Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia kerja, para lulusan

universitas dituntut untuk memiliki keahlian di suatu bidang pekerjaan. Tidak

dapat dipungkiri bahwa sering terjadi pekerjaan yang dimiliki tidak sesuai

dengan latar belakang pendidikan yang telah ditempuh di bangku kuliah. Hal

ini memunculkan tantangan tersendiri. Kemampuan beradaptasi dan mampu

memelajari sesuatu yang baru harus dimiliki sebagai bekal di era informasi

abad dua puluh satu ini.

Pembekalan kemampuan sesuai yang telah diuraikan di atas juga

termasuk tanggung jawab dari institusi pendidikan tinggi. Perubahan status

yang terjadi pada IKIP PGRI Madiun menjadi Universitas PGRI Madiun

membuka jenis kerjasama yang baru. Pelebaran sayap kerjasama tersebut

meliputi beberapa dinas yang ada di lingkungan pemerintahan Kota Madiun.

Salah satunya adalah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kota Madiun.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun

merupakan badan daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di

bidang kebudayaan, pariwisata, kepemudaan dan olah raga, yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi


2

dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Walikota Madiun Nomor 33 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun adalah melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kebudayaan,

pariwisata, kepemudaan dan olahraga.

Bidang pariwisata memiliki tugas untuk memajukan dan

mengembangkan sektor pariwisata di Kota Madiun. Hal ini sejalan dengan

tujuan menjadikan Kota Madiun sebagai pusat pariwisata di Jawa Timur

Bidang barat. Pokok sasaran yang dituju oleh Bidang Pariwisata adalah tiga

potensi wisata, yaitu: kuliner, belanja, dan pendidikan.

Dalam kaitan wisata kuliner, Bidang Pariwisata memiliki tugas untuk

mengenalkan berbagai jenis kuliner yang ada di Kota Madiun. Berbekal data

tentang jenis kuliner apa saja yang ada di Kota Madiun, Bidang Pariwisata

mempromosikannya kepada khalayak untuk membelinya. Bidang ini juga

menyusun kegiatan yang tujuannya semakin mengenalkan masyarakat Kota

Madiun dengan aneka kuliner yang ada di kotanya, salah satu kegiatan

tersebut adalah Festival Makanan Khas yang dihadiri oleh beberapa ahli

masak dan kuliner. Acara tersebut ditujukan kepada segenap masyarakat Kota
3

Madiun khususnya mereka yang berpotensi menjadi seorang investor, baik

dari dalam maupun luar negeri. Setelah masyarakat menjadi familiar dengan

beragam jenis kuliner yang ada di Kota Madiun, selanjutnya potensi wisata

belanjalah yang menjadi target.

Wisata belanja adalah kegiatan wisata dengan melakukan pembelian

barang dalam jumlah besar. Dengan mengenalkan potensi ini, penyerapan

tenaga kerja akan terjadi. Hal ini disebabkan tingginya minat masyarakat

untuk membeli sesuatu yang belum mereka miliki. Tingginya keinginan

tersebut seiring dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomi dan

munculnya kelas menengah-kelas menengah baru. Apabila pertumbuhan

tersebut mampu ditangkap dengan baik oleh semua pihak terkait, maka

pertumbuhan ekonomi di daerah pun dipercaya akan meningkat. Tentunya,

perkembangan di atas juga berpengaruh baik terhadap perkembangan

pendidikan di Kota Madiun.

Bukti semakin meningkatnya pendidikan di Kota Madiun adalah

dibentuknya banyak pusat-pusat pendidikan baik universitas, sekolah tinggi,

dan institut. Perkembangan itu menunjukkan prospek cerah pendidikan di

Kota Madiun. Hasil yang dirasakan tidak hanya untuk kalangan akademis,

namun juga masyarakat pada umumnya. Karena dengan meningkatnya

tempat-tempat pendidikan berupa kampus beserta asrama tempat tinggal para

mahasiswa, juga akan mendorong dibukanya rumah-rumah kos dan warung-

warung makan.
4

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari sebuah kegiatan magang adalah melatih para mahasiswa

menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Magang merupakan ajang untuk

mempraktikkan semua ilmu yang telah didapatkan selama duduk di bangku

kuliah. Tidak dipungkiri bahwa seringkali tempat magang bertolak belakang

dengan latar belakang ilmu yang dipelajari.

Jika dilihat secara sekilas, mahasiswa dengan latar belakang pendidikan

tentu sangat pas apabila ditempatkan di dalam sebuah sekolah. Sekolah

tersebut akan menuntut mahasiswa mempraktikkan segenap kemampuan yang

telah didapatkan selama menempuh perkuliahan. Termasuk diantaranya

bagaimana menyusun sebuah rencana pembelajaran yang terangkum dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat jurnal mengajar,

membuat program semester dan program tahunan serta mengatur jalannya

proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Namun, apa yang dijumpai di tempat magang sesungguhnya tidak sesuai

dengan spesifikasi yang dimiliki oleh mahasiswa. Terlebih yang berkaitan

dengan administrasi daerah yang mengurusi persoalan kepegawaian maupun

tentang kegiatan sebuah bidang di instansi pemerintahan. Hal tersebut justru

melatih mahasiswa menjadi pribadi yang sanggup beradaptasi terhadap

lingkungan kerja.

Proses pembentukan mahasiswa pembelajar inilah sebenarnya manfaat

dari kegiatan magang. Menyadari betapa ketat persaingan yang ada dewasa

ini, tidak menyediakan ruang bagi mereka yang lamban. Semakin sempitnya
5

lapangan pekerjaan yang disediakan sektor formal mengharuskan mahasiswa

belajar untuk terus menjadi pribadi yang siap beradaptasi dengan lingkungan

kerja yang dihadapi.

Kemampuan untuk beradaptasi ini tentu tidak serta merta didapatkan.

Perlu adanya usaha untuk mewujudkannya. Memang tidak semua ilmu

tentang pendidikan dapat diaplikasikan ke dalam pekerjaan di Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga. Namun pengalaman

yang didapat selama melaksanakan program magang di sana begitu berharga.

C. Target dan Sasaran Kegiatan

Target dari kegiatan magang ini adalah kemampuan mahasiswa untuk

menghadapi suasana dan tantangan dunia kerja secara nyata. Harus dipahami

secara jelas bahwa kedepan tantangan dan persaingan dalam mendapatkan

pekerjaan tidak semakin mudah namun sebaliknya. Ketimpangan jumlah

antara para pencari dan ketersediaan lapangan kerja turut menjadi

penyebabnya. Maka, setelah diadakan program magang ini, diharapkan

masalah dan tantangan yang dijelaskan di atas dapat dihadapi dengan sebaik-

baiknya.

Sasaran kegiatan magang ini adalah para mahasiswa semester delapan

yang ada di Universitas PGRI Madiun. Pada semester ini, diharapkan para

mahasiswa tersebut semakin terasah jiwanya di dalam menghadapi

lingkungan yang jauh berbeda dengan lingkungan kampus yang selama ini

mereka hadapi.
6

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Program magang ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Maret s/d 27 April

2017. Tempat pelaksanaan magang yaitu Dinas Kebudayaan, Pariwisata,

Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun.

E. Program Kegiatan

Program yang dilaksanakan dalam kegiatan magang ini sepenuhnya

berkaitan dengan program yang telah dimiliki oleh masing-masing bidang di

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun.

Program-program tersebut mengacu pada aturan pemerintah daerah yang

diatur dalam undang-undang. Kesemuanya telah dirancang sedemikian rupa

agar pelaksanaannya berjalan dengan baik dan lancar.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini, penjelasan akan berfokus pada pengertian dan pemahaman

tentang pariwisata. Hal ini sejalan dengan Bidang Pariwisata pada Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun yang

merupakan tempat magang penulis. Keterangan-keterangan yang akan

disampaikan akan dijelaskan sesuai dengan referensi yang sesuai. Keterangan

tentang pariwisata akan disajikan melalui penjelasan secara umum yang kemudian

akan mengerucut menjadi penjelasan yang lebih spesifik. Kesemuanya mengacu

pada judul laporan yang juga menyinggung tentang hubungan pariwisata dengan

peningkatan ekonomi di Kota Madiun.

A. Pariwisata

Berdasar UU No.10 Tahun 2009, definisi wisata adalah kegiatan

perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara.

Kegiatan mengunjungi suatu tempat dengan tujuan rekreasi adalah hal

yang umum dilakukan oleh masyarakat. Setelah melakukan rutinitas dalam

pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, seseorang akan dengan sengaja

melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk menghibur dirinya. Hal

tersebut dilakukan juga untuk mencegah kejenuhan yang akan mempengaruhi


8

hasil kerja. Apabila kejenuhan terjadi sehingga menyebabkan hasil kerja tidak

mencapai target yang dikehendaki, maka kerugian tidak hanya menimpa yang

bersangkutan namun juga kepada perusahaan atau instansi terkait tempat

seseorang bekerja. Pun demikian, tujuan seseorang berwisata juga tidak

melulu mencari hiburan belaka. Dalam proses pengembangan diri, seringkali

berwisata menjadi hal yang perlu dilakukan.

Beberapa hal dapat dijumpai ketika seseorang melakukan kegiatan wisata

untuk melakukan pengembangan diri, salah satunya adalah menemukan nilai

tambah. Pengembangan diri adalah usaha seseorang untuk melakukan

perubahan atas dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga, orang

tersebut selalu berusaha untuk menemukan nilai tambah dari perjalanan

wisata yang dia lakukan.

Selain dua hal di atas, tujuan diadakannya wisata adalah untuk

mempelajari keunikan daerah wisata. Keunikan tersebut tercermin pada setiap

daerah wisata, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing

tempat. Tentunya juga terdapat perbedaan diantara tempat-tempat wisata

tersebut dikarenakan perbedaan geografis dan tingkat daya beli masyarakat.

Ada tempat wisata yang mengandalkan alam sebagai tujuan. Ada pula tempat

wisata yang berupa pusat perbelanjaan dan pusat permainan dengan wahana-

wahana yang membuat orang senang. Bahkan di suatu daerah terdapat tempat

wisata yang menawarkan pengalaman langsung seperti bercocok tanam di

sawah dan memerah susu sapi.


9

Sejalan dengan pengertian di atas, maka Bidang Pariwisata yang ada di

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga terus berusaha

untuk memaksimalkan potensi Kota Madiun agar selaras dengan misi

menjadikan Kota Madiun sebagai pusat wisata yang ada di Jawa Timur

Bidang barat. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan untuk mendongkrak

potensi ekonomi yang dimiliki Kota Madiun di sisi pariwisata.


10

BAB III

HASIL KEGIATAN MAGANG

A. Data dan Fakta

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun

merupakan badan daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di

bidang kebudayaan, pariwisata, kepemudaan dan olah raga, yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Walikota Madiun Nomor 33 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun adalah melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kebudayaan,

pariwisata, kepemudaan dan olahraga. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kota Madiun mempunyai fungsi:


11

1. Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan

kebudayaan, pariwisata, kepemudaan dan olahraga sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kebudayaan, pariwisata, kepemudaan dan olah raga;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan, pariwisata,

kepemudaan dan olah raga; dan

4. pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh

Walikota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, susunan organisasi

pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota

Madiun terdiri atas:

1. Kepala Badan.

2. Sekretariat yang terdiri atas:

- Sub Bidang Umum dan Keuangan.

- Sub Bidang Perencanaan dan Kepegawaian.

3. Bidang Kebudayaan yang terdiri atas:

- Seksi Pengelolaan Kebudayaan dan Kesenian.

- Seksi Pembinaan Sejarah, Nilai-Nilai Tradisional dan Cagar

Budaya.
12

4. Bidang Pariwisata yang terdiri atas:

- Seksi Pengelolaan Kepariwisataan.

- Seksi Pemasaran dan Peningkatan Kapasitas Kepariwisataan.

5. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga yang terdiri atas

- Seksi Kepemudaan.

- Seksi Keolahragaan.

Tugas dan Fungsi masing-masing bidang adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan pelayanan

administrasi kepada semua unsur di lingkungan dinas meliputi

pengelolaan administrasi umum, keuangan, perencanaan, kepegawaian

dan rumah tangga. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program

kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sekretariat;

b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program kegiatan dan

penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu dan tugas

pelayanan administratif;

c. Pengelolaan administrasi umum, rumah tangga, dan perlengkapan;

d. Pengelolaan urusan kehumasan dan keprotokolan di lingkungan

dinas;

e. Pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian di

lingkungan dinas;
13

f. Pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai

di lingkungan dinas; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh

Kepala Dinas.

Sekretariat terdiri dari:

1) Sub Bidang Umum dan Keuangan mempunyai tugas: melakukan

penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan tugas-

tugas pada Sub Bidang Umum dan Keuangan;

a. Melakukan urusan surat-menyurat dan tata kearsipan;

b. Melakukan urusan rumah tangga dan keamanan kantor;

c. Melakukan urusan kehumasan, protokoler, upacara dan rapat

dinas;

d. Melakukan urusan pengendalian tata usaha pengadaan,

penyimpanan, pendistribusian, pengadministrasian dan

perawatan barang-barang inventaris dinas sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan

pertanggungjawaban keuangan;

f. Melaksanakan administrasi dan pembayaran gaji pegawai;

g. Mengkoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk

keperluan penyusunan dokumen yang memuat pendapatan,

belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar


14

pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran serta

perubahannya di lingkungan Dinas; dan

h. Melaksanakan tugas lain yang bersifat kedinasan yang

diberikan oleh Sekretaris.

2) Sub Bidang Perencanaan dan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan

evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang

Perencanaan dan Kepegawaian;

b. Melakukan penyusunan perencanaan program, evaluasi dan

pelaporan di lingkungan Dinas;

c. Mengkoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk

keperluan penyusunan dokumen perencanaan dan

penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja

program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai

dasar penyusunan APBD serta perubahannya di lingkungan

Dinas;

d. Menyusun, mengolah dan memelihara data administrasi

kepegawaian serta data kegiatan yang berhubungan dengan

kepegawaian di lingkungan Dinas; dan

e. Melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Sekretaris.

2. Bidang Kebudayaan
15

Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan seBidang

tugas Dinas yang meliputi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan

kesenian, sejarah nilai-nilai tradisional dan cagar budaya. Dalam

melaksanakan tugas, Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, perencanaan program dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Kebudayaan.

b. Pelaksanaan, pembinaan, pengembangan dan pengelolaan

kebudayaan dan kesenian.

c. Melaksanakan pembinaan pengelolaan dan pemeliharaan sejarah

nilai-nilai tradisional dan cagar budaya, dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh

Kepala Dinas.

Bidang Kebudayaan terdiri dari:

a. Seksi Pengelolaan Kebudayaan dan Kesenian.

b. Seksi Pembinaan Sejarah, Nilai-Nilai Tradisional dan Cagar

Budaya.

Seksi sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran.

1) Seksi Pengelolaan Kebudayaan dan Kesenian mempunyai tugas:

a) Melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pengelolaan Kebudayaan

dan Kesenian.
16

b) Melakukan pendataan kebudayaan dan kesenian masyarakat.

c) Melakukan pengembangan pembinaan kebudayaan dan

kesenian masyarakat yang meliputi pelestarian kebudayaan dan

kesenian daerah serta kreasi baru.

d) Melakukan pengadaan dan menyalurkan bantuan sarana atau

prasarana untuk kegiatan kebudayaan dan kesenian

masyarakat.

e) Melaksanakan pemantauan terhadap pemanfaatan bantuan

sarana atau prasarana kebudayaan dan kesenian masyarakat.

f) Melaksanakan koordinasi dengan lembaga dan instansi terkait

dalam pembinaan kebudayaan dan kesenian masyarakat.

g) Menyelenggarakan festival, pameran, dan lomba di bidang

kesenian.

h) Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kesenian serta

pembentukan dan/atau pengelolaan pusat kegiatan kesenian.

i) Melakukan penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan

dan pengamanan aset atau benda kesenian (karya seni).

j) Melakukan peningkatan apresiasi seni tradisional dan non-

tradisional serta dalam rangka perlindungan, pengembangan,

dan pemanfaatan kesenian (karya seni), dan

k) Melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Kepala Bidang Kebudayaan.


17

2) Seksi Pembinaan Sejarah, Nilai-Nilai Tradisional dan Cagar

Budaya mempunyai tugas:

a) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan

pemberian penghargaan atau anugerah bagi insan atau lembaga

yang berjasa di bidang sejarah.

b) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka penulisan sejarah

lokal dan sejarah kebudayaan daerah serta pemahaman sejarah

nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal, dan sejarah kebudayaan

daerah serta inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan

publikasi sejarah.

c) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan

perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan,

meliputi:

(1) Penanaman nilai-nilai tradisional;

(2) Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan Lembaga Adat;

(3) Pengembangan jaringan informasi kebudayaan;

(4) Peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait,

lembaga adat; dan

(5) Advokasi lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa dan lembaga adat.

d) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan kebudayaan,

meliputi:
18

(1) Pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan standar serta

pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa di bidang

tradisi pada masyarakat.

(2) Pelaksanaan peningkatan apresiasi film, seni tradisional dan

non tradisional, dan

(3) Pelaksanaan kebijakan sejarah lokal.

e) Melakukan penyelenggaraan kegiatan festival, pameran dan

lomba;

f) Melakukan pemrosesan perizinan membawa benda cagar

budaya ke luar kota dalam satu provinsi serta penanganan atau

kerjasama dalam perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan

benda cagar budaya atau situs warisan budaya dunia, serta benda

cagar budaya atau situs dan kawasan;

g) Membuat Konsep Pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya dan

tim Pendaftaran Cagar Budaya;

h) Membuat konsep kajian, pemeliharaan, dan merancang

pendidikan dan pelatihan pengelolaan museum serta menyusun

bahan kebijakan pengawasan, pemantauan dan evaluasi

pengelolaan museum;

i) Mengolah data dan informasi dibidang pelestarian tradisi,

pembinaan lembaga adat, pembinaan kesenian, pembinaan

sejarah lokal, pengelolaan cagar budaya dan pengelolaan

museum;
19

j) Melakukan pemrosesan pemberian perizinan usaha perfilman di

bidang pembuatan film, pengedaran film, penjualan dan

penyewaan film (VCD, DVD), pertunjukan film (bioskop),

pertunjukan film keliling, penayangan film melalui media

elektronik dan tempat hiburan serta pemrosesan pemberian

perizinan usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing;

k) Melakukan standarisasi profesi, teknologi perfilman,

peningkatan produksi, apresiasi film serta kerjasama luar negeri

di bidang perfilman;

l) Melakukan pengawasan dan pendataan film, rekaman video

yang beredar, perusahaan persewaan dan penjualan rekaman

video ;

m) Melakukan fasilitasi organisasi atau lembaga perfilman dan

advokasi pengembangan perfilman; dan

n) Melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Kepala Bidang Kebudayaan.

3. Bidang Pariwisata

Bidang Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan

seBidang tugas Dinas yang meliputi pelaksanaan pengelolaan

kepariwisataan, pemasaran dan peningkatan kapasitas

kepariwisataan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Bidang Pariwisata mempunyai fungsi:


20

a. Penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada bidang kepariwisataan.

b. Pelaksanaan pengelolaan kepariwisataan.

c. Pelaksanaan pemasaran dan peningkatan kapasitas

kepariwisataan, dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Kepala Dinas.

Bidang Pariwisata terdiri dari :

a. Seksi Pengelolaan Kepariwisataan;

b. Seksi Pemasaran dan Peningkatan Kapasitas Kepariwisataan.

Seksi sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pariwisata.

1) Seksi Pengelolaan Kepariwisataan mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pengelolaan

Kepariwisataan.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan usaha

kepariwisataan.

c. Melakukan pembinaan dan kerjasama dengan instansi

pemerintah atau swasta dalam upaya meningkatkan

kepariwisataan.
21

d. Mengkoordinasikan pembinaan unsur seni budaya pada

destinasi pariwisata.

e. Menyusun perencanaan pengelolaan daya tarik wisata.

f. Menganalisis pelaksanaan pengelolaan daya tarik wisata.

g. Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan daya tarik wisata.

h. Menyusun perencanaan pengelolaan kawasan strategis

pariwisata.

i. Menyusun pedoman pelaksanaan pengelolaan kawasan

strategis pariwisata.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama lintas sektor

dalam pengelolaan kawasan strategis pariwisata;

k. Menyusun rencana pengelolaan dan pengembangan

destinasi pariwisata; dan

l. Melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang

diberikan oleh Kepala Bidang Kepariwisataan.

2) Seksi Pemasaran dan Peningkatan Kapasitas Kepariwisataan

mempunyai tugas :

a. Melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pemasaran dan

Peningkatan Kapasitas Kepariwisataan.

b. Melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya manusia

Pariwisata.
22

c. Melaksanakan peningkatan kualitas masyarakat dalam

mendukung pariwisata.

d. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat bidang

kepariwisataan.

e. Melaksanakan peningkatan kerjasama dan partisipasi aktif

dalam forum kepariwisataan lokal, maupun nasional.

f. Melaksanakan penelitian dan pengembangan potensi pasar

kepariwisataan.

g. Melaksanakan kerjasama pengembangan pemasaran

pariwisata dengan institusi/lembaga di dalam negeri.

h. Melaksanakan pengembangan promosi pariwisata

secara terpadu di dalam negeri.

i. Mengelola Pusat Informasi Pariwisata, pemberian layanan

informasi dan menyebarkan bahan informasi kepada

wisatawan dan masyarakat.

j. Melaksanakan kerjasama dalam pengembangan sumber

daya manusia dan kelembagaan pariwisata.

k. Melakukan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata.

l. Melakukan promosi kepariwisataan.

m. Melakukan penerapan branding pariwisata nasional dan

penetapan tagline pariwisata.

n. Melakukan penyiapan bahan dalam rangka perintisan obyek

wisata dan promosi kegiatan wisata, dan


23

o. Melaksanakan tugas lain yang bersifat kedinasan yang

diberikan oleh Kepala Bidang Pariwisata.

4. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga.

Tugas melaksanakan seBidang tugas dinas yang meliputi

pelaksanaan pembinaan kepemudaan dan keolahragaan. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kepemudaan

dan Olahraga mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, perencanaan program dan

evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Kepemudaan

dan Keolahragaan.

b. Pelaksanaan, koordinasi, pembinaan, pendampingan,

pengawasan dan pemberdayaan bidang kepemudaan dan

keolahragaan, dan

c. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang bersifat

kedinasan yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bidang Kepemudaan dan Olah Raga terdiri dari :

a. Seksi Kepemudaan

b. Seksi Keolahragaan

Seksi sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga.

1) Seksi Kepemudaan mempunyai tugas :


24

a) Melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi

pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Kepemudaan.

b) Melakukan pendataan, pengembangan organisasi kepemudaan

dan evaluasi kegiatan pembinaan kepemudaan.

c) Melakukan pengadaan, penyaluran dan pemantauan bantuan

sarana prasarana kegiatan pembinaan kepemudaan.

d) Melakukan koordinasi dengan lembaga dan instansi terkait

dalam pembinaan kepemudaan.

e) Melakukan pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah,

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Kelompok Usaha Produktif

dan Pemuda Pelopor.

f) Melakukan pembinaan dan peningkatan prestasi kepemudaan,

dan

g) Melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Kepala Bidang Kepemudaan dan Keolahragaan.

2) Seksi Keolahragaan mempunyai tugas :

a) Menyusun kebijakan teknis, perencanaan program kegiatan

dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi

Keolahragaan.

b) Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pendampingan,

pengawasan dan pengembangan keolahragaan.

c) Melaksanakan, pendataan dan evaluasi pengembangan

keolahragaan.
25

d) Melakukan pengadaan, penyaluran dan pemantauan bantuan

sarana prasarana olahraga.

e) Melakukan koordinasi dengan lembaga dan instansi terkait

dalam pengembangan keolahragaan.

f) Melakukan pembinaan dan peningkatan prestasi keolahragaan,

dan

g) melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan

oleh Kepala Bidang Kepemudaan dan Keolahragaan.


26

SUB
BAG SEKSI
PER KEOLA
ENC HRAGA
ANA AN
AN BIDA
DAN NG
KEP KEPE
EGA MUD
SE
WAI AAN
KR SEKSI
DAN
ET KEPEM
OLA
AR H UDAAN
IA SUB RAG
T BAG
PARIWISATA KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA MADIUN

UMU
M
STRUKTUR DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN

DAN
KEU
DINA
ANG
S
AN
KEBU SEKSI
DAYA PEMASARA
AN, N DAN
PARI PENINGKA
WISA KEPALA TAN
TA, BI
DINAS KAPASITA
KEPE KEBUDA DA
S
MUDA YAAN, NG
KEPARIWI
AN PARIWI PA
SATA,
SATAN
DAN RI
KEPEMU WI
OLAH DAAN
RAGA SA
DAN
TA SEKSI
OLAH
RAGA PENGEL
OLAAN
KEPARI
WISAT
AAN

SEKSI
PEMBINAA
N
KELO SEJARAH,
MPOK BID
AN NILAI-
JABAT
AN G NILAI
FUNG KEB TRADISIO
SION UD NAL DAN
AL AY CAGAR
AA
N
TABEL 1

SEKSI
PENGEL
OLAAN
KEBUD
AYAAN
DAN
KESENI
AN
27

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kota Madiun

didukung oleh sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang

memadai. Jumlah pegawai Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan

dan Olahraga Kota Madiun pada tahun 2017 sebanyak 26 orang yang

diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Kondisi Pegawai Berdasarkan Golongan

Jenis Golongan Jumlah

I 0 orang

II 7 orang

III 11 orang

IV 8 orang

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota

Madiun

Menurut tabel diatas, kondisi pegawai Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun berdasarkan

golongan yang paling banyak adalah golongan III sebanyak 11 orang,

sedangkan golongan I tidak ada dan golongan II sebanyak 7 orang,

golongan IV sebanyak 8 orang.


28

Tabel 3. Kondisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana 6 orang

Sarjana/S1/D4 10 orang

D3 1 orang

D1 -

SMA 8 orang

SMP -

SD 1 orang

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kota Madiun

Menurut tabel di atas, dapat diuraikan bahwa jumlah pegawai

berpendidikan Sarjana/S1/D4 adalah yang paling banyak di Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun yaitu

sebanyak 10 orang, sedangkan yang lainnya berpendidikan pasca sarjana

sebanyak 6 orang, D3 sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 9 orang dan SD

sebanyak 1 orang.
29

Tabel 4. Jumlah SDM Berdasarkan Bidang/Seksi

PemBidang SDM Jumlah

Kepala Dinas 1 orang

Sekretariat 10 orang

Bidang Kebudayaan 6 orang

Bidang Pariwisata 4 orang

Bidang Kepemudaan dan Olah Raga 5 orang

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kota Madiun

Menurut tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata sama untuk

pemBidang pegawai Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kota Madiun per bidangnya yaitu Kepala Dinas sebanyak 1

orang, sekretariat sebanyak 10 orang, bidang kebudayaan sebanyak 6

orang, bidang pariwisata sebanyak 4 orang, bidang Kepemudaan dan Olah

Raga sebanyak 5 orang.

1. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olah

Raga Kota Madiun

Untuk menjawab tantangan masa depan dan isu-isu strategis yang

dihadapi, dirumuskan visi, misi, dan tujuan sebagai landasan utama dalam

pengembangan pendidikan di Kota Madiun. Visi yang disusun merupakan

cita-cita yang akan digapai oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata


30

Kepemudaan dan Olahraga Kota Madiun yang merupakan Perangkat

Daerah baru di Pemerintah Daerah Kota Madiun.

Terbentuknya dinas baru ini merupakan amanat dari Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Dinas baru

ini merupakan gabungan dari bidang-bidang yang ada pada Dinas

Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga dan Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kota Madiun. Visi Dinas

Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun adalah

“Terwujudnya masyarakat Kota Madiun yang berbudaya berprestasi

menuju destinasi wisata nasional”.

Selanjutnya visi di atas merupakan pijakan dan landasan bagi seluruh

pelaksana urusan kebudayaan, pariwisata kepemudaan dan olahraga dalam

membangun dan mengembangkan budaya, olahraga dan pariwisata serta di

Kota Madiun mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Magang

1. Uraian Kegiatan

a. Pendataan Pengunjung Hotel

Pada awal kegiatan magang ini, hal yang pertama kali dilakukan

adalah memelajari dasar aturan yang mengatur tentang kepariwisataan.

Kepariwisataan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Di dalam undang-

undang ini, termuat 16 bab yang masing-masing mengatur secara jelas


31

hal-hal yang terkait dengan kepariwisataan. Bab-bab tersebut

diantaranya: Bab I tentang Ketentuan Umum, Bab II tentang Aset

Fungsi dan tujuan, Bab III tentang Prinsip Penyelenggaraan

Kepariwisataan, Bab IV tentang Pembangunan Kepariwisataan, Bab V

tentang Kawasan Strategis, Bab VI Usaha Pariwisata, Bab VII tentang

Hak, Kewajiban, dan Larangan, Bab VIII tentang Kewenangan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Bab IX tentang Koordinasi, Bab X

tentang Badan Promosi Pariwisata Indonesia, Bab XI tentang Gabungan

Industri Pariwisata Indonesia, Bab XII tentang Pelatihan Sumber Daya

Manusia, Standardisasi, Sertifikasi, dan Tenaga Kerja, Bab XIII tentang

Pendanaan, Bab XIV tentang Sanksi Administratif, Bab XV tentang

Ketentuan Pidana, Bab XVI tentang Ketentuan Peralihan.

Setelah dasar-dasar hukum di dalam tata pelaksanaan

kepariwisataan dipahami, kemudian kegiatan yang dilakukan adalah

membagikan surat edaran kepada hotel-hotel yang ada di Kota Madiun.

Isi surat tersebut adalah permohonan kepada pihak pengelola hotel

untuk melaporkan jumlah pengunjung baik domestik maupun

mancanegara. Hal ini bertujuan untuk memantau perkembangan hotel-

hotel yang berada di kawasan Kota Madiun. Dengan adanya laporan

yang dijadwalkan setiap bulan minimal tanggal 10 memudahkan

pendataan yang komprehensif.

Penyebaran surat tersebut dilaksanakan selama dua hari. Agar lebih

mudah penyebaran diurutkan berdasarkan lokasi hotel. Dengan cara


32

tersebut hotel yang berdekatan akan dengan mudah diidentifikasi.

Melalui surat tersebut, para pelaku usaha hotel diharapkan aktif untuk

berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui bidang pariwisata di

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota

Madiun.

b. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Setiap kegiatan selalu berpegangan pada Kerangka Acuan Kerja

atau KAK. KAK dibuat sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan.

Rancangan KAK tersebut terlebih dahulu diperiksa dan ditandatangani

oleh atasan seorang Kepala Seksi. Tujuan dibuatnya KAK adalah untuk

menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan maksud dan

tujuannya. KAK berfungsi sebagai pedoman sebuah kegiatan agar

kegiatan yang dilaksanakan tidak melenceng dari yang seharusnya. Di

dalam KAK terdapat beberapa komponen, diantaranya: Latar Belakang,

Maksud dan Tujuan, Agenda Acara Selama Kegiatan, Pelaksanaan,

Sumber Dana, dan Penutup.

1) Latar Belakang

Latar Belakang sebuah KAK memuat keterangan secara umum

tentang hal pokok atau yang terkait dengan acara yang akan

dilaksanakan. Pada komponen awal ini, keterangan diberikan

secara singkat, padat, dan jelas. Tujuannya untuk memberikan

gambaran kepada atasan tentang kegiatan yang sedang


33

direncanakan. Sehingga atasan tersebut mampu untuk memberikan

keputusan atau arahan-arahan terkait kegiatan tersebut.

2) Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dalam sebuah KAK menggambarkan

tentang alasan mengapa suatu kegiatan dilaksanakan, dan

pencapaian yang ingin didapat. Hal ini juga berkaitan dengan

sasaran yang dituju dari kegiatan tersebut. Sasaran yang dimaksud

seringkali yang dirasa mampu meningkatkan sektor ekonomi,

contohnya: wisatawan domestik dan mancanegara bagi kegiatan

pengenalan wisata lokal, Kolektor bagi kegiatan jual-beli, dan

Investor bagi kegiatan penanaman modal yang akan mengurangi

jumlah pengangguran dan menambah pendapatan daerah.

3) Agenda Acara

Agenda Acara Selama Kegiatan berfungsi sebagai acuan hal-

hal apa saja yang harus dilaksanakan selama kegiatan berlangsung.

Umumnya, agenda tersebut tersusun dalam sebuah jadwal kegiatan

yang telah memuat kegiatan apa dan jam berapa sebuah kegiatan

dilaksanakan serta siapa yang harus bertanggung jawab terhadap

kegiatan tersebut. Dengan adanya data yang jelas, dapat

memudahkan penanggung jawab acara mengarahkan kegiatan.

Pelaksanaan adalah komponen yang menjelaskan secara rinci

bagaimana sebuah acara dalam sebuah kegiatan berlangsung.

Semua hal baik pokok maupun pendukung dituangkan dalam


34

komponen ini. Tujuan pelaksanaan kegiatan dituliskan secara rinci

adalah untuk mengantisipasi hal-hal yang dirasa mampu menjadi

penghalang.

4) Sumber Dana

Sumber Dana adalah komponen yang menjelaskan tentang

darimana sumber dana diperoleh untuk melaksanakan sebuah

kegiatan. Dalam poin ini tentu juga dijelaskan secara rinci tentang

peruntukkan dana tersebut. Pertanggungjawaban juga termasuk

dalam poin ini mengingat dana yang digunakan adalah dana yang

telah dialokasikan melalui kas daerah. Setelah sebuah KAK

direncanakan dengan matang, maka kegiatan yang sudah

diagendakan bisa dilaksanakan. Berikut ini adalah contoh sebuah

KAK dari Kegiatan Gebyar Batik dan Fashion Show 2016 :

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN GEBYAR BATIK DAN FASHION SHOW 2016

TAHUN ANGGARAN 2016

I. Latar Belakang

Seni batik merupakan seni membuat motif desain berupa gambar di

atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga

raja-raja Indonesia zaman dulu. Batik yang merupakan budaya asli

bangsa Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya bangsa yang

harus dilestarikan dan dikembangkan terus menerus yang menyimpan


35

berbagai kearifan yang mengakar secara substansial dari sisi

ornamentasi keselarasan, proses pembuatannya, hingga cara

mengapresiasikannya, keunikan, motif, serta corak yang dihasilkan

dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat

luar biasa khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia dan belum

ada di negara manapun yang memiliki kekayaan rancangan motif yang

unik pada batik seperti yang dimiliki bangsa Indonesia. Di Indonesia

bahkan di dunia Internasional batik telah memiliki tempat dihati

masyarakat. Seiring perkembangan waktu batik menjadi tradisi turun-

temurun. Jadi desain batik juga beragam begitu juga dengan model

batik dan kini batik pun telah beranjak dipakai oleh orang dari berbagai

lapisan masyarakat.

Kota Madiun sebagai pusat wisata Jawa Timur Bidang Barat,

melalui pengembangan Kota Madiun sebagai Central Culture of East

Java dimana pengembangan wisata kota di Kota Madiun meliputi

beberapa hal, yaitu wisata kuliner dan belanja serta wisata pendidikan

dan penelitian. Untuk mengoptimalkan potensi wisata yang terdapat di

Kota Madiun tersebut maka perlu adanya perencanaan yang tepat

terkait dengan pengembangan pariwisata Kota Madiun agar dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan pembangunan dan

perekonomian Kota Madiun.

Dengan adanya Kegiatan Gebyar Batik dan Fashion Show 2016

Pemerintah Kota Madiun bertekat untuk ikut melestarikan kekayaan


36

budaya Indonesia dan meningkatkan potensi masyarakat Kota Madiun

dalam seni membatik.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud

Dengan adanya kegiatan Gebyar Batik dan fashion Show tahun

2016 dimaksudkan akan meningkatkan kreativitas dan menggali

potensi yang ada pada masyarakat Kota Madiun dalam hal Seni

Membatik dan lebih mengenalkan batik kepada masyarakat Kota

Madiun agar nantinya dapat mencintai kesenian dan produk asli

Indonesia.

B. Tujuan

Sebagai salah satu cara untuk lebih memperkenalkan dan

melestarikan budaya asli Indonesia dan memperkenalkan motif Batik

khas Kota Madiun.

C. Sasaran

Terdapat beberapa sasaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

yaitu :

a. Memperkenalkan seni budaya asli Indonesia kepada Masyarakat

Kota Madiun pada umumnya dan generasi muda / pelajar pada

khususnya;

b. Menggali potensi seni dan budaya yang ada pada masyarakat Kota

Madiun;
37

c. Mempromosikan batik hasil karya para pembatik di Kota Madiun

melalui bazaar.

III. DETAIL KEGIATAN / ACARA :

Kegiatan Gebyar batik dan fashion show akan dilaksanakan dengan

rincian sebagai berikut :

1. Mengadakan workshop seni membatik yang diperuntukkan bagi

masyarakat umum agar lebih mengenal seni membatik ;

2. Mengadakan Lomba Fashion Show bagi para pelajar dan

masyarakat umum dengan menggunakan batik khas madiun.

3. Menggelar bazaar batik dari hasil pengrajin batik yang ada di Kota

Madiun.

IV. PELAKSANAAN

Acara Gebyar Batik dan Fashion Batik Kota Madiun Tahun 2016

akan dibuka secara resmi oleh Bapak Walikota Madiun, Kegiatan

Gebyar Batik dan Fashion Show direncanakan akan dilaksanakan

pada tanggal 18 sd 20 November 2016 di Alun-alun Madiun.

V. PUBLIKASI

Kegiatan acara Gebyar Batik Kota Madiun Tahun 2016 akan

dipublikasikan oleh beberapan Media Cetak dan Elektronik

VI. HADIAH

Pemenang kegiatan Gebyar batik dan Fashion Show kategori pelajar

dan umum masing-masing akan diberi hadiah uang pembinanan

sebagai berikut :
38

- Juara I 2.500.000,-

- Juara II 2.250.000,-

- Juara III 2.000.000,-

- Juara Harapan I 1.750.000,-

- Juara Harapan II 1.500.000,-

- Juara Harapan III 1.250.000,-

Selain uang pembinaan, juga akan diberikan Trophy Kejuaraan.

VII. SUMBER DANA

Dana pelaksanaan kegiatan Gebyar Batik dan Fashion Show Batik

2016 sebesar Rp. 154.859.000,- bersumber dari APBD Kota Madiun

Tahun Anggaran 2016.

VIII. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, sebagai panduan

dalam melaksanakan kegiatan Gebyar Batik dan Fashion Show Tahun

2016.

KEPALA BIDANG KEPARIWISATAAN

SLAMET, S.P., M.Si.


Pembina Tingkat I
NIP. 19600327 198503 1 009
39

DETIL KEGIATAN GEBYAR BATIK DAN FASHION SHOW

TAHUN 2016

A. Lomba Fashion Show Batik

 Lomba akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kategori yaitu pelajar dan

masyarakat umum

 Pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai, tropi kejuaraan

dan sertifikat

 Lomba akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari dengan ketentuan : hari

pertama untuk lomba dengan kategori pelajar dan hari kedua untuk lomba

dengan kategori umum.

 Dewan juri akan diambil dari para praktisi dan profesional dalam bidang

fashion dan batik

 Pelajar adalah siswa SMP dan SMA di Kota Madiun sedangkan kategori

umum adalah masyarakat umum yang berdomisili di Kota Madiun

 Batik yang dipakai pada saat fashion adalah batik Madiun

 Pendaftaran akan dilaksanakan pada tanggal 1 sd 25 Oktober 2016 di

Kantor Disperindagkoppar Kota Madiun

 Tema untuk lomba fashion show batik adalah busana pesta.

B. WORKSHOP MEMBATIK

 Workshop akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari

 Workshop diperuntukkan bagi masyarakat umum atau pengunjung


40

 Dalam workshop nanti akan disediakan kain yang siap untuk dicanting

oleh pengunjung (ukuran kecil) dengan didampingi oleh instruktur

sebanyak 2 orang setiap harinya

 Kain yang sdh dicanting oleh pengunjung akan diproses sampai menjadi

batik dan hasilnya dapat dibawa pulang oleh pengunjung (stok kain setiap

harinya akan dibatasi)

 Instruktur workshop adalah pengrajin batik yang sudah profesional di

Madiun

 Workshop akan dilaksanakan mulai pukul 9.00 WIB s/d pukul 15.00 WIB

C. BAZAAR BATIK

 Bazaar akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari

 Dinas akan menyediakan tenda sejumlah 5 (lima) buah untuk ditempati

oleh peserta bazaar dengan gratis

 Keamanan dan kebersihan tenda menjadi tanggung jawab peserta bazaar

Contoh kedua KAK dari Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara

Di Dalam dan Di Luar Negeri (4TH Balikpapan TTI Expo 2017):

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PELAKSANAAN PROMOSI PARIWISATA NUSANTARA

DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI

( 4TH BALIKPAPAN TTI EXPO 2017)

I. LATAR BELAKANG

Pariwisata adalah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan

rekreasi atau pertamasyaan guna memenuhi keinginan yang beraneka


41

ragam. Perjalanan tersebut dilakukan sebagai sarana mendapatkan

kesenangan bagi para wisatawan selain pengetahuan. Kegiatan ini juga

mampu untuk mendongkrak perekonomian lokal daerah yang menjadi

tujuan pariwisata, tidak terkecuali Kota Madiun.

