Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PERADABAN ISLAM

ANDALUSIA

DARA MEGA OKTAVIANTI SYAH


LUKMAN AL FARIZI
M FARHAN
M REZA FADILLAH
NOVIANTI ANDINI
REYZA WIRAKUSUMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul
“PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA”
Makalah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai media sumber
informasi dan pengetahuan bagi para pembaca. Dan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam
Kami selaku penyusun
menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna. Akhir
kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
motivasi bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari banyaknya buku sejarah yang kita baca dan informasi-informasi yang kita
telah dapatkan, para ahli sejarah telah mencatat banyak hal tentang perkembangan
peradaban Islam khususnya pertengahan abad ke-8 M hingga permulaan abad ke-13
M. Sejarah peradaban islam telah dicatat dalam sejarah, bahwa pada masa tersebut
Islam pernah mengalami masa kejayaan. Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan
berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan,
politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang lainnya. Kemajuan-kemajuan itu
terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiah) yang berpusat di Baghdad
maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang berpusat di Cordoba.
Di masa khilafah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah
mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat
dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman khalifah
al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Semenanjung Iberia
adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad ke 5 (tahun 406
M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia.
Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke
dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak
itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia.
Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa
dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam
bentuk hubungan politik, social, perekonomian, maupun peradaban antarnegara.
Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah
kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam
bidang pemikiran dan sains. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini
banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahan Islam yang berkembang di
periode klasik.
Maka pada makalah ini, kami akan mencoba membahas secara gamblang
mengenai bagaimana peradaban Islam di Andalusia. Tentu Islam membawa banyak
peranan penting bagi khazanah peradaban di Andalusia (Spanyol). Banyak perubahan-
perubahan drastis setelah masuknya Islam di Andalusia yang patut kita tahu dan
cermati sebagai pemikir umat Islam. Memang banyak saluran bagaimana peradaban
Islam mempengaruhi Eropa, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses masuknya islam di Andalusia?
2. Bagaimana perkembangan peradaban dan pemerintahan politik di Andalusia.
sebelum dan sesudah masuknya islam?
3. Bagaimana system pemerintahan masa-masa kekhalifaan di Andalusia?
4. Apa faktor-faktor penyebab keruntuhan kekuasaan islam di Andalusia?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Memberikan wawasan dan pengetahuan baru tentang peradaban islam di
Andalusia
2. Dapat menjelaskan bagaimana proses masuknya islam di Andalusia
3. Mengetahui sistem pemerintahan pada masa kekhalifahan di Andalusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal
sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit
dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang
Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang
kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami
oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan
mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan
menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah
seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan
Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu
provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-
Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man
sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas
wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan
penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan,
sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti
yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin pasukan
kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun, yang sebagai
perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah
memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke
semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000
personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan
100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan,
dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti
Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol.
Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini
didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang kuat,
kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor yang menguntungkan
Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.
B. Perkembangan Politik

Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H
(750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi
pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir
yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin
Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya), dan Afrika Utara. Selama
berjuang selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.

Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138 H
(756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh
Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi
perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf
Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada
pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri,
dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar Amir
Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan“founding
father” Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan
Islam di Andalusia.

C. Periode Kekuasaan/ Islam di Spanyol

Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam
memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol
berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam
beberapa periode:

1. Periode pertama (711-755M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.

Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit
penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur
Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari
sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.

2. Periode kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama
adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman
Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.

Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun
peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu
memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid
cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.

3. Periode ketiga (912-1013 M)


Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar
“An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif). Pada periode ini
spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol
mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad.
Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan
ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang
tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun
lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa
pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah Arab Spanyol.
Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan kembali, perselisihan
di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam telah sanggup mempertahankan
kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di
semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya, Al-
Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun, ketika Hisyam
menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani
Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-
negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4. Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari
30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang
berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya
jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan
kepada raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual terus
berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-
1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):
a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar
yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil
mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki
Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini
dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa
dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti
ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada
masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan
Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini
mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan
Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami
kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan
di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari
serangan-serangan kristen yang besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari
tangan penguasa islam.
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat
Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada tu.
Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan
tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad
merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai
penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam
pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu
Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya.
Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik
tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu
negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan
kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka
menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah
dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada
Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada
tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma
untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang
dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam.
Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. Walau pun islam
telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.

D. Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia


1. Perkembangan Pembangunan
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-
Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan yang megah diantaranya:
a. al-Qashr al-Kabir , kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
b. Rushafat, istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.
c. Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
d. Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota
ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid,
danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan
pabrik perhiasan.
2. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-
9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri
Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat
diperjual-belikan , meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu,
pisang, kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan
yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah barat laut
Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran
melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional.
3. Perkembangan Intelektual
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat.
Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa
mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara
menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. Mereka dengan
tekun mempelajari bahasa Arab untuk dapat menerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan
Islam.
Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak
sarjana-sarjana Eropa yang berdatangan ke kota Toledo untuk belajar dan mendalami buku-
buku ilmu pengetahuan Islam. Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang
sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Sains dan Teknologi.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang spanyol yang
masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk
daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada
penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Mujareb yang berbudaya
Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang
terakhir, memberikan sumbangan intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya
Andalusia yang melahirkan kebangkitan llmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang subur juga mendorong
negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya
banyak menghasilkan pemikir. Berikut dibawah ini uraian mengenai perkembangan
intelektual di masing-masing bidang:
a. Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan
sumbangannya dengan karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar terhadap
kontribusi ilmu pasti diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa
al-Muqabalah, yang memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan
orang pertama yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar.
Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu astronomi adalah
Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan
menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat
menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-
Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang
sangat terkenal saat itu.
b. Matematika
Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya
perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu
Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). Dengan
perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-
angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan
angka Arab.
c. Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani
Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis
dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan
universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan
didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn
al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis
dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum
opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk
asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan
filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-
pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri kehati-hatian dalam
menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal
dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.
d. Kedokteran
Ada banyak sumbangan Islam yang sangat menonjol dan telah menjadi dasar
kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis
buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu,
terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang
sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin
Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan judul Continensatas
perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani
dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.
Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu antara lain adalah Abu al-Qasim al-
Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah
terkenal dan menjadi dokter istana. Ia wafat pada tahun 1013 M. Di antara karyanya yang
terkenal adalah al-tasrif terdiri dari 30 jilid. Selain al-Qasim, terdapat seorang filosuf besar
bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara karya besarnya adalah
Kulliyat al-Thib.
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang
berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judulQonun of
Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun
terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medicamemuat kira-kira
760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa
diantara kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban
untuk masa yang paling lama.
e. Sastra
Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan bahasa pada waktu itu. Bahasa
Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh
orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan
bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan,
seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn
Bassam, kitab al-Qalaidkarya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
f. Sejarah
Dalam bidang ilmu sejarah ternyata karya-karya ilmu sejarah ternyata juga
memberikan sumbangan dan pengaruh dalam pemikiran-pemikiran sarjana Barat. Ibnu
Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya, dialah yang pertama kali mengemukakan teori
perkembangan sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun
kekuatan moral dan ruhani. Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum kemajuan
dan keruntuhan bangsa, maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai pencipta ilmu baru,
karena tak ada penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai pandangan sejarah yang sejelas
itu dan mengulasnya secara filsafat. Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi tumpuan studi
para ahli Barat dan ahli-ahli lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun diakui oleh sejarawan
Toynbee.
E. Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan
besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai
kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
1. Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia
dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-
Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan
ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar
upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut
agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal
tidak ada perlawanan senjata.
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah
memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab
kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam
dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran,
sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana
politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat
setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam
lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilahibad dan muwalladun,
suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi
perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi
pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang
berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.
3. Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa
begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan
pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan
berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan
datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain
itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
4. Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang
awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan
Ferdinand dan Isabella.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah
umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak
perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena penguasaan
Islam terhadap semenanjung liberialebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam
telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki
oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya.
Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan
umat Islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama
tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama
untuk mengembangkan Islam.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan,
namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-
cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi
kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu telah menjadi
dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi,
astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.

DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.

Anda mungkin juga menyukai