Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS FARMASI II

(Analisis Paracetamol)

OLEH

NAMA : Ariyanto H. Rudu

NIM :164111035

KELAS :Farmasi B

SEMESTER :VI (Enam)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan penyertaan-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Analisis Paracetamol” dengan baik dan tepat
pada waktunya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar pada pembuatan
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memperluas
wawasan dan pemahaman mengenai, Analisis Paracetamol.

Kupang, April 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3


A. kromatografi ...................................................................................................... 3
B. Keunggulan dan Kelemahan metode kromatografi .......................................... 3
C. Cara penetapan kadar Paracetamol secara kromatografi .................................. 4
D. elektroforesis kapiler ......................................................................................... 4
E. Keunggulan dan Kelemahan metode elektroforesis kapiler ............................. 6
F. Cara penetapan kadar Paracetamol secara elektroforesis kapiler ..................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

gugus parasetamol.

Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan turunan para


aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol
merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol
mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada
efek iritasi lambung, gangguan pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa. Di
Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan asam salisilat (Gunawan et al, 2007). Namun penggunaan dosis tinggi dalam
waktu lama dapat menimbulkan efek samping methemoglobin dan hepatotoksik
(Siswandono & Soekardjo, 1995).
Pada makalah ini akan membahas tentang metode-metode yang digunakan dalam
menentukan kadar parasetamol. metode-metode yang digunakan adalah kromatografi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu metode kromatografi?
2. Apa keunggulan dan kelemahan dari metode kromatografi.?
3. Bagaimana cara penetapan kadar Paracetamol menggunakan metode kromatografi.?
4. Apa itu metode elektroforesis kapiler ?
5. Apa keunggulan dan kelemahan dari metode elektroforesis kapiler?
6. Bagaimana cara penetapan kadar Paracetamol menggunakan metode elektroforesis
kapiler?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu metode kromatografi.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari metode kromatografi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara penetapan kadar Paracetamol menggunakan metode
kromatografi.
4. Untuk mengetahui apa itu metode elektroforesis kapiler.
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari metode elektroforesis kapiler.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara penetapan kadar Paracetamol menggunakan metode
elektroforesis kapiler.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi metode kromatografi


Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul)yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan
berdasarkan pergerakan pada kolom. Kromatografi digunakan untuk memisahkan
campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk
kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi
memiliki fase diam(berupa padatan atau cairan yang didukung pada
padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan
membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-
komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.
Dalam sediaan farmasi, biasanya ketika melakukan pengujian banyak bahan obat
yang akan bercampur dengan bahan obat lain sehingga membutuhkan teknik
pemisahan,misal dengan Kromatografi Lapis Tipis ( KLT), Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT), dan diikuti dengan kuantifikasinya untuk menentukan berapa
kadar masing-masing bahan obat dalam sediaan farmasi.
a. Kromatografi lapis tipis (KLT)
Adalah suatu tenknik yang sangat canggih untuk identifikasi senyawa dan
untuk menentukan adanya pengotor minor. Metode ini adalah salah satu
teknikkromatografi yang paling awal, tersedia sangat banyak uji ber-basis
KLT.selain itu, KLT dapat mendeteki hampir semua senyawa, bahkan beberapa
senyawa organik. Setelah KLT, seluruh kromatogram dapat di lihat sehingga
tidak ada keraguan apakah komponen dalam sampal dapat terelusi dari sistem
kromatografi atau tidak, seperti halnya pada KCTT, KG, dan bahkan
elektroforesis kapiler. Kecanggihan penerapan teknik ini di sebabkan oleh

3
banyaknya pilihan fase diam fase garak dan berbagai mavcam reagen semprot
yang di gunakan untuk menampakkan kromatogram tersebut.
Prinsip Kerja kromatografi lapis tipis (KLT)
Suatu analit bergerak naik atau melintasi lapisan fase diam (paling umum di gunakan
silika gel), di bawah pengaruh fase gerak (biasanya campuran pelarut organik), yang
bergerak melalui fase dian oleh kerja kapiler. Jarak pemindahan oleh analit tersebut di
tentukan oleh afinitas relatifnya untuk fase diam terhadap fase gerak.

A. Keunggulan dan Kelemahan metode kromatografi lapis tipis


 Keunggulan
- Deteksi melalui reaksi kimiadengan menggunakan reagen penampak dapat di
lakukan, yang berarti kurang lebih setiap jenis senyawa dapat di deteksi jika
menggunakan reagen deteksi yang sesuai.
- Bagus dan murah.
- Cocok untuk senyawa yang sulit di analisis dengan metode kromatografi lain.
 Kelemahan
- Hanya maerupakan langkah awal untuk menentukan pelarut yang cocok dengan
pada kromatografi kolom.
- Noda yang terbentukbelum tentu senyawa murni.
B. Cara penetapan kadar Paracetamol kromatografi lapis tipis
Parasetamol dianalisis kadarnya dengan menggunakan kromatografi lapis tipis karena
Parasetamol merupakan derivat aminofenol yang mempunyai aktivitas analgesik dan
antipiretik.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan satu dari banyak teknik kromatografi yang
sering digunakan untuk menganalisis bahan analgesik.
Dasar pemisahan pada KLT adalah perbedaan kecepetan migrasi diantar fasedian yang
berupa padatan (alumina, silika gel, atau selulosa) dan fase gerak yang merupakan campuran
solven (eluen) yang juga dikenal dengan istilah pelarut pengembang campur. KLT
menggunakan parameter karakteristik faktor retardasi (Rf) untuk menganalisis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Nilai Rf merupakan parameter karakteristik suatu senyawa
sehingga secara kualitatif senyawa dapat diidentifikasi dari nilai Rf (Fatah, 1987).