Sebagai sebuah kota yang tengah berkembang, Kota Madiun

dengan kekayaan budaya lokal dan pelaku UKM yang terus

bertambah, perlu melakukan promosi. Promosi memiliki dua fungsi

strategis. Yang pertama, sebagai langkah mengenalkan potensi Kota

Madiun kepada masyarakat luas. Hal tersebut dilakukan untuk

memberikan informasi secara jelas dan detail agar masyarakat menjadi

tertarik untuk memasukkan Kota Madiun ke dalam daftar tujuan

pariwisata mereka. Meningkatnya jumlah wisatawan ke Kota Madiun

turut pula menggairahkan kegiatan jual-beli yang menggerakkan roda

perekonomian.

Menarik minat masyarakat untuk berinvestasi menjadi fungsi

strategis kedua sebuah promosi. Kejelasan informasi tentang seluk-

beluk wisata di Kota Madiun akan menjadi magnet para investor.

Seiring bertambahnya jumlah investasi di Kota Madiun, menambah

pula lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh para pencari kerja.

Dengan banyaknya pilihan lapangan pekerjaan di Kota Madiun, akan

menjadikan iklim usaha di kota ini semakin kompetitif.

Maka, Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di

Dalam dan di Luar Negeri atau 4th Balikpapan TTI Expo 2017, penting
42

untuk dilakukan sebagai sarana penyaluran informasi kepada para

wisatawan untuk berwisata ke Kota Madiun. Sekaligus penarik minat

para investor untuk berinvestasi, sehingga roda perekonomian tergerak

kencang dan iklim usaha semakin kompetitif.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

Dengan adanya Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata

Nusantara di Dalam dan Di Luar Negeri ( 4th Balikpapan TTI Expo

2017) dimaksudkan agar Pariwisata di Kota Madiun lebih dikenal oleh

kalangan luas, baik di tingkat regional maupun nasional. Selain itu

produk-produk unggulan Kota Madiun juga akan dapat lebih dikenal

sehingga akan meningkatkan pendapatan UKM-UKM di Kota Madiun.

Tujuan

Sebagai salah satu cara untuk lebih mempromosikan dan

memperkenalkan produk unggulan daerah, wisata, seni dan budaya

serta memberikan peluang investasi pada Kota Madiun.

Sasaran

Terdapat beberapa sasaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

yaitu :

d. Buyers, baik di tingkat regional maupun nasional ;

e. Wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara ;

f. Para Investor.
43

III. AGENDA ACARA SELAMA PAMERAN:

Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan

Di Luar Negeri ( 4th Balikpapan TTI Expo 2017) akan dilaksanakan

dengan rincian sebagai berikut :

4. Seminar / Talkshow ;

5. Talkshow/ Demo produk unggulan daerah ;

6. Aneka Lomba kreatif anak ;

7. Penganugerahan stand terbaik

8. Hiburan live music, game interaktif dan doorprize ;

9. Pentas Seni Budaya Nusantara.

IV. PELAKSANAAN

Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan

Di Luar Negeri ( 4th Balikpapan TTI Expo 2017) akan dilaksanakan

pada tanggal 20 s/d 23 April 2017 di Plaza Balikpapan Kota

Balikpapan Kalimantan Timur.

V. SUMBER DANA

Dana pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata

Nusantara di Dalam dan Diluar Negeri (4th Balikpapan TTI Expo

2017) sebesar Rp. 134.669.000,- bersumber dari APBD Kota Madiun

Tahun Anggaran 2017, dengan kode rekening : 1.13.1.13.01.16.03.

VI. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, sebagai panduan

dalam melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata


44

Nusantara di Dalam dan Diluar Negeri (4th Balikpapan TTI Expo

2017).

KEPALA BIDANG PARIWISATA

Drs. BUDI WIBOWO SANTOSO


Pembina Tingkat I
NIP. 19600327 198503 1 009

Dalam KAK yang telah dicontohkan di atas, terdapat komponen-

komponen yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini membuktikan

bahwa kelengkapan isi haruslah diberikan. Kejelasan jalannya kegiatan

yang akan dilaksanakan harus dipertanggungjawabkan kepada pihak

yang memiliki wewenang. Selama kegiatan magang terdapat tiga

kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu Majapahit Travel Fair di

Surabaya, sertifikasi kompetensi SDM bidang perhotelan, dan Gebyar

Batik.

a. Majapahit Travel Fair (MTF) di Kota Surabaya

Majapahit Travel Fair (MTF), bermula dari lembar disposisi

dari Gubernur Jawa timur yang diterima tanggal 26 Januari 2017

perihal undangan mengikuti Majapahit Travel Fair (MTF) 2017.

Surat tersebut ditujukan kepada Sekretaris, Kepala Bidang

Kebudayaan, Kepala Bidang Pariwisata, dan Kepala Bidang


45

Kepemudaan dan Olahraga di lingkungan Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun.

Isi dari undangan tersebut adalah ajakan mengikuti event

tahunan Majapahit Travel Fair ke-18 yang akan diselenggarakan

pada tanggal 13-16 April 2017 bertempat di Grand City Convex, Jl.

Gubeng Pojok, Surabaya yang mengambil tema “East Java

Adventure Tourism” dengan memadukan minat berwisata dan

berpetualang sebagai upaya penganekaragaman daya tarik wisata.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, event Majapahit Travel

Fair (MTF) ini terdiri dari program utama Travel Exchange dalam

bentuk Table Top Meeting (Travex) yang akan diikuti oleh buyer

dari berbagai negara dan seller dari berbagai provinsi di Indonesia,

program penunjang berupa pameran dan bursa pariwisata,

pergelaran kesenian, dan fam tour bagi buyer.

Kegiatan pameran Majapahit Travel Fair yang diikuti di Kota

Surabaya ini adalah pengganti kegiatan yang bertempat di

Balikpapan. Selama empat hari kegiatan yang melibatkan banyak

pihak tersebut diadakan. Sebelumnya beberapa persiapan telah

diadakan. Pengusaha batik yang ada di Kota Madiun telah

dihubungi agar turut berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut

dengan menitipkan beberapa macam produknya. Produk-produk

tersebut diantaranya busana wanita dan laki-laki dengan beragam

motif dan corak khas Kota Madiun. Selain itu juga ada produk
46

makanan berupa sambel pecel khas Kota Madiun yang dibawa.

Dengan menggunakan mobil dinas semua barang itu diangkut.

Mencermati KAK kegiatan ini, terlihat bahwa pameran ini

cukup penting untuk mendongkrak citra Kota Madiun. Dengan

dihadiri oleh beberapa pelaku usaha dan para pengunjung dari kota

sebesar Kota Surabaya, harapan agar potensi pariwisata di Kota

Madiun lebih dikenal terbuka lebar. Pengenalan potensi tersebut

dalam rangka mewujudkan Kota Madiun sebagai tujuan wisata

yang unggul di Jawa Timur Bidang barat. Dengan adanya program

ini maka sektor ekonomi pun akan terangkat dan semakin aktif

dengan memberikan kontribusi nyata.

b. Sertifikasi Kompetensi SDM Bidang Perhotelan

Kegiatan yang kedua adalah Sertifikasi Kompetensi SDM

Bidang Perhotelan. Sebagai kota yang memiliki kemajuan ekonomi

dan pembangunan yang signifikan, usaha di bidang perhotelan pun

terus berkembang. Dengan perkembangan tersebut, Bidang

Pariwisata yang ada di Dinas Kebudayaan, Pariwisata,

Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun menyadari pentingnya

sebuah sertifikasi sumber daya manusia di bidang perhotelan.

Tentunya hal ini sangat bermanfaat di dunia kerja.

Jamak diketahui bahwa dunia kerja merupakan ranah yang

selalu berkembang dari waktu ke waktu. Pada setiap

perkembangannya, pengaruh dari beberapa hal seperti teknologi


47

dan masalah sosial menyumbang angka yang signifikan. Tentunya

perubahan yang terjadi juga menuntut adanya kesadaran untuk

meningkatkan kompetensi kerja. Dengan demikian,

keberlangsungan pekerjaan akan semakin terjamin.

Sebagai hal yang dituntut untuk selalu dikembangkan,

kompetensi memegang peranan penting baik bagi orang yang

bersangkutan maupun instansi atau perusahaan terkait. Mereka

yang berkecimpung dalam dunia kerja, dituntut untuk

mengembangkan kompetensi agar tidak tertinggal dengan

kemajuan zaman. Komputerisasi dan robotisasi adalah hal mutlak

buah dari kemajuan tersebut. Para pekerja yang tidak segera

mengembangkan kompetensi yang dia miliki, akan dengan segera

tergantikan perannya.

Begitu juga bagi instansi atau perusahaan yang memberikan

lapangan pekerjaan. Berpacu dengan kemajuan zaman, mereka

dituntut untuk mencari dan memilih para tenaga kerja dengan

kompetensi tinggi. Hal ini dengan maksud pengefisienan kerja dan

memaksimalkan segala potensi di berbagai lini. Instansi-instansi

dan perusahaan-perusahaan tersebut berlomba mencari para tenaga

kerja yang cocok dan mereka butuhkan. Keharusan bagi para

tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensinya sebagai bekal

untuk menarik minat para pemberi lapangan kerja, perlu terangkum

di dalam sebuah kegiatan sertifikasi.


48

Sertifikasi adalah pemberian legitimasi kepada para tenaga

kerja atas kompetensi yang telah mereka miliki. Pentingnya

legitimasi adalah sebagai bukti atas kemampuan kerja dan

memberikan kepastian atas hasil suatu pekerjaan. Hal tersebut

merupakan tujuan dari Kegiatan Sertifikasi Kompetensi SDM

Bidang Perhotelan Tahun 2017. Dengan kepastian tersebut, baik

para tenaga kerja maupun instansi dan perusahaan akan mampu

mewujudkan profesionalitas.

Kegiatan sertifikasi tersebut berlangsung selama dua hari. Di

hari pertama, peserta dibekali dengan beberapa materi yang

berhubungan dengan bidang pekerjaan mereka. Bagi para peserta

yang memiliki bidang pekerjaan di Bidang Front Office, maka

materi yang diberikan seputar pelayanan yang memuskan terhadap

tamu. Dijelaskan pula tentang pentingnya memberikan layanan

prima kepada setiap pengunjung. Hal ini bertujuan untuk

mempertahankan citra hotel sekaligus meningkatkan pendapatan.

Dengan pendapatan hotel yang meningkat, maka akan pula

menyejahterakan pegawainya.

Materi tentang pelayanan makan dan minum bagi para

pengunjung hotel diberikan kepada pegawai hotel di bidang Food

and Beverages Service. Dalam materi tersebut disampaikan tentang

pentingnya mengolah makanan dan miuman dengan baik dan benar

sebelum dihidangkan kepada para pengunjung. Proses tersebut


49

dimulai ketika juru masak mengolah semua bahan yang telah

disiapkan. Pengolahan dalam proses memasak tersebut dilakukan

dengan sebersih dan sehigienis mungkin. Setelah makanan dan

minuman tersebut telah siap, lalu dihidangkan di tempat yang telah

disediakan. Penataan makanan dan minuman tersebut juga

dilakukan sedemikian rupa. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga

kepercayaan para pengunjung terhadap makanan dan minuman

yang disajikan.

Tidak hanya masalah penghidangan makanan dan minuman

kepada pengunjung yang diberi penekanan. Hubungan kerjasama

antar mereka yang bertanggung jawab atas makanan dan minuman

itu juga harus dijaga. Sebagai contoh adalah komunikasi antara

mereka yang menerima pesanan yang diberikan oleh pelanggan,

dengan mereka yang berada di balik layar atau yang mengolah

makanan dan minuman tersebut. Terkadang terjadi salah paham

antara mereka. Oleh pemateri yang menyampaikan materi tersebut,

ditekankan bahwa masalah-masalah tersebut haruslah segera

diselesaikan saat itu juga. Semua ini mengarah pada satu hal:

kepuasan pelanggan. Kepuasan tersebut akan tercapai dengan

pelayanan yang cepat dan tepat. Para tamu dan pelanggan tentu

tidak ingin menunggu pesanan mereka terlalu lama. Apabila hal

tersebut sampai terjadi, tentu akan mengurangi citra baik sebuah

restoran atau hotel.


50

Dalam contoh kasus, pemateri menyampaikan untuk tidak

terlalu mengandalkan teknologi yang digunakan. Mereka

menuturkan, bagi restoran atau hotel yang menggunakan sistem

pesan makanan dan minuman dengan media elektronik, input dan

printer, supaya lebih hati-hati dan jeli. Bisa jadi sebuah pesanan

sudah disampaikan melalui mesin input, namun tinta pencetak

habis. Sehingga mereka yang bertugas untuk mengolah makanan

dan minuman tidak merasa ada pesanan yang diberikan. Hal-hal

seperti ini pula yang dapat menjadi sumber konflik. Kesemua itu,

diharapkan mampu diatasi dengan adanya manajemen yang baik.

Setelah semua materi diberikan di hari pertama, para peserta

pun bersiap untuk menghadapi proses ujian. Ujian yang akan

dilaksanakan keesokan harinya merupakan rangkaian ujian untuk

menguji sejauh mana kemampuan para peserta menerapkan ilmu

yang telah didapat. Tentunya sesi wawancara juga dilakukan untuk

menakar kedalaman berpikir dan cara menjawab dari masing-

masing peserta. Wawancara juga diperlukan untuk menggali

informasi seputar peserta yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

c. Gebyar Batik Fashion Show Kota Madiun Tahun 2017

Seperti tahun lalu, acara Gebyar Batik Fashion Show Kota

Madiun kembali diadakan. Bidang Pariwisata di Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun

memang memiliki acara ini di dalam program kerjanya. Acara ini


51

berlangsung pada tanggal 5 dan 6 Mei 2017. Seperti yang tertera

dalam nama acara tersebut, tujuan diadakannya Gebyar Batik

Fashion Show Kota Madiun Tahun 2017 adalah untuk

mengenalkan dan mementaskan batik sebagai warisan bangsa

khususnya motif dan desain batik yang dimiliki oleh Kota Madiun.

Sebagai salah satu kekayaan budaya nasional, batik menampilkan

ciri khas Indonesia di hadapan dunia internasional. Kekhasan itu

terkandung di dalam perbedaan nilai-nilai kearifan lokal yang telah

mengakar secara substansial. Terlihat dari sisi ornamentasi

keselarasan, proses pembuatannya, cara mengapresiasikannya,

keunikan motif, serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di

berbagai daerah, menggambarkan keberagaman yang ada.

Pun halnya di Kota Madiun, batik juga turut merepresentasikan

budaya lokal yang Kota Pecel miliki. Sebagai sarana pengembangan

empat potensi wisata; kuliner, belanja, pendidikan, dan penelitian,

batik diyakini mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

kemajuan. Tidak hanya sebagai komoditi, batik mampu menjadi sarana

penyampaian nilai-nilai yang terkandung dalam semangat keempat

potensi wisata yang ingin dikembangkan.

Dengan mengacu pada kekhasan yang sudah batik Kota Madiun

miliki, wisata kuliner dapat menyampaikan pesan tentang

keberagaman kuliner yang ada di Kota Madiun. Wisata belanja dapat

menyampaikan tentang kemudahan membeli aneka barang dengan


52

harga yang bersaing. Kesan bahwa Kota Madiun adalah tempat yang

ramah bagi para pelajar dapat juga tersampaikan dalam kaitannya

dengan wisata pendidikan, serta meyakinkan para peneliti bahwa Kota

Madiun adalah lokasi yang tepat untuk melaksanakan penelitian dalam

rangka mempromosikan wisata penelitian. Melalui perencanaan yang

tepat, maka pengembangan wisata yang telah disebutkan di atas

diyakini mampu untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap

perkembangan pembangunan dan perekonomian Kota Madiun.

Untuk mewujudkannya, Pemerintah Kota Madiun melalui Gebyar

Batik dan Fashion Show 2017 bertekad untuk menghadirkan sarana

bertemunya aneka desain batik, dengan tujuan mempromosikan batik

sebagai salah satu kekayaan budaya nasional, serta pengembangan

potensi wisata Kota Madiun di bidang kuliner, belanja, pendidikan,

dan penelitian.

