Anda di halaman 1dari 11

Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK: STUDI


PEMBENTUKAN UU NO. 14 TAHUN 2008
(Analysis of Relation Between Law and Public Policy:
Establishment of The Act No.14/2008)

Syarif Budiman
Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Gedung II BPPT Lantai 22 , Jl. MH. Thamrin No.8 Jakarta Pusat 10340
Email: syarifbudiman.id@gmail.com

Tulisan Diterima: 6 Februari 2017; Direvisi: 17 Maret 2017;


Disetujui Diterbitkan: 9 Mei 2017

Abstrak
Seringkali,produk hukum yang sudah disahkan oleh pemerintah Indonesia diuji di Mahkamah
Konstitusi. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya bagi pembuat hukum dan kebijakan publik
untuk selalu mengaitkan pembuatan hukum dengan proses kebijakan publik khususnya pada tahap
formulasi sehingga hukum yang dibuat memiliki kandungan substansi yang mapan dan menguatkan
kebijakan publik pada tahap pengimplementasiannya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan
menjelaskan hubungan antara hukum dan kebijakan publik pada wilayah praktik khususnya pada
tahap pembentukan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan tahap
proses formulasi kebijakan KIP. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berjenis
deskriptif dengan menggunakan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil kajian, penulis menyimpulkan
bahwa hubungan antara hukum dengan kebijakan publik dalam bidang kajian formulasi kebijakan
publik terletak pada kesamaan proses, saling mendukung dan saling menguatkan.
Kata Kunci: Hubungan, Hukum, Kebijakan Publik, Keterbukaan Informasi Publik, Formulasi

Abstract
Sometimes, legal products that have been stipulated by Indonesia Government and verified in
Constitutional Court. This phenomenon shows that how important to the lawmakers and public policy
to keep to connect law-making with public policy process particularly, at formulation stage, so that
legal products made by lawmakers have established substance and make public policy strong in
its implementation. This research aims to find out and to explain a relation between law and public
policy in the practice, especially at the stage of establishment of the Act No.14/2008 on Public
Information Openness (KIP) and policy formulation process stage of Public Information Openness.
This research applies a descriptive-qualitative approach by doing a documentation study. Based
on the result of this research, it can be concluded that the relation between law and public policy in
public policy formulation study reposed in the same process, support and make strong each other.
Keywords: relation, law, public policy, public information openness, formulation

109
JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 109 - 119

PENDAHULUAN Dengan pemahaman tersebut maka


hukum dan kebijakan publik harus dibangun
Latar Belakang atas dasar komunikasi antara pemerintah dan
Hukum dan kebijakan publik diibaratkan masyarakatnya agar menghasilkan produk
sebagai dua sisi keping mata uang yang tidak hukum yang tidak bertentangan dengan
bisa dipisahkan. Memahami makna ini dapat keadilan karena seringkali produk hukum
ditinjau dari sisi definisi keduanya. Menurut yang telah disahkan oleh pemerintah diuji
Kraft dan Furlong kebijakan publik adalah oleh lembaga yudikatif (judicial review) di
“A course of government action (or inaction) Mahkamah Konstitusi (MK) oleh berbagai
taken in response to social problems. Social pihak sebagaimana beberapa contoh produk
problems are conditions the public widely hukum3 berikut ini: 1) MK menyatakan bahwa
perceives to be unacceptable and therefore UU No. 20 Tahun 2002 tidak berlaku karena
requiring intervention.”1 Sedangkan definisi UU ini dinilai bertentangan dengan hakikat
hukum menurut Prof.Dr. Van Kan adalah Pasal 33 UUD 1945 dimana listrik merupakan
“Keseluruhan peraturan hidup yang bersifat cabang produksi penting dan menguasai hajat
memaksa untuk melindungi kepentingan hidup orang banyak sehingga harus dikuasai
manusia dalam masyarakat”2. Dari masing- oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya
masing definisi hukum dan kebijakan publik untuk kemakmuran rakyat; 2) MK mencabut
tersebut dapat terlihat hubungan diantara Pasal 13 UU 18 Tahun 2003 karena dalam
keduanya yakni permasalahan sosial prakteknya dapat melahirkan ketidakpastian
membutuhkan kebijakan publik sebagai hukum dan ketidakadilan bagi masyarakat;
wujud nyata intervensi pemerintah untuk 3). MK mencabut Pasal 158 dan 159 serta
memecahkan permasalahan sosial, baik menghapus beberapa bagian anak kalimat
berupa tindakan maupun tidak bertindaknya pada Pasal 160 ayat (1), Pasal 170, Pasal 171
pemerintah namun untuk mengintervensinya dan Pasal 186 dalam UU No.13 tahun 2003,
pemerintah membutuhkan hukum sebagai MK menilai Pasal 158 dan 159 diskriminatif dan
instrumen guna melindungi hasil kesepakatan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
kebijakan yang telah diputuskan bersama Pengujian terhadap produk hukum tersebut
yang juga cerminan untuk melindungi disebabkan substansi produk hukumnya
kepentingan manusia dari berbagai belum memenuhi keadlian masyarakat untuk
permasalahan sosial dimana hukum dalam itu perlunya memperhatikan hubungan antara
pelaksanaannya dapat dipaksakan selain itu hukum dan kebijakan publik dalam proses
juga hukum sebagai legitimasi pemerintah pembentukan hukum dan formulasi kebijakan
untuk melaksanakan kebijakannya dalam publik4 guna menghasilkan produk hukum
rangka mengatasi permasalahan sosial yang yang berkualitas yakni produk hukum yang
terjadi. Dikarenakan hukum ini untuk mengatur tidak hanya memenuhi persyaratan teknis
kehidupan sosial maka keterlibatan berbagai penyusunan peraturan perundang-undangan
pihak dalam proses pembentukkannya saja namun secara substansi produk
merupakan suatu hal yang mutlak. hukum tersebut memberikan solusi bagi

