Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, POLA MAKAN, DAN PENDAPATAN

KELUARGA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH


DASAR
Ni Made Ayu Widyantari1, I Kadek Nuryanto2, Komang Ayu Purnama Dewi3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali e-mail: ayuwidyantari69@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan: untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, pola makan dan penda-
patan keluarga dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar.
Metode: penelitian ini menggunakan desain case-control dimana sampel diambil
dengan teknik purposive sampling yang jumlahnya 40 sampel. Tehknik analisa data
menggunakan uji Chi Square.
Hasil: diper oleh hasil 60% anak obesitas ber jenis kelamin per empuan dan 40%
berumur 9 tahun, 66,7% anak yang punya penghasilan keluarga tinggi, 68,4% anak tidak
obesitas punya penghasilan keluarga rendah, 90% anak obesitas memiliki aktivitas kurang,
90% anak tidak obesitas memiliki aktivitas baik, 83,3% anak obesitas memiliki pola
makan berlebih, 100% anak tidak obesitas memiliki pola makan tidak berlebih. Hasil uji
statistic Chi Square didapatkan hasil pendapatan keluarga, aktivitas fisik, dan pola makan
secara berturut-turut adalah p=0.027, p=0,000, p=0,000 dimana nilai P value < 0,05 yang
artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga, aktivitas fisik, dan pola makan dengan
kejadian obesitas.
Diskusi: ada hubungan antar a pendapatan keluar ga, aktivitas fisik, dan pola makan
dengan kejadian obesitas. Anak yang punya penghasilan keluarga tinggi berisiko 4,333
kali lebih besar terkena obesitas dan anak dengan aktivitas fisik baik berisiko 0,012 lebih
rendah terkena obesitas.

ABSTRACT
Aim: To identify the correlation among physical activity, diet, family income and obesity
in elementary students.
Method: This study employed case control design. There were 40 respondents used as
the sample which were recruited by using purposive sampling technique. The data were
analyzed by using chi square test.
Result: The findings showed that 60% of the children were female, 40% were aged 9
years old, 66.7% had high family income, 68.4% were not obese and had low family in-
come, 90% of the obese had lack of physical activity, 90% of those who were not obese
had good physical activity, 83.3% of the obese had high diet, 100% of those who were not
obese had low diet. The result of Chi Square statistic test showed that the p value was <
0.05, thus it meant that there was a correlation among family income (p = 0.027), physi-
cal activity (p = 0.000), diet (p = 0.000) and obesity.
Disscusion: There is a correlation among physical activity, diet, family income and obe-
sity. The children who have high family income is 4.333 times has a higher risk of obesity
and the children who have good physical activity is 0.012 times has a lower risk of obesi-
ty.

Keywords: Obesity, Children, Family Income, Physical Activity, Diet

1
PENDAHULUAN Resiko obesitas juga dapat mening-
Kegemukan dan obesitas dapat di- kat pada anak dengan pola makan tidak sehat.
artikan sebagai penimbunan lemak berlebihan Pola makan diartikan sebagai cara sesorang
yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, atau sekelompok orang dalam mengkonsumsi
2017). Menurut data Badan Kesehatan Dunia makanan yang dipilihnya sebagai reaksi ter-
(WHO) di dunia lebih dari 340 juta anak- hadap pengaruh-pengaruh fisiologis,
anak dan remaja berusia 5-19 mengalami psikologis, dan sosial budaya. Pola makan
kelebihan berat badan atau obesitas pada ta- yang berlebihan dan tidak terkontrol yang
hun 2016. Prevalensi kegemukan dan obesitas menjadi kebiasaan pada anak dapat me-
di seluruh dunia pada anak-anak dan remaja nyebabkan kelebihan berat badan pada anak
yang berusia 5-19 telah meningkat secara (Sulistyoningsih, 2011 dalam Yulaeni, 2015).
dramatis dari 4% pada tahun 1975 menjadi Kelebihan berat badan dan obesitas
18% pada tahun 2016. adalah penyebab kematian terbanyak di se-
Berdasarkan data Riset Kesehatan luruh dunia dari pada kekurangan berat badan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 secara nasional (WHO,2017). Kegemukan dan obesitas men-
masalah obesitas pada anak umur 5-12 tahun jadi faktor risiko utama untuk sejumlah pen-
masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari yakit kronis, termasuk diabetes, penyakit kar-
gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) diovaskular dan kanker (WHO,2017). Obesi-
8,8%. Prevalensi gemuk terendah terjadi di tas pada masa kanak-kanak dikaitkan dengan
Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi kemungkinan obesitas, kematian dini dan
terjadi di DKI Jakarta (30,1%). Terdapat 14 kecacatan yang lebih tinggi di masa dewasa.
