Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PERSEPSI IBU DENGAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA

DI ATAS 9 BULAN DI POSYANDU MOJOWUKU SLEMPIT GRESIK

Imandra Arif Bachtiar*, Chilyatiz Zahroh**


Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Abstrack : The habitual of Some mothers living around Posyandu Mojowuku tend not to provide
their babies with measles immunization because of the perception that measles immunization can
cause fever in babies. The fact that they do not receive information about immunization from the
health workers creates a wrong perception that brings bad effects to babies. Hence, the purpose of
this study was to find out the correlation between mother’s perception and measles immunization in
babies aged over 9 months.
This study was cross sectional approach involved the population of all mothers having babies aged
over 9 months, totaling 63 couples. The samples of research 54 respondents were chosen using Non
Probability sampling and Purposive sampling technique. Questionnaire and maternal-child health
booklet were used to collect the data. Analyzed using Chi-Square test with the level of significance α
= 0.05.
The result showed that most of the mothers (66.7%) had positive perception about measles
immunization, whereas most of the babies (70.4%) received measles immunization. Moreover, the
result of Chi-Square test showed that ρ = 0,000 < so that H0 was rejected illustrating that there was
a correlation between mother’s perception and measles immunization in babies aged over 9 months.
Mother’s perception significantly affected the coverage of measles immunization in babies.
Hence, those who have negative perception about measles immunization are expected to change their
opinion and perception to avoid dangers for their babies. Moreover, the health workers are also
expected to promote activities of providing them with health education to increase their awareness of
measles immunization.
Key words: mother’s perception, measles immunization, baby’s

Abstrak : Fenomena di Posyandu Mojowuku didapatkan ibu cenderung tidak mengimunisasi


campak bayinya, hal tersebut dikarenakan ibu mengerti dampak setelah imunisasi campak bisa
menimbulkan bayi menjadi demam. Ibu di Posyandu Mojowuku tidak mendapat penjelasan tentang
imunisasi dari petugas posyandu. Hal tersebut menyebabkan persepsi yang salah, kemudian persepsi
yang salah tersebut akan menimbulkan dampak yang buruk bagi bayi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan persepsi ibu dengan imunisasi campak pada bayi usia di atas 9 Bulan.
Desain penelitian menggunakan analitik dengan Cross Sectional. Variabel dependent dalam skripsi
ini adalah persepsi ibu dan Imunisasi campak sebagi Variabel independent. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi usia diatas 9 bulan sebanyak 63 pasang responden. Sampel
penelitian sebanyak 54 pasang responden didapatkan dari teknik Non Problablity Sampling dan
tehnik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tentang persepsi ibu dan buku
KIA. Analisis yang digunakan uji Chi-Square pada tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (66.7%) persepsi positif dan sebagian besar
(70.4%) mendapat imunisasi campak. Hasil uji Chi-Square didapatkan  = 0,000 ≤ α = 0,005 maka
H0 ditolak yang berarti ada hubungan persepsi ibu dengan imunisasi campak pada bayi usia di atas 9
bulan.
Persepsi ibu sangat mempengaruhi cakupan imunisasi campak pada bayi. Imunisasi campak berperan
penting dalam membentuk kekebalan tubuh bayi. Sebagian kecil ibu memiliki persepsi negatif

1
Bachtiar, Zahroh; Hubungan Persepsi Ibu Dengan Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 2

tentang imunisasi campak. Untuk ibu diharapkan mengubah panilaian dan pandangan terhadap
Imunisasi campak sehingga tidak menjadikan hal yang membahayakan kesehatan bayi.
Kata kunci : Persepsi ibu, Imunisasi campak, Bayi

PENDAHULUAN manfaat serta dampak dari imunisasi. Bersama


Fenomena di Posyandu Mojowuku melakukan percepatan upaya, penguatan
didapakan ibu masih cenderung tidak program imunisasi rutin, mendukung upaya
mengimunisasikan bayinya, hal tersebut pengembangan vaksin yang lebih baik.
dikarenakan efek dari imunisasi campak bisa
menimbulkan bayi menjadi demam atau bisa METODE PENELITIAN
juga berdampak kejang pada bayi, peran dari Desain penelitian menggunakan analitik
petugas kesehatan juga kurang dari harapan. Ibu dengan Cross Sectional. Populasi dalam
datang di Posyandu Mojowuku tidak mendapat penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi usia
penjelasan tentang imunisasi dari petugas diatas 9 bulan sebanyak 63 pasang responden.
posyandu atau petugas kesehatan. Hal tersebut Sampel penelitian sebanyak 54 pasang responden
menyebabkan persepsi yang salah, kemudian didapatkan dari teknik Non Problablity Sampling
persepsi yang salah tersebut akan menimbulkan dengan tehnik Purposive Sampling Variabel
dampak yang buruk bagi bayi. dependent dalam skripsi ini adalah persepsi ibu
Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa dan Imunisasi campak sebagai variabel
Slempit, di dapatkan data cakupan imunisasi independent. Instrumen yang digunakan yaitu
selama awal tahun tahun 2016 adalah BCG kuesioner tentang persepsi ibu dan buku KIA.
sebesar 94.7%, Hepatitis B sebesar 90.5% , Polio Analisis yang digunakan uji Chi-Square pada
I, II, III total sebesar 91,8%, DPT 91,3%, tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil interpretasi
Campak 81,9%. Berdasarkan cakupan imunisasi digunakan untuk mengelompokkan peran
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa cakupan responden termasuk dalam berperan bila nilai
imunisasi di Desa Sumput menurun, termasuk skor T responden > mean T dan tidak berperan
yang sangat drastis dari bulan sebelumnya yang apabila nilai skor T responden < mean T (Anwar,
berkisar 22,4% penurunannya adalah imunisasi 2010).
campak.
Dampak dari tidak imunisasi adalah anak HASIL PENELITIAN
tidak mempunyai kekebalan spesifik. Jika anak 1. Data Umum
tidak punya kekebalan spesifik, anak akan a. Karakteristik responden berdasarkan umur
mudah terserang penyakit berbahaya, sistem ibu
imun anak menjadi lemah, anak akan mudah Umur (Tahun) Frekuensi Persentase
sakit bahkan kematian atau kecacatan. Vaksin Remaja akhir(17-25) 15 27.8%
akan membentuk kekebalan spesifik dalam tubuh Dewasa awal(26-35) 28 51.9%
bayi (Soedjatmiko, 2014). Tidak ada satu dari Dewasa akhir(36-45) 11 20.4%
jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, Total 54 100.0%
maka apabila seorang anak telah mendapatkan Sumber : Data Primer April 2016
imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Responden
sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi berdasarkan umur (Ibu) di Dusun Mojowuku,
cepat). Desa Slempit, Kecamatan Kedamean April
Perawat berperan penting dalam 2016.
memberikan informasiuntuk membentuk Hasil penelitian di tabel 5.1 menunjukkan
persepsi positif terhadap manfaat imunisasi, hal bahwa dari 54 responden di Dusun Mojowuku,
tersebut akan meningkatkan persepsi ibu untuk Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Gresik
membawa bayinya ke Puskesmas, Posyandu dan sebagian besar (51.9%) berumur 26-35 tahun.
fasilitas kesehatan lain untuk mendapatkan b. Karakteristik responden berdasarkan
imunisasi dan orang tua memahami tentang pendidikan
3 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Februari 2017, Hal 1-7

Pendidikan Frekuensi Persentase Hasil penelitian di tabel 5.5 menunjukkan


terakhir bahwa dari 54 pasang responden (Ibu) di Dusun
Dasar 21 38.9% Mojowuku Desa Slempit Kecamatan
Menengah 27 50.0% Kedamean Gresik sebagian besar (74.1%)
Perguruan 6 11.1% memiliki persepsi positif terhadap Imunisasi
tinggi Campak dan sebagian kecil (25.9%) memiliki
Total 54 100.0% persepsi negatif
b. Karakteristik responden berdasarkan
Sumber : Data Primer April 2016
cakupan Imunisasi Campak bayi usia di
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Responden
atas 9 Bulan
berdasarkan pendidikan di Dusun Mojowuku,
Desa Slempit, Kecamatan Kedamean Gresik Imunisasicampak Frekuensi Persentase
April 2016 Mendapat 38 70.4%
Hasil penelitian di tabel 5.2 menunjukkan Tidakmendapat 16 29.6%
bahwa dari 54 responden di Dusun Mojowuku Total 54 100.0%
Desa Slempit Kecamatan Kedamean Gresik Sumber : Data Primer April 2016
setengahnya (50.0%) berpendidikan akhir Tabel 5.6 Distribusi freskuensi responden
SMA atau sederajat. berdasarkan cakupan Imunisasi campak pada
c. Karakteristik responden berdasarkan bayi usia di atas 9 bulan di Dusun Mojowuku
pekerjaan Desa Slempit Kecamatan Kedamean Gresik
April 2016
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Hasil penelitian di tabel 5.6 menunjukkan
Bekerja 48 88.9%
bahwa dari 54 pasang responden (Bayi) di
Tidak bekerja 6 11.1%
Dusun Mojowuku Desa Slempit Kecamatan
Total 54 100.0% Kedamean Gresik sebagian besar (68.5%)
Sumber : Data Primer April 2016 mendapat Imunisasi campak.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden
bedeasarkan Pekerjaan di Dusun Mojowuku c. Karakteristik responden berdasarkan
Desa Slempit Kecamatan Kedamean Gresik tabulasi silang antara persepsi dengan
April 2016 Imunisasi campak.
Hasil penelitian di tabel 5.3 menunjukkan
Sumber : Data Primer April 2016
bahwa dari 54 responden di Dusun Mojowuku
Desa Slempit Kecamatan Kedamean Gresik Persepsi * Imunisasi_Campak Total
hampir seluruhnya (88.9%) Ibu bekerja. Imunisasi_Campak Mendapat Tidak
Crosstabulation Mendapat
2. Data khusus
P Pos Count 36 0 36
Data ini menampilkan karakteristik e % within 100.0% 0.0% 100.0%
responden berdasarkan persepsi ibu, cakupan r Persepsi
imunisasi campak, tabulasi silang anatara s Neg Count 2 16 18
e
persepsi dan Imunisasi campak beserta ujinya. p % within 11.1% 88.9% 100.0%
a. Karakteristik responden berdasarkan s Persepsi
persepsi ibu terhadap imunisasi campak. i
Total Count 38 16 54
Persepsi Frekuensi Persentase % within 70.4% 29.6% 100.0%
Positif 36 66.7% Persepsi
Negatif 18 33.3% Hasil Uji Chi-Square : ρ = ,000
Total 54 100.0 Tabel 5.7 Distribusi freskuensi responden
Sumber : Data Primer April 2016 berdasarkan tabulasi silang antara persepsi
Tabel 5.5 Distribusi freskuensi responden dengan Imunisasi campak di Dusun Mojowuku
berdasarkan persepsi ibu terhadap Imunisasi Desa Slempit Kecamatan Kedamean Gresik
campak di Dusun Mojowuku Desa Slempit April 2016
Kecamatan Kedamean Gresik April 2016
Bachtiar, Zahroh; Hubungan Persepsi Ibu Dengan Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 4

