Perancangan
Jalan Rel
Penambat Rel
07
Fakultas Teknik Sipil W111700027 Achmad M Arifai, ST, MT
Teknik Perencanaan
dan Desain
Abstract Kompetensi
Matakuliah Perancangan Jalan Rel Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Mengenai perencanaan penambat rel perencanaan penambat rel
Perencanaan Konstruksi Jalan Rel
A. PENGERTIAN UMUM
Penambat rel merupakan suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan
sedemikian sehingga kedudukan rel menjadi kokoh dan kuat. Kedudukan rel dapat bergeser
diakibatkan oleh pergerakan dinamis roda kereta yang bergerak di atas rel. Pergerakan
dinamis roda dapat mengakibatkan gaya lateral yang besar. Oleh karena itu, kekuatan
penambat sangat diperlukan untuk dapat mengeliminasi gaya ini. Jenis penambat
digolongkan berdasarkan karakteristik perkuatan yang dihasilkan dari sistem penambat yang
digunakan. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penggunaan
penambat, sejarah penggunaan penambat dan jenis-jenis penambat yang hingga saat ini
masih digunakan di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
a. Gaya jepit harus kuat untuk menjamin gaya tahan rel pada bantalan lebih besar daripada
gaya tahan rangkak bantalan pada stabilitas dasar balas.
Penggunaan penambat Pada awalnya penambat yang digunakan untuk menahan rel
dog-spike di atas permukaan bantalan kayu masih menggunakan
konstruksi yang dipasang secara langsung dengan
menggunakan paku (dog-spike), dan untuk mengatasi gaya
muai rel, diberikan celah (gap) yang cukup dan memakai alat
anti creeps yang dipasang di kaki rel untuk panjang rel
maksimum 6,8 meter.
Penggunaan penambat
tirpon dan pelat andas Penggunaan paku sudah tidak sesuai lagi, ketika tuntutan
suatu sistem penambat yang mampu menahan pergerakan
kendaraan rel yang semakin cepat dan berat. Penambat paku
sering terdesak dan kendor sehingga jarak sepur menjadi
semakin lebar, selain itu, sering terjadi bantalan kayu yang
patah pada kedudukan rel. Untuk mengatasi masalah ini,
digunakan penambat jenis tirpon (Gambar 6.1), sedangkan
Keterbatasan
penggunaan penambat Dengan semakin tinggi tuntutan suatu sistem penambat yang
tirpon dan pelat andas mampu menahan gaya akibat beban gandar yang tinggi, gaya
desak akibat pergerakan kereta yang semakin cepat dan
penggunaan rel yang semakin panjang, maka penggunaan
tirpon menjadi semakin terbatas. Untuk contohnya, kecepatan
kereta 120 kph, vibrasi rel dapat mencapai 100 gram, dan pada
kecepatan 330 kph,percepatan vibrasinya mencapai 305 gram.
Pada kondisi ini, penambat tirpon menjadi terdesak, kendor
(tidak mampu menahan gaya akibat perubahan suhu tetapi
masih mampu menahan gaya lateral) dan selanjutnya tercabut
dari bantalan. Kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan
pada rel dan geometric jalan rel yang dapat mengurangi
keamanan dan kenyamanan kereta api.
D. JENIS PENAMBAT
Saat ini jenis penambat dibedakan menurut sistem perkuatan penambatan yang diberikan
pada rel terhadap bantalan, yaitu:
I Elastik Ganda
II Elastik Ganda
IV Elastik Tunggal
V Elastik Tunggal
Kedua jenis penambat (kaku dan elastik) ini mempunyai berbagai hal paten tersendiri dan
metode penjepitan ke bantalan yang dapat berupa gaya tarikan (pull out) dan bending
maupun torsi.
Gambar 6.11 Alat penambat DE clips yang dipasang pada bantalan beton
Gaya lateral yang merusak penambat rel dapat melalui tiga mekanisme yaitu :
Push out, dimana gaya mendorong alat penambat ke arah lateral yang menyebabkan
melebarnya lebar sepur,
Pergeseran struktur di atas balas,
Pull out, dimana alat penambat tercabut dan tertarik/terangkat ke luar.
Kemungkinan (probablilitas) kejadian terdesak dan bergesernya alat penambat dan struktur
jalan rel akibat gaya lateral sangat besar, sedangkan kejadian tercabutnya penambat
biasanya sangat jarang terjadi.
Gaya push out pada sistem penambat rel dapat diperhitungkan berdasarkan persamaan
berikut ini.
F1 γ 1 2Sn
H = 2 W (6.1)
φ 1 ξγ1 φ 1 ξγ1 F1 γ * 1
F1 γ 1
H + H' = W W ' T (6.2)
φ 1 ξγ1 φ 1 ξγ1
6EI X
= (6.3)
D a3
ε a3 W
= (6.4)
6EI y
6EI y
* = (6.5)
k * a *
dimana :
a : Jarak bantalan
D : Gaya untuk menekan rel sehingga jalan rel berdefleksi satu satuan (kg/cm)
: Konstanta pegas arah lateral dari rel terhadap gaya vertikal (cm-1)
= 4,5 - 5 cm-1
D = 20.000 kg/cm
Batas gaya lateral yang menyebabkan terlepasnya tirpon dari bantalan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Batas Primer : gaya lateral bekerja hanya seketika keadaan jalan masih baik (lebar sepur
masih baik dan belum terdapat pergeseran jalan rel).
2. Batas Sekunder : gaya yang bekerja terjadi setelah lebar sepur berubah atau jalan telah
bergeser.