provinsi dengan prevalensi obesitas diatas (WHO, 2017).
nasional, salah satunya adalah provinsi Bali Berdasarkan data di atas maka pent-
yang berada dalam urutan ke-10 secara na- ing untuk melakukan penelitian mengenai
sional dengan prevalensi sangat gemuk hubungan aktivitas fisik, pola makan dan
(obesitas). Berdasarkan data Riskesdas pendapatan keluarga dengan kejadian obesi-
Provinsi Bali tahun 2013, Kabupaten Badung tas pada anak sekolah dasar.
menempati peringkat tertinggi anak usia 5-12
tahun yang mengalami obesitas dengan prev- METODE PENELITIAN
alensi 15,2%. Dalam penelitian ini menggunakan
Peningkatan kejadian obesitas desain case control. Penelitian ini dilakukan
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya di wilayah Puskesmas Abiansemal III, Kabu-
faktor sosial ekonomi, aktivitas fisik, dan po- paten Badung, Bali pada bulan April 2018.
la makan (Musadat, 2010). Sosial ekonomi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
keluarga merupakan keadaan keluarga yang siswa sekolah dasar di wilayah Puskesmas
dilihat dari pendidikan orang tua, penghasilan Abiansemal III. Sampel yang digunakan da-
orang tua, status pekerjaan orang tua, dan lam penelitian ini sebanyak 40 orang yang
jumlah anggota dalam keluarga. Status sosial terdiri dari 20 siswa yang obesitas dan 20
ekonomi mempengaruhi prevalensi ter- siswa yang tidak obesitas. Teknik pengambi-
jadinyaobesitas (Musadat, 2010). Berdasar- lan sampel yang digunakan adalah purposive
kan data Riskesdas Provinsi Bali, 2013, anak sampling dimana sampel dipilih berdasarkan
dengan obesitas cenderung tinggal di kriteria tertentu yang sudah ditetapkan. Alat
perkotaan dan berada dalam keluarga yang pengumpulan data yang digunakan berupa
tingkat perekonomiannya menengah ke atas. kuesioner Physical Activity Questionnaire for
Faktor lain yang menyebabkan obesi- Children (PAQ-C) yang telah dilakukan uji
tas adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat vaiditas dan reability.
diartikan sebagai setiap gerakan yang dil- HASIL
akukan oleh tubuh yang dapat meningkatkan Hasil penelitian yang telah dilakukan
pengeluaran tenaga atau energi dan pemba- di wilayah Puskesmas Abiansemal III adalah
karan energi (Depkes RI, 2011). Saat ini sebagai berikut.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Karakteristik Responden
menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
fisik seperti bermain yang seharusnya mem- responden (n= 40).
pergunakan fisik namun telah digantikan
dengan video game. Aktivitas fisik yang ku-
rang dapat meningkatkan resiko obesitas pa-
da anak (Danari, Mayulu, Onibala, 2013)
2
Karakteristik Frekuensi Persen- Pendapatan Rendah 6 31,6 13
tase
Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 3 kelompok anak
Laki-laki 16 40 dengan obesitas sebagian besar berada pada
Perempuan 24 60 pendapatan keluarga tinggi yaitu sebanyak 14
Umur orang (66,7%). Sementara kelompok anak
7 4 10 dengan status gizi normal sebagian besar be-
8 6 15 rada pada keluarga dengan pendapatan ren-
9 16 40
dah yaitu sebanyak 13 orang (68,4%).
10 10 25
3. Aktivitas Fisik
11 2 5
Tabel 4. Distribusi frekuensi aktivitas
12 2 5
fisik (n= 40).
Obesitas Nor-
Kategori Ak- mal
Berdasarkan tabel 1 di atas menun- tivitas Fisik (n) (%) (n)
jukkan bahwa karakteristik responden (%)
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar Baik 2 10 18
adalah perempuan sebanyak 24 orang 90
(60%) dan berdasarkan umur sebagian Kurang 18 90 2 10
besar berada pada umur 9 tahun (40%).
Analisa Univariat Berdasarkan tabel 4 pada kelompok
1. Kejadian Obesitas obesitas sebagian besar anak memiliki aktivi-
Tabel 2. Distribusi frekuensi kejadi- tas fisik yang kurang yaitu sebanyak 18 orang
(90%).Pada kelompok anak dengan status
an obesitas (n= 40). gizi normal sebagian besar anak memiliki
aktivitas fisik yang baik yaitu sebanyak 18
Karakteristik Obesitas Normal orang (90%).
Responden (n) (%) (n) (%) 4. Pola Makan
Jenis Kelamin Tabel 5. Distribusi frekuensi pola makan
Laki-laki 8 40 8 40 (n= 40).
Perempuan 12 60 12 60
Kategori Obesitas Normal
Umur Pola (n) (%) (n) (%)
7 2 10 2 10 Makan
8 3 10 3 15 Berlebih 20 83,3 4 16,7
9 8 40 8 40 Tidak berlebih 0 0 16 100
10 5 25 5 25
11 1 5 1 5
12 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
1 5 1 5
bahwa pada kelompok obesitas seluruh re-
sponden yang berjumlah 20 orang (83,3%)
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada memiliki pola makan yang berlebih. Semen-
kelompok obesitas dan kelompok tidak obesi- tara pada kelompok anak dengan status gizi
tas (normal) sebagian besar responden ber- normal sebagian besar memiliki pola makan
jenis kelamin perempuan yaitu masing- tidak berlebih dengan jumlah responden
masing sebanyak 12 orang (60%) dan sebagi- sebanyak 16 orang (100%).
an besar responden berumur 9 tahun yaitu
masing-masing sebanyak 8 orang (40%). C. Analisa Bivariat
2. Pendapatan Keluarga 1. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan
Tabel 3. Distribusi frekuensi pendapatan Kejadian Obesitas
keluarga (n=40). Tabel 6. Hubungan Antara Pendapatan
Obesitas Normal Keluarga dengan Kejadian Obesitas pada
Kategori Pen- Anak Sekolah Dasar di Wilayah Pusk-
dapatan (n) (%) (n)
(%) esmas Abiansemal III (n= 40).
Pendapatan Tinggi 14 66,7 7
33,3

3
Obesitas Nor- ungan antara kejadian obesitas dengan pola
mal makan.
Kategori (n) (%) (n) P PEMBAHASAN
Pendapatan (%) OR Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Da-
sar di Wilayah Puskesmas Abiansemal III.
Berdasarkan penelitian yang telah
Pendapatan Tinggi 14 66,7 7 33,3
Pendapatan Rendah 6 31,6 13 68,4 0,027 4,333 dilakukan diperoleh hasil responden dengan
obesitas sebanyak 20 orang (50%) dan re-
Tabel 6 menunjukkan hasil analisa sponden yang tidak obesitas (normal)
bivariat dengan level signifikansi (α = 0,05) sebanyak 20 orang (50%). Pada kelompok
diperoleh nilai P value< 0,05 yang berarti obesitas dan kelompok tidak obesitas sebagi-
terdapat hubungan antara kejadian obesitas an besar responden berjenis kelamin per-
dengan pendapatan keluarga. Nilai OR = empuan yaitu masing-masing sebanyak 12
4,333 yang artinya anak yang berada pada orang (60%) dan sebagian besar responden
keluarga dengan pendapatan tinggi memiliki berumur 9 tahun yaitu masing-masing
risiko 4,333 lebih besar terkena obesitas dari sebanyak 8 orang (40%).