4
C. Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
KCKT merupakan metode kromatografi cair yang paling banyak digunakan dalam
analisis suatu senyawa, karena kompatibel untuk sebagian besar senyawa terutama senyawa
dalam campuran yang konsentrasinya kecil dan tekanan uapnya rendah (Christinopa 2010).
Menurut Khopkar (2003), penggunaan KCKT efisien, sangat selektif, memerlukan contoh
dalam jumlah sedikit, serta dapat digunakan dalam analisis kuantitatif. Analisis didasarkan
pada waktu retensi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan zat terlarut dari
permulaan kolom sampai detektor.

D. Keunggulan dan Kelemahan metode Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)


 Keunggulan
- KCKT merupakan teknik kromatografi yang perkembangannya tampak paling
intensif beberapa tahun belakangan, memberikan perbaikan pada pengendalian
kolom, detektor, dan piranti lunak.
- Keragaman kolom dan detektor berarti bahwa selektivitas metode tersebut dapat
disesuaikan dengan mudah.
- Dibandingkan dengan KG, terdapat risiko penguraian sampel yang lebih kecil karena
pemanasan bukan meruupakan syarat dalam proses kromatografi.
- Mudah diotomatisasi.
 Kelemahan
- Masih di butuhkan detektor yang terandalkan dan tidak mahal yang dapat memantau
senyawa-senyawa yang tidak memiliki kromofer
- Obat-obat harus di ekstraksi dari formulanya sebelum di analisis
- Terbentuknya buangan pelarut organik dalam jumlah besar.

5
E. Cara penetapan kadar Paracetamol secara KCKT
Kromatogarfi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan
dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom, sistem
pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam sehingga mampu
menganalisa berbagai cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen
tunggal maupun campuran (Depkes RI, 1995).

F. Metode elektroforesis kapiler


Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan
asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi yang dilakukan
pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai digunakan secara luas pada akhir tahun
1940 untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan
analisis farmasi. Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat
dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini
dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta
konsentrasi sampel. Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros
listrik karena menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Elektroforesis kapiler (CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis kapiler, dapat
digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan kekuatan dan
radius hidrodinamika. Elektroforesis , bermuatan listrik bergerak analit dalam konduktif
cairan menengah bawah pengaruh suatu medan listrik . Diperkenalkan pada tahun 1960-an,
teknik elektroforesis kapiler (CE) dirancang untuk spesies terpisah berdasarkan ukuran
mereka untuk mengisi rasio dalam interior sebuah kapiler kecil penuh dengan elektrolit.

G. Keunggulan dan Kelemahan metode elektroforesis kapiler


 Keunggulan
- Dapat digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan
kekuatan dan radius hidrodinamika.
- Memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik Kekurangan Elektroforesis Kapiler

6
 Kekurangan
- Boros listrik karena menggunakan tegangan tinggi Harga alat mahal.

H. Cara penetapan kadar Paracetamol secara elektroforesis kapiler


yaitu memisahkan protein berdasarkan berat molekul dengan menggunakan matriks
penyangga akrilamid. Protein terseparasi dalam medan listrik dilanjutkan dengan pewarnaan,
penghilangan warna dan pembilasan gel. Pembacaan berat molekul dapat dilakukan dengan
melihat pita yang terbentuk oleh marker.

7
BAB III
PENUTUP

G. Kesimpulan
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul)yang berada pada larutan,ada 3 jenis kromatografi yaitu : KLT dan KCKT.
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tenknik yang sangat canggih untuk
identifikasi senyawa dan untuk menentukan adanya pengotor minor. Metode ini adalah
salah satu teknikkromatografi yang paling awal, tersedia sangat banyak uji ber-basis
KLT.
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan metode kromatografi cair
yang paling banyak digunakan dalam analisis suatu senyawa, karena kompatibel untuk
sebagian besar senyawa terutama senyawa dalam campuran yang konsentrasinya kecil
dan tekanan uapnya rendah (Christinopa 2010).
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi
tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai digunakan secara
luas pada akhir tahun 1940 untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti bioteknologi,
kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.

H. Saran
Demikian makalah ini disusun, tentunya masih banyak kekurangan baik dalam segi isi
atau penyampaiannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. Sudjadi,Apt.,MS,.PhD. Dr. Abdul Rohman. 2012. analisis farmasi. Cealaban timur
UH III/548 Yogyakarta 55167;pustaka belajar

Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khopkar, S.M. (2003). Kimia Analitis. Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai