Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Kecepatan Angin dan Windrose


Data angin dibutuhkan untuk menentukan distribusi arah angin dan
kecepatan angin yang terjadi di lokasi pengamatan. Data angin yang digunakan
adalah data angin tahun 2006 – 2015 yang berasal dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Kediri, Lombok Barat, NTB. Di
bawah ini ditampilkan hasil perhitungan dari data angin selama 10 tahun beserta
gambar windrose. Untuk mendapatkan windrose digunakan software Grapher
Demo 9. Dapat dilihat pada tabel 5.1 dan gambar 5.1.

Tabel 5.1. Data kejadian angin di Pulau Lombok tahun 2006 – 2015 (knot).
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni July Agustus September Oktober November Desember

2006 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 5 5

2007 5 4 6 4 4 5 4 6 5 4 3 4

2008 4 6 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3

2009 4 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 4

2010 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4

2011 6 5 5 5 5 5 6 6 6 6 5 5

2012 7 5 7 5 6 6 7 7 6 6 5 4

2013 5 6 4 3 3 2 6 6 6 4 4 2

2014 3 3 2 2 1 1 1 4 5 6 5 5

2015 7 5 6 5 5 6 5 7 8 7 6 5

Rata-rata 4,8 4,6 4,3 3,9 3,7 4,1 4,8 5,5 5,4 5,0 4,5 4,1

Arah B B B B Tg Tg Tg Tg S S S B

Maksimal 7 6 7 5 6 6 7 7 8 7 5 5

Minimal 3 3 2 2 1 1 1 4 4 4 3 2

27
Sumber : software Grapher Demo 9

Gambar 5.1. Windrose dari data angin selama 10 tahun.

B. Fetch
Fetch efektif digunakan dalam grafik peramalan gelombang untuk
mengetahui tinggi, periode dan durasi gelombang. Perhitungan panjang fetch
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.2. Fetch

28
Tabel 5.2. Perhitungan fetch rerata efektif
α Cos α Xi (km) Xi Cos α

42 0,7431 200 148,62

36 0,8090 200 161,8

30 0,8660 200 173,2

24 0,9135 44,640 40,78

18 0,9511 47,224 44,91

12 0,9781 51,067 49,95

6 0,9945 62,091 61,75

0 0 78,399 78,40

6 0,9945 89,717 89,22

12 0,9781 55,675 54,45

18 0,9511 54,262 51,61

24 0,9135 54,839 50,1

30 0,8660 200 173,2

36 0,8090 200 161,8

42 0,7431 200 148,62

Jumlah 12,5106 1488,41

Feff =

C. Gelombang
Tinggi dan periode gelombang dapat dihitung dengan menggunakan grafik
peramalan gelombang setelah fetch rerata efektif dan kecepatan angin diketahui.
Berikut merupakan langkah-langkah perhitungan gelombang :

1. Mencari kecepatan dan arah angin maksimal dari arah angin tahun
2006-2015 yang dapat menimbulkan gelombang.
Contoh : September 2015 arah angin 180º dengan kecepatan angin 8
knot.
2. Konversi kecepatan angin menjadi m/dt (1 knot = 0,514 m/dt).
Contoh : 8 knot = 4,112 m/dt.

29
3. Dihitung kecepatan angin di laut dengan menggunakan grafik
hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat.

Gambar 5.3. Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat.

Dari grafik diatas di dapat nilai RL= 1,45

UW = UL x R L

= 4,112 x 1,45

= 5,9624

4. Menghitung nilai UA

UA = 0,71 x UW1,23

= 0,71 x 5,9624

= 6,3830 m/dt

5. Dari nilai UA dan fetch, tinggi dan periode gelombang dapat dicari
dengan menggunakan grafik peramalan gelombang.

30
Gambar 5.4. Grafik peramalan tinggi gelombang (H)

31
Gambar 5.5. Grafik peramalan periode gelombang (T)

32
UA = 6,3830 m/dt

Fetch = 118,971 km

Maka dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode


gelombang sebagai berikut :

Tinggi gelombang (H) = 1,1 m

Periode gelombang (T) = 5,25 detik

6. Tinggi dan periode gelombang signifikan


Data yang dibutuhkan untuk menentukan periode dan tinggi
gelombang signifikan yaitu data kecepatan angin selama 10 tahun (2006 –
2015).