pada anak dengan keluarga berpendapatan Berdasarkan kenyataan yang terjadi
rendah. di lapangan hal ini disebabkan karena anak
2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian perempuan lebih banyak menghabiskan wak-
Obesitas tu untuk menonton televisi dan bermain gadg-
Tabel 7. Hubungan antara aktivitas fisik et dari pada beraktivitas di luar rumah seperti
dengan kejadian obesitas pada anak anak laki-laki yang sering beraktivitas di luar
sekolah dasar di wilayah puskesmas rumah bersama teman-temannya seperti ber-
Abiansemal III (n= 40). main sepeda, bermain layang-layang, bermain
Obesitas sepak bola dan sebagainya.Hal ini dibuktikan
Kategori dari hasil penelitian yang telah dilakukan di-
Normal P
Aktivitas
Fisik (n) (%) (n) (%) OR mana menyatakan sebagian besar responden
tidak pernah bermain voli, basket, kasti,
Baik 2 10 18 90 menari, sepak bola, dan bulu tangkis. Pen-
Kurang 18 90 2 10 0,000 0,012 dapat tersebut didukung oleh Hui (1985 da-
lam Musadat, 2010) yang menyatakan bahwa
Tabel 7 menunjukkan hasil analisa selama usiaprepubescent (8-13 tahun) lemak
bivariat dengan level signifikansi (α = 0,05) pada tubuh perempuan meningkat sangat ce-
diperoleh nilai P value < 0,05 yang berarti pat dibandingkan anak laki-laki. Pendapat
terdapat hubungan antara kejadian obesitas peneliti diperkuat oleh WHO (2000 dalam
dengan aktivitas fisik. Nilai OR = 0,012 Musadat, 2010) yang menyatakan bahwa
yang berarti anak dengan aktivitas fisik yang anak perempuan mengalami peningkatan
baik memiliki risiko 0,012 lebih kecil untuk penyimpanan lemak dimana hasil penelitian
terkena obesitas dibandingkan dengan anak menunjukkan bahwa perempuan cenderung
dengan aktivitas fisik yang kurang. mengkonsumsi sumber karbohidrat yang
3. Hubungan Pola Makan dengan Ke- lebih banyak sebelum masa pubertas dari pa-
jadian Obesitas da anak laki-laki yang mengkonsumsi lebih
Tabel 8. Hubungan Antara Pola Makan banyak sumber protein sebelum masa puber-
dengan Kejadian Obesitas pada Anak tas.
Sekolah Dasar di Wilayah Puskesmas Berdasarkan hasil penelitian juga
Abiansemal III (n= 40). ditemukan bahwa sebagian besar responden
Obesitas Normal dengan obesitas berada pada umur 9 tahun.
Kategori Pola
(n) (%) (n) P
Makan
(%)
Menurut Musadat (2010) anak usia 10-14
tahun sudah mulai memiliki aktivitas yang
Berlebih 20 83,3 4 16,7 lebih banyak mulai dari aktivitas yang tergo-
Tidak berlebih 0 0 16 100 0,000 long sedang ataupun berat dari pada anak
yang usianya dibawa 10 tahun seperti
Tabel 8 menunjukkan hasil analisa bivariat mencuci, bermain sepak bola, mengikuti klub
dengan level signifikansi (α = 0,05) diperoleh olahraga, senam, dan membantu orang tua.
nilai P value < 0,05 yang berarti terdapat hub- Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wijayanti (2007) dengan
hasil penelitian sebagian besar responden pa-
4
da kelompok obesitas berjenis kelamin per- (90%).Berdasarkan kenyataan yang terjadi di
empuan dan sebagian besar responden pada lapangan hal ini disebabkan karena sebagian
kelompok obesitas berumur 9 tahun yaitu besar anak dengan obesitas lebih banyak
sebanyak 18 orang (52,59%). menghabiskan waktu mereka dengan
menonton televisi atau bermain gadget dan
Pendapatan Keluarga Anak Sekolah Dasar jarang berolahraga.Hal ini dibuktikan dari
di Wilayah Puskesmas Abiansemal III. hasil penelitian yang telah dilakukan dimana
Berdasarkan hasil penelitian terhadap menyatakan bahwa sebagian besar responden
40 responden didapatkan hasil penelitian pa- tidak pernah bermain voli, basket, kasti,
da kelompok obesitas sebagian besar re- menari, sepak bola, dan bulu tangkis. Hasil
sponden berada pada pendapatan keluarga penelitian juga menyatakan bahwa sebagian
tinggi yaitu sebanyak 14 orang (66,7%). Se- besar responden sering duduk-duduk ketika
mentara kelompok anak dengan status gizi waktu istirahat dan saat jam makan siang.
normal sebagian besar berada pada keluarga Pendapat ini didukung oleh Gavin (2005 da-
dengan pendapatan rendah yaitu sebanyak 13 lam Musadat, 2010) yang menyatakan bahwa
orang (68,4%).Menurut peneliti hal ini anak yang menonton televisi lebih dari 4 jam
disebabkan karena keluarga dengan pendapa- dalam sehari lebih mudah terkena obesitas
tan tinggi cenderung membelikan anak-anak dari pada anak yang menonton televisi hanya
mereka berbagai macam makanan.Hal ini 2 jam per hari.
