Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak
yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan
tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman
baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami dalam
bidang fisik, biologis, maupun psikis atau kejiwaan. Pada masa remaja
terjadi perkembangan yang dinamis dalam kehidupan individu yang
ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik, emosional dan sosial.
Perubahan fisik yang terjadi diantaranya timbul proses pematangan organ
reproduksi seperti menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya
sperma bagi kaum pria yang merupakan tonggak pertama dalam perjalanan
usia remaja yang indah dan penuh tanda tanya. Hal ini mengakibatkan
perubahan sikap dan tingkah laku seperti mulai memperhatikan
penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik
perhatian dan muncul perasaan cinta yang kemudian akan timbul dorongan
seksual.
Data United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS),
menunjukan bahwa secara global setiap tahun kira-kira 15 juta remaja usia
15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta
terinfeksi PMS. Bahkan 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada
kaum muda usia 15-24 tahun.
Tahun 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun di Indonesia sangat
besar. Terdapat sekitar 63 juta atau 26,8% dari jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 233 juta jiwa (BPS, Bapenas, UNFPA, 2005). Menurut Ramona,
semua itu tentu sangat terkait dengan berbagai faktor yang salah satunya
adalah soal akses informasi khususnya melalui internet (faktor enabling)
mengenai kesehatan reproduksi.
Di Provinsi Papua tercatat rata-rata usia pertama kali melakukan
hubungan seksual pada usia 15 tahun dan sebanayak 13% anak muda
didalam sekolah dan 19% diluar sekolah menyatakan telah aktif seksual
dan sebagiannya menyakan pernah berganti pasangan.

1
Gaya hidup yang merugikan cenderung banyak ditiru oleh para
remaja, terutama mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Pada masa
peralihan para remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap
pengaruh nilai baru dan mereka cenderung lebih mudah melakukan
penyesuaian. Remaja memasuki usia reproduksi pada hakekatnya
mengalami suatu masa kritis. Dalam masa tersebut banyak kejadian
penting dalam hal biologis dan demografi yang sangat menentukan
kualitas kehidupannya, dan jika dimasa kritis itu tidak mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi yang
dibutuhkannya dari keluarga, mereka cenderung mencari dari luar
pendidikan formal yang sering tidak bisa dipertanggung jawabkan, seperti
menonton film dan membaca majalah porno ataupun dari teman sebaya
yang sama-sama memiliki keterbatasan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sehingga cenderung memperoleh informasi yang salah tentang
kesehatan reproduksi remaja.
Dari berbagai sumber yang diperoleh, ada beberapa masalah yang
dihadapi oleh remaja yang berhubungan dengan kesehatan yang salah
satunya terletak pada area kesehatan reproduksi. Permasalahan tersebut
ialah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang benar.
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan akses media
massa dengan pengetahuan kesehatan reproduksi khusunya bagi para
remaja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”Apakah terdapat hubungan
antara akses media massa dengan pengetahuan kesehatan reproduksi pada
remaja ?”

1.3 Tujuan Penelitian

2
2. Menganalisis hubungan antara akses media massa dengan pengetahuan
kesehatan reproduksi pada remaja di SMA Negeri 1 Abepura Kota
Jayapura
3. Menganalisis hubungan antara jenis media massa dengan pengetahuan
kesehatan reproduksi pada remaja di SMA Negeri 1 Abepura Jayapura

1.4 Urgensi (Keutamaan Penelitian)


Sebagian besar penelitian tentang masalah kesehatan reproduksi di
Papua telah banyak dilakukan, khususnya mempelajari tentang
pengetahuan akses media massa tentang masalah kesehatan reproduksi
pada kelompok yang rentan terhadap penularan dan penyebaran
HIV/AIDS dan PMS yang sering diteliti pada pekerja seks dan anak
jalanan. Tetapi pada kelompok remaja belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara
akses media massa dengan pengetahuan anak remaja.

1.5 Luaran Penelitian


Diharapkan dari hasil penelitian diperoleh suatu informasi
pengetahuan anak remaja tentang jenis-jenis akses media yang dapat
memberikan informasi apa saja tentang kesehatan reproduksi untuk
program dalam menentukan jenis media apa saja yang akan digunakan
untuk menyampaiakan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi para
remaja. Selain itu, luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu berupa
artikel dan jurnal ilmiah baik cetak maupun elektronik yang dipublikasikan
dalam jurnal internasional maupun nasional sehingga dapat melengkapi
data kesehatan reproduksi di Papua.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Menyadarkan para remaja tentang pentingnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi.

