Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

ANATOMI FISIOLOGI GINJAL

DI SUSUN

OLEH :

MAULINA
(0801027)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2012
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak

(sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring /

membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700

liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit

(170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga

akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

 Anatomi Ginjal

Ginjal pada tubuh manusia berjumlah 2 buah, dengan berat + 150 gram

(125 – 170 gram pada Laki-laki, 115 – 155 gram pada perempuan); dengan

panjang 5 – 7,5 cm; dan tebal 2,5 – 3 cm.

Letak retroperitoneal sebelah dorsal cavum abdominale, ginjal kiri bagian

atas V.Lumbal I, bagian bawah V.Lumbal IV pada posisi berdiri letak ginjal

kanan lebih rendah.

Ginjal terdapat 2 lapisan, yaitu;

Luar : Capsula Adiposa

Dalam : Capsula Renalis


Struktur ginjal : Bila dibuat irisan memanjang dari medial ke lateral

tampak dua bagian Cortex sebelah luar dan medulla sebelah dalam.

Cortex : Tampak agak pucat dan terdapat : Corpusculi Renalis, Tubuli

Contorti, Permulaan Tubulus Collectus

Medulla : Terdiri bangunan berbentuk piramid disebut Piramid Renalis,

ujung piramid akan menjadi Colix Minor, beberapa Colix Minor bergabung

menjadi Colix Major, beberapa Colix Major bergabung menjadi Pelvis Renalis

dan berlanjut sebagari ureter. Dan ditempati oleh: Ansa Henle, sebagian pars

descendens dan pars ascendens tubulus Henle dan sebagian besar tubulus

Collectus

Vaskulerisasi ginjal :

Mendapat darah dari A.Renalis merupakan cabang dari Aorta

Abdominalis. Sebelum memasuki ginjal A.Renalis bercabang dua yaitu : Ramus

Anterior dan Ramus Pasterior.

Ramus ini bercabang 5 :

 A. Segmentalis yang memvasculerisasi satu segmen ginjal.

 A. Segmentalis memberi cabang A.Interlobaris dan memberi

cabang A. Arcuata

 A. Arcuata memberi cabang dalam cortex ginjal disebut A.

Interlobularis.

 A. Interlobularis bercabang-cabang menjadi Arteriole Afferent

Arteriolle Afferent menuju Capsula Bowmani dan bercabang-cabang

berupa Capiler. Capiler-capiler ini bersatu menjadi Arteriolae Efferent. Capiler-

capiler pada Capsula Bowmani disebut Glomerolus. Arteriollae Efferent


membentuk anyaman pembuluh darah pada Tubulus Contortus dan Tubulus

Henle, sebagian memberi cabang ke Pelvis Renalis disebut A. Recta. A. Recta

memvaskulerisasi tubulus Henle dan tubulus Colectivus membentuk anyaman

pembuluh darah menjadi V. Recta.

Nefron :

Secara mikroskopis ginjal terdiri dari Nefron berjumlah + 2,4 Juta

Nefron terdiri dari

 Glomerolus, dimana terjadi proses filtrasi

 Tubulus, dimana cairan filtrasi diubah menjadi urin

Secara morfologis ada 2 macam Nefron :

1. Nefron Cortical

Terdapat di 2/3 bagian luar Cortex, +85% jumlah Nefron mempunyai

Loop Henle pendek dikelilingi kapiler disebut Peritubuler Kapiler.

2. Nefon Juxta Medullary

Dekat ke arah Medulla + 15% dari Nefron. Glomerolus lebih besar, loop

Henle lebih panjang dikelilingi kapiler peritubulus disebut Vasa Retca.


Glomerolus :

A.Renalis memvascularisasi ginjal setelah bercabang-cabang akhirnya

menuju masing-masing Nefron dalam bentuk Arteriolle Afferent dan memasuki

tubulus yang mengalami invagensesi yang disebut Capsula Bowmani dan

membentuk kapiler. Capsula Bowmani dan capiler ini disebut Glomerolus.

Capiler ini meninggalkan Glomerolus dan membentuk Arteriolle Efferent,

Arteriolle Efferent ini membentuk kapiler yang mengelilingi tubulus.

Tubulus ginjal :

Setelah mengalami filtrasi, cairan akan ditampung dan mengalami

berbagai proses di tubulus ginjal.

 Tubulus Proximalis

Menampung hasil filtrasi Glomerolus, berkelok-kelok disebut Tubulus

Contortus Proximalis

 Loop of Henle : kelanjutan tubulus proximalis tidak berkelok,

terdiri dari :

 Pars Descenden, dibagi bagian tebal dan tipis

 Pars Ascenden, dibagi 2 bagin tebal dan tipis

 Ansa Henle : pertemuan pars Ascenden dan Descenden

berupa lengkungan.

Tubulus Distalis, berkelok-kelok dan berakhir menjadi Tubulus Arcuatus

yang bermuara ke dalam Tubulus Colectivus bergabung menjadi Ductus Papillaris

Bellini dan menjadi Calix Minor.


Aparatus Justa Glomerolus merupakan sel ginjal yang menghasilkan

Renin. Sel ini terdapat pada epithel tunik, media arteriole afferent di tempat

arteriole ini memasuki glomerolus.

 Fisiologi ginjal

Fungsi Ginjal, yaitu mengendalikan keseimbangan dengan cara :

 Mengatur keseimbangan air dalam tubuh

 Mengatur keseimbangan elektrolit

 Mengatur keseimbangan asam basa

 Turut mengatur tekanan darah

 Sebagai Eritrhopoetic System

Mekanisme dasar fungsi ginjal

Pada dasarnya fungsi utama ialah membersihkan plasma darah dari zat-zat

yang tidak berguna bagi tubuh dengan cara :

a. Filtrasi

Peristiwa Filtrasi di Glomerolus berlangsung melalui 3 lapisan sel :

 Lapisan sel Endothel Capiler

 Membrana basalis

 Lapisan Epitel Capsula Bowmani

Tekanan Filtrasi = Tekanan Glomerolus – (tekanan osmose +

tekanan intra renal)

e.g  60mmHg-(32mmHg + 18mmHg) = 10mmHG

Faktor-faktor yang berpengaruh pada filtrasi Glomerolus :

 Aliran darah ke ginjal


 Constrictie Arteriole Afferent

 Constrictie Arteriole Efferent

 Rangsangan Simpatis

 Tekanan darah

 Tekanan Intra Kapsuler

 Consentrasi protein plasma

 Luas protein plasma

 Permeabilitas membran

b. Reabsorbsi

Mekanisme reabsorbsi:

 Transport aktif perlu :

o Carrier

o Energi

 Transport pasif :

o Gradien kadar

o Gradien Listrik

Zat-zat yang direabsorbsi aktif: Glocosa, asam amino, Na+, K+

Permeabilitas urea < air  banyak urea dalam kencing

Creatinin, inulin, manitol permeabilitas = 0, jadi 100% terdapat dalam urin

c. Sekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran

darah melalui tubulus kedalam filtrat.Banyak substansi yang disekresi

tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin).

Substansiyang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat


dan kalium serta ion-ion hidrogen.Pada tubulus distalis, transfor aktif

natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion

kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium

keluar dari cairan tubular,cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam

cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiapion natrium yang

diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.Pilihan

kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan

ekstratubular (CES) dari ion-ion ini(hidrogen dan kalium).Pengetahuan

tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu

kita memahami beberapahubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya.

Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat

menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi

penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara

theurapeutik

Anda mungkin juga menyukai