Anda di halaman 1dari 4

Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout, akumulasi Kristal di jaringan yang merusak tulang

(tofus), batu urat, dan nefropati gout.


Nukleutida adalah molekul yang tersusun dari gugus basa herosiklik, gula pentosa dan gugus
fosfat.
Setiap nukleotida yang menjadi penyusun asam nukleat terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah
basa nitrogen heterosiklik yang berupa purin dan pirimidin, sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus
fosfat.

Nukleosida adalah glikosilamin yang dapat dianggap sebagai nukleotida tanpa gugus fosfat.
Sebuah nukleosida hanya terdiri dari basa nukleat (juga disebut sebagai basa nitrogen) dan
gula 5-karbon (baik ribosa atau deoksiribosa), sedangkan nukleotida terdiri dari basa
nukleat, gula lima karbon, dan satu atau lebih gugus fosfat. Dalam nukleosida yang, basa
terikat baik ke ribosa atau deoksiribosa melalui linkage beta-glikosidik. Contoh nukleosida
termasuk cytidine, uridin, adenosin, guanosin, timidin dan inosin.

Asam urat bisa disebabkan karena adanya gangguan proses metabolisme purin, adanya
gangguan fungsi ginjal atau terlalu banyak makan-makanan yang mengandung purin, sehinga
terjadi plak di bagian jaringan atau sendi dan biasanya akan membentuk inflamasi
(peradangan), khususnya di daerah sendi ibu jari kaki, tumit, siku, bahu, pergelangan tangan
dipegang terasa sakit. Gejala lain yang biasa menyertai adalah badan demam, lesu, sering
muncul serangan pada malam hari terutama di musim dingin.

Pada umumnya Penyebab asam urat sudah parah sering dikaitkan dengan adanya suatu
penyakit lain seperti hipertensi, kolestrol tinggi serta yang terakhir diabetes.

Komplikasi Akibat Tingginya Kadar Asam Urat (hiperurisemia)

1) Kencing batu Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal dan saluran
perkencingan, berupa kristal dan batu.

2) Merusak ginjal Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga merusak ginjal.

3) Penyakit jantung Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel lapisan bagian
paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak, akan menyebabkan
penyakit jantung koroner.

4) Stroke Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah tidak lancar
dan meningkatkan resiko penyakit stroke.

5) Merusak saraf Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka bisa mengganggu
fungsi saraf.

6) Peradangan tulang Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan membentuk tofus yang
menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau peradangan sendi bahkan bisa sampai terjadi
kepincangan.

Diet Rendah Purin


1. Tujuan
1) Mengurangi pembentukan asam urat
2) Pengobatan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi
3) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal
(krisnatuti, 2008)
2. Prinsip diet
1) Pembatasan purin
Diet yang normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari.
Oleh karena itu, diet bagi penderita hiperurisemia harus dikurangi kandungan
purinnya hingga kira-kira hanya mengkonsumsi sekitar 100-150 mg purin per
hari.
2) Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah kalori sesuai kebutuhan dan dijaga agar jangan sampai
mengakibatkan kurang gizi atau berat badan dibawah normal. Kekurangan
kalori akan meningkatkan asam urat serum dengan adanya keton bodies yang
dapat mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin. Pada penderita
hiperurisemia yang gemuk, konsumsi kalori perlu dikurangi 10-15% dari total
konsumsi yang normal setiap harinya.
3) Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Karbohidrat
kompleks, seperti nasi, singkong, roti, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh
penderita hiperurisemia karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat
melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari
100 gr/hari. Sebaliknya penderita hiperurisemia harus mengurangi konsumsi
karbohidrat sederhana jenis fruktosa, seperti gula, permen karena
mengkonsumsi fruktosa jenis ini dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
serum.
4) Rendah protein
Penderita hiperurisemia diberikan diet rendah protein, karena protein
dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang berasal dari
bahan makanan hewani.
Menurut Krause, penderita hiperurisemia dapat diberikan protein sebesar 50-
70 gr/hari atau 0,8-1,0 gr/BB /hari.
5) Rendah lemak
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Oleh
sebab itu, penderita hiperurisemia sebaiknya diberikan diet rendah lemak.
Penderita harus membatasi makanan yang digoreng atau bersantan serta
menghindari penggunaan margarine.
6) Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urin. Usahakan dapat minum air putih 2-2,5
liter per hari.
7) Tanpa alkohol
Bahwa kadar asam urat serum bagi orang yang mengonsumsi alkohol
lebih tinggi dibanding orang yang tidak mengkonsumsi alcohol karena alcohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma, dan asam laktat yang dihasilkan ini
akan menghambat pengeluaran asam urat (krisnatuti, 2008)
3. Syarat diet
1) Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau
gemuk, maka asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-
1000 kkal dari kebutuhan energy normal.
2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 kg/BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total.
3) Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >
150 mg/100 gr.
4) Lemak rendah, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Lemak dapat
menghambat pengeluaran asam urat/ purin melalui urine.
5) Vitamin dan mineral cukup.
6) Asupan cairan dianjurkan 2-2,5 Liter/hari.

Anda mungkin juga menyukai