3
1.6.2 Sebagai bahan masukan instansi kesehatan dalam menentukan
media untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan
reproduksi bagi para remaja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuanmerupakanhasildari tahudansetelahorang melakukan
penginderaanterhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadimelalui
pancainderamanusia,yakniinderapenglihatan,pendengaran,penciuman,rasa
danraba. Sebagaianbesarpengetahuanmanusia diperolehmelaluimatadan
telinga.Dalamwikipediadijelaskan pengetahuanadalah informasiatau
maklumat yang
diketahuiataudisadariolehseseorang.Pengetahuantermasuktetapitidak
dibatasipadadeskripsi,hipotesis,konsep,teori,prinsipdanproseduryangsecara
Probabilitas Bayesianadalah benar atau berguna.
Berdasarkan pendekatan kontruktivistis, pengetahuanbukanlah
fakta dari suatukenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitifseseorang
terhadapobyek,pengalaman,maupunlingkungannya. Pengetahuanbukanlah
sesuatuyang sudahadadantersediadansementaraorang
laintinggalmenerimanya. Pengetahuanadalah sebagaisuatu
pembentukanyang
terusmenerusolehseseorangyangsetiapsaatmengalamireorganisasikarena
adanyapemahaman-pemahaman baru.
Dalam pengertianlain,pengetahuanadalah pelbagaigejalayang
ditemui dan diperoleh manusiamelaluipengamatan akal.Pengetahuan
munculketika seseorang menggunakanakal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentuyang
belumpernahdilihatataudirasakansebelumnya.Misalnyaketika
seseorangmencicipi masakanyang barudikenalnya,iaakanmendapatkan
pengetahuan tentangbentuk, rasa, danaromamasakan tersebut.

4
2.2 Media Massa
Media massaatau persadalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
tahun 1920-anuntuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah iniseringdisingkat menjadi media secara
umum dipahami bahwa istilah media mencakup sarana
komunikasisepertipers, mediapenyiaran(broadcasting) dansinema.Media
juga merujukpadapelbagaiinstitusiataubisnisyang
berkomunikasidenganpara audiens, terutamadalammenyediakan
pengisiwaktu luang/hiburan.
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan
memilikiorganisasiyang jelassebagaimediamassa.Secaratradisionalmedia
massa digolongkanmenjadi surat kabar, majalah, radio, televisi,dan film
(layar lebar).Dalamjenismedia initerdapatciri-ciriseperti informasidari
lingkungan diseleksi,diterjemahkandandidistribusikan, mediamassa
menjadiperantara dan
mengiriminformasinyamelaluisalurantertentu,penerima pesantidakpasifdan
merupakanbagiandarimasyarakatdanmenyeleksiinformasiyangmerekaterim
asertainteraksiantarasumber berita dan penerimasedikit.
Pengaruh media cukupkompleks,dampakbisadilihatdariskala kecil
(individu) danluas(masyarakat) serta
kecepatannya,yaitucepat(dalamhitungan
jamdanhari)danlambat(puluhantahun/abad)dampakituterjadi.Pengaruh
mediabisaditelusuridarifungsikomunikasimassa,modelsederhanayang
sering dikutip untuk model komunikasi hinggasekarang,yaitusiapa(who),
pesannyaapa (sayswhat),saluranyang digunakan
(inwhatchannel),kepadasiapa(towhom)
danapadampaknya(withwhateffect).Modeliniadalahgarisbesardarielemen-
elemen dasar komunikasi.

5
2.3 Remaja
Remaja adalahwaktumanusia
berumurbelasantahun.Padamasaremaja
manusiatidakdapatdisebutsudahdewasa tetapitidakdapatpuladisebutanak-
anak.Masaremaja adalahmasa peralihanmanusia darianak-
anankyangberjalan
antaraumur12tahunsampai21tahun.Masaremajabermulapadaperubahanfisik
yang cepat,pertambahanberatdan tinggibadanyang dramatis,
perubahanbentuk tubuh,danperkembangankarakteristikseksual
sepertipembesaranbuahdada,
perkembanganpinggangdankumis,dandalamnyasuara.Padaperkembanganin
i,pencapaian kemandiriandan identitas sangatmenonjol(pemikiran semakin
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu
di luar keluarga.
Masaremajadibedakanmenjadiempatbagian,yaitumasapra-
remaja10–12tahun, masa remajaawal12–15tahun, masa remaja
pertengahan15–18 tahun, dan masaremajaakhir 18–21 tahun.Berdasarkan
definisi-definiyang
diperoleholehbeberapaahlidapatdisimpulkanbahwamasa remaja
adalahmasa peralihandarimasaanak-
anakdenganmasadewasadenganrentangusiaantara 12-22tahun, dimana
pada masa tersebutterjadiproses pematanganbaikitu pematangan fisik,
maupun psikologis.
Pertumbuhandalammasaremaja ditinjaudari tinggidanberatbadan
merupakanakselerasi yangtinggisehinggamencapai2kalilipat,mendahului
tercapainya kematangan seksual (puberitas) dan kemudian menjadi
semakin lambatsampaiberhentinyapertumbuhantulang.Selama
masaprapuberitasterjadi pertumbuhan yangcepat sekali dalam tinggi
badan, terutama pertambahanpanjang
lengandantungkai.Setelahmelaluimasapuberitasdanmemasukimasa
adolesen atauremaja, beberapaepifiseakan menutup, sehinggatungkai
tidak bertambahpanjang

