Anda di halaman 1dari 8

Nama : Afrianto Pasodung

NIM :1701049
Kelas : TP F
MATKUL : Prinsip Strarigrafi
1. Jelaskan Hukum – hukum dasar didalam Strarigrafi!
Jawab:
1) Hukum Initial Horizontality adalah awal proses sedimentasi sebelum terkena gaya atau
terjadi perubahan sedimen akan terendapkan secara horizontal mengikuti cekungan
tersebut
2) Hukum Superposisi adalah dalam suatu urutan lapisan batuan, batuan yang terletak
paling bawah merupakan batuan yang tua dibandingkan lapisa batuan paling atas.
3) Hukum Lateral Accretion adalah proses pengendapan sedimen yang terjadi di tempat
miring, dimana terjadi penumpukan sedimen ke arah lateral.
4) Hukum Uniformitarianism adalah konsep geologi dimana apa yang terjadi pada saat ini
juga terjadi pada masa lampau
5) Hukum Cross – Cutting Relationship adalah salah satu lapisan batuan memotong
lapisan yang lain dimana batuan yang memotong lebih mudah dari pada lapisan yang di
potong.
6) Hukum Inklusi adalah batuan yang mengandung fragmen inklusi lebih mudah dari
batuan atau lapisan yang menghasilkan fragmen
7) Hukum Faunal Succession adalah pada setiap lapisan yang berbeda umur akan
ditemukan fosil yang berbeda juga.
8) Hukum Strata Identified By Fossil adalah lapisan batuan dapat dibedakan dengan
melihat kandungan fosil.
2. Kenapa seorang Petroleum Engineering harus memahami Prinsip Strarigrafi!
Jawab:
Karena seorang petroleum engineering harus mengetahui komposisi dan umur setiap lapisan
batuan serta struktur dan karakteristiknya sehingga seorang petroleum engineering dapat
menentukan dimana daerah yang berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi.
3. Apa Pengertian
a. Grup, Formasi dan Anggota (berikan contonya didalam cekungann di Indonesia)
b. Sebutkan macam – macam ketidakselarasan dan berikan contoh realnya didalam bentuk
gambar serta penjelasannya!

Jawab:

a. Pengertian
 Grup/kelompok adalah satuan litostratigrafi yang terdiri dari dua formasi atau
lebih yang memiliki keseragaman ciri litologi. Contonya kembelangan grup yang
memiliki anggota formasi jass.
 Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi yang terdiri
dari satu litologi atau beberapa litologi yang berbeda. Contohnya Formasi
Kemum, formasi aifam, formasi tipuma.
 Anggota adalah bagian dari suatu formasi. Tingkat penyebarannya tidak melebihi
penyebaran formasi. Contohnya Anggota batu gamping dan anggota lempung
pada formasi rajamandala
b. Macam – macam ketidakselarasan
 Non-conformity adalah fenomena dimana lapisan batuan beku atau matamorf
dibawah laisan sedimen
 Angular unconformity adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen
memiliki perbedaan sudut yang tajam dengan lapisan diatasnya.

 Disconformity adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan


oleh bidang erosi. Dimana terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu
dan mengakibatkan lapisan paling atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan
kasar

 Paraconformity adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang


ketidakselarasannya sejajar dengan lapisan sedimen. Paraconformity tidak ada
batas bidang erosi jadi cara melihatnya dengan mengkaji fosil antar lapisan.
4. Terangkanlah Tentang cekungan kutai
a. Jelaskan fase pembentukan cekungan
b. Sebutkan dan jelaskan formasi pengisi cekungannya
c. Sebutkan petroleum system yang bekerja pada cekungan tersebut
d. Gambarkan kolom stratigrafi masing – masing cekungannya

Jawab:

a. Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi fase pengendapan transgresif paleogen dan
pengendapan regresif – Neogen. Fase paleogen dimulai dengan ekstansi pada tektonik
dan pengisian cekungan selama Eosen dan memuncak pada fase longsoran tariakan post
– rift dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan korbonat selama Oligosen akhir.
Fase Neogen dimulai sejak Miosen bawah sampai sekarang menghasilakan progradasi
delta dari Cekungan Kutai sampai lapisan Paleogen. Pada Miosen tengah dan lapisan
yang lebih mudah di bagian partai dan sekitarnya berupa sedimen klastik regresif yang
mengalami progradasi ke bagian timur dari Delta Mahakam secara progresif lebih muda
menjahui timur. Sedimen – sedimen yang mengisi cekungan Kutai banyak terdeformasi
oleh lipatan – lipatan yang subparalel dengan pantai. Intensitas perlipatan semakin
berkurang kearah timur sedangkan lipatan didaerah dataran panatai dan lepas pantai
terjal, antiklin yang sempit dipisahkan oleh sinklin yang datar. Kemiringan cenderung
meningkat sesuai umur lapisan pada antiklin. Lipatan – lipatan terbentuk bersamaan
dengan sedimentasi berumur Neogen. Banyak lipatan-lipatan asimestris terpotong oleh
sesar – sersar naik yang kecil. Pada Kala Oligosen (Tersier awal) Cekungan Kutai mulai
turun dan terakumulasi sediment-sediment laut dangkal khususnyamudstone, batupasir
sedang dari Formasi serpih Bogan dan Formasi Pamaluan. Pada awal Miosen,
pengangkatan benua ( Dataran Tinggi Kucing) ke arah barat dari tunjaman
menghasilkan banyak sedimen yang mengisi Cekungan Kutai pada formasi delta-delta
sungai, salah satunya di kawasan Sangatta. Ciri khas sedimen-sedimen delta
terakumulasi pada Formasi Pulau Balang, khususnya sedimen dataran delta bagian
bawah dan sedimen batas laut, diikuti lapisan-lapisan dari Formasi Balikpapan yang
terdiri atas mudstone, bataulanau, dan batupasir dari lingkungan pengendapan sungai
yang banyak didominasi substansi gambutdelta plain bagian atas yang kemudian
membentuk lapisan-lapisan batubara pada endapan di bagian barat kawasan
Pinang.Subsidence yang berlangsung terus pada waktu itu kemungkinan tidak seragam
dan meyebabkan terbentuknya sesar-sesar pada sedimen-sedimen. Pengendapan pada
Formasi Balikpapan dilanjutkan dengan akumulasi lapisan-lapisan Kampung Baru pada
kala Pliosen. Selama Kala Pliosen, serpih dari serpih Bogan dan Formasi Pamaluan
yang sekarang terendapkan sampai kedalaman 2000 meter, menjadi kelebihan tekanan
dan tidak stabil, menghasilkan pergerakan diapir dari serpih ini melewati sedimen-
sedimen diatasnya menghasilkan struktur antiklin-antiklin rapat yang dipisahkan oleh
sinklin lebih datar melewati Cekugan Kutai dan pada kawasan Pinang terbentuk struktur
Kerucut Pinang dan Sinklin Lembak
b. Formasi Pengisi Cekungan Kutai
 Formasi Pamaluan, formasi ini terdiri dari batupasir kuarsa dengan sisipan
batulempung, serpih, batu gamoing, dan batu lanau, berlapis sangat baik. Batu pasir
kuarsa merupan batuan utama, kelabu kehitam – hitaman kecoklatan, batu pasir
halus – sedang, terpilah baik, butiran membulat – membulat tanggung, padat,
karbon dan gampingan. Setempat dijumpai struktur sedimen silang siur dan
perlapisan sejajar, tebal lapisan anatara 1 – 25 m. Batulempung tebal rata-rata 45
cm. Serpih kelabu kecoklatan kelabu tua, pada tebal sisipan antara 10 – 20 cm.
Batugamping kelabu, pejal, berbutir sedang – kasar, setempat berlapis dan
mengandung foraminifera besar. Batulanau kelabu tua-kehitaman. Formasi
pamaluan merupakan batuan paling bawah yang tersingkap di lembar ini dan bagian
atas formasi ini berhubungan menjari dengan Formasi Bebuluh. Tebal Formasi ini
kurang lebih 2000 meter.
 Formasi Bebuluh, formasi ini terdiri dari Batu gamping terumbu dengan sisipan
batugamping pasiran dan serpih, warna kelabu, padat,
mengandung forameiniferabesar berbutir sedang. setempat batugamping
menghablur, tak beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berselingan dengan batupasir
halus kelabu tua kehitaman. Foraminifera besar yang jumpai antara lain
: Lepidocycilina Sumatroenis, Myogipsina Sp, Operculina Sp, mununjukan
umur Miosen Awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan laut dangkal
dengan ketebalan sekitar 300 m. Formasi Babuluh tertindih selaras oleh Formasi
Pulu Balang.
 Formasi Pulu Balang, formasi ini terdiri dari perselingan antara Greywacke dan
batupasir kwarsa dengan sisipan batugamping, batulempung, batubara, dan tuff
dasit, Batupasir greywacke, kelabu kehijauan padat tebal lapisan antara 50-100 m.
Batupasir kuarsa kelabu kemerahan setempat tuffan dan gampingan tebal lapisan
antara 15-60 cm. Batugamping coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera
besar batugamping ini terdapat sebagai sisipan dalam batupasir kuarsa, dengan tebal
antara 10-40 cm. Di sungai Loa Haur, mengandung Foraminifera besar antara
lain Austrotrilina howhici, Brelis Sp, Lepidocycilina Sp, Myogipina Sp,
menunjukan umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Batulempung kelabu kehitaman dengan tebal lapisan antara 1-2 cm, setempat
berselingan dengan batubara dengan tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit, putih
merupakan sisipan dalam batu pasir kuarsa.
 Formasi Sepinggan, Formasi Sepinggan tersusun dari sikuen serpih-batulumpur dengan
ketebalan kurang lebih 1.000 meter. Di bagian barat lautdariCekunganKutai, unit sikuen
pengendapan ini menyatu menjadi sikuen serpih-napal (Birah-1) yang membentuk unit
batuan Bongas Beds. Di daerah Runtu-Agar dan Sangatta, interkalasibatupasir sangat halus
dan batubara mencirikan endapan delta bagian distal dari bagian timurkompleks delta
prograding yang menyatu dengan klastik anggota Grup Balikpapan. Sikuen inidikenal
dengan Formasi Sangatta ( batu bara) dengan ketebalan mencapai 2.200 meter. Pada
Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, siklus sedimentasi ditutup oleh regresi pada
MiosenAkhir, yang diindikasikan oleh pembajian klastik yang membentuk bagian
dari FormasiKampung Baru.
 Formasi Kampung Baru, formasi ini Baru dapat dikenali dengan baik pada area tepi
pantai di daerah tenggara dariCekunganKutai (daerah Balikpapan), yang secara
tidak selaras menutupi Formasi Balikpapan.Formasi ini tersusun atas batupasir,
batulanau dan serpih yang kaya akan batubara. Klastik yanglebih kasar umumnya
lebih banyak terdapat pada bagian bawah dari formasi ini denganketebalan 30-120
meter.Batupasir ini membaji ke arah timur menjadi unit serpih seluruhnya.Unit
klastik pada bagian atas lapisan ini merupakan sebuah bukti transgresipada pliosen
awal.Ke arah basinward unit ini bergradasi menjadi fasies karbonat.
c. Petroleum System Cekungan Kutai
 Source Rock
Batubara yang terendapkan diantara endapan paparan pantai yang merupakan
anggota dari formasi Balikpapan dan Kampung Baru yang kaya akan kandungan
bahan organik. Batuan ini memiliki kerogen yang melimpah yang berasal dari
endapan darat yang banyak mengandung sisa tumbuhan. Analisis hidrokarbon
diCekunganKutai menunjukan bahwa minyak yang berasal dari batuan induk
ini mencapai tingkat kematangan sedang-akhir.Kandungan TOC pada batuan
induk ini bervariasi dan dipengaruhi oleh struktur dan elemensikuen.
 Migrasi
Migrasi vertikal dari dapur Paleogen matang terjadi melalui jaringan sesar-sesar
menuju ke reservoar yang berumur Miosen Tengah dan Atas. Migrasi lateral dari
areal dapur matang oleh reservoar lapisan kemiringan ke timur menuju trap
stratigrafi ataupun struktur.
 Reservoir
Batuan reservoir utama yang berumur Miosen Akhir-Pliosen pada umunya
merupakan batu pasir yang berasal dari endapan paparan delta, delta
front , prodelta/marine, dan fasies prograding lowstand. Pada arah struktur
Badak-Nilam-Handil, objektif reservoirnya merupakan endapan bar dan endapan
sungai yang berumur Miosen Tengah-Akhir. Reservoir ini merupakan anggota
dari Grup Balikpapan dan juga Formasi Kampung Baru (Miosen Akhir-
Pliosen).Batupasir ini hadirdalam lapisan yang multilayer, dengan ketebalan 0,5-
30 meter, porositas rata-rata 14-19%,permeabilitas rata-rata 1–3.000 md reservoir
utamanya berumur Miosen Akhir-Pliosen dari formasi Kampung Baru. Fasies
batupasir dari reservoir ini bervariasi, dari endapan delta.
 Seal
Seal yang ada pada cekungan ini berasal dari serpih dan dijumpai hampir di semua
formasi yang berumur Miosen. Kelompok Balikpapan dan Formasi Kampung
Baru memiliki serpih yang sangat potensial sebagai seal
 Trap
Perangkap yang paling berperan dalam akumulasi hidrokarbon di cekungan kutai
merupakan perangkap structural dengan tope closure empat arah.
d. Kolom Stratigrafi cekungan Kutai

Anda mungkin juga menyukai