1. Riant Nugroho, Metode Penelitian Kebijakan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), hlm 3
2. Muchsin dan Fadillah Putra, Hukum dan Kebijakan Publik-Analisis atas Praktek Hukum dan Kebijakan Publik dalam
Pembangunan Sektor Perekonomian di Indonesia, (Malang : Universitas Sunan Giri Surabaya dan Averroes Press,
2002), hlm 17
3. Tim Redaksi http://m.hukumonline.com. "10 Putusan Mahkamah Konstitusi Terpilih", (http://m.hukumonline.com/
berita/baca/hol11934/10-putusan-mahkamah-konstitusi-terpilih, diakses 5 Februari 2017)
4. Muchsin dan Fadillah Putra Op.Cit.,hlm 10

110
Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

permasalahan. Guna menghasilkan produk terbentuk pemahaman bagi pembuat hukum


hukum yang berkualitas diperlukan data, atas pentingnya memperhatikan aspek
informasi, argumentasi, metodologi bahkan kebijakan publik ketika membentuk hukum
sampai kepada alternatif-alternatif yang begitupun sebaliknya, memperhatikan aspek
tersedia berikut konsekuensi alternatifnya5 hukum ketika membentuk kebijakan publik.
dalam konteks ini formulasi kebijakan publik
Metode Penelitian
memliki peran penting dalam mendesain
1. Pendekatan
produk hukum yang berkualitas karena
formulasi kebijakan publik memiliki metode Penelitian ini menggunakan pendekatan
untuk memenuhi keperluan tersebut6 yang kualitatif untuk memahami hubungan
antara hukum dan kebijakan publik dalam
nantinya berguna bagi pengambil keputusan
tahap pembentukan hukum UU.No.14
untuk menyusun kriteria dari alternatif-
Tahun 2008 tentang KIP dan formulasi
alternatif yang tersedia seperti menentukan
kebijakan KIP.
segala kemungkinan yang terjadi, penerimaan
2. Sifat
secara politik, biaya, keuntungan dan lainnya7.
Sifat penelitian ini adalan deskriptif
Pembahasan hubungan hukum
yang bertujuan untuk mendeskripsikan
dan kebijakan publik dalam tulisan ini berbagai fenomena yang menunjukkan
adalah UU No. 14 Tahun 2008 tentang suatu bukti adanya hubungan antara
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) hukum dan kebijakan publik khususnya
sebagi pedoman hukum untuk melindungi dalam tahap pembentukan hukum UU
hak atas informasi masyarakat dan jaminan KIP dan formulasi kebijakan KIP.
tranparansi pengelolaan pemerintahan serta 3. Teknik Pengumpulan Data
pengoptimalan pengawasan publik terhadap Teknik pengumpulan data menggunakan
badan publik. studi dokumentasi yakni mengkaji
Rumusan Masalah peraturan perundangan-undangan,
literatur, risalah dan dokumen lainnya
Berdasarkan uraian diatas maka yang terkait dengan penelitian.
pertanyaan yang diajukan adalah terletak
4. Teknik Analisis Data
dalam hal apa hubungan antara hukum (UU
Teknik analisis data dilakukan secara
KIP) dengan kebijakan KIP dalam bidang
induktif yakni menganalisis berbagai hasil
kajian formulasi kebijakan publik?
temuan tentang hubungan antara hukum
Tujuan dan kebijakan publik yang kemudian
Untuk menemukan dan menjelaskan ditarik suatu kesimpulan.
letak hubungan antara hukum dan kebijakan
PEMBAHASAN
publik pada wilayah praktik khususnya pada
tahap pembentukan UU KIP dan tahap proses Hubungan hukum dan kebijakan publik
formulasi kebijakan Keterbukaan Informasi dapat dilihat dalam pembahasan tiga bidang
Publik (Kebijakan KIP). Harapannya adalah kajian, yakni formulasi, implementasi dan
evaluasi kebijakan dan hukum8. Dalam

5. Muchsin dan Fadillah Putra Loc.Cit.


6. Ibid.,hlm 65
7. Mara S. Sidney, Policy Fromulation : Design and Tools, Dalam Frank Fischer, Gerald J. Miller dan Mara S. Sidney
(ed.). Public Policy Analysis :Theory, Politics and Methods (Florida:CRC Press, 2007), hlm 79
8. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit., hlm 39

111
JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 109 - 119

tulisan ini dibatasi hanya dilihat pada bidang Masalah kebijakan publik, menurut
kajian formulasi. Untuk melihat hubungan James E. Anderson13, adalah “...a problem can
keduanya dalam kajian formulasi kebijakan be formally defined as condition or situtation
publik dapat dilihat dari dua proses9: Pertama, that produces needs or dissatisfactions on
proses formulasi kebijakan publik dan Kedua, the part of people for which relief or redress
proses pembentukan hukum. Pembahasan is sought. This may be done by those directly
mengenai hubungan keduanya akan lebih affected or by others acting on their behalf.”
bermakna jika dibahas dalam wilayah praktik. Dari pengertian ini, kebutuhan
Berikut ini uraiannya: masyarakat atas jaminan akses informasi
Proses Formulasi Kebijakan KIP dan publik perlu dicari solusinya. Hal ini mendorong
Pembentukan Hukum UU KIP kelompok masyarakat sipil yang bernama
Dalam bagian ini mengurai proses Indonesian Center for Environmental Law
formulasi kebijakan KIP dan proses (ICEL) mengadvokasi kepentingan tersebut
pembentukan hukum UU No. 14 Tahun 2008, dengan membuat Rancangan Undang-
sebagai berikut: Undang Kebebasan Memperoleh Informasi
Publik (RUU KMIP) yang berisi 37 pasal di
1. Proses Formulasi Kebijakan KIP
tahun 2000. Kemudian ICEL membentuk
Terdapat empat tahap proses formulasi
Koalisi untuk Kebebasan Informasi (KKI) yang
kebijakan publik untuk menghasilkan
terdiri dari berbagai organisasi masyarakat
kebijakan publik .Keempat tahapan ini
10
sipil dan perseorangan. Lalu draft ICEL ini
memberikan gambaran bahwa proses
dikembangkan bersama KKI menjadi 58 pasal
formulasi kebijakan publik memiliki hubungan
pada 4 Juli 200114.
dengan pembentukan hukum dan juga dapat
Kemudian KKI melakukan advokasi
melihat kontribusi kebijakan publik terhadap
seperti studi banding ke berbagai negara,
pembentukan hukum melalui anatomi
diskusi ke berbagai kota dan melobi DPR.
formulasi kebijakan publik11, berikut uraiannya:
Selama proses advokasi KKI mencatat
Tahap Pertama: Perumusan Masalah beberapa hambatan yang sering dialami oleh
Kebijakan Publik masyarakat pada saat mendapatkan informasi
Munculnya kebijakan KIP disebabkan publik yakni: a). Belum adanya jaminan bagi
adanya ketertutupan dalam menjalankan masyarakat untuk mendapatkan informasi,
pemerintahan, masyarakat sulit untuk b). Peraturan yang ada seperti KUHP dan
mengakses informasi publik seperti UU 7 Tahun 1971 tidak memberikan batasan
pengurusan dokumen kependudukan, yang jelas terkait informasi rahasia,c).
putusan pengadilan, dan belum ada payung Tidak adanya sanksi bagi penghambat
hukum yang dapat menjamin hak masyarakat penyediaan informasi publik, d). Tidak ada
untuk mengakses informasi publik12. mekanisme untuk mendapatkan informasi15.

