Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI RANCANGAN BENDUNG DAERAH IRIGASI BELUTU

KABUPATEN SERDANG BERDAGAI


Posma Nikolas Hutabarat1) Makmur Ginting2)
1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Bendung merupakan bangunan air sangat penting untuk menunjang
kebutuhan air irigasi terlebih lagi program pemerintah yang ingin mewujudkan
swasembada pangan di Indonesia. Bendung Daerah Irigasi Belutu yang terletak di
Kabupaten Serdang Berdagai, Provinsi Sumatera Utara, diproyeksikan mampu
mengairi Daerah Irigasi Belutu seluas 5.032 Ha.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini antara lain, adalah untuk
mengevaluasi rancangan relokasi Bendung Daerah Irigasi Belutu. Evaluasi
rancangan bendung pada penelitian ini mencakup evaluasi secara hidraulis dan
struktur. Evaluasi secara hidraulis meliputi fungsi bendung untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi, dan evaluasi secara struktur meliputi analisa stabilitas
bendung tersebut.
Metode pengerjaan tugas akhir ini adalah metode komparatif deskriptif,
menggunakan data primer berupa pengamatan langsung di lapangan yakni berupa
data fisik bendung dan lokasinya, dan data sekunder berupa dokumen Detail
Engineering Design Bendung Daerah Irigasi Sei Belutu. Data curah hujan yang
diperoleh dari BMKG, dan juga dari literatur lainnya. Kriteria Perencanaan (KP –
02 dan KP – 06) yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum
dijadikan sebagai acuan untuk mengevaluasi bendung yang dimaksud.
Dari hasil evaluasi secara hidraulis didapat bahwa kebutuhan air irigasi
Daerah Irigasi Belutu sebesar 1,67 Liter/detik/Ha, dengan kebutuhan total irigasi
sebesar 10.085 Liter/detik, dapat dilayani oleh bendung tersebut dengan baik.
Secara struktur, Bendung Daerah Irigasi Belutu pada saat debit normal, memiliki
angka keamanan terhadap guling (Fg) 1,98, dan angka keamanan terhadap geser
(Fs) 2,83. Pada saat debit banjir rencana, kondisi tanpa gempa, memiliki angka
keamanan terhadap guling (Fg) 4,6, dan angka keamanan terhadap geser (Fs)
1,42. Pada kondisi gempa, memiliki angka keamanan terhadap guling (Fg) 1,53,
dan angka keamanan terhadap geser (Fs) 3,44, dengan demikian, bendung aman
secara struktur. Maka dari hasil evaluasi diketahui bahwa rancangan bendung
tersebut sudah layak.
Kata Kunci : Bendung, Kebutuhan Air Irigasi, Debit Banjir Rencana, Stabilitas
ABSTRACT
Dam is a necessary water structure to support irrigation needs, furthermore
The Indonesian Government’s programme to fulfill the self-supporting food in
Indonesia. The Belutu Irrigational Area Dam situated in The District of Serdang
Berdagai, Province of Sumatera Utara, projected capable to irrigate The Belutu
Irrigational Area which broad 5.032 Ha.
The object and purpose of this research is to evaluate relocation design of
The Belutu Irrigational Area Dam. The evaluation contains evaluation of hidrolic
and structural. Evaluation of hidrology contains the function of the dam to fulfill
the irrigation water needs. And evaluation of structure contains analysis of the
dam stability.
This research method is comparative descriptive, used primary data which
is direct observation on the field to observe the dam physically and the location,
and secondary data which is Detail Engineering Design documents of The Belutu
Irrigational Area Dam, and rainfall data from BMKG, also other literatures.
Kriteria Perencanaan (KP – 02 and KP – 06) which is assigned by The
Department of Public Works is used as references to evaluate the dam.
From the evaluation hydraulically, acquired that the irrigation needs 1,67
L/s/Ha, with the total needs of discharge 10.085 Liter/second means the dam
served well. Structurally, The Belutu Irrigational Area Dam in normal discharge
condition, has the resistance of bolster number (Fg) 1,98, and the resistance of
sliding number (Fs) 2,83. In flood condition, has the resistance of bolster number
(Fg) 4,6, and the resistance of sliding number (Fs) 1,42. On quake condition, has
the resistance of bolster number (Fg) 1,53, and the resistance of sliding number
(Fs) 3,44 means the dam safe structurally. From the evaluation results the design
of the dam is proper.
Keyword(s) : dam, irrigation needs, flood plan discharge, stability
I. PENDAHULUAN sedangkan bendung gerak yaitu
I.1. Latar Belakang bendung yang terbuat dari pitu
Bendung adalah suatu sorong atau pintu radial.
bangunan yang dibangun melintang Bendung Daerah Irigasi
sungai untuk meninggikan taraf Belutu terletak di Kabupaten Serdang
muka air sungai dan membendung Bedagai, Provinsi Sumatera Utara
aliran sungai sehingga aliran sungai dengan total luas areal 5032 ha,
bisa bisa disadap dan dialirkan secara kondisi jaringan dan bangunan
gravitasi ke daerah yang irigasinya masih semiteknis sehingga
membutuhkan. Tipe bendung dapat sistem pengelolaannya tidak
dibedakan yaitu bendung tetap yang terkontrol dan menambah rumit
terbuat dari pasangan batu, beton,
masalah pembagian air di Daerah lambat laun tubuh sungai menjadi
Irigasi Belutu. semakin besar.
II.2. Banjir
II. TINJAUAN PUSTAKA Banjir merupakan fenomena
II.1.Sungai alam yang biasa terjadi di suatu
Sungai adalah salah satu dari kawasan yang banyak dialiri oleh
sumber daya alam yang bersifat aliran sungai. Secara sederhana
mengalir (flowing resources), banjir dapat didefinisikan sebagainya
sehingga pemanfaatan air di hulu hadirnya air di suatu kawasan luas
akan menghilangkan peluang di hilir sehingga menutupi permukaan bumi
(opportunity value), pencemaran di kawasan tersebut. Dalam cakupan
hulu akan menimbulkan biaya sosial pembicaraan yang luas, kita bisa
di hilir (externality effect) dan melihat banjir sebagai suatu bagian
pelestarian di hulu akan memberikan dari siklus hidrologi, yaitu pada
manfaat di hilir. Suatu daerah yang bagian air di permukaan Bumi yang
tertimpa hujan dan kemudian air bergerak ke laut. Dalam siklus
hujan ini menuju sebuah sungai, hidrologi kita dapat melihat bahwa
sehingga berperan sebagai sumber air volume air yang mengalir di
sungai tersebut dinamakan daerah permukaan Bumi dominan
pengaliran sungai dan batas antara ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dua daerah pengaliran sungai yang dan tingkat peresapan air ke dalam
berdampingan disebut batas daerah tanah.
pengaliran. Wilayah sungai II.3. Analisis Frekuensi
merupakan satu kesatuan wilayah Dalam penentuan distribusi
pengembangan sungai. Mulai dari frekuensi ada beberapa persyaratan
mata airnya di bagian paling hulu di yang perlu dipenuhi, yaitu mengenai
daerah pegunungan dalam nilai parameter-parameter
perjalanannya ke hilir di daerah statistiknya. Parameter tersebut
dataran, aliran sungai secara antara lain: koefisien variasi,
berangsur-angsur berpadu dengan koefisien asimetri (skewnees) dan
banyak sungai lainnya, sehingga koefisien kurtosis.
Analisis frekuensi harus normal, log normal, Gumbel,
dilakukan secara bertahap dan sesuai maupun log Pearson Type III. Hal ini
dengan urutan kerja yang telah ada tergantung dari hasil perhitungan
karena hasil dari masing-masing analisa frekuensi.
perhitungan tergantung dan saling 1) Distribusi Normal
mempengaruhi terhadap hasil Fungsi kerapatan kemung-
perhitungan sebelumnya. Berikut kinan (probability density
adalah penerapan dari langkah- fungtion) distribusi ini adalah
langkah analisis frekuensi setelah sebagai berikut:
persiapan data dilakukan. ( )

Standar Deviasi (S): P’ (x) =



√ ( ) ) Dengan:
S =
P’ = fungsi kerapatan
Dengan: kemungkinan
S = Standar deviasi S =Deviasi standar
X = Curah hujan rencana pada X = nilai rata-rata
priode tertentu x = variable alat
Xi = Curah hujan harian Sifat khas lain dari jenis
maksimum rata-rata distribusi ini adalalh nilai
N = Jumlah data koefisien skewnees hampir
Koefisien variasi (Cv): sama dengan nol (Cs ~ 0) dan

Cv = nilai koefisien kurtosis


mendekati tiga (Ck ~ 3).
Koefisien Asimetri / Skewnees (Cs)
2) Distribusi Log Normal
Cs =
Fungsi kerapatan kemung-

( )( )
( − ) kinan (probability density
function) distribusi ini adalah
Koefisien Kurtosis (Ck)
sebagai berikut:
Ck = ( )( )( )
( − )
P’(X) =
II.4. Analisis Hujan Rencana
( , ( / )

Perhitungan hujan rencana
dapat dikerjakan dengan berbagai Dengan :

metode distribusi, yaitu metode


Ei = Jumlah Nilai
Xn = 0,5 ln( )
Teoritis pada Sub Kelompok
Sn = ln( ) i.
II.6. Metode Melchior
Besarnya Skewness (Cs) =
Untuk memakai metode
+3
Melchior jika luas daerah
Besarnya Kurtosis (Ck) =
aliran yang dikeahui lebih
+6 + 15. +
16 +3 besar dari 100 km2. Bentuk

Dengan: persamaan dasar analisis

P’ = fungsi kerapatan banjir rancangan dengan

kemungkinan menggunakan metode

S = deviasi standar Melchior adalah sebagai

X = nilai rata-rata berikut:

II.5. Uji Chi-Kuadrat QT = α x β x A x


Uji Chi-Kuadrat dimak- Tc = 0.186 x L x Q0 – 0.2 x I – 0.4
sudkan untuk menen-tukan apakah Langkah-langkah untuk
persamaan distribusi yang telah menghitung debit rencana
dipilih dapat mewakili distribusi dengan menggunakan metode
sampel data yang dianalisis. Melchior ini adalah sebagai
Pengambilan keputusan uji ini berikut:
menggunakan parameter χ2, yang a. Menentukan:
dapat dihitung dengan rumus berikut: A = Sumbu panjang/
( ) panjang sungai (km)
χh = ∑
b = Sumbu pendek,
χ h² = Parameter Chi-
dimana 2/3 dari
Kuadrat terhitung,
sumbu panjang (km).
G = Jumlah Sub
F = Luas Ellips (km2)
Kelompok,
b. Dengan diketahui F
Oi = Jumlah Nilai
maka dapat kita
Pengamatan pada Sub
tentukan besarnya
Kelompok I,
hujan maksimum
harian β dengan
berbagai  Pengolahan Data
kemungkinan. Untuk pengolahan data
c. Mencari harga Q0 dilakukan langkah-langkah
Q0 = α x β x A sebagai berikut :
III. Metode Penelitian a. Menghitung curah
Penelitian ini secara umum hujan andalan
menggunakan metode komparatif b. Menghitung kebu-
deskriptif, dimana dibandingkan tuhan air irigasi per
rancangan dari hasil perhitungan luasan nya
dengan rancangan yang disahkan dari c. Menghitung kebu-
Kementrian Pekerjaan Umum. tuhan total irigasi
Metode yang digunakan pada d. Menghitung debit
penelitian ini adalah metode analisa andalan sungai belutu
hidrologi, analisa hidrolis yang e. Menghitung intensitas
disesuaikan dengan Kriteria curah hujan rencana
Perencanaan 02 dan 06. berdasarkan data cu-
III.1. Tahapan Penelitian rah hujan dengan ana-
 Studi Literatur lisa distribusi fre-
Studi literatur yakni untuk kuensi
mengumpulkan data-data dan f. Menghitung analisis
informasi dari buku, serta debit banjir rencana
jurnal-jurnal yang dengan metode
mempunyai relevansi dengan Melchior
bahasan dalam tugas akhir g. Menghitung tinggi
ini, serta masukan-masukan muka air maksimum
dari dosen pembimbing. dan kehilangan tinggi
 Pengumpulan data energi (crest) dengan
Pengumpulan data pada analisa debit banjir
penelitian meliputi data untuk berbagai kala
primer dan data sekunder ulang (Q100)
h. Menganalisa stabilitas
struktur bendung
 Hasil perhitungan evaluasi maka hasil perhitungan ter-
Setelah mendapatkan hasil sebut akan disimpulkan
perhitungan hidraulis peren- sebagai bahan evaluasi
canaan Bendung Sei Belutu, penelitian ini.
III.2. Bagan Alir Penelitian
MULAI

SURVEI LAPANGAN
DAN INVESTIGASI

IDENTIFIKASI MASALAH

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA:
- DATA PRIMER
- DATA SEKUNDER

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


- ANALISIS HIDROLIS
- ANALISIS STABILITAS

KESIMPULAN

IV. Analisis dan Pembahasan


4.1. Debit Bangunan Pengambilan
Debit Pengambilan di Bendung Sei Belutu direncanakan
Q = DR x Luas Area diairi x 120%
Q = debit air yang menuju bangunan pengambilan
DR = Kebutuhan air irigasi
Q = 1,67 x 5032 x 120% = 10.085 liter/detik.
4.2. Probabilitas Curah Hujan Periode Ulang Distribusi Gumbel

Curah Hujan
Periode Ulang S Sn Yn Ytr K Curah Hujan
rata -rata X (mm) Xtr (mm)
P1 22,26 1,10 0,53 -1,93 -2,241 67,33 17,44534
P5 22,26 1,10 0,53 1,50 0,88 67,33 86,88477
P10 22,26 1,10 0,53 2,25 1,56 67,33 102,05549
P25 22,26 1,10 0,53 3,20 2,42 67,33 121,22872
P50 22,26 1,10 0,53 3,90 3,06 67,33 135,46707
P100 22,26 1,10 0,53 4,60 3,70 67,33 149,58406
4.3. Perhitungan Debit Banjir Melchior
Kala Curah
Ulang Hujan Qo QT
(tahun) (mm) (m3/dt) (m3/dt)
1 17,44 90,75 7,91
2 63,96 90,75 29,02
5 86,88 90,75 39,42
10 102,05 90,75 46,31
25 121,23 90,75 55,01
50 135,47 90,75 61,47
100 149,58 90,75 67,87
4.4. Rekapitulasi Stabilitas Bendung
a. Kondisi Debit Normal
Fs = fxV/H = 0,4 x 48,57/6,85 =
 Keamanan Terhadap Guling :
2,83 > 1,5 (KP-06)
Gaya Berat Sendiri= -92,55 T
b. Kondisi Banjir Rencana
Jumlah Gaya H dan V Hidrostatis,
 Keamanan Terhadap Guling :
Uplift dan Gaya Lumpur =3,29 T +
Gaya Berat Sendiri= -92,55 T
-11,341 T + -0,61T + 55,33 T +
Jumlah Gaya H dan V Hidrostatis,
0,008 =46,68 T
Uplift dan Gaya Lumpur =
Fg = 92,55/46,68=1,983 > 1,5 (KP-
-5,57 T + -47,18 T + -6,26 T +
06)
79,01 T + 0,008 =20,02 T
H = Jumlah Total Gaya Horizontal
Fg = 92,55/20,02 =4,6 > 1,3
+ Ea1 + Ea2 = 3,29175 + -
(KP-06)
0,60965+ 0,00854+ -17,17+ 7,63 =
H = Jumlah Total Gaya Horizontal
-6.85 T
+ Ea1 + Ea2
V = Jumlah Gaya Vertikal
=-5,57 + -6,26 + 0,00854 + -
=-92,5549-11,341 + 55,32872 =
17,17+7,63 = -21,36 T
-48,57 T
V = Jumlah Gaya Vertikal
 Keamanan Terhadap Geser :
= -92,5549 -47,17 + 79,01
Koefisien gesekan (f) : 0,4 (untuk
= -60,72T
kerikil pasir (KP-06))
 Keamanan Terhadap Geser : Koefisien gesekan (f) : 0,4 (untuk

Koefisien gesekan (f) : 0,4 (untuk kerikil pasir (KP02))

kerikil pasir (KP02)) Fs = fxV/H = 0,4 x -48,56/ 5,64 =

Fs = fxV/H = 0,4 x -60,72/-21,36 = 3,44 > 1,3 (KP-06)

1,42 > 1,3 (KP-06)


V. Kesimpulan Dan Saran
c. Kondisi Gempa
5.1. Kesimpulan
 Keamanan Terhadap Guling : 1. Daerah Irigasi Sei Belutu
memiliki kebutuhan air iri-gasi
Gaya Berat Sendiri= -92,55 T
sebesar 1,67 L/detik/Ha.
Jumlah Gaya H dan V Hidrostatis,
Dengan kebutuhan total air
Uplift dan Gaya Lumpur, dan H irigasi sebesar 10.085 L/s.
2. Pada saat debit normal,
akibat gempa=
Bendung Daerah Irigasi Belutu
-5,57 T + -47,18 T + -6,26 T +
memiliki angka keamanan
79,01 T + 0,008 +13,88=60,56 T terhadap guling (Fg) 1,98,
angka dan angka keamanan
Fg = 92,55/60,56 =1,53 > 1,3
terhadap geser (Fs) 2,83.
(KP-06)
3. Pada saat debit banjir rencana,
H = Jumlah Total Gaya Horizontal Bendung Daerah Irigasi Belutu
memiliki angka keamanan
+Ea1 +Ea2 +Ep1 + Ep2
terhadap guling (Fg) 4,6, angka
= -5,57 + -6,26 + 0,00854 +
dan angka keamanan terhadap
-17,17 +7,63 + 1,1 + -2,5 geser (Fs) 1,42.
4. Pada saat gempa, Bendung
= 5,64 T
Daerah Irigasi Belutu memiliki
V = Jumlah Gaya Vertikal
angka keamanan terhadap
= -92,5549 -47,17 + 79,01 guling (Fg) 1,53, dan angka
keamanan terhadap geser (Fs)
= -48,56 T
3,44.
 Keamanan Terhadap Geser :
5.2. Saran Harahap, Saddam Husein. 2015.
Perlunya peranan pemerintah Analisis Penyebab Kerusakan
agar menjaga daerah hulu aliran sungai Dan Rehabilitasi Bendung
belutu agar volume aliran permukaan Sunggam Di Kabupaten Padang
tidak bertambah besar. Juga perlunya Lawas Utara – Sumatera Utara.
peranan masyarakat sekitar, agar ikut Universitas Sumatera Utara:
menjaga lingkungan sekitar bendung. Medan.
Seperti tidak membuang sampah ke Kamiana, I Made. 2011. Teknik
sungai, atau saluran irigasi karena Perhitungan Debit Rencana
dapat menghambat aliran air ke petak Bangunan Air. Graha Ilmu:
sawah dan dapat mengakibatkan banjir. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Semiaji Gunawan. 2011. Evaluasi
C.D. Soemarto. 1986. Hidrologi Perencanaan Bendung Pada
Teknik. Usaha Nasional: Sungai Ular Kabupaten Deli
Surabaya. Serdang Sumatera Utara (Studi
Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Kasus). Universitas Sumatera
Kriteria Perencanaan - Bagian Utara: Medan.
Perencananaan Jaringan Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan.
Irigasi (KP – 01). Jakarta. Pradya Paramita: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
Kriteria Perencanaan - Bagian
Bangunan Utama (KP – 02).
Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
Kriteria Perencanaan - Bagian
Saluran (KP – 03). Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
Kriteria Perencanaan - Bagian
Parameter Bangunan (KP –
06). Jakarta.
Ginting, Makmur. 2014. Rekayasa
Irigasi. USU Press: Medan.

Anda mungkin juga menyukai