Anda di halaman 1dari 5

A.

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif 3 golongan besar partikel-partikel penyusun tanah atau
fraksi-fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat (atau persentase Sand, Silt and Clay).

Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan di lapangan (secara kualitatif) dan dapat ditentukan di
laboratorium (secara kuantitatif). Yaitu dengan melakukan analisa fraksi pasir, debu dan liat
menggunakan metode pipet atau hidrometer bouyoucus. Hasil analisa fraksi tersebut kemudian
dimasukan pada grafik piramid tekstur menurut USDA (United State Department of Agriculture).

Secara kasar, tekstur tanah dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu :

I. Kasar, yaitu pasir dan pasir berlempung

II. Agak kasar, yaitu lempung berpasir dan lempung berpasir halus

III. Sedang, yaitu lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu dan debu.

IV. Agak halus, yaitu lempung berliat, lempung liat berpasir dan lempung liat berdebu.

V. Halus, yaitu liat berpasir, liat berdebu dan liat.

Berikut beberapa pengertian tentang istilah dalam tekstur tanah, yaitu :

1. Pasir (Sand), yaitu tanah lepas-lepas dan berbutir tunggal, mudah dilihat dan dirasakan, jika diinjak
kering berderai, basah tergumpal meremah.

2. Lempung berpasir (Sandy Loam), yaitu tanah yang mengandung cukup pasir, melekat karena
adanya debu dan liat kering bergumpal dan mudah pecah, basah menggumpal liat.

3. Lempung (Loam), yaitu tanah yang mengandung sama banyak pasir, debu dan liat.

4. Silt Loam, yaitu tanah kering menggumpal tetapi mudah pecah.

5. Clay Loam, yaitu tanah bertekstur halus yang mudah pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang
keras.

6. Clay, yaitu tanah bertekstur halus yang biasanya membentuk gumpalan halus keras dan kering, jika
basah liat dan bila dipijat melekat.
B. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan saling mengikat paritkel-partikel tanah yang berwujud sebagai agregat
tanah yang membentuk dirinya. Agregat tanah pada umumnya berbentuk remah (Crumb) dan
bertekstur gumpal (Blocky) atau pejal. Berdasarkan tipe dan kelasnya struktur tanah dapat dibedakan
menjadi :

1. Tipe Lempeng (Platy), yaitu agregat mempunyai ukuran horizontal lebih dari ukuran vertikal dan
tipe ini dibedakan atas beberapa kelas.

2. Tipe Tiang, ukuran agregat vertikal lebih dari horizontal, dibagi lagi menjadi tipe Prismatik yang
berbentuk tiang dengan ujung bersegi datar dan tipe Columnar yang berujung bulat.

3. Tipe Gumpal, ukuran agregat vertikal dan horizontal sama besar dengan bentuk gumpal bersudut
atau membulat.

4. Tipe Remah, porous, bulat, ukuran kecil, agregat tidak saling terikat sesamanya.

5. Tipe Granular, kurang porous, ukuran kecil, padat dan tidak terikat antara agregal bulat.

6. Tipe Tak Beragregat, bila termasuk dalam tipe pejal (masif) dan berbutir tunggal.

Tiap horison tanah adakalanya mempunyai struktur yang berbeda. Struktur sangat berpengaruh pada
gerakan air, aerasi dan lalu lintas panas, sehingga tata air, penetrasi akar dan pernafasan akar sangat
tergantung pada struktur tanah. Struktur tanah dapat terbentuk bila ada bahan koloid tanah yang
bersifat sebagai perekat dalam proses agregasi, yaitu :

1. Mineral-mineral liat

2. Oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid

3. Bahan organik koloidal, termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad renik.

Agregasi (pembentukan agregat) akan sangat dipengaruhi oleh aktivitas jasad renik pada tanah yang ada
bahan organiknya. Faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan ini adalah benang-benang jamur,
asam-asam (bahan kimia) dari aktivitas organisme (lilin lemak).

C. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan
(resistensi) massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid
organik dan anorganik, struktur dan kandungan air tanah.
Cara penentuan konsistensi tanah di lapangan adalah dengan memijat tanah pada kondisi basah
(kapasitas lapang), lembab dan kering udara.

1. Konsistensi basah, yaitu dengan ciri tanah dapat menempel atau melekat antara ibu jari dan jari
telunjuk terbagi atas : tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat. Digunakan untuk menilai derajat
kelekatan tanah terhadap benda yang menempelinya.

Berdasarkan plastisitasnya atau mudah tidaknya diubah, liat dapat dibagi atas : tak liat, agak liat, liat dan
sangat liat. Digunakan untuk melihat derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya.

2. Konsistensi lembab (menyatakan kegemburan tanah), lepas, sangat gembur, gembur, sangat teguh,
ekstrim teguh.

3. Konsistensi kering, menyatakan lunak atau keras dengan cara memecahkan atau meremukkan yang
terbagi atas : lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, ekstrim keras.

Konsistensi tanah di laboratorium ditentukan dengan menggunakan angka Atterberg yang nilainya
diperoleh dari pengukuran Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Giling (BG), Batas Ubah Warna (BUW),
Derajat Keras (DK) dan Derajat Berat (DB).

Pengukuran konsistensi tanah dapat digunakan untuk mengetahui kadar air tanah, kandungan liat dalam
tanah serta menentukan jenis pengolahan tanah dan disain alat-alat pertanian. Hal ini disebabkan
kandungan liat dan kadar air pada tanah akan menentukan nilai Plastic Number dari tanah.

Plastic Number menyatakan perbedaan antara kandungan air pada batas plastis tertingi (Upper Plastic
Limit) dan batas plastis terendah (Lower Plastic Limit).

Upper Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah sudah lewat jenuh (air mengalir)

Lower Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah pada saat konsistensi tanah berubah dari lekat
menjadi gembur.

Misalnya pada tanah yang ber-PLA tinggi (Upper Plastic Limit), maka tanah ini umumnya banyak
mengadung fraksi partikel halus dan berbentuk lempeng.

D. Porositas Tanah

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah
yang dapat ditempati oleh air dan udara. Merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah.

Porositas tanah berkaitan erat dengan kerapatan isi, kerapatan zarah dan persen ruang pori-pori. Jumlah
dan ukuran pori-pori tanah mempengaruhi jumlah dan gerakan air serta udara dalam tanah.

Kerapatan isi adalah berat persatuan volume tanah kering oven yang biasanya dinyatakan dalam
gr/cm3.

Kerapatan zarah adalah kerapatan partikel, kerapatan zarah tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak
bervariasi dengan jumlah ruang antara partikel-partikel.
Pori-pori tanah adalah persentase ruang pori-pori dalam tanah dapat dihitung dari kerapatan isi dan
kerapatan zarah.

Porositas tanah akan sangat berpengaruh pada aerasi tanah, permeabilitas tanah dan drainase tanah.

E. Tata Udara Tanah / Aerasi Tanah

Selain air, udara juga merupakan bagian yang penting dalam tanah. Kekurangan udara dalam tanah
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena tertekannya:

1. Pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman,

2. Pernafasan akar,

3. Penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah serta

4. Aktivitas jasad-jasad hidup dalam tanah sehingga proses biologi yang berhubungan dengan
kesuburan tanah terhambat.

Secara garis besar komposisi udara tanah adalah N2 (79,2%), O2 (20,6%) dan CO2 (0,2%). Sedangkan
komposisi udara atmosfer N2 (79%), O2 (20,97%) dan CO2 (0,03%). Kandungan CO2 di tanah melebihi
yang ada di atmosfer karena

1. Adanya reaksi kimia dan biokimia dalam tanah, dan

2. Kandungan O2 tanah lebih kecil dari atmosfer sehingga kadar CO2 naik.

Komposisi udara tanah tergantung pada :

1. Banyaknya ruang udara tersedia

2. Kecepatan reaksi biokimia dan pertukaran gas

3. Pemupukan (mempengaruhi aktivitas biologi tanah)

4. Musim

Konsentrasi O2 dan CO2

CO2 dapat meningkatkan suhu tanah dan mengurangi kecepatan dekomposisi. Sedangkan O2 dapat
membantu pernafasan akar tanaman, secara tidak langsung mempercepat dekomposisi dan
mempengaruhi reaksi oksidasi yang dapat menentukan warna tanah.
F. Suhu Tanah

Suhu tanah pada setiap saat tergantung pada perbandingan energi yang diabsorbsi dan yang dilepaskan
selain tergantung pada energi yang ada, suhu tanah juga sangat tergantung pada panas jenis atau
kemampuan panas (Thermal Capacity) dari tanah dan airnya. Misalnya pada jumlah panas tertentu yang
diabsorbsi oleh tanah tidak selalu diikuti kenaikan suhu secara cepat, tergantung pada panas jenis dari
tanah.

Selain itu jumlah energi yang masuk ke dalam tanah dipengaruhi oleh warna, kemiringan, serta vegetasi
penutup dan penutup tanah (mulsa). Contohnya pada tanah-tanah organik warna gelap, mengabsorbsi
banyak energi, tetapi karena kandungan airnya tinggi maka banyak air yang harus dipanaskan sehingga
penambahan panas tidak segera menaikkan suhu tanah.

Kandungan air bisa juga dikatakan sebagai faktor terpenting dalam menentukan temperatur tanah.
Sehingga dapat dikatakan pada saat musim penghujan tanah cukup tinggi kandungan airnya dan panas
akan menyebabkan perubahan temperatur secara perlahan, tetapi perubahan panas akan cepat terjadi
pada saat musim kemarau.

Drainase sangat penting dan mempengaruhi temperatur tanah. Selain itu mulsa dan penutup tanah
lainnya akan menyebabkan berkurangnya jumlah radiasi yang diabsorbsi tanah, kehilangan aerasi dari
tanah karena radiasi dan kehilangan air karena evaporasi serta infiltrasi.

Temperatur atau suhu tanah sangat berpengaruh pada proses-proses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad
renik yang dapat merombak hara-hara tanaman menjadi bentuk tersedia.

Jika temperatur tanah turun maka kehidupan jasad renik dalam tanah akan turun aktivitasnya dan
akhirnya terhenti. Aktivitas organisme ini akan lambat pada saat temperatur mencapai 40°F (4,5°C) dan
giat kembali pada suhu 70°F (21,1°C) sampai 90°F (33,3°C).

G. Warna Tanah

Warna tanah dapat menyatakan jenis, kandungan bahan organik, kondisi drainase dan aerasi tanah
dalam hubungannya dengan hidratasi, oksidasi dan proses pelindian tingkat perkembangan tanah, kadar
air tanah atau adanya bahan-bahan tertentu. Warna tanah merupakan komposit/campuran dari warna-
warna komponen penyusunnya.

Warna tanah ditentukan dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart terdiri atas kartu-kartu
yang berbeda warna spektrumnya (Hue) dan diberi simbol angka dan huruf dan diletakkan pada sudut
kanan atas. R untuk merah, Y untuk kuning. Selain berdasarkan Huenya penentuan warna tanah juga
didasarkan pada nilai value yang mempunyai nilai dari 2 – 8 dan interval Chroma dengan nilai dari 0 – 8
tanpa angka 5. nilai Value/Chroma diletakkan di belakang nilai Hue. Misalnya untuk tanah Rendzina nilai
warnanya 5YR 6/2 (Pinkish Gray), Terra Rosa 10R 2/2 (Very Dusky Red).

Anda mungkin juga menyukai