Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diverikulir belum dikenal di Negara barat sebelum

abad ke-20. Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industry

yang diikuti dengan perubahan pola makan dan konsumsi jenis

makanan dari yang mengandung banyak serat, penyakit divertikular

mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan

peningkatan umur penduduk.

Divertikulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang

dicirikan dengan adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis

yang membentuk kantong berbentuk seperti botol. Bila satu

kantong atau lebih mengalami peradangan, keadaan inilah yang

disebut sebagai Divertikulitis.

Divertikulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya

ditemukan setelah lahir. Insidensi diverticulosis secara

keseluruhantinggi, penyakit ini menyerang sekitar 10% penduduk

menurut sebagian besar pemeriksaan mayat.

Divertikulosis jarang terjadi pada usiadi bawah 35 tahun,

tetapimeningkatseiring bertanbahnya usia sehingga pada usia 85

tahun, dua pertig penduduk mengalami penyakit ini. Lokasi

terjadinya divertikula yang paling sering adalah kolon sigmoid,

yaitu sekitar 90% kasus.

Maka dari uraian diatas, penulis mencoba mengangkat

masalah tentang Divertikulitis.

1
B. Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Divertikulitis.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui konsep dasar Divertikulitis.

2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien

dengan Divertikulitis, yang meliputi pengkajian, diagnose

keperawatan, dan intervensi.

2
BAB II

KONSEP DASAR TEORITIS

A. Definisi

Divertikula dalam bahasa latinnya ( Diverticulum ) adalah penonjolan keluar

abnormal berbentuk kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas

sepanjang defek di lapisan otot, merupakan penonjolan ari mukosa serta sub

mukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitasyang abnormal.

Divertikulum dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran gastro instetinal.

Divertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari lapisan usus

yang meluas sepanjang defek dilapisan otot. Divertikula dapat terjadi dimana saja

sepanjang saluran gastro instetinal. Divertikulosis merupakan diverticula multiple

yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan

bakteri tertahan disuatu divertikulim yang menghasilkan infeksi dan inflamasi

yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau

pembentukan abses ( Keperawatan Medikal Bedah Volume 2, 2001;hal 1100 )

Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa inflamasi atau

gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divetikulum

yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan

akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.

Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid (95%). Hal ini telah

diperkirakan bahwa kira – kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami

diverticulitis pada titik yang sama. Divertikulitis pada umumnya terjadi pada usia

lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia 80 tahun.

Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada individu yang

berusia 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama

3
penyakit. Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mengkin menetap

sebagai infeksi yang kontinu dan lama.

Divertikulitis adalah suatu keadaan pada kolon yang dicirikan dengan adanya

herniasi mukosa melalui taenia mesentri yang membentuk kantong seperti botol (

M, Price, 2005 )

B. Etiologi

 Usia : Risiko terkena diverticulitis akan semakin tinggi

 Factor Genetik

 Penggunaan obat-obatan tertentu : penggunaan aspirin dan obat anti

inflamasi nonsteroid secara rutin

 Mikro dan Makro perforasi

 Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta areakelemahan

dalam dinding colon

 Diet rendah serat

 Kuman – Kuman seperti taenia coli

 Obesitas

 Kurang olah raga

 Merokok

C. Tanda dan Gejala

1. Nyeri pada perut : Rasa nyeri akan lebih terasa sesaat setelah makan

atau ketika bergerak

2. Sembelit, diare atau keduanya

3. Demam

4. Perut kembung atau perut terasa di penuhi gas

5. Terkadang buang air besar disertai lender

4
6. Mual dan muntah

7. Buang air besar berdarah

D. Patofisiologi

Divertikulitis dapat di bawa dari lahir ( Faktor Kongenital ) yang

tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus

merupakan dinding divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya

ditemukan setelah lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada

kolon sigmoid dan kolon desendens.

Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon

mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan

intraluminal yang tinggi, volume colon yang rendah ( isi kurang

mengandung serat ), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding colon

(hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras ). Divertikulum

menjadi sumbatan dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut.

Inflamasi cenderung melebar kedinding usus sekitar, mengakibatkan

timbulnya kepekaan dan spatisipas kolon. Abses dapat terjadi,

menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah ( arterial ) dapat

menimbulkan perdarahan.

