Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


PRE EKLAMSI BERAT (PEB)
DI RUANG ICU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 22 April – 03 Mei 2019

Oleh:
Hairul Malik, S. Kep
NIM. 1830913310016

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PRE EKLAMSI BERAT (PEB)
DI RUANG ICU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 22 April – 03 Mei 2019

OLEH :
Hairul Malik, S. Kep
NIM. 1830913310016

Banjarmasin, April 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ifa Hafifah, S.Kep., Ns., M.Kep Lukmanul Hakim., S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 1990 0819201803 2 001 NIP. 19760116 199603 1 002
PRE EKLAMSI BERAT

DEFINISI KOMPLIKASI
Pre-eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin - Berkurangnya aliran darah menuju plasenta
dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias berupa hipertensi, proteinuri, dan - Pre-eklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya
edema pada bagian kaki atau tangan kelahiran prematur
- Lepasnya plasenta.
ETIOLOGI - Sindrom HELLP
Penyebab pre-eklamsia hingga kini belum diketahui. Beberapa faktor risiko - Eklampsia
adalah :
1. Kehamilan pertama PENCEGAHAN
2. Usia rentan 1. Sering berolahraga
3. Riwayat pre-eklamsi 2. Tidak merokok
4. Obesitas 3. Kurangi makan-makanan berlemak secara berlebihan
5. Mengandung lebih dari satu janin 4. Kurangi berat badan yang berlebihan
MANIFESTASI KLINIS
1. Sakit kepala PENATALAKSANAAN
2. TD 160/110 mmhg 1. Penatalaksanaan Medis
3. Proteinuria 5gr/l atau lebih (+3atau4) - Larutan magnesium sulfat 40% sebanyak 10 ml (4 gr).
Tambahan magnesium sulfat hanya diberikan bila
4. Terdapat pitting edem. diuresis baik, reflek patella positif, dan kecepatan
FAKTOR RISIKO pernafasan lebih dari 16 per menit
6. Kehamilan pertama - Klopromazin 50 mg
7. Usia rentan - Diazepam 20 mg digunakan bila MgSO4 tidak tersedia,
8. Riwayat pre-eklamsi atau syarat pemberian MgSO4 tidak dipenuhi
9. Obesitas 2. Penatalaksanaan Keperawatan
10. Mengandung lebih dari satu janin - Tirah baring miring ke satu sisi (kiri).
- Pengelolaan cairan, monitoring input dan output cairan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK - Pemberian obat antikejang.
1. Urin : reagen urin dan protein dalam urin - Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada
2. Cek darah : hemoglobin, hematokrit, fungsi hati dan fungsi ginjal. edema paru-paru, payah jantung
- Pemberian antihipertensi
Pathways
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Kelebihan Keseimbangan cairan Manajemen hipervolemi
volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitir TTV 1. Memantau perubahan TTV
berhubungan selama 1x24 jam, masalah 2. Moitor edem perifer 2. Memantau edem pasien
dengan. teratasi dengan kriteria hasil: 3. Monitor intake dan output3. Mengetahui keseimbangan
gangguan 1. Mempertahankan urin cairan didalam tubuh
mekanisme output dalam batas normal 4. Berikan infus IV (Ringer 4. Mencegah peningkatan
regulasi sesuai dengan usia, dan BB, Laktat) preload
2. TD, nadi, suhu tubuh dalam 5. Memperbaiki ventilisasi
batas normal 5. Tinggikan posisi kepala pasien
6. Mencegah peningkatan edem
6. Batasi asupan natrium 7. Mengurangi cairan dalam
7. Kolaborasi dalam pemberian tubuh
obat

2. Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri


berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk mengetahui skala,
dengan agen keperawatan selama 2 x 15 2. Kendalikan faktor lingkungan intensitas dan frekunsi nyeri
cedera fisik menit, diharapkan pasien apat yang dapat mempengaruhi 2. Menghindari faktor-faktor
beradaptasi terhadap nyeri respon pasien terhadap yang dapat menyebabkan
persalinan, dengan kriteria ketidaknyamanan rasa nyeri bertambah
hasil: 3. Lajarkan teknik manajemen
1. Pasien dapat menggunakan nyeri seperti pernapasan dalam 3. Melatih ibu agar bisa
teknik manajemen nyeri 4. Monitor tingkat nyeri pasien mengendalikan/beradaptasi
nyeri yang diajarkan dengan nyeri yang di rasakan
2.
Pasien dapat mengontrol 4. Memantau hasil intervensi
nyeri yang sudah di berikan
3. Risiko syok NOC: Risk detection NIC: Management shock : volume 1. Tanda-tanda vital merupakan
dengan faktor acuan untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV
risiko keadaan umum pasien
keperawatan selama 1 x 24 jam 2. Anjurkan pasien untuk
hipovolemia
pasien tidak mengalami syok istirahat yang cukup 2. Istirahat yang cukup akan
dengan kriteria hasil: 3. Berikan transfusi sesuai menurunkan
kebutuhan kebutuhan energi dan
1. Status TTV (tidak terjadi
kerja metabolisme tidak
peningkatan ± 50 mmHg,
meningkat
tidak takikardi & suhu
dalam rentang 36,5-37,5oC) 3. Transfusi darah dapat
2. Hb 12-15 g/dl menggantikan cairan tubuh
yang hilang

4. Resiko infeksi. NOC: Kontrol infeksi NIC: Kontrol infeksi


Faktor risiko: Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan perawatan parienal 1. Membantu meningkatkan
diskontinuitas keperawatan selama 1x4 jam setiap 4 jam. kebersihan, mencegah
jaringan diharapkan tidak terjadi infeksi 2. Catat tanggal dan waktu pecah terjadinya infeksi uterus
dengan kriteria hasil : tidak ketuban. asenden dan kemungkinan
ditemukan tanda-tanda adanya 3. Lakukan pemeriksaan vagina sepsis.ah kliendan janin
infeksi. rentan pada infeksi saluran
hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptik. asenden dan kemungkinan
4. Pantau suhu, nadi dan sel darah sepsis
putih. 2. Dalam 4 jam setelah ketuban
pecah akan terjadi infeksi
5. Gunakan tehnik asepsis bedah 3. Pemeriksaan vagina berulang
pada persiapan meningkatkan resiko infeksi
peralatan.Menurunkan resiko endometrial.
kontaminasi. 4. Peningkatan suhu atau nadi >
Kolaborasi : dapat menandakan infeksi.
6. Berikan antibiotik sesuai 5. Digunakan dengan
indikasi.. kewaspadaan karena
pemakaian antibiotik dapat
merangsang pertumbuhan
yang berlebih dari
organisme resisten
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013.


Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6 ed.
Yogyakarta: Mocomedia.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi 2015-2017. 10 penyunt. Jakarta: EGC.

Ladewig, P. W., London, M. L. & O, S. B., 2006. Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi


Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. G., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed. Yogyakarta:
mocomedia.

Nugroho, T., 2010. Obstetric Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Nurjannah, I., 2016. ISDA (Intan's Screening Diagnoses Assesment). 6 ed.


Yogyakarta: Mocomedia.

Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.

Sujiyatini, Mufdlilah & Hidayat, A., 2009. Buku asuhan patologi kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai