Kelas :A
D. Jaman Renaissance
(Niccolo Machiavelli, Thomas Morus,)
E. Kaum Monarkomaken
(Hotman, Brutus, Buchanan, Mariana, Bellarmin, Suarez, Milton, Johannes
Althusius)
H. Teori Positivisme
(Hans Kelsen)
I. Teori Modern
(Kranenberg, Logemann)
Menurut Plato negara itu ada atau terbentuk karena adanya kebutuhan
dan keinginan manusia yang beraneka macam, yang menyebabkan mereka
harus bekerja-sama, untuk memenuhi kebutuhan mereka. Karena masing-
masing orang itu secara sendiri-sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
Karena itu sesuai dengan kecakapan mereka masing-masing, tiap-tiap orang
itu mempunyai tugas sendiri-sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi
kepentingan mereka bersama. Kesatuan mereka inilah kemudian yang
dinamakan masyarakat atau negara.
1. Polybius
Menurut Polybius bentuk negara atau pemerintahan yang satu
sebenarnya merupakan akibat daripada bentuk negara yang lain,yang telah
langsung mendahuluinya. Dan bentuk negara yang terakhir itu merupakan
sebab daripada bentuk negara yang berikutnya, demikian seterusnya sehingga
siklus itu dapat berulang-ulang kembali.
1. Hotman
Pada tahun 1573 menerbitkan buku karangannya yang diberi nama Pranco
Gallia. Dasar-dasar yang dipergunakan oleh Hotman untuk menentang
absolutisme bukanlah dasar-dasar ajaran agama, melainkan dasar-dasar sejarah.
Jadinya ia bukanlah seorang monarkomaken yang sebenarnya, meskipun orang-
orang selalu menggolongkannya ke dalam pengertian itu.
2. Brutus
4. Mariana
7. Milton
Menurut Spinoza adanya negara karena dalam keadaan alamiah manusia itu
memang hidup dengan segala hawa nafsunya, tetapi hal ini tidak memberikan kepuasan,
karena sebagai makhluk sosial, manusia itu ingin hidup dengan damai, aman, tenteram
dan tanpa ketakutan. Untuk mencapai tujuan inlah maka manusia membentuk negara.
Menurut Rousseau tentang asal mula negara adalah yakni dalam keadaan alam
bebas manusia memerlukan jaminan atas keselamatan jiwa miliknya. Maka mereka lalu
mengadakan perjanjian masyarakat. Hal yang pokok dari perjanjian masyarakat ini adalah
menemukan suatu bentuk kesatuan yang membela, melindungi kekuasaan bersama
disamping pribadi sehingga karena itu semuanya dapat bersatu, akan tetapi meskipun
demikian setiap orang masih mematuhi dirinya sendiri, sehingga orang tetap merdeka dan
bebas seperti sedia kala.
Menurut Immanuel Kant negara itu adalah suatu keharusan, adanya negara karena
negara harus menjamin terlaksananya kepentingan umum di dalam keadaan hukum. Jadi
negara harus menjamin warga negara bebas di dalam hukum, bebas yang dimaksud disini
bukan semaunya atau sewenang-wenang, tapi dalam pengertian bebas sesuai dengan
aturan hukum.
1. F. Oppenheimer
Menurut Oppenheimer negara itu merupakan alat dari golongan yang kuat untuk
melaksanakan tertib masyarakat, yang oleh golongan kuat tadi dilaksanakan kepada golongan
yang lemah dengan tujuan untuk menyusun dan membela golongan kuat tadi, terhadap orang-
orang baik dari dalam maupun luar, terutama dalam sistem ekonomi.
2. Karl Marx
3. H.J. Laski
Menurut Harold J. Laski negara itu merupakan alat pemaksa atau Dwang
Organizatie, untuk melaksanakan sistem produksi yang stabil, dan pelaksanaan produksi ini
semata-mata hanya menguntungkan golongan yang kuat atau yang berkuasa.
4. Leon Duguit
1. Hans Kelsen
Menurut Hans Kelsen bahwa Ilmu Negara harus menarik diri dari pemikiran
prinsipiil dari tiap-tiap percobaan untuk menerangkan negara serta bentuk-bentuknya secara
kausal atau sebab musabab yang bersifat abstrak. Dan mengalihkan pembicaraannya secara
yuridis murni. Maka dari itu tiap-tiap negara hanya dapat dipelajari dan dipahami dari sistem
hukumnya itu sendiri.
Menurut Kranenburg negara itu diciptakan oleh sekelompok orang yang disebut
bangsa, jadi menurut Kranenburg harus ada sekelompok orang terlebih dahulu yang
mempunyai kesadaran untuk mendirikan suatu organisasi dengan tujuan untuk memelihara
kepentingan dari kelompok tersebut.
2. Logemann
SUMBER:
Soehino, 1998, ILMU NEGARA, Yogyakarta: Liberty