Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya ini dan
bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan
melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam-macam ragam bahasa ini
sesuai dengan fungsi, kedudukan, lingkungan yang berbeda-beda.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar
agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan
dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat.
Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan
pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Oleh karena itu, untuk pegangan dan sekaligus sebagai patokam dalam
berbahasa, dalam makalah ini penulis menyajikan penggunaan bahasa berdasarkan
ragam dan laras bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa Indonesia ?
2. Apa yang dimaksud dengan Laras Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud Ragam Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui apa yang dimaksud Laras Bahasa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ragam Bahasa Indonesia


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBI) ragam bahasa diartikan
variasi bahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan, hubungan
pembicara dan medium pembicaranya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini
dalam berkomuniksi perlu memperhatikan (1) situasi yang dihadapi,
(2)permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau
pembaca yang dituju, (4)medium atau sarana nahasa digunakan. Keempat aspek
dalam ragam bahasa tersenbut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi
dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandikan kedua aspek yang lain.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan situasi pemakainya


Berdasarkan situasi pemakainya ragam bahasa terdiri atas tiga macam,
yaitu:
a. Bahasa formal
b. Bahasa semiformal, dan
c. Bahasa non formal

Pemakaian ragam formal, semi formal dan non formal di tengah masyarakat
tampak campur aduk. Ragam non formal dipakai jika penutur dan komunikasinya
berasal dari etnik yang sama, lebih-lebih dengan sesama teman. Pilihan ragam
akan beralih ke ragam semi fomal atau formal jika para penutur dan mitrannya
multi etnik, situasinya resmi, status sosial komunikasi tinggi dan topik
pembicaraan bersifat serius. Jadi, penetapan pilihan pada situasi, topik
pembicaraan serta bentuk hubugan antar pelaku.
Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi resmi adalah ragam formal
atau ragam baku, yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan
secara ketat. Ragam formal mutlak menuntut pemakaian kata dan kalimat baku,
sedangkan ragam non formal tidak mutlak menuntut persyaratan tersebut.

Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya


menjadi resmi.
1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku
tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata
dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi - fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku
pada ragam bahasa lisan.

2
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam
formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:
1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

Pemakaian Kata Ganti Dan Sapaan, Imbuhan Dan Partikel Penegas, Serta
Pilihan Kata Tertentu Dalam Ragam Formal, Semi Firmal Dan Non Formal

Kata Ganti & Imbuhan & Partikel


Ragam Pilihan Kata
Sapaan Penegas
Beri tahu (kan)
Uang
Sudah
... sudah menerima ...
Saya – Anda Tidak
... sudah membaca ...
Saya – Bapak Begitu
Formal Betulkan
Saya – Ibu Seperti itu
Mengobrol
Saya - Saudara Sebentar
Minum kopi
Saja
Laki-laki / pria
Perempuan/wanita
Kasih tahu
Duit
Sudah
... sudah terima ...
Tidak
Aku – Bung ... sudah baca ...
Gitu
Aku – Kamu Betulin / bikin betul
Kayak gitu
Semi Formal Aku – Mas / Dik Ngobrol
Sebentar
Aku – Mbak Ngopi
Saja
Lho, kok
Orang laki-laki/anak
Sih, deh
laki
Orang perempuan/anak
perempuan
Bilang (in) / omong
(in)
... udah terima ... Doku / fulus
Gue – Bang / ... udah baca ... Udah
Mbak Betulin Ngak
Non Formal Gue – Lu (elu) Ngobrol Gitu
Gue – Neng Ngopi Kek gitu
Gue - Situ Loh, kok Entar / bentar
Sih, deh Aja
Cowok
Cewek

3
Pemakaian Ragam Non Formal Dan Ragam Formal
Ragam Non Formal Lisan Ragam Formal Lisan
 Berbicara sehari-hari di rumah  Berceramah ilmiah
 Bergunjing  Berpidato
 Bercerita  Berdiskusi formal
 Mengobrol  Berdebat resmi

Ragam Non Formal Tulis Ragam Formal Tulis

 Menulis surat kepada kerabat  Menulis surat resmi


 Menulis surat kepada teman  Menulis makalah, artikel
 Menulis surat kepada pacar  Menulis proposal
 Menulis catatan harian  Menulis laporan formal

2. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan mediumnya


Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
bahasa, ragam bahasa terdiri
· Ragam bahasa lisan
· Ragam bahasa tulis

a. Ragam bahasa lisan


Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh
penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan
ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya.

Ciri-ciri ragam lisan:


 Memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh ragam bahasa lisan:


 Maya mau nulis surat
 Sumur itu digali menggunakan alat modern.

4
b. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan
memperhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam
bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Dalam
penulisan makalah seminar dan skripsi, penulisan harus menggunakan
ragam bahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakan
dalam perkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian
secara informal.

Ciri-ciri ragam tulis :


 Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 Berlangsung lambat;
 Selalu memakai alat bantu;
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.

Contoh ragam bahasa tulis:


 Sumur itu digali dengan alat-alat modern.

Keunggulan Dan Kelemahan Berkomunikasi


Lisan Dan Tulis

Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan


Secara Lisan
Contoh kegiatan 1. Berlangsung cepat 1. Tidak selalu
Berbicara 2. Sering dapat mempunyai bukti autentik
Berpidato berlangsung tanpa alat (rekaman)
Berdiskusi bantu 2. Dasar hukumnya
Berdebat 3. Kesalahan dapat lemah
langsung dikoreksi 3. Sulit disajikan secara
4. Dapat dibantu matang / bersih
dengan gerak tubuh dan 4. Mudah dimanipulasi
mimik muka
Secara Tulis
Contoh kegiatan 1. Mempunyai bukti 1. Belangsung lambat
Menulis surat autentik (berupa 2. Selalu mamakai alat
Menulis tulisan) bantu
laporan 2. Dasar hukumnya 3. Kesalahan tidak
Menulis artikel kuat langsung dikoreksi
Menulis 3. Dapat disajikan 4. Tidak dapat dibantu

5
makalah lebih matang / bersih dengan gerak tubuh dan
4. Lebih sulit mimik muka
dimanipulasi

B. Laras Bahasa Indonesia


Laras bahasa adalah kesusaian bahasa yang dipakai dengan fungsi
pemakaian bahasa. Bahasa yang difungsikan untuk menulis karangan ilmiah
disebut laras ilmiah, bahasa yang difungsikan untuk menulis karya sastra disebut
laras sastra. Selama ini istilah laras bahasa sering dikacaukan dengan ragam
bahasa.
Laras tertentu ada yang dapat dibagi atas beberapa sublaras. Laras sastra,
misalnya, dapat dibagi menjadi laras puisi, laras cerpen, laras novel dan lain-lain.
Laras jurnalistik dapat dibagi menjadi laras berita, laras editorial, laras iklan, dan
sebagainya. Setiap laras mempunyai ciri khas atau gaya tertentu. Semua laras
bahasa dapat dipakai secara lisan dan tulis, untuk situasi formal, semi formal dan
non formal.
Pemakaian kata atau istilah khusus dalam bidang tertentu sekaligus
menjadi ukuran ilmiah atau tidaknya suatu laras. Pembicaraan dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dengan berbagai topik dapat bernuansa ilmiah
atau non ilmiah. Jika yang dipakai dalam pembicaraaan itu kata-kata biasa atau
kata-kata umum, berarti larasnya non ilmiah. Sebaliknya, jika kata dipakai kata
atau istilah yang dipakai dalam disiplin ilmu tertentu, berarti larasnya ilmiah.

Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut :


1. Laras Ilmiah
2. Laras Sastra
3. Laras Jurnalistik
4. Laras Hukum
5. Laras Kedokteran

Laras bahasa dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:


1. Laras Bahasa Biasa
Yaitu laras bahasa yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang
hiburan, pengetahuan, penerangan dan maklumat. Kalimatnya sederhana,
singkat dan padat.
2. Laras Bahasa Khusus
Yaitu merujuk kepada kegunaan khalayak khusus seperti ahli-ahli atau
peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar.
 Laras Bahasa Perniagaan
Untuk mempengaruhi atau membentuk tanggapan tertentu atau mengubah
sikap dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan
sebagainya , didukung pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan
sebagainya.
 Laras Bahasa Akademik

6
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan
sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan.
 Laras Bahasa Media
Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur
teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah.
 Laras Bahasa Satra
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat
dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan puitis.
 Laras Bahasa Agama
Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi
struktur bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian
bahasa.
 Berdasarkan media pengantarnya ragam bahasa dibagi :
1. Ragam Lisan
2. Ragam Tulis
 Berdasarkan situasi pemakainya ragam bahasa dapat dibagi :
1. Ragam Fomal
2. Ragam Semi Formal
3. Ragam Non Formal
Laras bahasa adalah kesusaian bahasa yang dipakai dengan fungsi
pemakaian bahasa.
 Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras Ilmiah
2. Laras Sastra
3. Laras Jurnalistik
4. Laras Hukum
5. Laras Kedokteran

B. Saran
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku
yang bukan pada tempatnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamudin. 2013. Komposisi Bahas Indonesia – untuk Mahasiswa nonjurusan


bahasa. Jakarta. Diksi Insan Mulia.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia – untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta. Akademika Pressindo.
http://rupailmu.blogspot.co.id/2016/06/makalah-bahasa-indonesia-ragam-dan-laras.html

Anda mungkin juga menyukai