dibuktikan dari hasil penelitian yang dil- Hal ini sejalan dengan penelitian
akukan dimana didapatkan seluruh responden yang dilakukan oleh Octari dkk. (2013)
yang berjumlah 40 responden (100%) lebih dengan hasil penelitian sebagian besar siswa
dari 1 kali per hari makan nasi.Sebagian re- dengan obesitas memiliki aktivitas fisik yang
sponden sebanyak 34 orang (85%) mengkon- kurang aktif yaitu sebanyak 21 orang
sumsi mie 1-2 kali seminggu. Selain mie, se- (26,92%) dan pada kelompok anak yang tidak
bagian besar responden juga mengkonsumsi obesitas sebagian besar anak memiliki aktivi-
kentang, daging ayam, dan tempe 1-2 kali tas fisik yang aktif yaitu sebanyak 99 orang
seminggu. Sebagian besar responden yang (84,62%). Penelitian lain yang sejalan dengan
berjumlah 31 orang (77,5%) mengkonsumsi penelitian ini adalah penelitian yang dil-
roti 3-6 kali per minggu.Hal ini didukung akukan oleh Danari dkk. (2013) dengan hasil
oleh pendapat Soelistjani dan Helianty (2003 sebagian besar anak obesitas memiliki aktivi-
dalam Musadat, 2010) yang menyatakan bah- tas fisik ringan yaitu sebanyak 58 anak
wa peningkatan daya beli pangan menyebab- (85,3%).
kan banyak keluarga muda yang memanjakan
anaknya dengan pemberian makanan yang Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Wila-
berlebihan, khususnya yang tinggi kalori dan yah Puskesmas Abiansemal III.
lemak. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hal ini sejalan dengan penelitian dilakukan terhadap 40 responden didapatkan
yang dilakukan oleh Parengkuan dkk. (2013) seluruh responden yang berada pada ke-
dengan hasil penelitian sebagian besar anak lompok obesitas yang berjumlah 20 orang
pada kelompok kasus (obesitas) berada pada (83,3%) memiliki pola makan yang berlebih
kategori pendapatan keluarga tinggi yaitu dan pada kelompok tidak obesitas (normal)
sebanyak 38 orang (55,9%). Sementara pada sebagian besar responden memiliki pola
kelompok kontrol (tidak obesitas) diperoleh makan tidak berlebih yaitu sebanyak 16 orang
hasil sebagian besar responden berada pada (100%). Berdasarkan kenyataan yang terjadi
kategori pendapatan keluarga rendah yaitu di lapangan hal ini disebabkan karena anak
sebanyak 51 orang (75%). dengan obesitas memiliki porsi makan yang
lebih besar dari anak yang tidak obesitas.
Aktivitas Fisik Anak Sekolah Dasar di Selain itu anak dengan obesitas lebih sering
Wilayah Puskesmas Abiansemal III. mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori
Berdasarkan hasil penelitian terhadap dan lemak seperti makanan cepat saji dan
40 responden, pada kelompok obesitas seba- makanan atau minuman yang manis dari pada
gian besar anak memiliki aktivitas fisik yang mengkonsumsi sayur dan buah. Hal ini
kurang yaitu sebanyak 18 orang (90%).Pada dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yang
kelompok anak dengan status gizi normal menunjukkan seluruh responden yang ber-
sebagian besar anak memiliki aktivitas fisik jumlah 40 responden (100%) lebih dari 1 kali
yang baik yaitu sebanyak 18 orang per hari makan nasi. Sebagian responden
5
mengkonsumsi mie, kentang, daging ayam, cenderung berasal dari keluarga dengan pen-
dan tempe 1-2 kali seminggu. Sebagian besar dapatan yang tinggi.Hadi (2005) juga menya-
responden juga mengkonsumsi roti, ikan, te- takan bahwa pendapatan tinggi dapat menjadi
lur, dan tahu 3-6 kali per minggu.Namun se- faktor pemicu dalam mengkonsumsi makanan
bagian besar responden tidak mengkonsumsi berenergi tinggi karena kemampuan dalam
sayur dan buah.Pendapat ini didukung oleh membeli makanan tersebut.Keluarga dengan
Bidjuni dkk. (2014) yang menyatakan bahwa pendapatan tinggi dan status sosial ekonomi
anak-anak zaman sekarang lebih banyak menengah ke atas cenderung memiliki anak
mengkonsumsi makanan instan, makanan dengan obesitas.Pendapatan yang tinggi dapat
cepat saji, minuman manis yang tinggi akan memudahkan dalam membeli makanan.