9. Ibid., hlm 58-64


10. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004),hlm 77-102
11. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit., hlm 66
12. Henri Subagiyo, dkk, Anotasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,(Jakarta:
Komisi Informasi Pusat, 2009), hlm 6
13. Irfan Islamy, Op.Cit, hlm 79
14. Dadang Trisasongko, Melawan Korupsi dari Advokasi hingga Pemantauan Masyarakat, (Jakarta: Transparency
International Indonesia, 2014), hlm 3
15. Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 6

112
Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

Upaya advokasi tersebut membuahkan Presiden (Ampres) yang menunjuk wakil


hasil melalui persetujuan Rapat Pleno Baleg pemerintah untuk membahas RUU KMIP. Hal
DPR,dibentuklah Panitia Kerja (Panja) RUU ini menyebabkan Komisi I DPR RI periode
KMIP16 2004-2009 mengajukan kembali RUU ini
pada tanggal 13 Juni 2005. Mulai sejak itu
Tahap Kedua: Penyusunan Agenda
Kebijakan Publik antara DPR dengan Pemerintah membahas
RUU KMIP secara bertahap.
Panja mengumpulkan masukan dari
berbagai kalangan dan berdiskusi ke daerah- Akhirnya pada tanggal 30 April 2008, UU
daerah untuk menyempurnakan RUU KMIP. KIP disahkan oleh Presiden Susilo Bambang
Melalui serangkaian pembahasan di DPR Yudhoyono (SBY) sebagai payung hukum
maka pada 20 Maret 2002, DPR menyetujui hak akses informasi publik.
RUU KMIP sebagai RUU inisiatif DPR17 . 2. Proses Pembentukan Hukum UU KIP
Lalu secara bertahap pembahasan RUU Terdapat lima tahap proses pembentukan
KMIP dilakukan. Disisi lain, pada 7 Desember hukum (UU). Kelima tahap tersebut merupakan
2002, Pemerintah melalui Menteri Negara penyederhanaan dari UUD 1945 khususnya
Komunikasi dan Informatika bersama Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 21, Pasal
Lembaga Informasi Negara juga menyusun 22 D ayat (1), dan Pasal 22 D ayat (2), UU
RUU semacam itu18. terkait, Perpres terkait, Peraturan DPR RI dan
Putusan MK20 . Berikut ini uraiannya secara
Tahap Ketiga: Usulan Kebijakan Publik
garis besar:
DPR dan Pemerintah mempertimbangkan
berbagai hal diantaranya tingkat applicable Tahap Pertama: Perencanaan
dari alternatif-alternatif kebijakan yang ada Pada tahap ini DPR dan Presiden
untuk dipilih sebagai usulan kebijakan dan (serta DPD jika terkait dengan UU tertentu)
memberikan dampak positif19. Dengan menyusun daftar RUU atau disebut Program
ditetapkannya kebijakan KIP sebagai inisiatif Legislasi Nasional (Prolegnas). Mulai dari
DPR sebagaimana uraian diatas menandakan tahap pengumpulan masukan sampai
bahwa alternatif tersebutlah yang dipilih penetapan awal Prolegnas dilakukan DPR
sebagai solusi kebijakan. dan Pemerintah secara terpisah, dalam
konteks ini baik DPR dan Pemerintah sudah
Tahap Keempat: Pengesahan Kebijakan
Publik melakukannya pada tahap perumusan
masalah, penyusunan agenda dan usulan
RUU KMIP diserahkan oleh DPR RI
kebijakan publik seperti yang diuraikan
periode 1999-2004 ke Presiden RI pada
diatas. Dengan dikeluarkannya Ampres pada
bulan Agustus 2004 namun RUU KMIP ini
19 Oktober 2005 oleh Presiden SBY, maka
tidak pernah dibahas bersama pemerintah
keduanya sepakat untuk memasukkan RUU
sampai akhir masa jabatannya di tahun 2004
dalam Prolegnas 2004-2009.
karena Presiden tidak mengeluarkan Amanat

16. Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 8


17. Dhoho A.Sastro,dkk. Mengenal Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (Jakarta:LBH Masyarakat, 2010),
hlm 2
18. Mas Achmad Santosa, Aktualisasi Kebebasan Informasi di Indonesia, Sebuah Perjalanan Panjang dan Mendaki,
dalam buku “Melawan Ketertutupan Informasi, Menuju Pemerintahan Terbuka.” (Jakarta : Koalisi untuk Kebebasan
Informasi, 2003) ,hlm xx
19. Irfan Islamy, Op.Cit, hlm 95
20. Kementerian Hukum dan HAM."Proses Pembentukan Undang-Undang" (http://www.peraturan.go.id/welcome/index/
prolegnas_pengantar.html, diakses 14 Juli 2016).

113
JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 109 - 119

Tahap Kedua: Penyusunan judul RUU sering mempengaruhi putusan


Dalam menyusun Naskah Akademik, hakim di persidangan. Selain itu disebutkan
DPR melakukan berbagai kajian hukum dan bahwa kata “kebebasan” tidak ditemukan
penelitian ilmiah (pada tahap perumusan dalam Pasal 28F UUD 1945. Setelah melalui
masalah dan penyusunan agenda kebijakan perdebatan, akhirnya DPR dan pemerintah
publik), selain itu DPR menerima RUU KMIP sepakat untuk memberikan judul RUU ini
dari KKI yang sudah melalui proses kajian menjadi RUU tentang Keterbukaan Informasi
oleh KKI21 dan ICEL22. Publik.
DPR memperhatikan prinsip-prinsip Tahap Keempat: Pengesahan
pembentukan suatu UU seperti memastikan Setelah melalui serangkaian tahapan
RUU KMIP ini selaras dengan Pancasila, pembahasan dan persetujuan RUU KMIP
UUD 1945 dan UU lainnya. Untuk itu bersama antara DPR dengan Pemerintah
DPR mengharmonisasi, pembulatan, dan maka pada tanggal 30 April 2008, UU KIP
pemantapan konsepsi dengan beberapa sebagai payung hukum terhadap hak akses
peraturan terkait seperti Pasal 20, Pasal atas informasi publik.
21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J UUD 1945
lalu adanya pengakuan hak atas informasi Tahap Kelima: Pengundangan
yang tercantum juga didalam TAP MPR Setelah UU KIP ini disahkan maka di
XVII/MPR/1998, UU HAM, dan konvensi tanggal yang sama pada 30 April 2008, UU
internasional yang mengakomodir hak atas KIP juga diundangkan yang bertujuan untuk
informasi23 dan juga UU No. 25 Tahun 2000 memastikan setiap orang mengetahui UU
serta Ketetapan MPR No. VIII/MPR/2001 yang akan mengikat mereka.
terutama pasal 2 poin 624. Dalam proses pembentukan hukum
terdapat batasan-batasan pembentukan
Tahap Ketiga: Pembahasan
hukum seperti asas pembentukan
Pada pembahasan tingkat pertama
peraturan perundang-undangan yang baik
pada 7 Maret 2006, RUU KMIP secara resmi
sebagaimana diatur pada Pasal 5 UU Nomor
mulai dibahas oleh DPR dengan Pemerintah.
12 Tahun 2011. Salah satu asas tersebut
Pemerintah memberikan pandangan umum
adalah asas “Kelembagaan atau pejabat
bahwa RUU KMIP ini sejalan dengan pasal 28
pembentuk yang tepat” dalam asas ini
F UUD 1945 namun tidak boleh mencederai
menegaskan bahwa hanya lembaga negara
hak-hak pribadi dan HAM, efektifitas
dan pejabat yang berwenang sajalah yang
pemerintahan, keutuhan NKRI dan ancaman
berhak membentuk peraturan perundang-
global akibat yang ditimbulkan adanya UU
undangan jika tidak maka batal demi hukum.
KMIP untuk itu Pemerintah mengusulkan
Selain itu pembentukan hukum pun dibatasi
pembuatan regulasi yang mengatur
adanya pembatasan kekuasaan lembaga
pengecualian informasi.
negara oleh konstitusi supaya tidak terjadi
Kemudian Pemerintah pada rapat Panja penyalahgunaan kekuasaan, kedudukan
terakhir tanggal 3 April 2008 mengusulkan serta tugas dan wewenang pada lembaga
perubahan nama dari RUU menjadi RUU negara25.
tentang Informasi Publik. Pemerintah menilai

21. Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 12


22. Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 12
23. Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 8
24. Dadang Trisasongko, Op.Cit, hlm 2
25. Ni'matul Huda, Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi, (Yogyakarta:UII Press, 2007), hlm 28

114
Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

Pembatasan kekuasaan tersebut Dalam pembuatan Hukum KIP


meliputi (1) Pembatasan isi kekuasaannya
26 diatas diperlihatkan adanya hubungan
artinya konstitusi menentukan tugas serta diantara keduanya yakni berawal dari
wewenang lembaga negara,dalam konteks fokus yang sama yaitu berangkat dari
pembagian kekuasaan negara dibagi secara realitas yang sama di masyarakat
seimbang dengan adanya paham checks yang menuntut adanya jaminan hukum
sebagai hak akses dan hak atas informasi
and balances diantara lembaga negara yang
yang disebabkan adanya Korupsi, Kolusi
dimanifestasikan ke dalam berbagai bentuk
dan Nepotisme (KKN), pelanggaran
diantaranya judicial review UU oleh MK
Hak Asasi Manusia (HAM), dan sulitnya
terhadap UUD 1945 dan memiliki kewenangan mendapatkan informasi kebijakan publik
memberikan keputusan pengadilan di tingkat yang diputuskan pemerintah29.
pertama dan akhir serta hasil putusannya
Akhirnya dari realitas tersebut
bersifat final27; (2) Pembatasan waktu pemerintah dan DPR melakukan
dijalankannya kekuasaan tersebut artinya serangkaian proses untuk memilih solusi
konstitusi membatasi waktu kekuasaan yang tepat diantara berbagai alternatif
pejabat lembaga negara dalam menjalankan yang tersedia pada proses formulasi
kekuasannya dalam kurun waktu yang telah kebijakan, hasil dari pilihan solusi itulah
ditentukan. yang dinamakan hasil kebijakan publik30.
Adanya asas pembentukan perundang- Sedangkan pada proses pembuatan
undangan dan batasan konstitusi tersebut di hukum hasil akhirnya adalah penetapan
produk hukum atas kebijakan publik yakni
atas mengisyaratkan adanya batasan dalam
UU KIP dimana kandungan substansinya
mentransformasikan kebijakan publik menjadi
diharapkan mapan setelah melalui
produk hukum dan juga menunjukkan adanya
proses formulasi kebijakan publik.
perbedaan antara pembentukan hukum
Dengan demikian hubungan antara
dengan formulasi kebijakan publik.
hukum dan kebijakan publik terletak pada
Analisa Hubungan Hukum UU KIP dan adanya kesamaan yakni sama-sama
Kebijakan Publik berawal dari suatu realita masalah yang
Untuk menganalisis hubungan hukum terjadi di masyarakat dan juga diakhiri
dan kebijakan publik dapat dilihat dari: a). dengan solusi atas permasalahan
tersebut.
Sudut pandang kebutuhan hukum terhadap
kebijakan publik dan b). Sudut pandang b). Saling Mendukung antara Formulasi
kebutuhan kebijakan publik terhadap hukum28. Kebijakan KIP dan Pembentukan
Hukum UU KIP
Berikut ini uraiannya:
Produk hukum harus mapan
1. Sudut Pandang Kebutuhan Hukum
kandungan secara substansial, sosial
Terhadap Kebijakan Publik
dan politiknya agar tidak terjadi paradok-
a). Kesamaan Proses antara Formulasi paradok hukum, untuk merealisasikan
Kebijakan KIP dan Pembentukan kemapanan itu maka diperlukan metode
Hukum UU KIP dalam proses pembuatan hukum. Metode
itu, salah satunya, terdapat dalam proses

26. Padmo Wahjono, Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1984), hlm 10
27. Sahya Anggara, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013) hlm 48
28. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 68-69
29. Soemarno Partodihardjo, Tanya Jawab Sekitar UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm 2-3 ; Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 6
30. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 70

115
JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 109 - 119

formulasi kebijakan publik dengan Pemerintah menyatakan suatu pihak


menawarkan metode feedback31dan ex- dapat dituntut bila ada pengaduan dengan
ante evaluation32 mencontohkan ketentuan pidana Undang-
Namun tulisan ini akan diperlihatkan Undang Hak Atas Kekayaan Intelektual (UU
bagaimana proses feedback yang HAKI) yang mengatur delik pembajakan
diberikan oleh masyarakat, ahli, sebagai delik biasa akibatnya pengguna
akademisi, pemerintah pada saat software ilegal menjadi sasaran pemerasan
pembahasan RUU dalam rangka oleh penegak hukum dengan alasan
memberikan kemapanan terhadap pembajakan.
hukum UU KIP:
Berdasarkan feedback di atas
Feedback dari Masyarakat menunjukkan bahwa metode ini dapat
Sejumlah kalangan pers dan organisasi diandalkan guna memperkuat substansi
non pemerintah memberi masukan ke MPR suatu hukum agar hukum mendekati realita di
pada Februari 2000 bahwa kebebasan lapangan. Bukti bahwa suatu produk hukum
berbicara dan memperoleh informasi sudah mapan substansinya adalah hukum
bagian hak asasi manusia33 serta berbagai tersebut dapat berjalan secara efektif dan
perundang-undangan yang telah mengatur bekerja sesuai fungsinya yakni sebagai (1)
hak atas informasi namun bersifat umum34 alat ketertiban dan keteraturan masyarakat,
selain itu hasil penelitian hak atas informasi, (2) sarana untuk mewujudkan keadilan
partisipasi dan keadilan di bidang lingkungan sosial lahir batin, (3) sarana penggerak
hidup, menemukan lemahnya jaminan hukum pembangunan, (4) pengawas aparatur37.
yang komprehensif bagi “akses” publik35. Dukungan proses formulasi kebijakan
Feedback dari masyarakat ke legislatif agar publik terhadap kemapanan suatu produk
suara mereka lebih didengar36. hukum inilah yang disebut sebagai adanya
Feedback dari Pemerintah hubungan antara hukum dan kebijakan publik.
Kemapanan yang dimaksud adalah sampai
Salah satu feedback pemerintah
sejauh mana produk hukum tersebut memiliki
adalah Pasal 57 mengenai tuntutan pidana.
basis material yang nyata dengan keadaan
Rumusan pasal ini tidak diusulkan oleh DPR
sesungguhnya di masyarakat38 sedangkan
melainkan usulan Pemerintah agar perkara
sebuah hukum sebenarnya adalah hasil dari
pidana diputus oleh peradilan pidana, bukan
kebijakan publik karena produk hukum tanpa
Komisi Informasi (KI).
adanya proses kebijakan akan hilang makna
Pemerintah mengusulkan syarat substansinya sehingga produk hukum itu juga
“aduan” dalam penuntutan pidana, alasannya akan kurang efektif diimplementasikan.
agar pasal pidana dalam UU KIP tidak
disalahgunakan oleh penegak hukum.

31. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 65


32. Schultz, David, Encyclopedia of Public Administration and Public Policy, (New York: Fact On File, Inc, 2004), hlm 326
33. Mahkamah Konstitusi RI, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI, 2008), hlm 171
34. Koalisi untuk Kebebasan Informasi, Melawan Tirani Informasi, (Jakarta : Koalisi untuk Kebebasan Informasi,Tanpa
Tahun), hlm 27-41
35. Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), 2008:111-112 dalam Henri Subagiyo, dkk, Op.Cit, hlm 12
36. Kingdon, John W., Agendas, Alternatives and Public Policies, (Canada:Little,Brown & Company Limited, 1984), hlm
106
37. Dirdjosisworo, 1999:154-155 dalam Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 19-20
38. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 68

116
Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

2. Sudut Pandang Kebutuhan Kebijakan kepastian hukum atas hasil kesepakatan yang
Publik Terhadap Hukum didapatkan melalui proses kebijakan publik43
Menurut sudut pandang ini, kebijakan karena tanpa adanya legalisasi dari hukum
publik yang telah disepakati melalui proses maka pengimplementasian kebijakan publik
formulasi kebijakan publik harus dilegalkan tidak akan efektif dengan kata lain terdapat
agar kebijakan publik yang telah disepakati pola saling menunjang diantara keduanya.
terjamin pelaksanaannya dan dipatuhi oleh
semua pihak. PENUTUP
Sejak disahkannya UU KIP sebagai
Kesimpulan
produk hukum hasil proses formulasi
kebijakan publik memberi kekuatan hukum Hubungan antara hukum dan kebijakan
terhadap pelaksanaannya contohnya dapat publik dalam bidang kajian formulasi kebijakan
dilihat pada perbandingan sebelum dan publik terletak pada: (1) Kesamaan Proses,
setelah UU KIP lahir. Sebelum UU KIP lahir yakni kesamaan pada prosesnya yaitu sama-
dalam aspek “Kepastian Hukum”, belum ada sama diawali dengan permasalahan dan
sanksi bagi pihak yang menghambat untuk sama-sama diakhiri dengan solusi terhadap
memperoleh informasi namun ketika UU KIP permasalahan tersebut namun bentuk
lahir, terdapat sanksi bagi yang menghambat solusinya berbeda, jika solusi dari proses
untuk memperoleh informasi, dan sanksi kebijakan publik adalah keputusan kebijakan
bagi yang menyalahgunakan informasi39. publik, sedangkan solusi dari proses
Demi memastikan hukum ini berjalan sesuai pembuatan hukum adalah produk hukum
dengan tujuannya maka dalam UU KIP yang melegitimasi keputusan kebijakan publik
Pasal 23 mengamanatkan untuk membentuk tersebut. (2) Saling mendukung, dalam
Komisi Informasi (KI) sebagai lembaga proses pembuatan kebijakan publik (formulasi)
negara40 yang tidak termasuk dalam aktor terdapat metodologi ex-ante evaluation dan
trias politica41.KI berfungsi menjalankan UU feedback, metode inilah yang mendukung
KIP dan menyelesaikan sengketa informasi proses pembentukan hukum sehingga suatu
melalui ajudikasi non litigasi. Dalam contoh produk hukum mencapai kemapanan secara
ini terdapat sanksi bagi pelanggar hukum42 substansi. (3) Saling menguatkan, Setelah
yakni bagi pihak yang menghambat untuk proses kebijakan publik dirumuskan maka
mendapatkan informasi publik hal ini harus diakhiri dengan pemberian legalisasi
mencerminkan bahwa UU KIP sebagai hukum (hukum) terhadap kebijakan publik agar
ingin memastikan kebijakan KIP berjalan baik, kebijakan publik memiliki kekuatan untuk
mencegah hambatan dan penyalahgunaan diimplementasikan secara resmi dilapangan.
informasi publik. Saran
Berdasarkan uraian bagian ini dapat Hendaknya pengambil keputusan dan
dilihat bagaimana hukum memberikan pembuat hukum atau kebijakan publik dalam
kontribusi berupa jaminan kepatuhan dan setiap pembentukan hukum senantiasa
membahas tentang segala aspek kebijakan

39. Dadang Trisasongko, Op.Cit, hlm 8


40. Ni'matul Huda,Op.Cit, hlm 90
41. Dadang Trisasongko, Op.Cit, hlm 16
42. Lubis,M. Solly, Politik Hukum dan Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Mandar Maju,2014), hlm 20
43. Muchsin dan Fadillah Putra,Op.Cit.,hlm 72

117
JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 109 - 119

publik sehingga dapat menghasilkan produk


hukum yang mapan, begitupun sebaliknya
dalam setiap pembentukan kebijakan publik
senantiasa membahas tentang segala aspek
hukum sehingga dapat mengimplementasikan
kebijakan publik dengan baik.

118
Analisis Hubungan Antara Hukum dan Kebijakan……(Syarif Budiman)

DAFTAR PUSTAKA Sidney, Mara S..Policy Formulation: Design


and Tools, Dalam Frank Fischer,
Buku Gerald J. Miller dan Mara S. Sidney (ed.),
Public Policy Analysis: Theory, Politics
Anggara, Sahya, Sistem Politik Indonesia,
and Methods. Florida: CRC Press, 2007
Bandung: CV.Pustaka Setia, 2013.
Subagiyo, Henri, dkk., Anotasi Undang-
Huda, Ni’matul, Lembaga Negara dalam Masa
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Transisi Demokrasi, Yogyakarta: UII
Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta:
Press, 2007.
Komisi Informasi Pusat, 2009.
Islamy, Irfan, Prinsip-Prinsip Perumusan
Trisangsoko, Dadang, Melawan
Kebijaksanaan Negara, Jakarta:
Korupsi dari Advokasi hingga
Bumi Aksara, 2004.
Pemantauan Masyarakat, Jakarta:
Kingdon, John W., Agendas, Alternatives and Transparency International Indonesia,
Public Policies, Canada: 2014
Little,Brown & Company Limited, 1984.
Wahjono, Padmo. Masalah Ketatanegaraan
Lubis, M. Soll, Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia Dewasa Ini, Jakarta: G h a l i a
Publi,. Bandung: CV. Mandar M a j u , Indonesia,1984.
2014.
Mahkamah Konstitusi Republik Internet
Indonesia, Naskah Komprehensif Kementerian Hukum dan HAM. Ditjend
Perubahan Undang-Undang Peraturan Perundang-undangan.
Dasar Negara Republik Indonesia “Proses Pembentukan Undang-Undang”,
Tahun 1945, Jakarta: Sekretariat (http://www.peraturan.go.id/welcome/
Jenderal dan Kepaniteraan MKRI, 2008. index/prolegnas_pengantar.html) ,
Muchsin dan Fadillah Putra, Hukum dan diakses 14 Juli 2016.
Kebijakan Publik-Analisis atas Praktek Tim Redaksi hukumonline.com. “10
Hukum dan Kebijakan Publik dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
Pembangunan Sektor Perekonomian Terpilih”, (m.hukumonline.com/berita/
di Indonesia, Malang: Universitas baca/hol11934/10-putusan-mahkamah-
Sunan Giri Surabaya dan Averroes konstitusi-terpilih) diakses 5 Februari
Press, 2002. 2017
Nugroho,Riant, Metode Penelitian Kebijakan, Peraturan Perundang-Undangan
Yogyakarta:PustakaPelajar, 2013.
Republik Indonesia, Undang-Undang
Sastro, Dhoho A., dkk., Mengenal Undang- tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang Keterbukaan Informasi P u b l i k , Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
LBH Masyarakat, 2010.
Republik Indonesia, Undang-Undang
Santosa, Mas Achmad, Aktualisasi Kebebasan tentang Pembentukan Peraturan
Informasi di Indonesia, Sebuah Perundang-Undangan, Undang-Undang
Perjalanan Panjang dan Mendaki, dalam Nomor 12 Tahun 2011
buku “Melawan K e t e r t u t u p a n
Informasi, Menuju Pemerintahan
Terbuka.” Jakarta: Koalisi untuk
Kebebasan Informasi, 2003.
Schultz, David, Encyclopedia of Public
Administration and Public Policy, New
York: Fact On File, Inc, 2004.

119

Anda mungkin juga menyukai