Tabel 5.3. Tinggi dan periode gelombang signifikan per tahun


Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

H 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,85 m 0,75m 0,75 m 1,1 m

T 4d 4d 4d 4d 4d 4d 5d 4d 4d 5,25 d

D. Perkiraan Gelombang Dengan Periode Ulang

Metode Fisher-Tippett Type I

Perhitungan gelombang dengan periode ulang terdapat pada tabel 5.4.


Dalam tabel tersebut kolom 1 adalah nomor urut m, sedangkan nomor 2 adalah
data gelombang yang diurutkan dari besar ke kecil sesuai dengan kolom 1. Kolom
3 adalah nilai P (Hs≤Hsm) yang dihitung dengan persamaan (3.8). Kolom 4 adalah
nilai ym yang dihitung dengan persamaan (3.9.a). Kolom 5 dan 6 adalah nilai-nilai
yang digunakan untuk analisis regresi linier guna menghitung parameter ̂ dan ̂ .
Kolom 7 digunakan untuk menghitung deviasi standar gelombang signifikan
( Hs). Kolom 8 adalah perkiraan tinggi gelombang yang dihitung dengan
persamaan regresi linier yang dihasilkan, yaitu Hsm = ̂ ym + ̂ . Kolom 9 adalah
perbedaan antara Hsm dan ̂ sm perkiraan, yaitu Hsm - ̂ sm.

33
Tabel 5.4. Perhitungan gelombang dengan periode ulang
No.Urut m Hsm P Ym Hsmym Ym2 (Hsm-Hr)2 ̂ sm Hsm - ̂ sm

1 1,1 0,9446 2,8648 3,1513 8,2070 0,0930 0,4642 0,6358

2 0,85 0,8458 1,7870 1,5189 3,1934 0,0030 0,3242 0,5258

3 0,75 0,7470 1,2321 0,9240 1,5180 0,0020 0,2520 0,495

4 0,75 0,6482 0,8357 0,6267 0,6983 0,0020 0,2005 0,5495

5 0,75 0,5496 0,5126 0,3844 0,2627 0,0020 0,1585 0,5915

6 0,75 0,4506 0,2266 0,3380 0,0513 0,0020 0,1213 0,6287

7 0,75 0,3518 -0,0437 -0,0328 -0,0020 0,0020 0,0862 0,6638

8 0,75 0,2530 -0,3180 -0,2385 -0,1011 0,0020 0,0505 0,6995

9 0,75 0,1541 -0,6260 -0,4695 -0,626 0,0020 0,0105 0,7395

10 0,75 0,0553 -1,0630 -0,7972 -1,1300 0,0020 -0,0463 0,7963

Jumlah 7,95 5 5,4081 5,4053 12,0716 0,112

Dari data yang diberikan dalam tabel diatas, didapat beberapa parameter sebagai
berikut :

N = 10

NT = 10

Hsm = 0,795

ym = 0,54081

Deviasi standar data tinggi gelombang signifikan :

[ ∑ ̅̅̅̅̅̅ ]1/2

34
Dari beberapa nilai tersebut selanjutnya dihitung parameter ̂ dan ̂
berdasar data Hsm seperti terlihat dalam kolom 2 dan 4 dengan menggunakan
persamaan berikut :

Hsm = ̂ ym + ̂

dengan :

̂ ̅ ̂

Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Hsm = 0,1300 ym + 0,0919

Selanjutnya hitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa


periode ulang dilakukan dalam tabel 5.5 (persamaan 3.10).

Untuk menetapkan interval keyakinan digunakan persamaan 3.11., 3.12.,


dan 3.13. Dengan menggunakan koefisien seperti diberikan pada
tabel (3.1).

Tabel 5.5. Gelombang dengan periode ulang tertentu.


Periode Yr (tahun) Hsr (m) Hs – Hs+
ulang (pers.3.10.a) (pers. (pers.3.11) (pers.3.13) 1,28 1,28
(tahun) 3.10) (m) (m)

2 0,3665 0,1395 0,6238 0,00004 0,1394 0,1395

4 1,2459 0,2538 0,8756 0,00006 0,2537 0,2538

10 2,2504 0,3844 1,1781 0,00008 0,3842 0,3845

20 2,9702 0,4780 1,3993 0,00009 0,4778 0,4781

40 3,6762 0,5698 1,6181 0,00011 0,5696 0,5699

60 4,0860 0,6230 1,7456 0,00012 0,6228 0,6231

80 4,3757 0,6607 1,8361 0,00013 0,6605 0,6608

100 4,6001 0,6899 1,9062 0,00013 0,6897 0,6900

35
Contoh : cara menghitung Hsr

Hsr = ̂ yr + ̂

dengan :

̂ ̅ ̂

Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Hsr = 0,1300 yr + 0,0919

Untuk periode ulang 2 tahun :

Hsr = 0,1300 x 0,3665 + 0,0919 = 0,1395 m

E. Pembahasan
1. Data Angin dan Windrose
Berdasarkan dari data angin yang di dapat dari stasiun BMKG untuk kurun
waktu 10 tahun (2006 – 2015), diketahui bahwa distribusi arah angin dominan
yaitu ke arah Barat dengan kecepatan rata-rata 4,34 knot. Sedangkan kecepatan
angin dominan dengan rata-rata 4,97 knot terjadi di Selatan.

Dari data angin yang di dapat, selanjutnya data tersebut dimasukan ke


software Grapher Demo 9 untuk mengetahui pola persebaran angin dan berapa
persen yang dihasilkan oleh setiap arah angin tersebut. Dan didapat hasil yaitu
arah Barat sebesar 45%, arah Tenggara sebesar 35%, dan arah Selatan sebesar
25%.

2. Fetch
Untuk mendapatkan fetch efektif dari Pulau Lombok ke Pulau Bali
menggunakan software AutoCad dengan menggambar kipas fetch dari base point
perairan Pantai Ampenan (Lombok). Kipas terdiri dari 9 jari-jari dengan selang
sudut diantaranya sebesar 6º. Setelah itu menghitung panjang jari-jari dari titik

36
awal sampai titik dimana masing-masing jari-jari memotong daratan untuk
pertama kalinya (Xi).

Menghitung cosinus sudut masing-masing jari-jari terhadap sumbu utama


(=cos α1). Dan didapatkan hasil berupa fetch efektif dengan jarak jangkauan
118,971 KM. Dari hasil fetch tersebut digunakan untuk peramalan gelombang
dengan menggunakan grafik peramalan gelombang.

3. Gelombang
Berdasarkan pengolahan data angin, didapat tinggi dan periode gelombang
di perairan Pantai Ampenan dengan ketinggian gelombang (H) 1,1 meter dan juga
periode gelombang (T) 5,25 detik.

Berdasarkan gaya pembangkit gelombang yang terbentuk di lokasi


penelitian, dikategorikan sebagai gelombang yang dibangkitkan oleh angin karena
memiliki periode gelombang antara 4 – 5,25 detik di dapat dari pengukuran
gelombang secara signifikan per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
gelombang yang terbentuk di perairan Pantai Ampenan, karakteristiknya sangat
dipengaruhi oleh angin. Pernyataan ini diperkuat oleh Munk (1951) bahwa
gelombang yang dibangkitkan oleh angin mempunyai periode gelombang 1 – 10
detik.

4. Perkiraan gelombang dengan periode ulang


Penentuan gelombang dengan periode ulang di perairan Pantai Ampenan
menggunakan data gelombang signifikan hasil peramalan (2006 – 2015)
berdasarkan metode Gumbel (Fisher-Tippett Type I). Periode ulang yang
digunakan adalah 2, 4, 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 tahun. Menghasilkan nilai Hsr
untuk setiap kala ulang dengan besaran masing-masing adalah 0,1395 m, 0,2538
m, 0,3844 m, 0,4780 m, 0,5698 m, 0,6230 m, 0,6607 m, 0,6899 m dengan interval
keyakinan sebesar 1.28.

5. Pemilihan jenis dan kala ulang gelombang


Bangunan yang terdapat di Pantai Ampenan adalah seawall dan revetment.
Struktur tersebut memiliki kala ulang 10 – 50 tahun (tabel 3.5) dengan jenis
gelombang untuk revetment Hs dan seawall H0,01 – Hmaks.

37
38

Anda mungkin juga menyukai