Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit mata sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia,
terutama yang menyebabkan kebutaan. Kelainan refraksi (0,14%) merupakan
penyebab utama kebutaan ketiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Dari
153 juta orang di dunia yang mengalami kelainan refraksi, delapan juta orang
diantaranya mengalami kebutaan.
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina,
dimana terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga
menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi
dapat di depan atau di belakang retina dan/ atau tidak terletak pada satu titik fokus.
Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan
lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.
Kelainan refraksi dapat dengan mudah dideteksi, diobati dan dievaluasi
dengan pemberian kaca mata. Namun demikian kelainan refraksi menjadi masalah
serius jika tidak cepat ditanggulangi. Oleh karena itu setiap pasien wajib dilakukan
pemeriksaan visus sebagai bagian dari pemeriksaan fisik mata umum. Pemeriksaan
visus merupakan pengukuran obyek terkecil yang dapat diidentifikasi terhadap
seseorang dalam jarak yang ditetapkan dari mata. Pemeriksaan visus jarak jauh juga
harus dilakukan terhadap semua anak-anak sesegera mungkin setelah usia 3 tahun,
karena penting untuk deteksi dini terhadap ambliopia.
1.2 Tujuan Penulisan
Penyusunan referat ini bertujuan untuk membahas mengenai kelainan refraksi.
Referat ini bermaksud untuk lebih memahami tentang gambaran klinis kelainan
refraksi, dan tatalaksana. Selain itu juga bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik (Koass) di RSUD
Bhayangkara Kediri, Departemen Mata, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai