Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “RANCANGAN
PEMBUATAN SULAMAN BORDIR”.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Teknik Sulam Bordir....................................................................................................2


B. Pengertian.......................................................................................................................................2
C. Jenis Teknik Sulam Bordir........................................................................................................5
D. Desain Teknik Sulam Bordir.....................................................................................................6
E. Proses Teknik Sulam Bordir.....................................................................................................7
F. Proses Pembuatan Teknik Sulam Bordir...............................................................................8
G. Teknik Pengerjaan........................................................................................................................8
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tenunan benang yang bersifat flexibel disebut tekstil. Dengan cara penyulaman,
penjahitan, pengikatan, dan cara pressing tekstile dibentuk. Tekstil adalah bahan yang
berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan
busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-
hari sering disamakan dengan istilah kain.Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah
ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan
benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan. Pada
umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis produk/bentuknya: Serat staple, serat filamen, benang, kain, produk
jadi (pakaian / produk kerajinan dll).
2. Berdasarkan jenis bahannya: Serat alam, serat sintetis, serat campuran.
3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: Putih, berwarna, bermotif/bergambar.
4. Berdasarkan jenis kontruksinya: Tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang
gintir.
Saat ini kerajinan bordir mengalami perkembangan yang sangat pesat, inovasi-
inovasi yang dikembangkan tidak hanya pada motif desain saja, melainkan pada
eksplorasi bahan dan pengembangan teknik yang digunakan. Untuk motif tidak hanya
mengambil dari bentuk-bentuk motif tradisional yang dekoratif saja, melainkan sudah
dikembangkan dengan motif-motif modern. Untuk bahan tidak hanya menggunakan
benang saja tapi sudah dikembangkan dengan penggunaan cat atau perpaduan keduanya,
selain itu penerapannya tidak hanya pada kain saja, melainkan pada kulit, bahan alamiah,
dll. Dan untuk teknik sekarang sudah dikembangkan dengan teknik batik, coletan dan air
brush.Pada awalnya alat yang digunakan untuk membordir hanya mesin jahit dan
pamidangan. Mesin jahitnya merupakan mesin jahit biasa yang digerakkan dengan
bantuan kaki, dikalangan perajin bordir disebut mesin kejek.
Mesin jahit model ini diperkirakan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920,
kemudian di kenal dengan adanya mesin juki. Seiring perkembangan teknologi, sekarang
terdapat mesin bordir yang menggunakan teknologi komputer (Bordir Komputer).

1
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana sejarah teknik sulam bordir
b. Apa yang dimaksud dengan teknik sulam bordir
c. Apa saja jenis teknik sulam bordir
d. Apa saja desain teknik sulam bordir
e. Bagaimana proses dan teknik pengerjaan teknik sulam bordir

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui sejarah teknik sulam bordir
b. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teknik sulam bordir
c. Untuk mengetahui jenis teknik sulam bordir
d. Untuk mengetahui desain teknik sulam bordir
e. Untuk mengetahui proses dan teknik pengerjaan teknik sulam bordir

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KERAJINAN SULAM ATAU BORDIR


Keterampilan ragam hias sulam atau bordir sudah sejak lama di Indonesia,
diperkirakan sudah ada sejakabad ke-18 M, bahkan sudah mulai dikembangkan dalam
bentuk tradisional pada abad e-16 M. Pada waktu itu, border atau sulaman diperkenalkan
hampir keseluruh pelosok nusantara. Pada saat itu , bordir atau sulaman diperuntukkan
bagi inisial kerajaan dan untuk menghias busana para bangsawan dan kaum ningrat.
Kerajinan sulaman sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Melayu Riau. Pada
masa kerajaan dahulu, anak-anak dara sudah mengerjakan kerajinan sulaman ini. Dari
mana asal perkembangannya belum ada pengkajian yang mendalam.
Istilah bordir identik dengan menyulam, karena kata "Bordir" diambil dari istilah
Inggris "Embroidery" yang artinya sulaman. Di Indonesia ada juga yang membedakan
antara sulam dan bordir.
Di Provinsi Riau secara khusus sulam sulam atau bordir yang memiliki nuansa
Melayu diperkenal kan oleh perajin, Ibu Martini Sucipto, pada tahin 1990. Pada saat itu
Ibu Martini mengembangkan sulam atau bordir dengan motif Melayu. Ciri khasnya
terlihat pada motif yang menggunakan ragam hias pucuk rebung, siku keluang, dan lain-
lain. Usaha bordir yang bernuansa melayu tersebut bernama "UBAR" atau Usaha Bordir
Ali Riau. Sejak saat itu, bordir dikembangkan didaerah lain, meskipun masih terpengaruh
oleh budaya setempat.

B. PENGERTIAN
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain
dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung,
dan payet.
Pada sulam tangan, jenis tusuk yang dipakai lebih bervariasi Contoh macam tusuk sulam
tangan:
1. Tusuk balik/tusuk tikam jejak. Biasa digunakan untuk membuat tangkai,
membentuk garis dan untuk menjahit lipatan dan menyambung kain.
2. Tusuk batang/tangkai. Tusuk tangkai digunakan untuk mebuat batang, ranting
dan untuk mengisi bidang

3
3. Tusuk rumani. Tusuk rumani biasa digunakan untuk membuat daun dan bunga-
bunga dan bentuk bidang yang panjang.
4. Tusuk veston. Tusuk veston biasa digunakan untuk membuat bunga, lubang
kancing, untuk memperkuat dan menghias bagian tepi kain
5. Tusuk bunga. Tusuk bunga biasa digunakan untuk membuat bentuk bunga.
6. Tusuk rantai. Tusuk rantai digunakan untuk membuat garis pembatas, dahan dan
ranting
7. Tusuk datar. Tusuk datar digunakan untuk membuat bentuk bunga, daun, dan
mengisi bidang
8. Tusuk flanel. Tusuk flanel biasa digunakan untuk membuat hiasan tepi dan garis
pembatas.
9. Tusuk daun. Tusuk daun dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk daun
10. Tusuk bullion. Tusuk bullion dapat digunakan untuk membuat bentuk bunga
kecil dan hiasan bulir-buliran.
11. Tusuk lurus. Tusuk lurus dapat digunakan untuk membuat bentuk bunga dan
rumput
12. Tusuk satin. Tusuk satin digunakan untuk membuat helai daun dan bentuk-bentuk
bebas
13. Tusuk jelujur. Tusuk jelujur dapat digunakan untuk membuat garis dan
menjelujur sambungan dan lipatan kain.

Di antara jenis tusukan yang umum dikenal dalam menyulam adalah tusuk rantai,
tusuk jelujur, tusuk kelim, dan tusuk silang. Selain dijahit dengan tangan, sulaman
dibuat dengan mesin jahit dan Mesin Bordir komputer.
Kain dan benang yang dipakai untuk seni bordir berbeda-beda menurut tempat
dan negara. Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau bedang dari wol, linen, dan sutra
sudah dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra,
sulaman modern menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.
Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita berbagai ukuran dan bahan
untuk membuat motif-motif bunga. Pita memberi efek tiga dimensi karena ukuran pita
lebih besar dari benang. Hasil sulaman pita juga lebih dekoratif karena bahan pita yang
lebih beragam.
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
 Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain

4
 Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk
taplak meja dan pinggiran kebaya
 Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai
lekuk gambar.

C. JENIS TEKNIK SULAM BORDIR



Sulam bebas atau sulam benang
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun
kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina
dan Jepang.

Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman dilakukan di
atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas, kain aida, kain strimin, dan kain linen.
Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi,
needlepoint, dan blackwork.

Sulam (bordir) Mesin
Yaitu sulam (bordir) yang proses pembuatanya dikerjakan dengan mesin, adakalanya
dengan mesin jahit, mesin bordir ataupun bordir komputer. Pada sulam mesin, jenis
tusuk yang dipakai hanya sedikit variasi. Macam-macam bordir mesin adalah :
1. Tusuk lurus. Tusuk lurus biasa digunakan untuk membuat kerangka motif
sebelum dibordir, untuk membuat isian pada motif, untuk mengisi bidang yang
lebar dan untuk membuat motif yang berupa garis baik garis lurus maupun
lengkung
2. Tusuk zig-zag. Tusuk zig-zag digunakan untuk berbagai bentuk motif, baik
berupa garis, bentuk geometris, bentuk flora fauna, dan sebagainya.

D. DESAIN BORDIR
Desain Bordir, desain adalah penataan atau penyusunan berbagai garis, bentuk,
warna yang di ciptakan agar mengandung nilai nilai seni keindahan. Salah satu fungsi
desain adalah sebagai dekorasi dengan tujuan untuk mempercantik sebuah benda, seperti
permadani, taplak meja, keramik, porselen, barang barang tembikar, besi besi tempa,
pigura (bingkai), barang barang souvenir, tas, sandal, sepatu, dompet, kipas hias,
saputangan, hiasan dinding, kotak tisu, sampul buku, handuk, topi, dasi, kain (tekstil),
berbagai busana ( busana muslim, kebaya dll ), bordir , batik dan sebagainya.

5
Sebuah Desain Agar mempunyai nilai tambah lebih seperti lebih menawan dan
memikat, desainnya harus di buat dengan menggunakan berbagai variasi dan kreasi yang
berlandaskan perkembangan dan situasi kondisi imajinasi, yang tak lepas dari pengaruh
bentuk bentuk alam, misalnya tumbuhan, daun daunan, bunga, buah buahan, batu, kayu,
kulit, awan, pelangi, bintang, bulan, matahari, bentuk figure (hewan dan manusia), bentuk
berbagai garis (geometris), dan bentuk khayalan tidak nyata (abstrak). 4 bentuk desain
dasar bordir adalah:
1. Bentuk Alami
Bentuk desain ini sangat kuat di pengaruhi oleh bentuk alam benda, atau bentuk
yang bersifat dan berwujud dari alam, yang penggambarannya sangat serupa dengan
objek alam benda seperti daun, buah buahan, bunga, tumbuhan, batu, kayu, kulit, awan,
pelangi, bintang, bulan, matahari, dan berbagai figure (binatang dan manusia).
2. Bentuk Dekoratif
Bentuk desain yang berwujud dari alam ditransformasikan kedalam bentuk
dekoratif dengan stilasi (gubahan) menjadi mode dan khayalan (biasanya di dukung oleh
berbagai variasi serta susunan nuansa warna yang indah dan serasi).
3. Bentuk Geometris
Bentuk desain ini berdasarkan elemen geometris, seperti persegi panjang,
lingkaran, oval, kotak, segitiga, segienam (berbagai segi), kerucut, jajaran genjang,
silinder dan berbagai garis.
4. Bentuk Abstrak
Bentuk abstrak adalah sebuah imajinasi bebas yang terealiasi dari suatu bentuk
yang tidak lazim, atau sebuah perwujudan bentuk yang tidak ada kesamaan dari berbagai
objek. Baik objek alami atau objek buatan manusia, dengan kata lain bentuk abstrak
adalah sebuah bentuk desain yang tidak berbentuk atau tidak nyata.
Bordir sekarang sudah memasuki pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Daerah penghasil bordir adalah di Tasikmalaya, Jawa Barat yang terdapat di kecamatan :
Cibeureum, Cipedes, Mangkubumi, dan Kawalu.

E. PROSES TEKNIK SULAM BORDIR


Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada
kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari
sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama diletakkan di
bagian dalam dan lingkaran kedua dibagian luar. Pada sambungan lingkaran dipasang

6
sekrup yang dinamakan dengan "ram" (berfungsi seperti pembidang). Kain yang akan
disulam direntangkan pada lingkaran tadi, dijepit diantara dua lingkaran (diantara ram)
dan dikencangkan dengan memutar skrup. Setelah kain renggang, dimulailah menjahit
motif pada kain melalui tangan-tangan terampil. Dapat pula penjahitan dilakukan dengan
mesin jahit dan ini sudah menjadi bordir.
Saat ini sesuai dengan perkembangan zaman pekerjaan pembuatan bordir telah
menggunakan teknologi yang modern. Tahap pekerjaannya secara garis besar dapat dibagi
menjadi delapan bagian, dari mulai penyediaan bahan dan alat-alat samapai menjadi karya
bordir. Tahap-tahap tersebut adalah :
1. Menyediakan dan menyiapkan alat-alat (bahan-bahan) yang diperlukan untuk
membordir.
2. Menyiapkan dan membuat desain motif untuk diaplikasi bordir (bisa dibuat dahulu
pada kertas kalkir)
3. Memindahkan atau menjiplak desain motif pada medium (kain) yang hendak dibordir.
4. Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring (pembidangan)
5. Memilih, menentukan, memasang benang sulam atau bordir pada mesin.
6. Memeriksa dan menggerakkan mesin yang hendak kita pakai untuk menyulam/bordir.
7. Membuat sulaman atau bordir dengan berbagai teknik(jenis sulam/bordir) disesuaikan
dengan media (kain) yang disulam ayau bordir.
8. Menyelesaikan pekerjaan akhir :
a) Membuat rancangan dengan alat solder.
b) Membersihkan sisa-sisa benang sulam atau bordir yang melekat di balik
permukaan kain.
c) Merendam, menjemur, dan menyetrika hasil sulaman atau bordir.

F. TEKNIK PENGERJAAN
Teknik pengerjaan pada kerajinan border pada umumnya menggunakan mesin,
hanya dari caranya ada yang system kejek, yaitu dengan memakai mesin biasa (jahit)
yang digerakan dengan kedua kaki. Dan dengan mesin khusus border yang digerakan
dengan motor. Bahkan sekarang ini pembuatan border sudah menggunakan system
computer, dengan soft ware khusus untuk border.
Mesin untuk kerajinan border mempunyai beberapa jenis, dan tiap jenis dari mesin
tersebut berbeda-beda corak yang dihasilkannya. Ada yang disebut dengan mesin border,

7
yang menghasilkan corak border yang bisa dibuka dan ditutup. Ada yang disebut mesin
stick rantai, dengan tipe corak seperti rantai. Ada yang disebut dengan mesin cornely
(lilit), dengan tipe corak yang dihasilkannya berupa lilitan. Ada yang disebut dengan
mesin pita, dengan tipe corak yang dihasilkannya berupa pita.

G. PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BORDIR


Ada beberapa tahap pengerjaan dalam pembuatan kerajinan bordir, diantaranya :
Pertama, proses pembuatan motif desain (perancangan), perancangan dibuat sesuai
dengan bentuk barang yang akan diproduksi. Sebagai contoh untuk kerudung, ada
beberapa jenis bentuk kerudung, seperti kerudung segi empat, segi tiga, persegi panjang,
dan lain-lain. peletakan motif gambar disesuaikan dengan bentuk kerudung tersebut.
Kedua, proses pemidahan motif gambar pada pola gambar (mal). Pemindaham
motif gambar pada pola (mal), biasanya dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari
keperluan. Untuk membuat kerajinan yang sifatnya satuan, biasanya cukup dengan cara
penjiplakan dengan menggunakan karbon. Dan untuk membuat kerajinan yang sifatnya
masal bisa dilakukan dengan cara pengesitan (cetak saring), yaitu motif gambar dibuat
pada kertas transparan, kemudian dilubangi pakai jarum, supaya waktu ditarik (di sit)
pakai rakel tinta cetak keluar dari lobang tersebut. Atau dengan cara cetak tinggi, yaitu
gambar dibuat pada spon dan dibentuk menggunakan pisau, sehingga gambar kelihatan
menonjol. Proses pencetakan biasanya dengan cara menekankan cetakan tersebut setelah
dilumuri dengan tinta.
Ketiga, Proses pemberian motif gambar pada barang jadi. Pengerjaan motif gambar
pada bahan, bisa dilakukan dengan beberapa cara, kalau motif gambar yang diinginkan
berupa sulaman border, bisa dikerjakan dengan mesin border. Kalau motif gambar yang
diinginkan berupa lukisan dengan cat, bisa dilakukan dengan teknik coletan atau air
brush. Atau gabungan dari beberapa teknik tersebut.

Inovasi teknik pembuatan motif desain (ragam hias)


Perkembangan kerajinan bordir yang sangat pesat, mengakibatkan persaingan di
pasaran. Hal ini menuntut para perajin bordir untuk melakukan inovasi pada produknya.
Inovasi tidak hanya pada bentuk motif desain saja, atau mesin-mesin sebagai alat bantu
pekerjaan. Melainkan pada teknik pengerjaan dalam pembuatan motif desain. Dengan
tujuan supaya produk kerajinan yang dihasilkan bisa berdaya saing, dan juga untuk
menghilangkan kejenuhan konsumen pada produk kerajinan border yang biasa.

8
Inovasi teknik pengerjaan dalam pembuatan motif desain bordir, diantaranya :
Teknik coletan (melukis)
Teknik coletan adalah teknik pembuatan motif desain dengan cara dicolet (dilukis)
menggunakan koas dan cat tekstil. Seperti halnya menggambar atau melukis teknik ini
bisa menghasilkan corak-corak gambar yang variatif. Untuk lebih bervariatif kita bisa
melakukan inovasi pada bahan cat tekstil, supaya motif gambar kita timbul (3 dimensi)
kita bisa menggunakan bahan cat sejenis foaming. Atau supaya motif gambar kita
kelihatan berbercak keemasan dan keperak-perakan, kita bisa menggunakan gliter.

Teknik Air Brush


Teknik ini adalah teknik menggambar dengan cara disemprot menggunakan
sprayer (pen brush) yang dihubungkan dengan kompresor, memakai bahan cat khusus
kain (cat tekstil). Motif desain dibuat pada pola (mal) dengan cara dilubangi pakai cuter

Teknik Batik
Membatik adalah teknik menggambar dengan menggunakan cara tutup celup,
dalam artian pewarnaan pada kain dilakukan dengan cara mencelupkan kain pada zat
warna. Sedangkan bagian motif yang tidak akan diberi warna ditutup dengan
menggunakan sejenis lilin (malam).

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kerajinan bordir adalah salah satu kekayaan kebudayaan tradisional Indonesia. Pada
proses pembuatan kerajinan bordir, banyak materi pembelajaran Seni Budaya yang bisa
diaplikasikan khususnya pada proses pembelajaran Seni Rupa sebagai mata pelajaran yang
mempunyai tugas untuk bisa mengembangkan multi kecerdasan pada siswa. Diantaranya,
materi apresiasi dan kreasi yang meliputi materi menggambar dekoratif, materi menggambar
ilustrasi, materi melukis, materi batik dan materi seni grafis (cetak saring dan cetak tinggi).

B. SARAN
Sebagai siswa diharapkan bisa mengapresiasi kebudayaan tradisi yang berada di
lingkungan sekitarnya, dan dapat menerapkan kemampuan kompetensi yang didapat dari
materi tersebut sebagai life skill (kecakapan hidup), untuk dipergunakan ketika siswa berada
di masyarakat setelah lulus nanti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Boesra. A.J. (2006). Teknik Dasar Menyulam untuk Pemula. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Budiyono. (2008). Kriya Tekstil. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
Darminingsih, et al. (1985). Pembuatan Busana Bayi dan Anak. Depdikbud Dikdasmen.

11

Anda mungkin juga menyukai