Anda di halaman 1dari 5

PENGKAJIAN DASAR DATA KLIEN

AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Perilaku pasien dapat di ukur dari senang sampai keletihan.

SIRKULASI
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali ke tingkat normal
dengan cepat.
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah jantung.

MAKANAN DAN CAIRAN


Kehilangan darah normal kira-kira 250-300ml.

NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Dapat mengeluh tremor kaki/menggigil.

KEAMANAN

Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan atau laserasi
perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir.

SEKSUALITAS

Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endometrium ,
biasanya dalam waktu 1-5 menit setelah melahirkan bayi.

Tali pusat menunjang pada muara vagina.

Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globular dan meninggikan abdomen.

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan kontraktilitas uterus.
2. Mempertahankan volume cairan sirkulasi.
3. Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru lahir.
4. Meningkatkan interaksi antara orangtua- bayi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan


2. Resiko tinggi terhadap cedera
3. Resiko terhadap perubahan fungsi keluarga
4. Kurangnya pengetahuan
5. Nyeri(akut)
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

1. Resiko tinggi kekurangan cairan

Intervensi/implementasi Rasional
Mandiri
 Instruksikan klien utnuk mendorong  Perhatian secara alami pada bayi
pada kontraksi ; bantu mengarahkan baru lahir ; selain itu, keletihan dapat
perhatianya untuk mengedan. mempengaruhi upaya-upaya
individu, dan iya membutuhkan
bantuan dalam mengarahkan ke arah
pelepasan plasenta dan pengeluaran,
menurunkan kehilangan darah, dan
meningkatkan kontraksi uterus.

 Kaji tanda vital sebelum dan sesudah  Efek samping yang sering terjadi
pemberian oksitoksin. adalah hipertensi.
 Palpasi uterus ; perhatikan  Menunjukan relaksasi uterus dengan
“balloning” perdarahan ke rongga uterus.

 Pantau tanda dan gejala kehilangan  Hemoragi dihubungkan dengan


cairan berlebihan atau syok kehilangan cairan lebih besar dan
(TD,nadi, sensorium, warna kulit, 500ml dapat dimanifestasikan oleh
suhu). peningkatan nadi, penurunan TD,
sianosis, disorientasi, peka
rangsangan, dan penurunan
kesadaran.
 Tempatkan bayi di payudara klien  Penghisapan merangsang pelepasan
bila merencanakan untuk memberi oksitoksin, meningkatkan kontraksi
ASI. miometrik dan mengurangi
perdarahan.
 Masase utrus dengan perlahan  Miometrium berkontraksi dengan
setelah pengeluaran plasenta. respon terhadap rangsangan taktil
lembut, karenanya menurunkan
aliran lokia dan menunjukan bekuan
darah.
 Catat waktu dan mekanisme  Pelepasan harus terjadi dalam waktu
pelepasan plasenta. 5 menit setelah kelahiran. Kegagalan
pelepasan memerlukan pelepasan
manual.
 Inspeksi permukaan plasenta  Mampu mendeteksi abnormalitas
maternal dan janin. yang mungkin berdampak pada
keadaan ibu atau bayi baru lahir.
 Dapatkan dan catat informasi yang  Jaringan plasenta yg tertahan dapat
berhubungan dengan inspeksi uterus menimbulkan infeksi pasca partum
dan plasenta untuk fragmen plasenta dan hemoragi segera atau lambat.
yang tertanam. Bila terdeteksi, fragmen harus di
dilepaskan secara manual atau
instrumen yang tepat.
kolaborasi
 hindari menarik tali pusat secara  Menggunakan banyak tenaga dapat
berlebihan. mengakibatkan putusnya tali pusat
dan retensi fragmen plasenta.
 Berikan cairan melalui rute  Bila kehilangan cairan berlebihan,
parenteral penggantian secara parenteral
membantu memperbaiki volume
sirkulasi dan oksigenasi dari organ
vital.
 Berikan oksitoksin secara IM atau  Meningkatkan efek vasokonstriksi
IV drip di encerkan dalam larutan dalam uterus untuk mengontrol
elektrolit, sesuai indikasi. perdarahan pasca partum setelah
pengeluaran plasenta.
 Dapatkan dan catat informasi yang  Laserasi menimbulkan kehilangan
berhubungan dengan inspeksi jalan darah.
lahir terhadap laserasi.
 Bantu dengan sesuai kebutuhan  Intervensi manual perlu utnuk
dengan pengangkatan plasenta memudahkan pengeluaran plasenta
secara manual di bawah pengaruh dan menghentikan perdarahan.
anastesi umum dan kondisi steril.
 Tinggikan fundus dengan memasuka  Dapat diminta oleh praktisi untuk
jari terus kebelakang dan memudahkan pemeriksaan internal.
menggerakan badan uterus ke atas
simifis pubis.

2. Resiko tinggi terhadap cedera

Intervensi/implementasi Rasional
Mandiri
 palpasi fundus dan masase dengan  Memudahkan pelepasan plasenta.
perlahan.
 Masase fundus dengan perlahan  Menghindari rangsangan/trauma
setelah pengeluaran plasenta. berlebihan pada fundus.
 Kaji irama pernapasan dan  Pada pelepasan plasenta, bahaya jika
pengembangan. terdapat emboli cairan amnion dapat
masuk ke sirkulasi maternal,
menyebabkan emboli paru.
 Bersihkan vulva dan perineum  Menghilangkan kemungkinan
dengan air dan larutan antiseptik kontaminasi yg dapat mengakibatkan
steril, serta pembalut steril. infeksi pada saluran asenden periode
pasca partum.
 Rendahkan kaki klien secara  Membantu menghindari regangan
simultan dari pijakan kaki. otot.
 Bantu dalam berpindah atau  Klien mungkin tidak dapat
mobilisasi. menggerakan tungkai bawah karena
efek lanjut ari anastesi.
 Kaji perilaku klien, perhatikan  Peningkatan tekanan intrakranial
perubahan SSP. selama mendorong dan peningkatan
curah jantung yg cepat membuat
klien dengan aneurisme serebral
sebelumnya beresiko terhadap
kontroversial.
 Dapatkan sample darah tali pusat ;  Bila bayi adalah Rh-positif dan klien
kirimkan ke laboratorium untuk Rh-negatif, klien akan menerima
menentukan golongan darah bayi imunisasi dengan imun globulin
baru lahir. Rh(Rh-Ig) pada periode pasca
partum.
Kolaborasi
 Gunakan bantuan ventilator bila di  Kegagalan pernapasan dapat terjadi
butuhkan. mengikuti emboli amnion.
 Bila terjadi inversi uterus ;  Hemoragi maternal cepat dan syok
Berikan penggantian cairan, pasang mengikuti inversi dan intervensi
kateter perkemihan, dapatkan segera untuk menyelamatkan jiwa
golongan darah dan pencocokan diperlukan.
silang, pantau tanda vital, dan
pertahankan pencatatan masukan
dan haluaran dengan cermat.
 Berika oksitoksi secara IV, posisikan  Meningkatkan kontraktilitas
kembali uteris di bawah pengaruh miometrium uterus.
anastesi dan berikan orgonovin
maleat(ergotrat) secara IM setelah
penempatan uterus kembali ke
posisi.

3. Resiko terhadap perubahan fungsi keluarga.

Intervensi/implentasi Rasional
Mandiri
 Fasilitas interaksi antar  Membantu mengembangkann
klien/pasangan dan bayi baru lahir ingatan emosi sepanjang hidup
setekah melahirkan. diantara anggota-anggoata keluarga.
 Berikan klien dan ayah kesempatan  Kontak fisik dini membantu
untuk menggendong bayi segera mengembangkan ikatan antar
setelah melahirkan. orangtua dan bayi.
 Tunda penetesan salep profilaksi  Memungkinkan bayi untuk membuat
mata (mengandung eritromisin atau kontak mata dengan orangtua dan
tetrasiklin) sampai klien/pasangan secara aktif berpartisipasi dalam
dan bayi telah berinteraksi. interaksi.
4. Kurangnya pengetahuan
Intervensi/implementasi Rasional
Mandiri
 Diskusikan/tinjau ulang proses  Memberikan kesempatan utnuk
normal dari persalinan tahap III. menjawab pertanyaan dan
memperjelas kesalahan konsep,
meningkatkan kerjasama dengan
aturan yg ada.
 Jelaskan alasan utnuk respoon  Pemahaman membantu klien
perilaku tertentu seperti menggigil menerima perubahan tersebut tanpa
dan tremor di kaki. ansietas yg ada atau perhatian yg tak
perlu.
 Diskusikan rutinitas periode  Memberikan kesempatan perawatan
pemulihan selama 4 jam pertama penanganan ; meningkatkan
setelah melahirkan. kerjasama.

5. Nyeri(Akut)

Intervensi/implementasi Rasional
Mandiri
 Bantu dengan teknik nafas dalam  Nafas dalam membantu mengalihkan
selama perbaikan pembedahan. perhatian dan mengurangi nyeri,
serta meningkatkan relaksasi.
 Berikan kompres es pada daerah  Mengkonstriksikan pembuluh darah,
perineum setelah melahirkan. menurunkan edema, dan memberikan
kenyamanan anastesi lokal
 Ganti pakaian dan linen basah.  Meningkatkan kenyamanan, hangat,
dan kebersihan.
 Berikan selimut penghangat.  Tremor/menggigil pasca melahirkan
mungkin karena tekanan secara tiba-
tiba pada syaraf pelvis atau
kemungkinan di hubungkan dengan
transfusi janin-ibu yg terjadi pada
pelepasan plasenta.
Kolaborasi
 Bantu dalam perbaikan episiotomi.  Penyambungan tepi-tepi
memudahkan penyembuhan.
 Berikan testoteron sipionat/estradiol  Meskipun masih digunakan oleh
valekat(deladumone/ditate) dengan beberapa dokter untuk menekan
segera setelah melahirkan plasenta, laktasi. Dampaknya juga yaitu ;
bila klien memilih untuk tidak mengakibatkab tumor hepar, dan
menyusui bayinya. peningkatan pembekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai