Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELAKSANAAN
NO HIRARC ACUAN DOKUMEN DARI PERUSAHAAN KETERANGAN
Ya Sebagian Tidak
1
HSE Induction, HSE Talk, 1) Peraturan Mentri PU No. 05 tahun 2014 tentang Penerapan SMK3 konstruksi
dan HSE Meeting PU pasal 9 (Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi) poin 1 dan 2
2. RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada
pelaksanaan konstruksi.
2 Melaksanakan HSE 1). Peraturan Pemerintah RI no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Inspection Manajemen K3 / bagian : PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 poin A.
KRITERIA AUDIT SMK3 no 7.1 dan 7.3
Standar Pemantauan
7.1 Pemeriksaan Bahaya
7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan
secara teratur.
7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan
berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya.
7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan
tugas di tempat yang diperiksa.
7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada
saat pemeriksaan/inspeksi.
7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang berkompeten dan
berwenang dari dalam dan/atau luar perusahaan.
Bagian 6 - Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 / Pasal 15
1. Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib
melakukan peninjauan.
2. Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
2) Peraturan Mentri PU No. 05 tahun 2014 tentang Penerapan SMK3 konstruksi
PU
pasal 19 - Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
j. melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
1. Tempat kerja;
2. Peralatan kerja;
3. Cara kerja;
4. Alat Pelindung Kerja;
5. Alat Pelindung Diri;
6. Rambu-rambu; dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
3) Peraturan Mentri PU No. 09 tahun 2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerja Umum
Pasal 10
12. Melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dibantu oleh Ahli
K3 Konstruksi / Petugas K3 Konstruksi bersama Penyedia Jasa sesuai dengan RK3K.
a. Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah).
6 Melaksanakan Kegiatan 1) Undang - Undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Housekeeping dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Pasal 40 - Ayat 1
Yang dimaksud dengan izin usaha dan/atau kegiatan dalam ayat ini termasuk izin
yang disebut dengan nama lain seperti izin operasi dan izin konstruksi.
2) Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3.1 Penerapan - Jaminan Kemampuan
3.1.4 Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran
Pengurus harus menunjukan komitmennya terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja melalui konsultasi dan dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak lain
yang terkait didalam penerapan, pengembangan dan pemeliharaan Sistem
Manajemen K3, sehingga semua pihak merasa ikut memiliki dan merasakan
hasilnya.
Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan dan sasaran Sistem
Manajemen K3, dan perlu disadarkan terhadap bahaya fisik, kimia, ergonomi,
radiasi, biologis, dan psikologis yang mungkin dapat menciderai dan melukai tenaga
kerja pada saat bekerja serta harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga
dapat mengenali dan mencegah tindakan yang mengarah terjadi insiden.
Membuat Laporan 1) Peraturan Mentri PU No. 05 tahun 2014 tentang Penerapan SMK3 konstruksi
7 Kegiatan HSE PU pasal 9, 10, 11, 19
pasal 9 - Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi poin 5 dan 6
5. Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan
kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi
bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan.
6. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan
kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24
jam.
pasal 10 - Penerapan SMK3 Pada Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
2. Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3,
statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk proyek
sejenis yang akan datang.
pasal 19 - Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
e. membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai
bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;
f. melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat
tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja
konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
pasal 11 - Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
e. melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja SMK3 Konstruksi Bidang PU
kepada Menteri;
2) Peraturan Mentri PU No. 09 tahun 2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerja Umum
Pasal 9
2. Membuat analisa, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut terhadap
laporan kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi yang
diterima dariPejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada Atasan Langsung
Kepala Satuan Kerja.
3) Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI N0: PER.03/MEN/1998 Tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Pasal 2
(1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja pimpinannya.
(2) Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Kecelakaan Kerja;
b. Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah;
c. Kejadian berbahaya lainnya.
Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan
pekerjaannya kedalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-
undang No. 3 Tahun 1992.
Pasal 4
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.
Pasal 5
(1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a dan b
dengan tatacara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.05/MEN/1993.
Prosedur Pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan untuk
menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 dipantau dan kinerjanya ditingatkan.