Anda di halaman 1dari 3

IAIN Madura

Wajah-wajah Masjid di Madura

BAB V
LELUHUR ORANG MADURA

A. Asal Usul Leluhur Orang Madura


Seperti yang tercatat dalam sejarah, perpindahan bangsa-bangsa
secara besar-besaran dari Asia tenggara terjadi pada kurun waktu yang
panjang (antara 4000 – 2000 sebelum Masehi). Kejadian ini antara lain
berasal-muasal dari bertambah pesat kerajaan–kerajaan Cina. Karena
kepesatan perkembangan kebudayaannya mereka lalu meluaskan
pengaruh kekuasaannya ke arah selatan. Kawasan yang langsung
terkena dampaknya adalah wilayah Tibet (yang merupakan tanah
leluhur bangsa Burma) dan daerah Yunan (yang semula dihuni orang
Thai dan Vietnam). Akibat dari mengalirnya kedatangan bangsa Cina
tersebut, maka bangsa-bangsa Burma, Thai dan Vietnam terpaksa
menyingkir lebih ke selatan1.
Hingga akhirnya, perpindahan mereka lalu melahirkan yang
menjadi awal cikal bakal berdirinya suatu bangsa Proto Melayu yang
pada saat itu bermukim di wilayah Burma, Siam dan Indochina.
Fenomena itu menyebabkan terjadinya kelompok bangsa-bangsa
tersebut menjadi tercerai-berai. Hingga sebagian dari mereka melakukan
perpindahan ke daerah pantai. Namun tidak sedikit diantara mereka
yang terus ke selatan, mengarungi laut ataupun melewati Semenanjung
kemudian menyeberangi selat hingga mencapai pulau-pulau di
Nusantara ini.
Proses perpindahan melintasi lautan tersebut tidak berlangsung
sekaligus melaikan secara berangsur-angsur. Kebanyakan dari mereka
berangkat secara bergelombang kelompok demi kelompok dalam kurun
waktu sekitar kurang lebih 2000 tahun. Karena tidak bersamaan
meninggalkan tanah asalnya itu maka kelompok-kelompok tersebut tiba
di tempat yang berlainan atau dipulau yang berbeda di Nusantara.
Walau pada mulanya mereka serumpun bangsa dan bahasanya
yang sama, tapi lama-kelamaan pemisahan Geografis menyebabkan
terjadinya perbedaan yang makin membesar. Pembauran dengan
kelompok-kelompok berbeda (bangsa Deotero Melayu) yang datang

1. Read more: http://www.lontarmadura.com/asal-usul-leluhur-orang-madur


a/#ixzz55Y9S5DvZ
1
IAIN Madura
Wajah-wajah Masjid di Madura

belakangan ternyata mempertajam perbedaan karena pemisahan itu.


Sesudah beberapa abad berlaku maka terjadilah suku-suku bangsa yang
pluralis seperti yang terlihat sekarang di kepulauan Indonesia ini.
Namun demikian masih dapat dilihat dari budaya dan adat
istiadatnya bisa disaksikan bahwa masih adanya persamaan mendasar di
antara mereka. Misalnya kesamaan dalam cara menamakan benda-benda
umum (padi, pandan, ubi, udang, hujan, batu) di sekelilingnya, atau
dalam model penyebutan nama seseorang berdasarkan nama anak
sulungnya. Kesamaan substansi pun dapat di jumpai pada penggunaan
kata bantu (ekor, batang, lembar, buah) dalam menghitung sesuatu.
Kemudian mereka memiliki kesamaan dalam kesukaannya
dalam mengkonsumsi ikan kering yang diasinkan dan dibusukkan
(terasi, petis) atau makanan yang ditapaikan. Semuanya juga ternyata
sama-sama memiliki kesamaan senang mengadu ayam. Begitu pula
warna kulit, bentuk muka, perawakan badan serta sifat fisik serta tubuh
lainnya memang menunjukkan bahwa orang-orang Nusantara itu berasal
dari rumpun bangsa yang sama.
Salah satu kelompok bangsa yang pindah mengarungi laut itu
terdampar ke suatu pulau kecil yang terletak di utara, ujung timur pulau
Jawa. Para pendatang ini lalu menetap di sana untuk kemudian menjadi
nenek moyang bangsa Madura. jadi nenek moyang kita atau leluhur
orang Madura. Seperti bangsa Piah, Campa dan Jai di Kocin Cina
mereka mengacu pada apai dengan mana apoy, menyebut istrinya
dengan sebutan bine dan memakai kata ella untuk menyatakan sudah2.

B. Proses Islamisasi di Madura


Dalam sejarah Pendidikan Islam bahwa agama Islam masuk dan
perkembangnya di Madura tidak bisa dilepaskan dari peranan
penyebaran agama Islam di Jawa Timur, yakni di Gresik dan Surabaya.
Kota-kota tersebut dikenal sebagai kota pantai yang ramai kegiatan
perdagangannya. Para pedagang dari kota-kota pantai itulah yang
menyebarkan Islam sampai ke kota-kota lainnya di sepanjang pantai
utara Jawa Timur seperti Tuban, Sedayu, Pasuruan, Besuki, Probolinggo

2. ```Read more: http://www.lontarmadura.com/asal-usul-leluhur-orang-madur


a/#ixzz55Y9S5DvZ
2
IAIN Madura
Wajah-wajah Masjid di Madura

bahkan menyeberang ke Madura yaitu Sampang, Pamekasan dan


Sumenep. Persebaran agama Islam di Madura3, selain melalui jalur
perdagangan, juga tidak terlepas dari peranan para wali yaitu Sunan
Ampel dan Sunan Giri yang mengutus murid-muridnya ke Madura.
Islam pertama-tama disebarkan di pantai selatan kota Sumenep pada
sekitar abad ke-15M.
Keyakinan akan kepercayaan baru tersebut mulanya disebarkan
di daerah pesisir pantai yang merupakan tempat perdagangan. Sumenep
merupakan kawasan perdagangan yang paling ramai di Madura karena
Kota Sumenep merupakan pusat pemerintahan kerajaan di Madura.
Oleh karena itu, di Sumenep Islam tumbuh lebih pesat dibandingkan
dengan daerah/kota lain di Madura bagian barat dan Pamekasan.

3. Read more: http://www.lontarmadura.com/asal-usul-leluhur-orang-madur


a/#ixzz55Y9S5DvZ
3

Anda mungkin juga menyukai