Hasil penelitian pada tabel 5.7 di atas dari dapat muncul karena adanya ketidakpuasan
36 responden yang mempunyai persepsi positif individu terhadap objek yang menjadi sumber
36 (100%) responden mendapat imunisasi persepsinya (Robbins, 2006).
campak. Dari 18 responden yang mempunyai Bedasarkan tabel 5. 1 tentang usia responden
persepsi negatif sebagian kecil 2 (11.1%) masuk pada faktor internal yaitu fisiologis yang
responden mendapat imunisasi campak. terdiri dari umur, jenis kelamin, dll. Didapatkan
Sedangkan dari 18 responden yang mempunyai bahwa sebagian besar (51.9%) berumur dewasa
persepsi negatif hampir seluruhnya 16 (88.9%) awal antara 26-35 tahun. Usia sedemikian masuk
responden tidak mendapat imunisasi campak. usia dewasa awal, dimana kemampuan
Berdasarkan uji Chi-Square program SPSS mempersepsikan Imunisasi Campak sudah cukup
21 for windows didapatkan tingkat signifikasi p baik, seiring dengan kematangan berfikir
= 0.000 ≤ (α = 0,005) yang berarti Ho ditolak mereka. Nursalam (2010) mengemukakan bahwa
artinya ada hubungan antara persepsi ibu semakin cukup umur seseorang maka tingkat
dengan imunisasi campak pada bayi usia di atas kematangan dan kekuatan akan lebih matang
9 bulan di Dusun Mojowuku Desa Slempit dalam berfikir. Namun kenyataannya semakin
Kecamatan Kedamean Gresik. tinggi umur bukan jaminan dalam
mempersepsikan suatu kejadian atau peristiwa
PEMBAHASAN itu akan menjadi baik.
1. Persepsi ibu di wilayah Posyandu Berdasarkan tabel 5.2 pendidikan juga
Mojowuku mempengaruhi persepsi ibu tentang imunisasi
Hasil penelitian berdasarkan tabel 5.5 campak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa persepsi ibu terhadap setengahnya (50%) berpendidikan akhir
Imunisasi Campak di Dusun Mojowuku Desa menengah atau sederajat. Pendidikan ibu sangat
Slempit Kecamatan Kedamean Gresik sebagian berpengaruh terhadap sikap ibu tentang
besar 36 (66.7%) memiliki persepsi positif. Hal imunisasi campak pada bayi. Orangtua yang
ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai latar belakang pendidikan yang
mengerti tentang efek samping dari imunisasi tinggi akan lebih memperhatikan segala
campak yang akan membentuk kekebalan pada perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi
tubuh anak terhadap suatu penyakit khususnya pada bayi, dengan pendidikan tinggi orang tua
penyakit campak. Robbins (2006) mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga
mengemukakan bahwa persepsi positif dapat memberikan sikap yang baik pada bayi.
merupakan penilaian individu terhadap suatu Menurut Edwards (2006) menyatakan bahwa
objek atau informasi dengan pandangan yang tingkat pendidikan orangtua serta pengalaman
positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari sangat berpengaruh dalam bersikap, seperti
objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang terlibat aktif mengamati segala sesuatu dengan
ada. berorientasi pada masalah kesehatan bayi, selalu
Sedangkan sebagian kecil 18 (33.3%) ibu menilai perkembangan fungsi keluarga dalam
memiliki persepsi negatif, sebagian ibu masih kesehatan bayinya.
menganggap bahwa imunisasi campak akan 2. Imunisasi campak pada bayi usia di atas 9
berdampak negatif bagi bayi. Misalnya, ibu Bulan di wilayah Posyandu Mojowuku
cenderung tidak mengimunisasikan campak Berdasarkan hasil penelitian pada bayi usia
untuk bayinya dikarenakan efek samping dari diatas 9 bulan di Dusun Mojowuku Slempit
Imunisasi campak bisa menyebabkan kejang Gresik pada tabel 5.6 didapatkan bahwa sebagian
pada bayi. Persepsi negatif merupakan persepsi besar 38 (66,7%) bayi mendapat Imunisasi
individu terhadap objek atau informasi tertentu campak. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua
dengan pandangan yang negatif, berlawanan atau ibu mengerti tentang kejadian pasca
dengan yang diharapkan dari objek yang diberikan imunisasi campak bayi menjadi
dipersepsikan atau dari aturan yang ada. demam dan ibu menganggap kejadian biasa.
Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang Kemudian ibu memberikan Imunisasi Campak
5 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Februari 2017, Hal 1-7

pada bayinya sesuai dengan jadwal dan sesuatu. Orang yang biasanya dianggap penting
ketentuan medis. Ibu juga mengetahui manfaat bagi individu, diantaranya adalah orangtua,
Imunisasi campak untuk mencegah ataupun orang yangstatus sosialnya lebih tinggi, teman
menghindari terjadinya penyakit campak. sebaya, teman dekat, teman kerja, guru, istri atau
Meskipun campak merupakan penyakit yang suami,dll.
terjadi satu kali seumur hidup, namun jika Upaya meningkatkan pemahaman tentang
penyakit ini tidak ditangani sangatlah berbahaya. imunisasi campak pada bayi sebenarnya mudah,
Dimana dapat beresiko kematian. Maka dari itu yakni dengan bertanya pada pihak-pihak yang
Imunisasi campak sangat penting untuk berkopetensi dalam bidangnya, misalnya bidan.
dilakukan (Ranuh, 2008). Tenaga medis ini sangat mudah dijumpai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir dimanapun. Informasi juga bisa didapatkan
setengah 18 (33,3%) bayi tidak mendapat dengan memanfaatkan teknoloi tinggi, dimana
Imunisasi campak. Ibu berpendapat bahwa jika internet bisa diakses untuk segala ilmu
bayi diberikan Imunisasi campak maka bayi akan pengetahuan, tergantung ada atau tidaknya
mengalami reaksi pasca Imunisasi, misalnya kemauan seseorang.
demam tinggi disertai kejang dan terbentuknya 3. Hubungan persepsi ibu dengan kelengkapan
ruam pada bayi. Apabila bayi tidak diberikan imunisasi campak pada bayi usia di atas 9
Imunisasi campak maka bayi akan mudah Bulan di wilayah Posyandu Mojowuku.
terserang penyakit campak. Ranuh (2008) Hasil penelitian hubungan persepsi ibu
berpendapat bahwa pemberian Imunisasi campak dengan imunisasi campak pada bayi usia diatas 9
dilakukan pada saat berusia 9 bulan. Meskipun bulan di posyandu mojowuku slempit gresik
campak hanya menyerang satu kali seumur dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Chi-
hidup, namun penyakit ini sangatlah berbahaya Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
dan dapat menimbulkan kematian jika sudah Perhitungan menggunakan SPSS 21 for windows
terjadi komplikasi seperti radang otak ataupun didapatkan nilai  = 0,000 dan α= 0,05, maka  <
radang paru-paru. α sehingga H0 ditolak yang menyatakan bahwa
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi ibu dengan imunisasi
pekerjaan ibu adalah faktor yang mempengaruhi campak pada bayi usia diatas 9 bulan di
Imunisasi, didapatkan hampir seluruhnya 48 posyandu mojowuku slempit gresik
(88,9%) ibu bekerja. Hal tersebut menunjukkan Berdasarkan tabel 5.7 dari 36 responden
bahwa aktivitas ibu di wilayah Posyandu yang mempunyai persepsi positif seluruhnya
Mojowuku bekerja sebagai petani, kesibukan (100,0%) bayi mendapat imunisasi campak. Hal
tersebut dilakukan semata-mata untuk ini menunjukkan bahwa dari 36 ibu seluruhnya
mendapatkan materi untuk mencari tambahan (100,0%) memberikan imunisasi campak pada
nafkah keluarganya. Keterbatasan waktu menjadi bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang
kendala bagi ibu untuk mengenal apa itu mempunyai persepsi positif beranggapan bahwa
pentingnya imunisasi, sehingga menyebabkan imunisasi campak penting dalam membentuk
hal yang membahayakan bayi. Untuk persepsi kekebalan tubuh bayi, ibu juga mengerti tentang
ibu tentang Imunisasi campak kepada bayi sangat kejadian pasca imunisasi yang timbul setelah
bergantung dengan siapa mereka bergaul, apabila imunisasi campak tersebut dan menganggap
lingkungan mereka dari lingkungan medis tentu kejadian biasa yang bisa ditangani oleh tenaga
berpengaruh positif terhadap persepsi mereka. kesehatan (Bidan). Robbins (2006)
Willy F. Maramis (2006) mengemukakan bahwa mengemukakan bahwa persepsi positif
orang lain disekitar kita merupakan salah satu merupakan penilaian individu terhadap suatu
diantara komponen sosial yang ikut objek atau informasi dengan pandangan yang
mempengaruhi persepsi kita. Seseorang yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari
dianggap penting, maka bentuk pemikiran dan objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang
sikap tingkah lakunya akan banyak memberikan ada. Dari jumlah imunisasi campak yang didapat
pengaruh pembentukan persepsi terhadap diatas yang seluruhnya mendapat imunisasi
Bachtiar, Zahroh; Hubungan Persepsi Ibu Dengan Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 6

campak maka hal ini menunjukkan bahwa persepsi ibu dengan Imunisasi Campak di
orangtua atau ibu menganggap imunisasi penting Posyandu Mojowuku Slempit Gresik, sebagai
bagi bayinya. Ibu memberikan imunisasi campak berikut :
pada bayi sesuai dengan jadwal dan ketentuan 1. Sebagian besar ibu memiliki persepsi positif
medis. Imunisasi campak pada bayi yaitu untuk tentang imunisasi campak di Posyandu
mencegah ataupun menghindari terjadinya Mojowuku Slempit Gresik.
penyakit campak. Meskipun campak merupakan 2. Bayi usia diatas 9 bulan sebagian besar
penyakit yang terjadi satu kali seumur hidup, mendapat imunisasi campak.
namun jika penyakit ini tidak ditangani sangatlah 3. Ada hubungan persepsi ibu dengan imunisasi
berbahaya. Dimana dapat beresiko kematian. campak pada bayi usia diatas 9 bulan di
Maka dari itulah imunisasi campak sangat Posyandu Mojowuku Slempit Gresik.
penting untuk dilakukan (Ranuh, 2008). B. Saran
Berdasarkan tabel 5.7 dari 18 responden 1. Bagi Institusi Kesehatan
yang mempunyai persepsi negatif sebagian kecil Lebih meningkatkan kegiatan health
2 (11,1%) responden mendapat imunisasi education tentang pentingnya pemberian dan
campak dan hampir seluruhnya 16 (88,9%) efek samping Imunisasi Campak terhadap bayi
responden tidak mendapat imunisasi campak. usia 9-12 tahun, sehingga dapat meningkatkan
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu pengetahuan
yang mempunyai persepsi negatif tetapi kesehatan dan meningkatkan kesadaran serta
didapatkan 2 orang masih mengimunisasi penilaian para ibu sehingga tidak terjadi sikap
campak bayinya. Hal tersebut dikarenakan ibu yang salah dan cenderung membahayakan bayi.
yang kurang meluangkan waktunya untuk 2. Bagi peneliti selanjutnya
bayinya karena sibuk bekerja, kurangnya a. Diharapkan dapat mengembangkan
informasi yang didapat tentang imunisasi. penelitian tentang persepsi ibu dengan
Karena itu bayi lebih sering di asuh oleh imunisasi campak dengan teknik sampel
neneknya, dan neneknya juga yang yang berbeda dan sampel yang lebih besar
mengimunisasikan bayinya. Persepsi negatif sehingga penilitian lebih baik.
bukan berarti mempengaruhi dapatan imunisasi b. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
campak pada bayi, hal ini bisa dikarenakan masukan di dalam melakukan penelitian
faktor-faktor tertentu seperti kurangnya waktu yang selanjutnya.
karena sibuk bekerja, kurangnya transportasi dan 3. Bagi Responden
kurang informasi tentang kegiatan Posyandu. Ibu Diharapkan untuk ibu yang mempunyai
yang mempunyai persepsi negatif berpendapat persepsi negatif lebih mengubah panilaian dan
bahwa jika bayi diberikan imunisasi campak pandangan terhadap Imunisasi Campak dan efek
maka bayi akan mengalami reaksi pasca sampingnya, sehingga tidak menjadikan hal yang
imunisasi, misalnya demam tinggi disertai kejang membahayakan bayi.
dan terbentuknya ruam pada bayi. Apabila bayi 4. Bagi UNUSA
tidak diberikan imunisasi campak maka bayi Perpustakaan UNUSA hendaknya
akan mudah terserang penyakit campak dan bayi melengkapi buku-buku yang bisa digunakan
tidak mempunyai kekebalan spesifik pada sebagai referensi dalam melakukan penelitian.
tubunya. Jika bayi tida mempunyai kekebalan Karena selama ini buku yang ada masih terbatas,
spesifik maka sistem imun bayi menjadi lemah, edisi lama, khususnya buku tentang persepsi.
bayi akan mudah sakit bahkan kematian atau
kecatatan (Soedjatmiko, 2014). DAFTAR PUSTAKA
Alex, Sobur. (2009). Psikologi umum. Pustaka
KESIMPULAN Setia, Bandung: hal : 446-497
A. Simpulan
Simpulan yang didapatkan dari hasil
penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
7 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Februari 2017, Hal 1-7

Branca, Woodworth dan Marquis, 2007, “Teori Maramis, Willy. F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam
psikologi sosial”. Jakarta:rajawalipers, Pelayanan Kesehatan. Surabaya:
Hlm 84 Airlangga University Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Maryunani, Anik. 2007. Asuhan pada ibu dalam
(2015). Laporan Riset pemberian imunisasi pada bayi.
KesehatanDasar.2015.www.diskes.jati Jakarta: EGC
mprov.go.iddiakses pada tanggal 20 Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan
Februari 2016 Metodologi Penelitian Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Jakarta: Rineka Cipta
Iindonesia,(2014).Publisbang Notoatmodjo, soekidjo, 2008. Promosi kesehatan
Pemberantas Penyakit. Kematian dan Ilmu persepsi. Jakarta: Rineka
balita disebabkan penyakit yang Cipta
dapat dicegah dengan imunisasi, Nursalam. 2010. Teknik Pengambilan Sempel
Jakarta. Diakses pada tanggal 21 dalam Penelitian. Jakarta: EGC
Februari 2016 Moeloek, Nila. 2015. Buku Panduan Kesehatan
Hadinegoro, S. R. S. (2010) Pattern and Ibu dan Anak (KIA) revisi. Jakarta.
immunitation factors of EGC
breastfeedingof working mothers in Robbins, Steepen. 2006. Sikap dan Perilaku
several areas in Jakarta. Peadiatr Organisasi (Terjemahan Benyamin.
Indones, 47(1):27- 31. M). Jakarta : PT. Binawan Pressindo.
Hermawato, Hery. 2010. Pengantar Psikologi Azwar, Saifudin. 2010. Teori Sikap dan
Umum. Yogyakarta: EGC Pengukurannya, Pustaka Pelajar,
Ranuh. I.G.N. 2008. Dasar-dasar imunisasi. Yogyakarta : 155-157
dalam I.G.N. Ranuh, Hariyono Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
suyitno, Sri Rezeki S Hadinegoro, Yogyakarta: UNY Press
Soedjatmiko: Pedoman imunisasi di Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif &
indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Ikatan Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Dokter Anak Indonesia. Bandung : 147
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Jadwal Sunaryo, 2007, Psikologi Untuk Keperawatan,
imunisasi untuk bayi di puskesmas dan EGC, Jakarta: 93-98
posyandu.http://www.idai.or.id/imunis Suparyanto (2011). Konsep Imunisasi Dasar
asi.asp. 8 Maret 2016 Lengkap. Jakarta: 26 September 2011
Marimbi, Hanum, 2010. Tumbuh Kembang,
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai