hal yang menjadi
prinsip penting di dalam desain kantor ini, yaitu: proses, semangat kebersamaan, semangat
berbagi dalam communal/social space, serta impelementasi gagasan-gagasan andyrahman
architect.
Co-Design, Semangat Kebersamaan
Bangunan kantor dirancang melalui proses sayembara internal di antara para arsitek di kantor
Andy Rahman sendiri. Dari sayembara tersebut, karya dari pemenang juara 1, 2 dan 3
kemudian dirangkum dan disintesakan secara proporsional dan menjadi sebuah desain kantor
yang kompak, simple, fungsional dan sekaligus berusaha memberikan makna dan nilai yang
lebih bagi diri dan lingkungan. Nilai lebihnya antara lain bahwa rancangan kantor ini berdasar
pada kebiasaan (behavior) pengguna sehari-hari, sehingga ruang-ruangnya menjadi
lebih match dengan perilaku keseharian para staf di andyrahman architect.
Communal/Social Space
Di bagian samping kanan kantor ini terdapat ruang komunal dan sosial yang bersifat
multifungsi, bisa digunakan sebagai ruang makan, ruang rapat, ruang tamu, ruang untuk
membuat maket dan bahkan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk sanggar lukis anak-
anak, membuat kerajinan, untuk rapat RT, RW dan lain-lain. Juga bisa juga untuk nonton
bareng jika ada event olahraga, atau untuk sharing/diskusi desain. Bahkan bisa untuk menerima
kunjungan mahasiswa dalam jumlah cukup besar.
Implementasi Gagasan
Kantor ini memang dibuat sebagai manifestasi gagasan yang diturunkan dari visi dan
misi andyrahman architect. Jika ada orang yang bertanya apa wujud yang nyata dari visi dan
misi Andy Rahman sebagai arsitek, maka kantor inilah jawaban realnya, yang bisa dilihat,
diraba dan dirasakan suasananya. Dengan konsep transitive dan translation, yakni memiliki
tujuan yang jelas dan berupaya menerjemahkan keinginan klien. Yang terutama, kantor ini
sebagai implementasi visi-misi desain andyrahman architect, mulai dari kejujuran material,
ketukangan, ramah lingkungan hingga sadar iklim (tropis). Juga penggunaan material lokal,
material reuse dan recycle, serta konsisten dengan prinsip low budget low maintenance.
3.1.1 Kajian konsentrasi Perancangan Cv. Andyrahman
a. Konsep perancangan
b. Pendekatan perancangan
c. Material
d. Vegetasi
e. Pnghawaan & pencahayaan
f. Layout ruang
g. Konsep interior
h. Data ruang
i. Detail engineering drawing
j. Portofolio project
3.2 Malioboro
Yogyakarta dikenal sebagai daerah tujuan wisata favorit di Indonesia, selain Bali, Lombok,
dan Nusa Tenggara. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya destinasi wisata potensial yang
berada di Yogyakarta, meliputi wisata alam, budaya, maupun minat khusus. Salah satu di
antara destinasi yang sangat potensial adalah Malioboro. Malioboro merupakan sebuah
kawasan yang sudah lama menjadi ikon pariwisata di Yogyakarta. Hal ini menjadikan
Malioboro memiliki angka kunjungan wisata yang sangat tinggi, bahkan terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke Malioboro
berdampak pada peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Yogyakarta, khususnya
dalam sektor pariwisata. Sebagai destinasi, sudah pasti Malioboro harus memperhatikan
empat aspek yang mendasar di dalam sebuah destinasi wisata, yaitu attraction (atraksi
wisata), accesibility (aksesibilitas), amenity (fasilitas pendukung), dan ancillary (kelembagaan).
Namun kepadatan yang terjadi di Malioboro, baik karena tingginya tingkat kunjungan
wisatawan maupun karena banyaknya kendaraan yang melintas, menyebabkan aspek
accesibility di kawasan tersebut belum terpenuhi dengan baik. Selain itu, kantong parkir yang
sangat terbatas menjadikan accesibility di kawasan Malioboro semakin urgent untuk segera
ditangani secara serius. Penelitian terkait accesibility dan connectivity di Malioboro dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif serta pemaparan secara deskriptif dan
visualitatif, yang akan menghasilkan luaran berupa saran penataan. Saran penataan tersebut
meliputi penataan akses jalan, penataan pedagang kaki lima, dan pengadaan lahan parkir.
Dalam penyusunan saran penataan Malioboro dipertimbangkan pula beberapa bidang ilmu
terkait, seperti lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan arsitektural, yang dapat berguna
sebagai bahan pertimbangan bagi para stakeholder, terutama pemangku kepentingan dalam
penataan kawasan Malioboro yang berkelanjutan.
Sendangsono adalah tempat ziarah Goa Maria yang terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Gua Maria Sendangsono dikelola oleh
Paroki St. Maria Lourdes di Promasan, barat laut Yogyakarta. Tempat ini ramai dikunjungi
peziarah dari seluruh Indonesia pada bulan Mei dan bulan Oktober. Selain berdoa, pada
umumnya para peziarah mengambil air dari sumber. Mereka percaya bahwa air tersebut
dapat menyembuhkan penyakit.
Catatan terkait memperlihatkan, Sendangsono awalnya merupakan tempat pemberhentian
(istirahat sejenak) para pejalan kaki dari Kecamatan Borobudur Magelangke Kecamatan
Boro (Kulon Progo), atau sebaliknya. Tempat itu banyak dikunjungi karena keberadaan
sendang (mata air) yang muncul di antara dua pohon sono.
Sendangsono dibangun secara bertahap sejak tahun 1974 hanya dengan mengandalkan
sumbangan umat. Budayawan dan rohaniwan YB Mangunwijaya memberikan sentuhan
arsitektur. Konsep pembangunan kompleks Sendangsono ini bernuansa Jawa yang ramah
lingkungan. Bahan bangunannya memanfaatkan hasil alam. Tahun 1991, kompleks bangunan
Sendangsono mendapat penghargaan arsitektur terbaik dari ikatan arsitek Indonesia, untuk
kategori kelompok bangunan khusus. Pada 17 Oktober 2004, diadakan suatu prosesi dan
misa ekaristi kudus pada pukul 10.00 WIB oleh Mgr Ignatius Suharyo Pr untuk memperingati
100 tahun Sendangsono.
3.3.1 Kajian konsentrasi Perancangan sendang sono
a. Bentuk bangunan
b. Konsep dasar perancangan Sendang sono
c. Pola tata masa
d. Orientasi bangunan
e. Sirkulasi luar
f. Lansekap
g. material
h. Data ruang/bangunan
3.4 Rumah dome
Desa wisata Kembangarum merupakan desa wisata yang diresmikan pada pertengahan
tahun 2005. Desa ini menawarkan edukasi dan alam sebagai sajian wisata bagi pengunjung.
Program-program yang dirancang dan dibangun di desa wisata ini mengedepankan edukasi
atau pendidikan bagi anak-anak khususnya. Hal ini ditunjukkan degan adanya sanggar lukis
dan perpustakaan yang dibangun menarik untuk anak-anak. Perpustakaan da sanggar luis ini
berada di deknat sungai dan taman sehingga menambah suasana sejuk di desa tersebut.
Tentunya hal ini sangat diminati oleh anak-anak. Selain pendidikan, desa wisata
Kembangarum juga menawarkan sarana permainan tradisional di halaman pendopo yang
dijadikan sanggar lukis. Berbagai permainan tradisional seperti enggrang, engklek, dakon,
gobak sodor, dan lainnya dapat dimainkan di lokasi tersebut. Sungai di desa ini juga
dijadikan sebagai sarana permainan. Sungai tersebut bukan merupakan sungai yang kotor
dan tidak terawat, tetapi sungai ini sengaja dirawat dan dibuat sebagai arena permainan.
3.5.1 Kajian konsentrasi Perancangan Desa Wisata Kembangarum
a. Konsep dasar perancangan Desa Wisata Kembangarum
b. Pola tata masa
c. Orientasi bangunan
d. Sirkulasi luar
e. Lansekap
f. Parkir
g. Fasilitas pendukung
h. material
i. Interior bangunan
j. Mozaik kawasan
k. Data ruang/bangunan