Jawaban Uts Perencanaan Pendidikan
Jawaban Uts Perencanaan Pendidikan
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Dosen: Dr. H. Wawan A. Ridwan, M.Ag/Dr. Masduki Duryat, M.Pd.I
JAWABAN SOAL NO 1
Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari bahwa
dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia pendidikan yang
“sakit” ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi
manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak begitu. Seringkali pendidikan tidak
yang ada.
“manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat
sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan,
kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa
(afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi.
Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang
disinyalir ialah pendidikan seringkali dipraktekkan sebagai sederetan instruksi dari guru
kepada murid. Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai
“pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai. Dan “siap pakai” di sini berarti
industri dan teknologi. Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam
hal ini manusia dipandang sama seperti bahan atau komponen pendukung industri. Itu
berarti, lembaga pendidikan diharapkan mampu menjadi lembaga produksi sebagai
penghasil bahan atau komponen dengan kualitas tertentu yang dituntut pasar. Kenyataan ini
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau
menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah
pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta
didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi
mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang
diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang
sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan
bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya
Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Model pendidikan
ini tidak membebaskan karena sangat menindas para murid. Freire mengatakan bahwa
dalam pendidikan gaya bank pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan
oleh mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak
Yang ketiga, dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan pendidikan
ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap
zamannya. Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari dehumanisasi) merupakan
fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia
tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia). Bukankah kita telah
sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu gandrung dengan hal-hal yang
berbau Barat? Oleh karena itu strategi pendidikan di Indonesia harus terlebur dalam
“strategi kebudayaan Asia”, sebab Asia kini telah berkembang sebagai salah satu kawasan
penentu yang strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya bahkan politik internasional.
Bukan bermaksud anti-Barat kalau hal ini penulis kemukakan. Melainkan justru hendak
mengajak kita semua untuk melihat kenyataan ini sebagai sebuah tantangan bagi dunia
pendidikan kita. Mampukah kita menjadikan lembaga pendidikan sebagai sarana interaksi
kultural untuk membentuk manusia yang sadar akan tradisi dan kebudayaan serta
tradisi, budaya dan situasi masyarakat lain? Dalam hal ini, makna pendidikan menurut Ki
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang
tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium
dan sebagainya.
Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara
kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para
guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena
Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-
angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun
demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni
pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada
daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah
gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara
Bila diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun
kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak didik,
ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar (under quality).
Hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun
mengajar di SMU/SMK, serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin
ilmu yang mereka miliki. Keadaan seperti ini menimpa lebih dari separoh guru di
Indonesia, baik di SD, SLTP dan SMU/SMK. Artinya lebih dari 50 persen guru SD, SLTP
kondisi dan situasi seperti itu, diharapkan pendidikan yang berlangsung di sekolah harus
secara seimbang dapat mencerdaskan kehidupan anak dan harus menanamkan budi
pekerti kepada anak didik. “Sangat kurang tepat bila sekolah hanya mengembangkan
kecerdasan anak didik, namun mengabaikan penanaman budi pekerti kepada para
siswanya.
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah
pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru
terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain,
memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS)
agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam
pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan
memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan
profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan
tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas
rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang
taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS
di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen
kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai
misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional
sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004),
siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi
matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini
prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga
yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development
Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia
secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development
Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111
dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi
Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA
terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan
ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan
penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan
TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi
siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk
Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77
universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data
Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak
usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini
termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu
54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat
terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat
pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan
kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah
ketidakmerataan tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS
(1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka
yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT
sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja
cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%.
Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus
sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah
kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional
terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat
masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin
Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp
1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah
realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu,
Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah
Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan
yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat
dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan
Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan
(RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum
jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status
itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan
warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi
Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN
dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN
favorit.
Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak
lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang
luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan
besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8
Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan
dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN
dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan
itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
hukum pendidikan.
dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ),
Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan
mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati
Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi
pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh
Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang
wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri,
Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan
Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan
bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman,
Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi
yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang
pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari
tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi
JAWABAN SOAL NO 2
Definisi Perencanaan :
“Perencanaan dapat diartikan sebagai sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “(Fakry
Gaffar,1987;14)
suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai dengan
apa yang telah ditentukan. Kebijakan-kebijakan itu disusun dengan memperhitungkan kepentingan
masyarakat dan kemampuan masyarakat.
Karakteristik :
1. Perencanaan pendidikan harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi karena pendidikan itu
membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakatnya.
2. Perencanaan pendidikan harus dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan
berbagai potensi anak didik seoptimal mungkin.
3. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua
anak didik.
4. Perencanaan pendidikan harus dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan
berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada tiga komponen utama yaitu :
1. Dengan apakah perencanaan harus dicapai ?
2. Bagaimanakah perencanaan itu dimulai?
3. Bagaimanakah cara mencapai yang harus dicapai itu?
Proses Perencanaan :
1. Memformulasikan tujuan;
2. Merumuskan strategi/ kebijaksanaan, dan perincian rencana untuk mencapai tujuan;
3. Membentuk organisasi untuk melaksanakan keputusan; dan
4. Membahas hasil dan umpan balik untuk dijadikan bahan penyusunan rencana selanjutnya.
perencanaan pendidikan sangatlah penting untuk eksistensinya di dalam dunia pendidikan, tanpa
didasari dengan adanya konsep dasar perencanaan tentunya segala sesuatu yang diharapkan akan
tidak bisa berjalan sesuai yang kita harapkan jua.
JAWABAN SOAL NO 3
Perencanaan dalam definisi dan teori penelitian para ahli yang dipelopori oleh seorang yang
bernama Hidson menyatakan bahwa teori perencanaan tersebut mencakup : sinoptik, inkremental,
transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori
Pembahasan yang diuraikan tentang teori perencanaan secara umum, namun itu juga berlaku secara
Cakupan tentang teori perencaan tersebut dibahas secara ringkas berikut ini :
1. Teori Sinoptik
Teori ini terkadang disebut dengan bahasa lain ; system planning, rational system approach,
sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu
pengenalan masalah,
menginvestigasi problem,
memprediksi alternative,
2. Teori Incemental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan
tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam
jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
faktor-faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat
desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu
secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam
4. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar
perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas
dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan
argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan
menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan
perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan
minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan
yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia.
Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri
pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning
process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena
teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu
akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal
dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang
sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori
persamaannya:
b. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional.
Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan
proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang
komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan
mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat
sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
e. Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan
muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan
incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan - aturan yang ada baik
JAWABAN SOAL NO 4
Perencanaan dalam definisi dan teori penelitian para ahli yang dipelopori oleh seorang bernama
Hudson menyatakan bahwa teori perencanaan tersebut mencakup : sinoptik, incremental, transaktif,
advokasi, dan radikal. Selanjutnya dikembangkan oleh Tanner (1981) dengan nama teori SITAR
sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson. Perkembangan teori belajar cukup pesat. Teori
belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: Aliran tingkah laku
(Behavioristik), Aliran kognitif, Aliran humanistic, Aliran kontemporer Peramalan ( forecasting) adalah
suatu prosedur untuk membuat informasi factual tentang situasi social masa depan atas dasar
informasi yang telah ada mengenai kebikajan (Dunn, 2000:291). Peramalan merupakan bagian awal
dari proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui dahulu
apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan. Setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut keadaan dimasa yang akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi
pengambilan keputusan tersebut. Secara eksplisit, pembahasan mengenai teori peramalan kebijakan
sangatlah sedikit. Namun, secara implicit, peramalan kebijakan terkait menjadi satu dengan proses
analisa kebijakan, untuk memformulasikan sebuah rekomendasi kebijakan baru, maka diperlukan
adanya peramalan – peramalan atau prediksi mengenai kebijakan yang akan diberlakukan dimasa
yang akan datang. Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan dimasa yang akan
datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut. Secara
eksplisit, pembahasan mengenai teori peramalan kebijakan sangatlah sedikit. Namun, secara implicit,
peramalan kebijakan terkait menjadi satu dengan proses analisa kebijakan, untuk memformulasikan
sebuah rekomendasi kebijakan baru, maka diperlukan adanya peramalan – peramalan atau prediksi