Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas segala limpahan
rahmat dan kasih sayang-Nya. Karena atas izin-Nya lah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang MESO (Monitoring Efek Samping Obat) ini
dengan baik. Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan, juga menambah pengetahuan penulis dan rekan-rekan
agar lebih mengetahui dan memahami tentang monitoring efek samping obat
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu
Ibu Ratna Sari Dewi, M.Farm, Apt yang telah memberikan penulis tugas pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca, dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saran dan
kritik sangat penulis harapkan kepada pembaca.
Pekanbaru, 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia,
sebagai lembaga yang mengemban otoritas regulatori dalam bidang obat di Indonesia
mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat untuk menjamin bahwa semua
produk obat yang beredar (pasca pemasaran) memenuhi persyaratan keamanan,
khasiat dan mutu. Dalam hal ini, Badan POM melakukan langkah pengawalan dan
pemantauan baik dari aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu obat yang beredar,
mulai dari evaluasi, pra pemasaran hingga pengawasan pasca pemasaran obat yang
beredar di wilayah Republik Indonesia.
Secara khusus, kegiatan pengawasan pasca pemasaran
Utamanya pemantauan aspek keamanan obat merupakan upaya Badan POM dalam
rangka menjamin keamanan obat (ensuring drug safety) pasca pemasaran. Kegiatan
ini merupakan kegiatan strategis pengawasan yang harus dilakukan secara
berkesinambungan, karena upaya jaminan keamanan obat pasca pemasaran akan
berdampak pada jaminan keamanan pasien (ensuring patient safety) sebagai
pengguna akhir dari suatu obat.
Pengawalan dan pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran
dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan keamanan penggunaan obat pada kondisi
kehidupan nyata atau praktik klinik yang sebenarnya. Banyak bukti menunjukkan
bahwa sebenarnya efek samping obat (ESO) dapat dicegah dengan pengetahuan yang
bertambah, dan dapat diperoleh dari kegiatan pemantauan aspek keamanan obat pasca
pemasaran (atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Farmakovigilans.
Sehingga,kegiatan ini menjadi salah satu komponen penting dalam sistem regulasi
obat, praktik klinik dan kesehatan masyarakat secara umum.
Pengawalan atau pemantauan aspek keamanan suatu obat harus secara
terus menerus dilakukan untuk mengevaluasi konsistensi profil keamanannya atau
risk- benefit ratio-nya. Dimana kita harus mempertimbangkan benefit harus lebih
besar dari risk, untuk mendukung jaminan keamanan obat beredar. Pengawalan aspek
keamanan obat senantiasa dilakukan dengan pendekatan risk management di setiap
tahap perjalanan atau siklus obat.
Badan POM tidak dapat melakukan pengawalan aspek keamanan obat ini
secara sendiri, namun perlu juga dukungan partisipasi semua yang terlibat dalam
perjalanan atau siklus suatu obat, sejak obat melalui proses perijinan (pra- pemasaran)
hingga peresepan dokter dan penggunaan oleh pasien (pasca pemasaran). Badan
POM melakukan pemutakhiran terhadap panduan pemantauan aspek keamanan
obat atau ESO di Indonesia. Sejawat tenagakesehatan yang bertugas di pelayanan
kesehatan baik di sektor pemerintah maupun swasta merupakan mitra kerja Badan
POM dalam hal aktifitas pemantauan aspek keamanan obat pasca
pemasaran..Hingga saat ini sistem pemantauan dan pelaporan ESO oleh sejawat
tenaga kesehatan di Indonesia masih bersifat sukarela, namun
demikian dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan juga standar
pelayanan kesehatan dalam rangka patient safety, pemantauan ESO menjadi
bagian yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan MESO?
Apa tujuan MESO di lakukan?
Mengapa perluh MESO?
Siapa yang terlibat dalam melakukan MESO?
Siapa yang melaporkan MESO?
Apa yang dilaoporkan dalam MESO?
Bagaimana cara melaporkan ESO?
Obat-obat apa saja yang perluh MESO?
Reaksi-reaksi apa saja yang perlu dilaporkan dalam MESO?
Apa yang dimaksud dengan High Alert medications?
BAB II PEMBAHASAN
Merupakan salah satu tugas PFT, tim Meso dalam PFT adalah :
Dokter
Dokter spesialis
Dokter gigi
Apoteker
Bidan
Perawat
Tenaga kesehatan lain.
Laporan efek samping yang telah dikaji atau dievaluasi sesuai derajat atau
tingkat kegawatan efek samping dan/atau insidens dalam hal lain, hasilnya dapat
berbentuk saran serta tindak lanjut terhadap kasus yang bersangkutan oleh pihak
regulatori, dan dipublikasi di dalam bulletin BERITA MESO. Pusat MESO Nasional
sangat mengharapkan dan menghargai peran aktif untuk berpartisipasi di dalam
kegiatan MESO.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Monitoring Efek Samping Obat, adalah program pemantauan
keamanan obat sesudah beredar (pasca-pemasaran). Program ini dilakukan
secara berkesinambungan untuk mendukung upaya jaminan atas keamanan
obat, sejalan pelaksanaan evaluasi aspek efikasi, MESO oleh tenaga kesehatan
di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary reporting ) dengan
menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal sebagai
Form Kuning. Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat yang
beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah
obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius ( sentinel
event ), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya
mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound
Alike/ LASA).