ANDALUSIA
Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H
(750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi
pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir
yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin
Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya), dan Afrika Utara. Selama
berjuang selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138 H
(756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh
Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi
perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf
Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada
pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri,
dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar Amir
Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan“founding
father” Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan
Islam di Andalusia.
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam
memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol
berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam
beberapa periode:
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit
penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur
Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari
sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama
adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman
Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun
peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu
memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid
cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.