Pathway :

Kelemahan/menurunnya

Tegangan otot dinding kolon

Herniasi mukosa dan Submukosa

Peningkatan tekanan dlm lumen Divertikulitis /Divertikular

Kolon Tinja terperangkap dlm divertikel

Nekrosis divertikel & terinfeksi


kuman kolon

Divertikulitis

5
Lesi/iritasi sampai ke otot Pembengkakan mukosa Penyempitan
lumen

Pembuluh darah pecah (peradangan) Obtruksi

Pendarahan / anum Penekanan/ mendesak Cairan lumen tertahan

Nyeri Feses encer

Penurunan cairan plasma Pengeluaran cairan dan

Dan intravaskuler elektrolit frekuensi BAB

Hipovolemia Resiko tinggi pe volume cairan gangguan eliminasi

Resiko gangguan Gangguan keseimbangan Asam basa

perfusi jaringan asam basa (asidosis )

Mual, Muntah

Resiko tinggi gangguan nutrisi

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes darah : Untuk melihat kemungkinan terjadi infeksi atau perdarahan di

usus besar

2. Tes urine : Dilakukan untuk menunjukkan apakah penderita mengalami

infeksi saluran kemih.

3. Tes darah samar pada sampel tinja : Untuk memeriksa apakah tinja penderita

mengandung darah.

4. Ct Scan : Untuk menunjukkan secara detail kantong – kantong yang

mengalami peradangan atau infeksi dan memastikan diagnosis.

5. Colonoscopy : Dianjurkan dilakukan ketika divertikulosis tidak meradang.

6
F. Penatalaksanaan

 Infus cairan dan nutrisi : Untuk mengistirahatkan usus, psien

diminta puasa selama seminggu, nutrisi dan cairan akan diberikan

melalui infuse.

 Anti biotic injection : Untuk mengobati infeksi.

 Pemasangan Selang NGT : Selang ini biasanya di berikan untuk

pemberian makan, namun dalam kasus diverticulitis bertujuan

untuk mengosongkan isi lambung.

 Operasi : Prosedur operasi dilakukan oleh dokter bedah, pada

pasien yang memiliki gangguan dalam system kekebalan tubuh,

mengalami diverticulitis berulang atau terjadi komplikasi.

G. Fokus Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Sirkulasi

Tanda : Peningkatan Tekanan darah (efek pembesaran ginjal).

b. Eliminasi

Gejala : Penurunan kekuatan / dorongan aliran urin, tetesan.

c. Makanan / Cairan

Gejala : Anoreksia, mual dan muntah.

Tanda : Penurunan berat badan.

d. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri Suprapubik daerah punggung bawah.

e. Keamanan

Gejala : Demam

f. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : Rencana pembedahan.

7
2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh,

proses diri pembedahan

c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi

d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi

Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang

Intervensi :

 Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

 Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi

, lamanya intensitas

 Catat petunjuk non verbal : misalnya : gelisah,

menolak untuk bergerak berhati – hati dengan

abdomen

 Observasi / catat distensi abdomen, peningkatan

suhu mencoba untuk mentoleransi nyeri tanpa

analgetik

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan

tubuh

Tujuan : Klien bebas dari tanda – tanda infeksi

Intervensi :

8
 Pantau tanda – tanda vital, perhatikan peningkatan

suhu

 Observasi penyatuan luka, adanya inflamasi

 Pantau pernafasan, bunyi nafas

 Berikan obat antibiotic

3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola

defekasi

Tujuan : Terjadi peningkatan rasa harga diri

Intervensi :

 Kaji respon dan reaksi pasien dan keluarga

terhadap penyakit dan penanganannya

 Kaji hubungan antara pasien dan anggota

keluarga

 Kaji pola koping pasien dan anggota kelurga

 Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan

yang terjadi

4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan : Kecemasan berkurang atau teratasi

Intervensi :

 Catat petunjuk perilaku misal : Gelisah, peka

rangsang

 Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan

balik

 Akui bahwa ansietas dan masalah mirip yang

diekspresikan orang lain

 Berikan lingkungan tenang dan istirahat

 Membuka hubungan therapeutic

9
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi,

kesalahan interprestasi

Tujuan : Klien atau keluarga menyatakan pemahaman tentang

proses penyakit dan pengobatan

Intervensi :

 Tentukan persepsi pasie atau keluarga tentang

proses penyakit

 Kaji ulang proses penyakit, penyebab / efek

hubungan factor

 Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis dan

kemungkinan efek samping

 Tekankan pentingnya perawatan kulit, tehnik cuci

tangan

 Meningkatkan pemahaman dan dapat

meningkatkan kerjasama dalam program

Baik

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama : An. Erick Bastanta

Jenis kelamin : Laki – laki

Umur : 14 tahun

Status kawin : Belum kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jalan. Sisimangaraja Lk.V Binjai

Tgl. Masuk RS : 14 April 2018

No. Reg : 01.24.18

Ruangan : Anyelir

Gol. Darah :O

Tanggal Pengkajian :23-10-2018

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Divertikulitis

b. Penanggung jawab

Nama : Ny. F

Hubungan dengan klien : Ibu

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan. Sisingamangaraja Lk. V Binjai

11
c. Keluhan utama

Keluarga (ibu pasien ) mengatakan pasien selalu mengeluh

12

Anda mungkin juga menyukai