6
lagi.Padaakhirmasaremajadanpermulaanmasadewasa masih
mungkinterjadipertumbuhan, tetapimelaluibertambah panjangnyatulang
belakang.

2.4 Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksiadalah
suatukeadaanfisik,mentaldansosialyang utuh, bukan hanyabebas dari
penyakitatau kecacatan dalam segalaaspekyang
berhubungandengansistemreproduksi,fungsiserta prosesnya atau
suatukeadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya
serta mampu menjalankanfungsidanprosesreproduksinyasecara
sehatdanaman. Pengertian lain kesehatanreproduksi dalam
KonferensiInternational Kependudukan dan
Pembangunan,yaitukesehatanreproduksiadalahkeadaansejahtera
fisik,mental dansosialyang utuhdalamsegalahalyang
berkaitandenganfungsi,peran& sistemreproduksi.Kesehatan
reproduksiremajaadalah suatukondisisehatyang
menyangkutsistem,fungsidanprosesreproduksiyangdimilikioleh remaja.
Pengertiansehatdisinitidaksemata-
mataberartibebaspenyakitataubebasdarikecacatan namun jugasehat
secaramental sertasosial kultural.
Kesehatanreproduksi remaja dipengaruhi olehbeberapa halyaitu
kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan,
penyakit menular seksual(PMS), pengaruh media massa, akses
terhadappelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan
yang harmonis antara remajadengan keluarganya.Kesehatanreproduksi
remaja ditentukan denganbagaimana remaja
tersebutdalammerawatdanmenjaga kebersihanalat-alatgenitalnya.Bila alat
reproduksilembabdanbasah,maka keasamanakanmeningkatdanitu
memudahkan pertumbuhanjamur. Remaja perempuan lebih mudah
terkena infeksigenitalbila tidakmenjagakebersihan alat-
alatgenitalnyakarena organ vaginayangletaknyadekat dengan anus.

7
Penyakitmenular seksual adalah penyakityangpenularannya
terutama melaluihubunganseksual.Cara penularannya
tidakhanyaterbatassecaragenital-genitalsaja,tetapidapatjugasecara oro-
genital,atauano-genital.Sehingga kelainanyang
timbulakibatpenyakitkelamininitidakhanyaterbataspadadaerah genitalsaja,
tetapijugapada daerah-daerahekstra genital. Penyakitmenular
seksualjugadapatterjadidengancaralainyaitukontaklangsung denganalat-
alat sepertihanduk,pakaian,termometer danlain-lain

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode observasidengan pendekatan


cross sectional. Rencana pelaksanaan penelitian merupakan salah satu bentuk
pengamatan pengetahuan pada anak remaja di Kota Jayapura. Lokasi atau tempat
penelitian di lakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Jayapura yang dapat
mewakili remaja di Kota Jayapura yaitu SMA Negeri 1 Abepura Kota Jayapura.
Rencana waktu pelaksaan kegiatan dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan April
hingga bulan Juni tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Abepura Kota Jayapura. Sampel dan teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik simple random samplingdengan
ketentuan responden adalah remaja yang berumur 15-18 tahun yang bersekolah di
SMA Negeri 1 Abepura Kota Jayapura. Cara pengumpulan data dilakukan dengan
menentukansubjek penelitian yaitu siswaSekolahMenengah Atas (SMA)
yangditeliti serta meminta ijin kepada kepala sekolah atau penanggung jawab
sekolah tersebut untukdiadakan penelitian. Setelah mendapatijinoleh pihak
sekolah, peneliti membuat keusionerdan melakukan ujivaliditas dan reliabilitas
sebelumdiberikan kepadaparasiswasertamembuatinformedconsentyang
menyatakankesediaan parasiswadisekolahtersebutuntukditeliti.
Kemudianpenelitimemperbanyak kuesionerdanmembagikanlembar
kuesionerkepada para siswa secara acaksertamengawasisecara langsung
pengisianangket tersebutagarvaliditasdapatterjaga.Setelahitukuesioneryang
telahdiisi dikumpulkankembalikepadapeneliti.Data yang telah terkumpul kemudian

8
diolah (editing, coding, entrydantabulatingdata). Data yang diolah selanjutnya dianalisis
secara deskriptif dan diuji hipotesis menggunakan uji chi square dengan derajat
kemaknaan p ≤ 0,05 sesuai dengan tujuan penelitian. Data diolah dengan menggunakan
program SPSS.

Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan mengikuti langkah kerja


berikut: 1) survey awal ke SMA Negeri 1.2) studi pustaka. 3) menyiapkan
kuisioner serta peralatan untuk melakukan uji coba kuisioner kepada kelompok
anak remaja/sampel. 4)melakukan uji coba kuesioner. 5) pengolahan data
(editting, coding, processing, cleaning). 6) menganalisa data. 7) penarikan
kesimpulan dan menyusun laporan akhir.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang 2.000.000,00
2 Bahan habis pakai 2.700.000,00
3 perjalanan 5.000.000,00
4 Lain-lain 2.300.000,00
Jumlah 12.000.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Agenda Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI Bulan V


Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Survey awal
ke SMA
Negeri 1
Studi
Pustaka
Menyiapkan
kuisioner

9
serta
peralatan
untuk
melakukan
uji coba
kuisioner
kepada
kelompok
anak
remaja/samp
el
Melakukan
uji coba
kuesioner
Pengolahan
data
Analisis data
Penarikan
kesimpulan
dan
menyusun
laporan akhir

Daftar Pustaka

Addisi. Skripsi:Hubungan BanyaknyaMedia Massa dengan Tingkat


Pengetahuan
KesehatanReproduksi pada Remajadi SMUNegeri 5 Madiun. Semarang.

10
Undip. 2009

Antaranews.PendidikanKesehatan Reproduksi untuk Melindungi


Remaja.2010

Badan Pusat Statistik (BPS-Statistics Indonesia). (2004). Jayapura City Young


Adult Reproductive Health Survey 2002-2003.

Basri,hasan. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya.


Yogyakarta:PustakaPelajar. 2011

Burton,graeme.Pengantar UntukMemahami:Media dan Budaya Populer.


Yogyakarta:Jalasutra. 1999

Dinas Kesehatan Provinsi Papua.Profil Kesehatan Provinsi Papua. Jayapura :


Dinas
Kesehatan. 2011

Djaelani, Joyce. 2000. “Kebijakan Pelayanan Kesehatan Reproduksi remaja”, di


dalam
Kumpulan Makalah Seminar Hak dan Kesehatan Reproduksi: Implikasi
Pasal 7 Rencana Tindakan Kairo bagi Indonesia di Yogyakarta.

Family Care International. 2000. Commitments: Sexual and reproductive Health


and Rights
for All. New York: FCI.

Irmaningrum, Y., Priyono, B., J. et al.(2006). Situasi Perilaku Berisiko dan


Prevalensi HIV di Tanah Papua 2006; Hasil STHP Tahun 2006 di Tanah
Papua

MaknaMedia Massa, Karakter, Jenis dan Fungsi.14Mei2009.


Available from : www.romelta.com/2009/05/14/Media-massa-makna-
karakter-jenisdan-fungsi

Nasria. Skripsi:Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja tentang


Kesehatan
Repproduksi diSMANegeri 1 Mojogedang. Semarang. Undip. 2010

Ramonasari . 2008. “Perilaku Remaja dan Kesehatan Reproduksi”, di dalam


Kumpulan

11
Makalah Seminar Hak dan Kesehatan Reproduksi: Implikasi Pasal 7
Rencana Tindakan Kairo bagi Indonesia di Yogyakarta.

Rizza. Skripsi:Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat


Pengetahuan
KesehatanReproduksi pada Remajadi SMA N 8 Surakarta. Semarang.
Undip. 2011
Sahaja-Lentera PKBIDIY. AIDSdanKesehatan Reproduksi (Buku Pegangan
Peer
Educator). PKBI DIY.

Suhanjati,SS.TV dan Internet Beri Andil Meledaknya Seks Pranikah.Suara


Merdeka. 13Oktober 2007

TIM PSS PKBIDIY.Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada SMA di DIY.


Yogyakarta. 2009

Tri. Tesis :Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap PraktekKesehatan


Reproduksi
Remaja diSMA Negeri 1 Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Semarang.
Undip. 2010

12

Anda mungkin juga menyukai