2. Hasil Pengamatan

Pada Bidang ini, hasil pengamatan selama kegiatan magang akan

dijabarkan. Bidang ini memuat tentang seberapa besar keteraturan yang

dilaksanakan oleh para pegawai di lingkungan Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun. Hal-hal yang terkait

dalam pembahasan tersebut adalah norma berupa standard operational

procedure atau prosedur manual, peraturan perundang-undangan, dan kode

etik yang berlaku sebagai tolok ukur ketercapaian kinerja di lapangan.


53

Norma adalah nilai yang dianut sebagai batas kepantasan sebuah

perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Norma mengacu

pada aturan-aturan baik yang tertulis maupun tidak. Dalam kepegawaian

norma umum adalah hal pertama yang dilakukan. Di dalamnya terdapat

sopan santun, ucapan yang baik, saling menghormati dan lain-lain. Norma

tersebut perlu dilakukan karena erat hubungannya dengan interaksi sosial

yang berlaku.

Interaksi sosial merupakan hubungan antar sesama manusia. Hubungan

ini terjalin oleh kesamaan tingkatan kerja dan tanggung jawab. Ada pula

interaksi yang disebabkan oleh adanya perbedaan pangkat, sebagai contoh

adalah seorang Kepala Dinas yang memberikan disposisi kepada para

pegawai di bawahnya. Disposisi tersebut merupakan tanggung jawab yang

harus segera dilaksanakan. Hal ini tertuang dalam penjelasan alur kerja atau

tugas pokok dan fungsi setiap pegawai negeri sipil (PNS).

Di dalam setiap instansi kepegawaian, para pegawai negeri sipil sudah

dibekali dengan standard operational procedure (SOP). SOP adalah

instrumen pokok yang menjadi acuan bagi setiap PNS dalam melaksanakan

tugas masing-masing. SOP seorang Kepala Dinas tentu berbeda dengan

SOP seorang Kepala Bidang, dan SOP seorang Kepala Seksi tentu juga

berbeda dengan SOP seorang Staf. Salah satu contoh penerapan SOP adalah

tentang pengadaan barang dan jasa. Kegiatan tersebut haruslah benar-benar

dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati. Ketelitian dan kehati-hatian


54

tersebut guna menghindari adanya kesalahan yang berujung pada sebuah

pelanggaran pidana.

Agar terhindar dari pelanggaran pidana, maka selain setiap pegawai

menaati SOP yang berlaku juga memperhatikan peraturan perundang-

undangan. Aturan tentang itu sudah tertulis dengan jelas di dalam UU No.5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dengan jelas, undang-undang

tersebut menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang

pegawai beserta macam sangsi yang didapatkan apabila melanggar aturan

yang telah ditentukan.

Secara umum, apa yang telah dilakukan oleh segenap pegawai di

lingkungan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga

Kota Madiun telah memenuhi aturan dan standar yang berlaku. Ketepatan

waktu untuk mempersiapkan sebuah kegiatan yang telah direncanakan telah

juga dilaksanakan dengan baik. Kesesuaian kerja dengan kode etik yang ada

telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan

a. Faktor Pendukung Kegiatan

Pada setiap kegiatan yang telah dicanangkan, terdapat beberapa hal

yang mendorong kesuksesan sebuah kegiatan, dan ada pula yang

menghambatnya. Adapun faktor yang mendukung kesuksesan dari

sebuah kegiatan adalah adanya tenggat waktu, kesesuaian sarana dan

prasarana, dan manajemen waktu. Ketiga hal inilah yang menjadi kunci

keberhasilan sebuah kegiatan.


55

Faktor tenggat waktu adalah batas akhir suatu persiapan acara

dilaksanakan. Batasan tersebut memacu setiap orang yang

berkecimpung dalam suatu kegiatan untuk segera menyelesaikan apa

saja yang harus dan belum dilakukan. Dalam rentang waktu yang jelas

akan dengan tepat pula penentuan hasil yang ingin dicapai.

Faktor pendukung sebuah kegiatan yang kedua adalah kesesuaian

sarana dan prasarana. Hal ini berkaitan erat dengan rancangan acara

dalam kegiatan yang telah direncanakan. Suatu contoh, pengiriman

surat undangan untuk sebuah acara memerlukan printer yang baik dan

berfungsi. Dengan berfungsinya printer tersebut, surat undangan akan

segera bisa dicetak lalu diedarkan. Lancarnya koneksi internet juga

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan persiapan sebuah acara.

Undangan untuk menghadiri sebuah acara dengan tujuan yang jauh,

cukup dikirimkan melalui email. Koneksi internet juga berguna untuk

menerima informasi penting yang dikirimkan oleh pihak lain.

Faktor ketiga adalah adanya manajemen waktu yang baik.

Pengaturan tersebut bergantung pada sang manager, dalam hal Bidang

Pariwisata di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan

Olahraga seorang Kepala Seksilah yang bertanggung jawab. Ia bertugas

untuk mengatur sedemikian rupa bagaimana sebuah acara dapat

berlangsung dengan baik. Dengan adanya manajemen waktu yang

benar-benar menekankan pada hasil, maka faktor ketiga ini merupakan

faktor terpenting.
56

b. Faktor Penghambat Kegiatan

Selama kegiatan magang berlangsung terdapat tiga hal yang

menjadi penghambat kegiatan. Yang pertama adalah tidak berfungsinya

printer yang digunakan untuk mencetak undangan penting.

Ketidakfungsian tersebut menyebabkan pembagian surat undangan juga

harus mundur dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Penghambat yang kedua adalah ketidakdisiplinan.

Ketidakdisiplinan yang dimaksud berasal dari pihak hotel yang

merupakan mitra Bidang Pariwisata. Hal ini terjadi setelah surat edaran

telah diberikan ke masing-masing hotel yang ada di Kota Madiun.

Menurut aturan yang telah ditetapkan, laporan yang berupa jumlah

pengunjung hotel baik dalam maupun luar negeri selama sebulan

tersebut, harus diserahkan kembali setiap tanggal 10 tiap bulannya.

Pendataan tersebut bertujuan untuk memudahkan pengadministrasian,

sehingga data yang dimiliki oleh Bidang Pariwisata akan valid. Namun

kenyataannya, banyak dari pihak hotel yang tidak mengirimkan data-

data tersebut jauh melebihi tenggat waktu yang diberikan. Hal ini

menunjukkan tingginya sikap abai pihak hotel tersebut.

Penghambat yang ketiga adalah kurangnya SDM di dalam Bidang

Pariwisata. Mengingat hanya terdapat empat orang yang bertugas,

membuat pekerjaan yang dilakukan selama kegiatan lebih berat.


57

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penjabaran tentang program magang ini disampaikan dengan

jelas, maka kesimpulan didapatkan. Merujuk pada tujuan program magang

ini, bahwa zaman telah menunjukkan perubahan yang begitu cepat. Pola

komunikasi dan interaksi baik secara langsung maupun tidak, telah berubah

pula. Melihat dan memahami hal tersebut maka program magang ditujukan

untuk membentuk mental sebagai persiapan awal menghadapi dunia kerja

yang sesungguhnya.

Proses persiapan di atas telah memberikan pengalaman nyata bagi para

mahasiswa. Hal tersebut menjadi manfaat yang besar terutama dari segi

penanaman tanggung jawab kerja. Dengan adanya tuntutan untuk bekerja

sesuai dengan target, menuntut para mahasiswa untuk selalu mengingat

target-target tersebut.

B. Saran

Untuk panitia penyelenggara program magang, alangkah lebih baik

sebelum menempatkan seseorang pada suatu dinas, hendaknya melakukan

sebuah wawancara untuk mengetahui maksud dan tujuan mahasiswa

mengikuti program magang tersebut. Hal ini tentu saja untuk mengetahui

motivasi apa yang mendorong mahasiswa.

Untuk instansi tempat pelaksanaan, dalam proses magang hendaknya

tidak sungkan untuk memberikan tugas kepada mahasiswa. Hal ini


58

dikarenakan para mahasiswa perlu melakukan eksplorasi terhadap bidang

pekerjaan yang mereka hadapi. Dengan merasa memiliki tanggung jawab atas

pekerjaan yang mereka hadapi, mahasiswa belajar untuk menerapkan norma-

norma kerja yang berlaku di instansi terkait.

Untuk para mahasiswa yang mengikuti program magang, kesemangatan

dan kekompakan harus terus dijaga. Dua hal tersebut adalah faktor penentu

keberhasilan dalam magang. Setelah kedua hal tersebut terbangun dengan

baik, target-target kerja yang telah dicanangkan akan tercapai dengan baik.
59

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

(http://google.com, diunduh 7 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai