Oleh :
Nama : Muhamad Rony Febiantoro
NIM : 161810201024
Kelompok : B2
Tanggal Eksperimen/ Waktu : 26 April 2019 / 08.30-11.30
Asisten : Andrian Dwi A.
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
Rumusan masalah yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana hubungan jarak pada lintasan dengan potensial base dan rover?
2. Bagaimana kontur anomali self potensial pada daerah penelitian menngunakan
surfer?
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum Penentuan Sumber Air/ Mineral Menggunakan Metode
Self Potensial :
1. Mengetahui arah hubungan jarak pada lintasan dengan potensial base dan rover.
2. Mengetahui kontur anomali self potensial pada daerah penelitian menngunakan
surfer.
1.3 Manfaat
Geolistrik sebagai salah satu cabang dari geofisika merupakan ilmu yang dapat
digunakan untuk menemukan letak air di bawah tanah, kedalaman, ketebalan dan
sebaran serta kualitasnya dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Geolistrik juga bisa
digunakan untuk menentukan arah aliran air dibawah permukaan tanah. ecara alami
selalu terdapat tegangan dalam elemen Volta yang dibangkitkan unsur-unsur pada
tanah. Dalam sistem pengukuran resistivity, potensial voltaik ini dikenal sebagai SP
(Self Potential). Adanya SP perlu di perhitungkan pada proses pengukuran nilai
resistansi.Hasil pemodelan fisik dapat diketahui arah aliran air bawah permukaan
serta pola sebaran air tanah dilokasi penelitian dan mengetahui langkah antisipasif
jika terjadi polusi air tanah dari limbah industri dan air laut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Metode Potensial Diri yang didesain dengan elektroda pot berpori (porous
pot) sangat tepat diterapkan untuk penelitian panas bumi, karena pada umumnya
reservoir panas bumi berisi fluida panas yang mengandung mineral-mineral sulfida
yang bersifat konduktif. Metode potensial diri diperlukan untuk mengetahui jalur
komunikasi, arah aliran air injeksi di bawah permukaan. Metode potensial diri
sangat tepat untuk digunakan dalam memetakan distribusi anomali yang
berhubungan dengan arah dan besaran relatif aliran fluida (Moore, 2011).
Elektroda ditancapkan ke tanah sebagai elektroda potensial, maka resultan
gaya elektrokimia pada bidang kontak antara elektroda dengan tanah air
akan membentuk potensial palsu (spurious) meski tidak ada arus yang melaluinya.
Potensial palsu ini mempunyai nilai berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat
yang lain, atau antara satu tempat dengan tempat lain, atau antara satu waktu
terhaap waktu yang lain, sehingga sangat sulit membuat faktor koreksinya untuk
mereduksi nilai potensial ini. Konsenkuensinya diperlukan yang bersifat non
polarisasi, sehingga nilai potensialnya tidak dipengaruhi oleh arus yang
melewatinya. Elektroda semacam ini dapat didesain dari logam penghantar yang
dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam Cu dalam larutan CuSO4,
logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya. Logam dan larutan tersebut
dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous pot). Penggunaan
pot berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara perlahan sehingga
membuat kontak dengan tanah (Mahendra, et. al., 2013).
Beda potensial alami (background potential) ini akan muncul akibat beberapa hal.
Aliran Fluida, aliran fluida ini juga dikontrol oleh suhu, baik akibat cuaca, suhu permukaan
maupun suhu bawah permukaan dari mediumnya.Aktivitas bioelektrik akibat organisme
(tumbuhan), biasanya diakibatkan oleh proses penyerapan air oleh akar tumbuhan berupa
penerapan ion-ion negatif. Konsentrasi larutan elektrolit pada air tanah, yaitu berpindahnya
ion-ion dalam larutan elektrolit pada air bawah permukaan untuk mencapai kesetimbangan
atau akibat pengaruh dari luar.Reaksi geokimia lain, yaitu reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks) pada zona mineralisasi.Nilai potensial yang dihasilkan akan bervariasi, namun
secara umum nilainya kurang dari 100 mV. Nilai yang terukur dapat berupa negatif atau
positif (Raharjo, 2011).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
Apakah Sudah
melakukan di semua
titik di 6 line?
Finish
Analisis data yang digunakan untuk mengolah data beda potensial yang
didapat, digunakan persamaan berikut :
Tabel Pengamatan
Device
Localicity
Operator
Date
Profile (m) Stasion (m) Voltage (mV) Stdef (%)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang dieproleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
T1 V1 T2 V2
No (detik) (mV) (detik) (mV) S E elevasi
1 3,73 4,1 4,53 3,6 08°09'55.3' 113°43'07.0" 107
2 3,67 3,9 4,1 3,7 08°09'55.2' 113°43'06.9" 107
3 3,65 3,9 6,87 3,7 08°09'55.3' 113°43'06.8" 106
4 3,81 3,9 5,52 3,7 08°09'55.2' 113°43'06.7" 106
5 3,31 3,9 3,56 3,7 08°09'55.1' 113°43'06.7" 107
6 3,34 4 6,39 3,7 08°09'55.1' 113°43'06.6" 106
7 3,27 3,9 2,34 3,7 08°09'55.1' 113°43'06.6" 106
8 3,24 3,7 3,7 3,7 08°09'55.1' 113°43'06.5" 106
9 2,01 3,7 3,26 3,7 08°09'55.1' 113°43'06.4" 106
10 2,79 3,7 3,73 3,7 08°09'55.0' 113°43'06.4" 105
11 2,86 3,7 2,86 3,7 08°09'55.0' 113°43'06.3" 106
12 3,04 3,6 4,39 3,7 08°09'55.0' 113°43'06.3" 106
13 3,85 3,6 3,37 3,7 08°09'55.0' 113°43'06.3" 105
14 2,02 3,6 2,43 3,7 08°09'55.0' 113°43'06.2" 105
15 2,54 3,5 2,79 3,7 08°09'55.9' 113°43'06.1" 105
16 2,41 3,5 2,29 3,7 08°09'55.9' 113°43'06.1" 105
17 4,68 3,5 2,78 3,7 08°09'55.9' 113°43'06.1" 105
18 3,41 3,5 3,7 3,7 08°09'55.9' 113°43'06.0" 105
19 4,36 3,5 3,17 3,7 08°09'55.8' 113°43'05.9" 105
20 3,03 3,5 2,7 3,7 08°09'55.8' 113°43'05.8" 105
21 2,63 3,5 3,73 3,8 08°09'55.8' 113°43'05.8" 105
22 4 3,5 3,34 3,8 08°09'55.8' 113°43'05.7" 105
23 2,21 3,5 2,12 3,8 08°09'55.7' 113°43'05.6" 105
24 3,44 3,5 3,02 3,8 08°09'55.7' 113°43'05.6" 105
T1 V1 T2 V2
No (detik) (mV) (detik) (mV) S E elevasi
1 6,43 1,9 3,9 2,3 08'09'55.4 113'43'06.9 104
2 2,68 2 3,8 2,3 08'09'55.5 113'43'06.8 104
3 4,18 2 5,16 2,3 08'09'55.4 113'43'06.8 104
4 4,46 2,1 4,67 2,3 08'09'55.4 113'43'06.7 104
5 3,48 2,1 2,89 2,3 08'09'55.4 113'43'06.7 104
6 3,2 2,1 2,63 2,3 08'09'55.3 113'43'06.6 104
7 3,4 2,1 4,07 2,3 08'09'55.3 113'43'06.5 104
8 3,28 2,1 3,52 2,3 08'09'55.3 113'43'06.5 104
9 3,04 2,1 3,65 2,3 08'09'55.2 113'43'06.5 104
10 3,84 2,2 3,07 2,3 08'09'55.2 113'43'06.4 104
11 4 2,2 4,34 2,4 08'09'55.2 113'43'06.3 104
12 3,49 2,2 2,81 2,4 08'09'55.1 113'43'06.3 104
13 2,07 2,2 3,73 2,4 08'09'55.0 113'43'06.2 104
14 3,49 2,2 2,8 2,4 08'09'55.0 113'43'06.1 103
15 3,25 2,2 3,16 2,4 08'09'55.0 113'43'06.1 104
16 3,1 2,2 3,45 2,4 08'09'55.0 113'43'06.1 104
17 3,62 2,2 3,47 2,4 08'09'55.0 113'43'06.0 103
18 3,61 2,3 3,08 2,5 08'09'55.0 113'43'05.9 103
19 3,63 2,3 2,91 2,5 08'09'55.9 113'43'05.9 103
20 5,53 2,3 3,18 2,5 08'09'55.9 113'43'05.8 104
21 4,33 2,3 3,21 2,5 08'09'55.9 113'43'05.8 104
22 4,2 2,3 4,6 2,5 08'09'55.7 113'43'05.6 103
23 3,58 2,3 2,74 2,5 08'09'55.8 113'43'05.6 104
24 3,81 2,3 3,12 2,5 08'09'55.8 113'43'05.5 104
T1
No (detik) V1 (V) T2 (detik) V2 (V) S E elevasi
1 4,61 5 2,9 7 08°09'55,3' 113°43'07,0" 107
2 6,9 9 3,26 9 08°09'55,2' 113°43'06,9" 107
3 8,69 10 5,65 11 08°09'55,3' 113°43'06,8" 106
4 4,65 11 5,81 11 08°09'55,2' 113°43'06,7" 106
5 15,43 9 6,44 11 08°09'55,1' 113°43'06,7" 107
6 4,86 9 6,97 11 08°09'55,1' 113°43'06,6" 106
7 4,06 11 3,81 13 08°09'55,1' 113°43'06,6" 106
8 8,29 6 5 13 08°09'55,1' 113°43'06,5" 106
9 5,85 7 4,84 12 08°09'55,1' 113°43'06,4" 106
10 4,79 8 4,83 11 08°09'55,0' 113°43'06,4" 105
11 5,02 9 5,08 11 08°09'55,0' 113°43'06,3" 106
12 5,36 9 4,89 11 08°09'55,0' 113°43'06,3" 106
13 6,05 10 5,72 11 08°09'55,0' 113°43'06,3" 105
14 4,17 9 6,93 11 08°09'55,0' 113°43'06,2" 105
15 4,84 10 5,23 10 08°09'55,9' 113°43'06,1" 105
16 5,79 10 5,7 12 08°09'55,9' 113°43'06,1" 105
17 6,68 10 5,44 13 08°09'55,9' 113°43'06,1" 105
18 9,64 9 5,29 12 08°09'55,9' 113°43'06,0" 105
19 4,68 14 3,92 11 08°09'55,8' 113°43'05,9" 105
20 5,47 8 4,92 11 08°09'55,8' 113°43'05,8" 105
21 5,2 9 7,94 10 08°09'55,8' 113°43'05,8" 105
22 4,21 9 4,39 9 08°09'55,8' 113°43'05,7" 105
23 4,81 10 4,53 11 08°09'55,7' 113°43'05,6" 105
24 6,2 10 4,57 13 08°09'55,7' 113°43'05,6" 105
T1
No (detik) V1 (V) T2 (detik) V2 (V) S E elevasi
1 4,11 7 4,75 9 08'09'55,4 113'43'06,9 104
2 3,86 7 4,02 10 08'09'55,5 113'43'06,8 104
3 5,52 9 7,35 11 08'09'55,4 113'43'06,8 104
4 7,27 9 3,04 9 08'09'55,4 113'43'06,7 104
5 4,09 10 4,83 11 08'09'55,4 113'43'06,7 104
6 4,89 9 6,63 11 08'09'55,3 113'43'06,6 104
7 4,2 10 4,73 10 08'09'55,3 113'43'06,5 104
8 4,79 11 5,73 11 08'09'55,3 113'43'06,5 104
9 3,91 11 4,64 10 08'09'55,2 113'43'06,5 104
10 4,63 12 3,87 11 08'09'55,2 113'43'06,4 104
11 5,48 11 5,28 11 08'09'55,2 113'43'06,3 104
12 4,88 9 4,71 10 08'09'55,1 113'43'06,3 104
13 5,03 13 4,36 11 08'09'55,0 113'43'06,2 104
14 3,58 13 6,03 11 08'09'55,0 113'43'06,1 103
15 3,98 13 6,6 11 08'09'55,0 113'43'06,1 104
16 4,67 12 4,6 10 08'09'55,0 113'43'06,1 104
17 7,66 12 6,71 11 08'09'55,0 113'43'06,0 103
18 4,83 12 3,56 10 08'09'55,0 113'43'05,9 103
19 6,8 13 4,62 11 08'09'55,9 113'43'05,9 103
20 6,3 14 6,82 13 08'09'55,9 113'43'05,8 104
21 4,51 13 4,11 12 08'09'55,9 113'43'05,8 104
22 6,92 14 4,67 13 08'09'55,7 113'43'05,6 103
23 6,2 15 5,05 14 08'09'55,8 113'43'05,6 104
24 6,45 13 5,11 10 08'09'55,8 113'43'05,5 104
Gambar 4.1 Plot Daerah 2D Menggunakan Surfer
Praktikum self potensial menggunakan alat GPS dan alat sel potensial
dengan cairan CuSO4 di daerah lapangan Unej dengan cara menandai sebuah
koordinat. Praktikum ini dilakukan untuk melakukan Pemetaan Sederhana dengan
menggunakan Global Positioning System (GPS). GPS merupakan system navigasi
satelit yang berfungsi sebagai penentu arah suatu tempat dengan menampilkan
koordinat suatu lokasi. GPS memiliki kekuatan sinyal satelit yang membantu dalam
perhitungan. Kekuatan sinyal dari GPS dipengaruhi oleh lokasi satelit dengan
pengamatan simultan ke minimal 4 satelit koordinatnya. Praktikum ini dilakukan
dengan menggunakan 150 data dengan penambilan data dengan cara mengambil
kordinat. Pada percobaan didapatkan 3 jenis data,yaitu Sourth,East,dan Elevation.
Data tersebut digunakan untuk membuat peta dasar yang berbentuk dua dimensi
dan tiga dimensi. Dalam pembuatan peta dasar hal pertama yang dilakukan adalah
mengkonversi Sourth(S) dan East menjadi x dan y.
Pada peta kontur bentuk dan ketinggian permukaan ditunjukkan oleh garis-
garis. Garis kontur pada prinsipnya adalah garis perpotongan bentuk muka bumi
dengan bidang horizontal pada suatu ketinggian yang tetap. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan gambar peta kontur yang dihasilkan telah menunjukkan
bentuk cekungan. Hal ini sesuai dengan apa yang kita hasilkan. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa aplikasi surfer dapat memetakan wilayah yang telah di amati
seperti keadaan aslinya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut . Hubugan jarak pada lintasan dengan potesnial base dan rover yaitu
hubungan anatara panjang lintasan dengan potensial memiliki nilai yang bervariasi.
Berdasarkan hasil dari praktikum Metode self potential dapat disimpulkan bahwa
grafik hubungan antara panjang lintasan dengan potensial memiliki nilai yang
bervariasi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya praktikan mempelajari
terlebih dahulu lokasi yang akan diamati sehingga data yang dihasilkan akan sesuai
dengan lokasi yang sebenarnya. Praktikan diharapkan lebih tertib dalam
pengambilan data. Pengetahuan tentang software surver lebih ditekankan.
DAFTAR PUSTAKA
Moore, J.R., John W., Sanders John J.C., and Steven D.G. 2011.”Self-Potential
Investigation Of Moraine & Seepage”. New York: Cambridge University
Press.
Raharjo, S, Sehah. 2011. “Survei Metode Self Potential Menggunakan Elektroda
Pot Berpori untuk Mendeteksi Aliran Fluida Panas Bawah Permukaan di
Kawasan Baturaden Kabupaten Banyumas Jawa Tengah”.Berkala Fisika
Flux, Vol 8, No.1, Februari 2011, Hal. 7-21.
Reynolds, John. 1997. An Introductions to Applied and Enviromental Geophysics.
Singapore: John Willey and Sons.