Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUMAT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MUHAMMAD HAIDAR JOE SATRIANI


XI ELEKTRONIKA
2018/2019
ِ ‫ َو َجعَ َل ال ُّظلُ َما‬،‫ض‬
‫ت‬ َ ‫ت َواأل َ ْر‬ ِ ‫سـ َم َوا‬ َ ‫ق ال‬ َ َ‫ا ْل َح ْم ُد هللِ الَّذي َخل‬
‫ قُ ْل َه ْل‬:‫ فَقَا َل‬،‫علَى ا ْل َج ْه ِل‬ َ ‫ض َل ا ْل ِع ْل َم‬ َّ َ‫ َوا ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِي ف‬.‫ور‬ َ ُّ‫َوالن‬
َ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَه‬ْ َ ‫ َوأ‬. ‫ِين يَ ْعلَ ُم ْو َن َوتا َّ ِذ ْي َن الَ يَ ْعلَ ُم ْو َن‬
َ ‫ست َ ِوي الَّذ‬ ْ َ‫ي‬
ِ ‫ح ِل ْل ِع ْل ِم َو‬
، . ‫الد ْي ِن‬ ْ ُ‫ِإالَّ هللاُ َو ْح َد ُه الَ ش َِر ْي َك لَهُ ا ْلعَ ِل ْي ُم ِب َم ْن ي‬
ُ ‫ص ِل‬
‫ َم ْن يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا‬:‫ ا ْلقُائِ ُل‬،ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ ‫َوأ‬
‫ص َحابِ ِه َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ . ‫الد ْي ِن‬ ِ ‫يُفَ ِق ْههُ فِي‬
‫س ِل ًما‬ْ َ ‫سلَّ َم ت‬
َ ‫ين َو‬ ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِد‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ِب ِإ ْح‬
Ma’syiral muslimin! Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, serta mempelajari hukum-hukum syariat-Nya, dengan cara
menuntut ilmu yang bermafaat. Sebab, ilmu itu merupakan cahaya
sekaligus petunjuk, sedangkan kebodohan adalah kegelapan dan
kesesatan. Pelajarilah apa yang telah Allah turunkan berupa wahyu
kepada Rasul-Nya. Sesungguhnya, ulama adalah pewaris para nabi.
Adapun para nabi dulu tidak mewariskan uang dinar atau dirham,
tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka, siapa yang mengambil ilmu
tersebut, berarti ia telah mengabil bagian kekayaan yang besar dari
warisan mereka. Pelajarilah ilmu, karena ia adalah kemulaiaan di
dunia dan akhirat, serta akan memberikan pahala yang terus mengalir
sampai hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ٍ ‫ِين أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا‬


‫ت‬ َ ‫يَ ْرفَ ِع هللاُ الَّذ‬
َ ‫ِين َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذ‬
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-
Mujadilah [58]: 11)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص َدقَ ٍة َخ ِاريـ َ ٍة أ َ ْو‬


َ :ٍ‫ع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَالَث‬ َ ‫ِإذَا َماتَ ا ْلعَ ْب ُد ا ْنقَ َط َع‬
َ ‫ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بـِ ِه ِم ْن بَ ْع ِد ِه أ َ ْو َولَ ٍد‬
ُ‫صا ِلحٍ يَ ْدع ُْولَه‬
“Jika seorang hamba menginggal dunia, maka pahala amalnya
terputus kecuali dari tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan oleh orang-orang sepeninggalannya, atau anak shalih
yang mendoakannya.”

Mari kita perhatikan, betapa kita masih merasakan pengaruh-


pengeruh para ulama Rabbanihingga hari ini, meski berbulan-bulan
dan bertahun-tahun telah berlalu. Pengaruh mereka terpuji, jalan
mereka diikuti, nama mereka terus disebut, usaha mereka patut
disyukuri. Jika nama mereka disebut di majelis-majelis, maka orang-
orang pun memohon rahmat dan mendoakan mereka. Jika disebut
tentang amal shaleh dan adab-adab luhur, maka mereka merupakan
teladan manussia dalam melaksakannya.

Ma’asyiral muslimin! Pelajarilah ilmu dan amalkanlah, sebab


mempelajari ilmu merupakan jihad fi sabilillah, dan dengan
mengamalkan ilmu akan mendatangkan cahaya dan bashirah dari
Allah.

ِ َّ‫ورا يَ ْمشِي ِب ِه فِي الن‬


‫اس‬ ً ُ‫َان َم ْيتًا فَأ َ ْحيَ ْينَا ُه َو َجعَ ْلنَالَهُ ن‬
َ ‫أ َ َو َم ْن ك‬
‫س ِب َخ ِارجٍ ِم ْن َها‬ َ ‫ت لَ ْي‬
ِ ‫ظلُ َما‬ ُّ ‫َك َم ْن َمثَلُهُ فِي ال‬
“Apakah orang yang sudah mati, lantas Kami menghidupkannya dan
Kami berikan kepadanya cahaya terang, yang dengan cahaya itu dia
dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan
orang yang berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar darinya?” (Al-An’am [6]: 122)

Ma’asyiral muslimin! Tak lama lagi kita akan menghadapi tahun


palajaran baru. Pada tahun pelajaran baru itu siswa-siswa akan
menerima ilmu-ilmu yang diajarkan kepada mereka, sedangkan para
guru akan menghadapi siswa-siswa yang hendak menimba ilmu,
adab, dan akhlak dari mereka. Demi Allah, apakah yang telah mereka
persiapkan untuk menghadapi hal ini?

Hendaklah para siswa mempersiapkan diri menghadapi tahun


pelajaran ini dengan kesungguhan dan semangat mempelajari ilmu
semaksimal mungkin, melalui sarana-sarana dan cara- cara yang
memungkinkan. Hendaklah para siswa berupaya bersungguh-
sungguh untuk menancapkan ilmu-ilmu itu di hati dan bersungguh-
sungguh mempelajarinya sejak awal tahun pelajaran, karena hal itu
akan memantapkan ilmu yang mereka terima dan memudahkan
mereka meraihnya. Sebab, jika seorang siswa bersungguh-sungguh
sejak awal tahun, berarti ia menyerap ilmu sedikit demi sedikit,
sehingga belajarnya menjadi mudah. Namun, apabila ia bersantai-
santai dia awal tahun, maka sesudah itu ia pasti akan mengalami
kesulitan, dan ilmu-ilmu tersebut akan semakin berumpuk, sehingga
bayangan ilmu di benaknya hanya sepintas lalu, tertancap kuat di hati
dan mengendap di otak.
Selain itu, bila seorang siswa telah menguasai ilmu tentang suatu
persoalan, ia wajib menerapkan dan melaksanakannya pada dirinya,
agar ilmu yang diperolehnya itu bermanfaat bagi dirinya. Karena ilmu
yang bermanfaat adalah ilmu yang dipraktikan seseorang secara
nyata, sedangkan amal adalah buah dari ilmu. Orang bodoh sungguh
lebih baik daripada orang berilmu yang tidak dapat mendapat manfaat
dari ilmunya dan tidak melaksanakannya. Ilmu adalah senjata,
mungkin senjata itu bermanfaat bagimu untuk menghadapi musuh
justru mencelakai dirimu.

Saya katakan kepada para siswa! Jika kamu semua telah mengetahui
satu persoalan agama, maka laksakanlah. Jika tidak, apa gunanya
ilmu yang telah kamu mengerti itu? Jika ada seorang yang telah
mempelajari ilmu kedokteran, tetapi ia tidak pernah mengobati dirinya
sendiri dan orang lain, maka menurutmu apa faidah ilmunya? Begitu
pula ilmu-ilmu agama, jika tidak dilaksanakan. Bahkan, ilmu agama
lebih penting. Jika kamu melaksanakan ilmu tersebut, maka ia
menjadi ilmu yang paling bermanfaat, tetapi jika kamu melanggarnya,
maka ia akan menjadi hujjah yang mencelakakanmu.

Wahai para guru! Anda semua berkewajiban menunaikan hak-hak


agung umat Anda dan hak-hak para siswa yang belajar tersebut
karena Allah, dengan ikhlas, memohon pertolongan kepada-Nya,
dengan tujuan memberikan mafaatbagi anak-anak dan para siswa
yang mempelajari ilmu dari kalian. Ikhlaskan niat dalam mengajar,
pergunakan metode pengajaran yang paling mudah dan paling cepat
memberikan pemahaman. Sikapilah setiap kelas dengan sikap yang
sesuai, karena mengajari para ahli tentu tidak sama dengan
mengajari para pemula.
‫‪Hendaklah! Anda memberikan contoh akhkak mulia di hadapan‬‬
‫‪siswa. Jauilah segala akhlak tercela dan nista. Sesungguhnya murid‬‬
‫‪itu akan mengikuti perilaku dan akhlak gurunya, sebagaimana ia‬‬
‫‪menerima ilmu darinya.‬‬

‫‪Berikan pengarahan kepada anak-anak Anda, para siswa, setiap ada‬‬


‫‪kesempatan untuk menyelesaikan pengarahan itu. Sesungguhnya,‬‬
‫‪guru sejati adalah guru yang memadukan antara pengajaran dan‬‬
‫‪pendidikan yang baik, sedangkan Allah mencintai para pelaku‬‬
‫‪kebaikan.‬‬

‫علَى إِ ْب َرا ِهي َم‬‫صلَّ ْيتَ َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم ِإنَّ َك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬ ‫َو َ‬
‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم فِي‬ ‫علَى إِ ْب َرا ِهي َم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫ا ْلعَالَ ِم َ‬
‫ين إِنَّ َك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬

‫ش ْر َك َوا ْل ُمش ِْر ِك ْي َن‪ .‬اللَّ ُه َّم‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل ال ِ‬


‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز ْ ِ‬
‫اْل ْ‬
‫آمنًا‬ ‫اجعَ ْل َهذَا ا ْلبَلَ َد ِ‬ ‫َان‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫مين فِي ُك ِل َمك ٍ‬ ‫س ِل َ‬ ‫ص ِلحْ أ َ ْح َوا َل ا ْل ُم ْ‬ ‫أَ ْ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن‪ .‬اللَّ ُه َّم‬‫س ِل ِم ْي َن عَا َّمةً‪ ،‬يَا َر َّ‬ ‫سائِ َر بِالَ ِد ا ْل ُم ْ‬ ‫ُم ْط َمئِنًّا َو َ‬
‫اجعَ ْل ِوالَيَتَنَا‬ ‫ص ِل ْح أ َ ِئ َّمتَنَا َو ُوالَةَ أ ُ ُم ْو ِرنَا‪َ ،‬و ْ‬ ‫آمنَّا ِف ْي أ َ ْو َطا ِننَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫ِ‬
‫ان‬‫س ْب َح َ‬ ‫ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن‪ُ .‬‬ ‫اك يَا َر َّ‬ ‫ض َ‬ ‫اك َواتَّبَ َع ِر َ‬ ‫فِ ْي َم ْن َخافَ َك َواتَّقَ َ‬
‫ين َوا ْل َح ْم ُد‬
‫س ِل َ‬‫علَى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫س َال ٌم َ‬ ‫ون َو َ‬ ‫ع َّما يَ ِصفُ َ‬ ‫ب ا ْل ِع َّز ِة َ‬‫َر ِب َك َر ِ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِم َ‬
‫ين‬ ‫ِلِلِ َر ِ‬

Anda mungkin juga menyukai