Anda di halaman 1dari 3

Masalah 1

Ibarat koin, yang memiliki dua sisi mata uang begitu pula dengan globalisasi dalam dunia
pendidikan. Ada sisi positif, serta ada negatifnya pula. Untuk itu perlu adanya sinergi dari
banyak pihak seperti masyarakat, pemerintah atau bahkan pihak swasta guna meminimalisir
dampak negatif yang ada dan memaksimalkan sisi positifnya.

Adapun dampak positif dari adanya globalisasi dibidang pendidikan antara lain :

1. Sistem Belajar Mengajar yang Tidak Selalu Tatap Muka

2. Kemudahan dalam Mengakses Informasi Pendidikan

3. Meningkatnya Kualitas Pendidik

4. Meningkatnya Kualitas Pendidikan

5. Pertukaran Pelajar

6. Mendorong Siswa untuk Menciptakan Karya Inovatif

7. Dll

Dengan adanya globalisasi memang proses belajar mengajar jadi lebih mudah, praktis, efektif
dan efisien. Apalagi dengan adanya media, Guru dan siswa jadi semakin termotivasi dan
berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan. Berkat globalisasi kreativitas dan kemandirian
dapat ditingkatkan.

Disisi lain, dampak negatifpun juga siap menghadang didepan mata. Oleh karenanya, semua
pihak harus bersikap selektif.

Adapun dampak negatif globalisasi, antara lain :

1. Menurunnya Kualitas Moral Siswa

Dampak buruk dari adanya globalisasi bagi dunia pendidikan adalah menurunnya kualitas
moral para siswa. Saking gampangnya mendapatkan informasi yang bisa diakses dari internet
tanpa pengawasan kadangpun terbilang bahaya dalam mempengaruhi moral siswa, misalnya
situs-situs pornografi, ataupun konten-konten yang tidak baik lainnya yang tidak layak
dikonsumsi oleh anak-anak.

2. Meningkatnya Kesenjangan Sosial

Metode pendidikan berbasis teknologi bisa menjadi kesempatan bagi sebuah negara untuk
meningkatkan pendidikannya, namun nyatanya kemajuan teknologi dan informasi di dunia
pendidikan perlu dibarengi dengan kesiapan mental dan modal yang tentunya tidak sedikit.
Di beberapa negara di dunia khususnya negara berkembang, perkembangan teknologi hanya
bisa dinikmati sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, sementara sekolah yang berada di
wilayah pedalaman terus tertinggal karena sulitnya akses dan kurangnya modal. Akibatnya
kesenjangan sosial di bidang pendidikan tidak dapat dibendung lagi.

3. Tergerusnya Kebudayaan Lokal

Akibat globalisasi, pertukaran informasi dan kontak budaya yang terjadi melalui media
massa, akan membawa pengaruh kebiasaan luar negeri untuk menerobos dengan leluasa ke
sebuah negara. Hal ini jika tidak disikapi dengan bijak, tentu dapat menggerus kearifan lokal
bahkan pudarnya nila-nilai budaya tradisional. Contoh akibat demam drama Korea, bahkan
remaja Indonesia sudah terpengaruh gaya hidupnya baik dari pakaian, tindakan, dll. Tentu hal
itu juga tidak sesuai dengan kebudayaan kita.

4. Munculnya Tradisi Serba Cepat dan Instan

Orientasi pendidikan yang awalnya menekankan pada proses kini telah berubah ke ranah
pencapain hasil saja. Akibatnya banyak orang yang keblinger dalam menempuh sebuah
pendidikan, bahkan kini makin marak adanya jual beli ijazah palsu karena banyak orang yang
ingin cepat mendapatkan keuntungan secara cepat dan instan.

5. Komersialisasi Pendidikan

Dampak buruk dari globalisasi selanjutnya adalah terancamnya kemurnian tujuan dalam
pendidikan akibat dari komersialisasi pendidikan. Saat ini banyak instansi pendidikan yang
didirikan dengan tujuan utama sebagai tempat bisnis. Sebuah lembaga pendidikan bisa
disebut sebagai komersialisasi pendidikan jika mementingkan biaya pendaftaran dan uang
gedung, tetapi kewajiban-kewajiban pendidikannya sering diabaikan.
Oleh karena itu, komersialisasi di bidang pendidikan merupakan hal yang sangat berbahaya
dan perlu ditindak lanjuti. Seharusnya sebuah lembaga pendidikan harus memperhatikan
mutu pelayanan pendidikan agar dapat menciptakan peserta didik yang bermutu tinggi,
sehingga siswa dan pemegang modal bisa mendapatkan keuntungan yang sama.

Masalah 2

Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang oleh pemerintah kepada daerah otonom


untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem negara kesatuan Republik
Indonesia. Desentralisasi dalam dunia pendidikan menekankan pada kebebasan membuat
keputusan dan mengambil tindakan yang dirasa tepat tanpa harus menunggu campur tangan
pihak lain. Namun dalam penerapannya, harus tetap ada sinergi dari berbagai pihak demi
terciptanya tujuan pendidikan yang maksimal.

Contoh : Perumusan tata tertib sekolah. Dalam hal ini pemerintah memeberikan kewenangan
pada pihak lembaga/sekolah/yayasan untuk menetapkan tata tertibnya sendiri berdasarkan
kesepakatan dan kebutuhan. Sehingga dalam pengambilan keputusan, baik pihak sekolah
maupun wali murid dan masyarakat harus memikirkan dengan bijaksana atas segala hasil dan
konsekuensinya

Anda mungkin juga menyukai