Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN BUKU SAKU BERBASIS PRAKTEK UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI PADA MATERI


SISTEM KELISTRIKAN BODI UNTUK SISWA SMK N 1 BALIKPAPAN

PROPOSAL SKRIPSI
Diususn Oleh :

ANDI ROFI

160513609676

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah


penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan, luaran bidang
pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam
rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa
Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang
dimiliki Indonesia.

Mata pelajaran sistem kelistrikan bodi merupakan salah satu mata


pelajaran yang di tempuh siswa SMK (level 2 KKNI ) jurusan otomotif
(dirjen dikti,2015). Capaian pembelajaran pada mata kuliah sistem
kelistrikan bodi ini berdasarkan katalog SMK jurusan otomotif tahun
2016 terdiri dari 3 capaian yaitu, (1) siswa mampu mengusai karakteristik
sistem kelistrikan mobil pada kendaraan, (2) siswa mampu mengusai
konsep-konsep sistem kelistrikan bodi berdasarkan ciri-cirinya, (3) siswa
mampu mengimplementasikan sistem kelistrikan bodi berdasarkan
pengamatan pada ciri-cirinya

Mata pelajaran sistem kelistrikan bodi memiliki cangkupan yang


sangat luas. Objek pembelajaran tidak terlalu banyak akan tetapi proses
memahami sistem tersebut begitu sulit di pahami. Materi yang yang cukup
luas ini harus didukung dengan media dan bahan ajar sehingga
menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Proses pembelajaran yang
berkualitas dapat diupayakan dengan berbagai cara,salah satunya dengan
meningkatkan bahan ajar. Kualitas dari bahan ajar diketahui berpengaruh
kuat terhaap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan
mahasiswa (Serbessa,2006; Prastowo,2012)
Bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa (2006: 96) mengemukakan bahwa
bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat
diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang
bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran.

Salah satu nahan ajar yang praktis dan dapat dipergunakan dalam
pembelajaran materi sistem kelistrikan bodi adalah buku saku. Menurut
(Setyono, dkk, 2013: 121) “buku saku diartikan buku dengan ukurannya
yang kecil, ringan, dan bisa disimpan di saku, sehingga praktis untuk
dibawa kemana-mana, dan kapan saja bisa dibaca”. Definisi lain
menyatakan bahwa “buku saku merupakan buku dengan ukuran kecil
seukuran saku sehingga efektif untuk dibawa kemana-mana dan dapat
dibaca kapan saja pada saat dibutuhkan”. (Eliana D & Solikhah, 2012).
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa buku saku adalah
buku yang berukuran kecil, praktis karena dapat dibawa kemana saja yang
didalamnya berisi informasi berupa materi maupun informasi lainnya.

Berdasarkan wawancara dan observasi dengan salah satu guru di


SMKN 1 BALIKPAPAN, di dapat hasil bahwa belum tersedianya bahan
ajar berupa buku saku yang praktis untuk siswa agar bisa di bawa dimana
saja khususnya untuk materi sistem kelistrikan bodi di Balikpapan,
sehingga sangat sulit untuk menunjang proses pembelajaran di kelas
maupun dalam bengkel praktek.

Berdasarkan pengisian angket oleh 30 siswa kelas XI diperoleh


informasi bahwa menurut para siswa, bahan ajar buku saku yang sesuai
untuk sistem kelistrikan bodi adalah bahan ajar yang dilengkapi dengan
gambar, keterangan gambar, klasifikasi, serta memuat berbagai masalah
dan cara penanganan nya. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pikir
siswa dalam memahami materi sistem kelistrikan bodi.
Penggunaan buku saku sebagai sumber belajar diharapkan dapat
membuat siswa lebih lebih mandiri, aktif, dan menemukan sendiri konsep
dalam pembelajaran. Penggunaan buku saku membuat siswa merasa
senang dan termotivasi dengan pembelajaran yang menarik dan bermakna
bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dikembangkan suatu buku


saku yang respensentatif sehingga dapat memfasilitas, membantu dan
menunjang dosen untuk disampaikan oleh guru tersebut.

B. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian dan pengembangan yang ingin dicapai adalah sebagai


berikut

1. Mengembangkan materi yang di kemas secara praktis untuk


menjadi buku saku sebagai pedoman dalam belajar siswa
SMKN 1 BALIKPAPAN yang berbasis praktek
2. Menghasilkan produk buku saku berbasis praktek pada materi
kelistrikan body untuk siswa SMKN 1 BALIKPAPAN

C. Spesifikasi produk yang diharapkan


Produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah berupa buku saku untuk mata pelajaran sistem kelistrikan bodi.
Spesifikasi produk ini terdiri dari spesifikasi konten, spesifikasi
kegrafisan, dan spesifikasi teknis .
1. Spesifikasi konten
a. Buku saku yang dikembangkan berisi wire diagram
kelistrikan bodi, cara mengenali jalur kelistrikan bodi,
masalah yang sering terjadi pada sistem kelistrikan bodi,
dan cara penanganan nya.
b. Buku saku yang disusun terdiri dari judul buku saku, kata
pengantar, daftar isi, informasi umum, bagian isi,
glosariumdan kepustakaan. Bagian konten ini terdiri dari
bab 1, bab 2, dan bab 3. Bab 1 berisi tentang gambar wire
diagram dan keterangannya, jalur sistem kelistrikan yang
lebih spesifik seperti jalur head lamp, jalur lampu sein dan
sebagai nya. Bab 2 berisikan tentang penjelasan pada
sistem kelistrikan bodi (wire diagram). Bab 3 berisikan
tentang masalah dan cara menanganan nya
c. Buku saku ini memuat foto aseli jalur sistem kelistrikan
bodi pada suatu kendaraan

2. Spesifikasi kegrafisan
a. Buku saku yang dikembangkan disusun menggunakan
kertas artpaper ukuran A5
b. Font yang digunakan dalam pembuatan buku saku
antara lain menggunakan jenis Font Agency FB Size 8
dan 10, font algerian size 12, dan ukuran 8 untuk
keterangan gambar
c. Penggunaan desaign, warna, gambar dan tata letak
disesuaikan agar tampak menarik

3. Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis dari buku saku ini dikembangkan
menggunakan microsoft word 2010. Desaign buku saku ini
menggunakan aplikasi microsoft word 2010, microsoft power
point 2010, macromedia firework Mx 2010, corel draw X6 dan
paint versi 6.3

D. Pentingnya penelitian
buku saku sistem kelistrikan bodi penting dilakukan berdasarkan beberpa
hal berikut
1. Peringkasan bahan ajar yang bersifat pemahaman terhadap
sistem kelistrikan bodi kendaraan
2. Pengembangan buku saku sistem kelistrikan bodi dapat
memberikan manfaat bagi beberapa pihak, sebagai berikut
a. Bagi siswa diharapkan dapat mudah memahami materi
dan mengimplementasikan nya dengan mudah
b. Bagi guru mata pelajaran, diharapkan lebih mudah
digunakan saat mengajar para siswa dan membantu
dalam mengajarkan siswa pada sistem kelistrikan bodi
c. Bagi peneliti, diharapkan dapat melatih keterampilan
dalam pengembangan produk buku saku, serta
memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai
sistem kelistrikan bodi kendaraan

E. Asumsi dan keterbatasan penelitian


1. Asumsi penelitian
Seluruh siswa memiliki kemampuan memahami dan
mengimplementasikan yang sama
2. Keterbatasan penelitian
Karakterisitik setiap jalur wire diagram yang dilakukan meliputi tahap
pemahaman dan identifikasi berdasarkan setiap jalur wire digram
F. Definisi operasional
1. Buku saku sistem kelistrikan bodi merupakan kumpulan dari gambar,
ilustrasi, deskripsi sistem kelistirikan bodi yang ada pada kendaraan
2. Pemahaman dan mengimplementasikan sistem kelistrikan bodi adalah
suatu usaha membentuk keterampilan siswa.
3. Sistem kelistrikan bodi merupakan salah satu mata pelajaran jurusan
otomotif dan merupakan sistem yang paling penting dalam suatu
kendaraan
BAB II

Kajian teori

A. BUKU SAKU
Menurut (Yuliani & Herlina, 2015: 105) bahwa “buku saku adalah suatu
buku yang berukuran kecil yang mana berisi informasi yang dapat
disimpan di saku sehingga mudah dibawa kemana-mana. Menurut
Sulistyani (Yuliani & Herlina, 2015: 105) Pocket book (buku saku)
dicetak dengan ukuran yang kecil agar lebih efisien, praktis dan mudah
dalam menggunakan”. Menurut Arsyad (Laksita dkk, 2013: 15) “Pocket
book termasuk dalam media cetak maka juga perlu memperhatikan hal-hal
saat merancang media pembelajaran berupa cetak seperti: (1) konsistensi
penggunaan simbol dan istilah (2) penulisan materi secara singkat dan
jelas (3) penyusunan teks materi pada pocket book sedemikian rupa
sehingga mudah dipahami; (4) memberikan kotak atau label khusus pada
rumus, penekanan materi, dan contoh soal; (5) memberikan warna dan
desain yang menarik pada pocket book (6) ukuran font standar isi 9-10
point, jenis font menyesuaikan isinya"

B. BERBASIS PRAKTEK
Praktikum adalah pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan
materi
atau dengan sumber data sekunder untuk mengamati dan memahami dunia
alam
(Lunetta. dkk dalam Score, 2008: 5). Metode praktikum adalah cara
penyajian
pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam pelaksanaan metode ini
siswa
melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan,
melibatkan pembanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum.
Dalam
proses belajar mengajar dengan metode praktikum ini siswa diberi
kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Dengan melakukan
praktikum
siswa akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya menerima
dari guru
dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah,
dan
hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa (Rustaman
dalam
Kholid, Setiawan dan Fitrijaya, 2011: 1).

C. MATERI KELISTRIKAN BODI

Sistem kelistrikan body adalah semua instalasi listrik yang terletak


pada body kendaraan. Sistem ini berfungsi sebagai kompomen tambahan
untuk melengkapi fungsionalitas sebuah mobil.

Bisa dikatakan, kelistrikan body ini memang tidak memiliki pengaruh


apapun terhadap performa kendaraan, namun sangat menunjang
keselamatan berkendara.
Sehingga dengan adanya kelistrikan body mobil atau motor dapat
berfungsi dengan aman dan nyaman.
Apa saja yang termasuk dalam sistem kelistrikan body ? Apabila
dikelompokan maka ada empat karegori, yakni ;

 Sistem penerangan eksterior


 Sistem penerangan interior
 Sistem peringatan
 Aksesoris tambahan

1. Sistem Penerangan Eksterior


Sesuai namanya, sistem penerangan ini terletak dibagian luar
mobil. Fungsi sistem penerangan eksterior adalah sebagai
komponen utama yang akan memberikan pencahayaan terhadap
kondisi jalan.

Exterior lighting juga masuk ke dalam sistem keselamatan aktif


kendaraan, karena sinar yang terbentuk digubakan untuk menyinari
jalan didepan mobil sehingga mencegah potensi kecelakaan.

Umumnya, penerangan eksterior ini memiliki karakter cahaya yang


terang dengan warna putih atau kuning.

Macam - macam penerangan eksterior


a. low beam

Lampu dekat adalah lampu penerangan utama mobil yang


memiliki jangkauan jarak dekat. Fungsi low beam adalah
sebagai lampu penerangan saat mobil melintas daerah
perumahan atau daerah ramai.

b. high beam

Lampu jauh atau high beam adalah penerangan utama


kendaraan dengan jangkauan cahaya lebih jauh. Lampu ini
cocok digunakan pada daerah sepi (hutan, jalan tol,
pegunungan) yang sepi.

c. fog lamp

Fog lamp atau biasa disebut sebagai lampu kabut adalah


lampu yang akan menembus tebalnya kabut agar jarak
pandang pengemudi tidak terhalang.

Lampu ini terletak dibagian bumper bawah berdekatan


dengan permukaan jalan agar sinar lampu maksimal
menerangi permukaan jalan.

2. Sistem Penerangan Interior


Didalam mobil, kita akan menemukan interior light yang berfungsi
untuk menerangi bagian kabin mobil. Meski berfungsi menerangi
kabin, lampu interior tidak dibuat dengan intensitas cahaya terang.

Lampu ini agak redup karena apabila dibuat terang akan


mengganggu pandangan pengemudi dibelakangnya.

Lampu intrerior biasanya terletak dibagian atap kendaraan dibagian


tengah, memiliki tiga buah saklar yakni : On, Off, Auto. Saat kita
set saklar Auto, maka lampu otomatis hidup saat kita membuka
pintu.
3. Sistem Peringatan
Sistem peringatan diartikan sebagai penanda bagi kendaraan lain
terhadap posisi kendaraan tersebut. Contoh paling mudah adalah
klakson, klakson ini akan memberi peringatan berupa suara ke
pengguna jalan lain.
Sistem peringatan ini masuk ke kelompok sistem kelistrikan body
karena memang terletak dibagian body kendaraan serta
menggunakan rangkaian kelistrikan.

Contoh lain pada sistem peringatan antara lain ;

a. lampu sein

lampu sein digunakan untuk memberi isyarat ke pengguna jalan


lain bahwa kita akan belok ke salah satu arah. Dengan demikian,
potensi miss communication tidak terjadi.

b. lampu hazard

Lampu hazard adalah lampu yang menunjukan bahwa kendaraan


tersebut sedang dalam kondisi darurat. Lampu ini pada dssarnya
sama seperti lampu sein namun lampu hazard akan mengedipkan
semua lampu sein secara bersama-sama.

c. stop lamp

Lampu belakang mobil tidak masuk ke sistem penerangan utama


karena fungsi utamanya bukan untuk menerangi jalan. Lihat saja
warna lampu ini adalah merah yang menandakan berhenti.

Lampu belakang/tail lamp digunakan sebagai penanda ke


pengguna jalan lain bahwa ada kendaraan didepannya.

Saat rem ditekan maka intensitas lampu tail akan lebih terang. Ini
akan memberi sinyal ke mobil dibelakangnya bahwa kita sedang
mengerem. Sehingga mobil dibelakang bisa menyesuaikan.

d. klakson

Klakson adalah skema kelistrikan untuk mengubah energi listrik


menjadi suara. Suara ini dijadikan penanda bagi pengguna jalan
lain terhadap posisi kendaraan kita.

e. lampu dim/tembak

Lampu DIM memiliki fungsi yang hampir sama dengan klakson,


namun peringatan yang digunakan berupa tembakan lampu. Lampu
DIM biasa dipakai saat saling berhadapan sesama kendaraan dalam
kecepatan tinggi.
Sehingga salah satu kendaraan akan mengalah dan tabrakan bisa
dihindari.

4. Aksesoris Kelistrikan Body

Kelistrikan aksesoris adalah semua komponen yang menggunakan


rangkaian listrik namun tidak memiliki fungsi untuk menerangi
atau memperingatkan seperti yang dijelaskan diatas.

Komponen yang masuk ke dalam aksesoris body antara lain :

 Wiper & Washer


 Power window
 Sun roof control
 Window defoger

Komponen Sistem Kelistrikan Body

Secara umum, sistem kelistrikan body memiliki beberapa


komponen seperti berikut :

1. Power suply (aki)


Power suply atau sumber arus adalah komponen yang
menyediakan sumber arus listrik yang akan digunakan untuk
melakukan serangkaian skema kelistrikan.
Pada kendaraan, baterai atau aki berperan sebagai sumber arus
karena komponen ini dapat menyimpan dan melepaskan arus
listrik.
Namun, baterai bukan sumber arus utama. Sumber utama
kelistrikan kendaraan itu ada pada sistem pengisian yang
mengubah energi gerak ke energi listrik.

2. Saklar

Saklar digunakan untuk mengatur kapan skema krlistrikan aktif


dan kapan skema kelistrikan non-aktif. Pada kelistrikan body,
ada dua macam saklar yakni

 Saklar manual
 Saklar otomatis

Saklar manual harus diaktifkan secara manual oleh


pengemudi melalui sebuah tombol. Contohnya pada lampu
sein dan klakson.

Sementara saklar otomatis, tidak perlu perlakukan dari


pengemudi untuk mengaktifkan skema kelistrkan. Biasanya
skema akan aktif lada kondisi tertentu contoh lampu kepala
sepeda motor yang otomatis aktif saat mesin menyala.

3. Fuse dan Relay


Fuse dan relay bisa disebut sebagai komponen pengaman
rangkaian. Fuse akan mencegah terjadinya aliran arus berlebih
ke rangkaian yang dapat membakar rangkaian kelistrikan.
Sementara relay akan memperpendek aliran arus sehingga
potensi kerugian arus listrik akan dikurangi.

4. Beban
Beban adalah komponen aktuator kelistrikan yang dapat
mengubah energi listrik ke bentuk energi lain. Contohnya
bohlam lampu mengubah listrik menjadi cahaya.
Klakson mengubah listrik menjadi suara dan motor wiper
mengubah listrik menjadi gerakan.

5. Wiring
Wiring adalah susunan kabel-kabel kelistrikan yang dirangkai
menjadi satu kesatuan. Wiring ini akan membentang dari aki,
menuju fuse lalu keluar dari fuse, wiring akan memiliki banyak
cabang yang menuju semua kompone kelistrikan.Dengan
adanya wiring, maka kabel pada mobil akan lebih aman dan
rapi.Selain itu, proses identifikasi juga lebih mudah karena
kabel-kabel tersebut memiliki kombinasi warna yang berbeda-
beda
BAB III

Metode penelitian

A. Model Pengembangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan


pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat
beberapa jenis model. Model yang digunakan adalah pengembangan
model 4-D. Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model
pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh
S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974: 5).
Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define
(Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan
Disseminate (Penyebaran). Metode dan model ini dipilih karena
bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media buku saku . Produk
yang dikembangkan kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan
uji coba produk untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi
belajar dan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran
menggunakan media buku saku pada materi organisasi kehidupan.

B. Prosedur Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan (Research and


Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
(Sugiyono, 2012: 407) Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan model 4-D (Four
D Models) menurut Thiagarajani. Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap
pendefinisian (define), perancangan 90 (design), pengembangan
(develop) dan diseminasi (disseminate) yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Gambar 17. Prosedur Pengembangan Model 4-D

(Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)

1. Tahap pendefinisian (define)


Tahap pendefinisian berguna untuk menentukan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan di dalam proses
pembelajaran serta mengumpulkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Dalam
tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
a. Analisis Awal (Front-end Analysis) Analisis awal
dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar
dalam pengembangan media buku saku. Pada tahap
ini dimunculkan fakta-fakta dan alternatif
penyelesaian sehingga memudahkan untuk
menentukan langkah awal dalam pengembangan
media pop-up yang sesuai untuk dikembangkan.
b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis) Analisis
peserta didik sangat penting dilakukan pada awal
perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan
dengna cara mengamati karakteristik peserta didik.
Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan
ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik,
baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis
peserta didik meliputi karakteristik kemampuan
akademik, usia, dan motivasi terhadap mata
pelajaran.
c. Analisis Tugas (Task Analysis) Analisis tugas
bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama
yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis
tugas terdiri dari analisis terhadap Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi yang
akan dikembangkan melalui media buku saku.
d. Analisis Konsep (Concept Analysis) Analisis
konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam
media buku saku yang dikembangkan. Analisis
konsep dibuat dalam peta konsep pembelajaran yang
nantinya digunakan sebagai sarana pencapaian
kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi
dan menyusun secara sistematis bagian-bagian
utama materi pembelajaran
e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying
Instructional Objectives) Analisis tujuan
pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator
pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas
analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan
menuliskan tujuan pembelajaran, peneliti dapat
mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan
dalam media buku saku, menentukan kisi-kisi soal,
dan akhirnya menentukan seberapa besar tujuan
pembelajaran yang tercapai.

2. Tahap Perancangan (design)


Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap
pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap perancangan.
Tahap perancangan ini bertujuan untuk merancang suatu
media pop-up yang dapat digunakan dalam pembelajaran
IPA. Tahap perancangan ini meliputi:
a. Penyusunan Tes (criterion-test construction)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan
tujuan pembelajaran yang menjadi tolak ukur
kemampuan peserta didik berupa produk, proses,
psikomotor selama dan setelah kegiatan
pembelajaran.
b. Pemilihan Media (media selection) Pemilihan media
dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik
materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Media dipilih untuk menyesuaikan analisis peserta
didik, analisis konsep dan analisis tugas,
karakteristik target pengguna, serta rencana
penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari
media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk
membantu peserta didik dalam pencapaian
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
diharapkan.
c. Pemilihan Format (format selection) Pemilihan
format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan
format dilakukan agar format yang dipilih sesuai
dengan materi pembelajaran. Pemilihan bentuk
penyajian disesuaikan dengan media pembelajaran
yang digunakan. Pemilihan format dalam
pengembangan dimaksudkan dengan mendesain isi
pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan sumber
belajar, mengorganisasikan dan merancang isi buku
saku, membuat desain buku saku. yang meliputi
desain layout, gambar, dan tulisan.
d. Desain Awal (initial design) Desain awal (initial
design) yaitu rancangan media pop-up yang telah
dibuat oleh peneliti kemudian diberi masukan oleh
dosen pembimbing, Masukan dari dosen
pembimbing akan digunakan untuk memperbaiki
media buku saku sebelum dilakukan produksi.
Kemudian melakukan revisi setelah mendapatkan
saran perbaikan media pop-up dari dosen
pembimbing dan nantinya rancangan ini akan
dilakukan tahap validasi. Rancangan ini berupa
Draft I dari media buku saku.
3. Tahap Pengembangan (develop) Tahap pengembangan ini
bertujuan untuk menghasilkan media popup yang sudah
direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada
peserta didik. Terdapat dua langkah dalam tahapan ini yaitu
sebagai berikut:
a. Validasi Ahli (expert appraisal) Validasi ahli ini
berfungsi untuk memvalidasi konten materi IPA
dalam media buku saku sebelum dilakukan uji coba
dan hasil validasi akan digunakan untuk melakukan
revisi produk awal. Media buku saku yang telah
disusun kemudian akan dinilai oleh dosen ahli
materi dan dosen ahli media, sehingga dapat
diketahui apakah media pop-up tersebut layak
diterapkan atau tidak. Hasil dari validasi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan untuk
kesempurnaan media buku saku yang
dikembangkan. Setelah draf I divalidasi dan direvisi,
maka dihasilkan draf II. Draf II selanjutnya akan
diujikan kepada peserta didik dalam tahap uji coba
lapangan terbatas.
b. Uji Coba Produk (development testing) Setelah
dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba
lapangan terbatas untuk mengetahui hasil penerapan
media buku saku dalam pembelajaran di kelas,
meliputi pengukuran motivasi belajar peserta didik,
dan pengukuran hasil belajar peserta didik. Hasil
yang diperoleh dari tahap ini berupa media buku
saku yang telah direvisi.

4. Tahap Diseminasi (diseminate)


Setelah uji coba terbatas dan instrumen telah direvisi, tahap
selanjutnya adalah tahap diseminasi. Tujuan dari tahap ini
adalah menyebarluaskan media buku saku. Pada penelitian
ini hanya dilakukan diseminasi terbatas, yaitu dengan
menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir media
buku saku secara terbatas kepada guru otomotif di SMKN 1
BALIKPAPAN.

5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di


SMKN 1 BALIKPAPAN. Penelitian dilakukan pada
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019, yaitu Oktober
sampai Desember 2018.

6. Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan subjek yaitu


peserta didik kelas XI.

7. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1. Lembar Validasi Media buku saku Instrumen ini
digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian
dari ahli terhadap media buku saku yang
dikembangkan. Hasil penilaian ini dijadikan dasar
untuk perbaikan produk sebelum diujicobakan. Lembar
validasi media buku saku diisi oleh siswa dan guru
otomotif. Lembar validasi media buku saku terdiri dari
lembar penilaian kelayakan media popup yang disusun
menggunakan skala Likert. Penyusunan lembar
validitas ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi
instrument penilaian media buku saku untuk ahli materi
dan ahli media yang dapat dilihat pada Tabel 4 dan
Tabel 5.

Tabel 4. Kisi-kisi instrumen penilaian materi

NO INDIKATOR JUMLAH
BUTIR
A. Aspek kelayakan isi
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
2 Kedalaman materi sesuai dengan perkembangan
kognitif peserta didik
3 Kebenaran konsep yang disajikan
4 Kelengkapan bahan ajar
5 Kebermanfaatan media buku saku
B. Aspek kebahasaan
1 Kesesuaian dengan kaidah EYD Bahasa Indonesia
2 Efektifitas dan efisiensi bahasa
C. ASPEK PENYAJIAN
1 Kejelasan tujuan dan indikator pada media
2 Kelengkapan informasi
3 Penyajian materi secara logis dan sistematis
4 Penyajian materi memotivasi peserta didik
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen penilaian media

NO BUTIR JUMLAH
BUTIR
A. Tampilan dan konten
1 Komposisi warna
2 Gambar
3 Huruf
4 Tata letak (layout)
5 Petunjuk Penggunaan
B. Karakteristik
6 Penggunaan
7 Daya tarik
8 Unsur 3D

2. Lembar Respon Peserta Didik Instrumen ini digunakan


untuk mengetahui respon peserta didik dan terhadap
media buku saku yang dikembangkan. Penyusunan
lembar respon peserta didik mengggunakan indikator
yang lebih sederhana dibandingkan dengan lembar
validasi ahli. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
aspek penilaian dengan perkembangan kognitif peserta
didik. Penyusunan lembar respon pesreta didik ini
dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen respon
peserta didik yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kisi-kisi instrumen respon peserta didik

NO ASPEK SUB-ASPEK INDIKATOR JUMLAH


BUTIR
1 Materi Kelayakan isi Kedalaman materi sesuai
perkembangan kognitif
siswa
Kelengkapan bahan ajar
Kemanfaatan media buku
saku
Penyajian Kejelasan tujuan dan
indikator pada bahan ajar
Penyajian materi secara
logis dan sistematis
Kelengkapan informasi
Kebahasaan Kesesuaian dengan kaidah
2 Media Tampilan dan Komposisi warna
konten Gambar
Huruf
Tata letak (layout)
Petunjuk Penggunaan
Karakteristik Penggunaan
Daya tarik
Unsur 3D
JUMLAH TOTAL

3. Angket Motivasi
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui motivasi
peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media buku saku yang dikembangkan.
Instrumen ini terdiri dari dua macam yaitu angket
motivasi awal dan angket motivasi akhir. Angket
motivasi awal diberikan kepada peserta didik sebelum
pembelajaran dengan menggunakan media buku saku
yang dikembangkan, dan angket motivasi akhir
diberikan kepada peserta didik setelah pembelajaran
dengan menggunakan media buku saku yang
dikembangkan. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada
Tabel 7.

Tabel 7. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Peserta didik

no Aspek Indikator No.item Jumlah


Positif Negatif item
1 Perhatian Materi pembelajaran
(Attention) menarik
Materi tak terduga
Cara penyusunan informasi
menarik
Merangsang rasa ingin tahu
2 Relevansi Memiliki kesesuaian dengan
(Relevance) tujuan pembelajaran yang
disampaikan
Memiliki isi dengan yang
sesuai dengan minat peserta
didik
Memiliki isi yang
bermanfaat bagi peserta
didik
3 Percaya Diri Mendorong perasaan dapat
(Confidence) mempelajari isi materi
pembelajaran
Mendorong perasaan mudah
mempelajari
Mendorong perasaan mudah
mengingat materi/ isi
Mendorong perasaan akan
berhasil dalam tes
4 Kepuasan Perasaan senang setelah
(Satisfaction) mempelajari materi
Perasaan puas terhadap hasil
yang dicapai
Perasaan puas terhadap
rancangan pembelajaran
Perasaan pentingnya
keberhasilan dalam
pembelajaran
Jumlah item

C. Teknik Analisis
Data Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Data yang dianalisis meliputi kelayakan media pembelajran, skor motivasi,
dan hasil belajar. Adapun untuk menganalisisnya dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Analisis kelayakan media buku saku dan respon peserta didik
Penilaian kualitatif bahan ajar dilakukan melalui penilaian checklist
Hasil penilaian dari dosen ahli berupa kualitas produk dikodekan
dengan skala kualitatif kemudian dilakukan pengubahan nilai
kualitatif menjadi nilai kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 9. Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Nilai Kuantitatif


Nilai Angka
Sangat baik 4
Baik 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
Sumber: Djemari Mardapi (2008: 122)

Teknik analisis data untuk kelayakan media buku saku


melalui lembar validasi dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

a. Tabulasi semua data yang diperoleh untuk setiap


komponen dari butir penilaian yang tersedia dalam
instrumen penilaian.
b. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen
dengan menggunakan rumus:

ΣX
X= n

(Ngalim Purwanto, 2012: 101)

Keterangan:
X = skor rata-rata tiap aspek

∑X = jumlah skor tiap aspek

n = jumlah nilai

2. Analisis Peningkatan Motivasi


Untuk menilai motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan
menggunakan angket. Data yang digunakan dalam analisis
peningkatan motivasi peserta didik ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Dimana pernyataan pada angket motivasi menggunakan
pernyataan negatif dan positif. Motivasi peserta didik melalui angket
harus terlebih dahulu melakukan pengubahan nilai kualitatif menjadi
kuantitatif. Pengubahan nilai kualitatif pada angket motivasi menjadi
kuantitatif dengan ketentuan dalam tabel 12.

Tabel. 12. Hasil Konversi Angket Motivasi menjadi Skala Empat

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
(STS) (STS)
(Diadaptasi dari: Riduwan, 2014: 39)

Data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan penilaian


kemudian dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

a. Menghitung jumlah skor dari setiap indikator (R)

b. Menghitung persentase masing-masing indikator dengan


rumus

𝑅
NP 𝑥100%
𝑆𝑀

(Ngalim Purwanto, 2012: 102)

Keterangan

NP = Nilai persen

R = Jumlah skor tiap indikator


SM = Jika semua pertanyaan dijawab dengan skor 4 oleh
peserta didik

c. Mengubah persentase menjadi nilai dengan kategori


Untuk mengetahui motivasi peserta didik, maka dari
data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi data
kualitatif (data interval) skala lima
d. Menghitung jumlah skor seluruh peserta didik ( ∑R )
e. Menghitung presentase motivasi dan respon peserta didik
secara keseluruhan

∑𝑅
𝑁𝑃 𝑥100%
∑𝑆𝑀

Keterangan

NP = Nilai persen

R = Jumlah skor

SM = Jika semua pertanyaan dijawab dengan skor 4 oleh


peserta didik

Anda mungkin juga menyukai