gula, serta camilan yang sudah diproses di- Orang tua dengan pendapatan tinggi cender-
mana makanan tersebut tinggi akan kalori dan ung memberikan anak mereka uang saku
lemak serta rendah vitamin dibandingkan yang banyak sehingga dengan uang saku ter-
dengan sayur dan buah. sebut anak dapat membeli makanan yang
Hal ini sejalan dengan penelitian tinggi akan kalori dan lemak serta rendah
yang dilakukan oleh Yulaeni dkk. (2015) gizi. Menurut Musadat (2010) peningkatan
dengan hasil penelitian sebagian besar anak pendapatan keluarga selain mempengaruhi
dengan obesitas memiliki pola makan ber- daya beli pangan juga mempengaruhi
lebihan yaitu sebanyak 29 orang (93,5%) dan pemenuhan sarana bermain dan olahraga
anak yang tidak obesitas sebagian besar anak.Keluarga dengan pendapatan tinggi
memiliki pola makan normal yaitu sebanyak cenderung menyediakan fasilitas yang praktis
18 orang (72%). sehingga tidak memerlukan pengeluaran en-
Penelitian lain yang sejalan dengan ergi untuk beraktivitas.
penelitian ini adalah penelitian yang dil- Penelitian ini sejalan dengan
akukan oleh Bidjuni dkk. (2014) dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Parengkuan
penelitian sebagian besar anak dengan obesi- dkk.(2013) dengan hasil penelitian terdapat
tas mengkonsumsi makanan >AKG/hari yaitu hubungan yang signifikan antara pendapatan
sebanyak 27 orang (67,5%). Sementara pada keluarga dengan kejadian obesitas dan anak
kelompok tidak obesitas sebagian besar anak dengan keluarga berpendapatan tinggi berisi-
mengkonsumsi makanan <AKG/hari yaitu ko 3 kali lebih besar untuk terkena obesitas
sebanyak 26 orang (65%). dari pada anak dengan keluarga berpendapa-
tan keluarga.
Hubungan Antara Pendapatan Keluarga
dengan Kejadian Obesitas Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian Obesitas
terdapat hubungan antara pendapatan keluar- Berdasarkan hasil penelitian yang
ga dengan kejadian obesitas.Hasil penelitian telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
yang telah dilakukan juga menunjukkan bah- hubungan antara aktivitas fisik dengan ke-
wa anak yang berada pada keluarga dengan jadian obesitas.Hasil penelitian juga menun-
pendapatan tinggi memiliki risiko 4,333 lebih jukkan bahwa anak dengan aktivitas fisik
besar terkena obesitas dari pada anak dengan yang baik memiliki risiko 0,012 lebih kecil
keluarga berpendapatan rendah. untuk terkena obesitas dibandingkan dengan
Menurut Rokhana (2005) pening- anak yang aktivitas fisiknya kurang.
katan pendapatan dalam sebuah keluarga Menurut Octari dkk.(2013) aktivitas
mempengaruhi jumlah dan keragaman pan- fisik merupakan penyumbang terbesar dalam
gan yang dapat dibeli.Menurut Hidayati dkk. penggunaan energi.Kurangnya penggunaan
(2006 dalam Parengkuan dkk. 2013) mening- energi dapat menyebabkan terjadinya ketid-
katnya pendapatan keluarga dapat akseimbangan antara energi yang masuk dan
mempengaruhi jenis dan porsi makanan yang energi yang keluar sehingga energi yang tidak
dikonsumsi.Peningkatan pendapatan keluarga digunakann disimpan dalam bentuk le-
dapat merubah pola makan ke arah yang mak.Hal ini menyebabkan terjadinya obesitas
modern dan serba praktis seperti makanan pada seseorang. Menurut Saglam dan Tarim
siap saji yang banyak dikonsumsi namun tid- (2008) perubahan gaya hidup anak telah
ak memiliki gizi yang seimbang.Makanan meningkat dimana permainan yang biasanya
siap saji yang banyak mengandung kalori dilakukan dengan menggunakan energi kini
dapat memicu terjadinya obesitas.Danari, telah digantikan dengan permainan elektronik
dkk.(2013) menyatakan bahwa anak obesitas serta untuk menuju ke sekolah yang biasanya
6
dengan berjalan kaki kini telah digantikan timbangan dimana pertambahan berat badan
dengan kendaraan seperti sepeda motor. terjadi ketika energi yang dikonsumsi lebih
Menurut Kopelman (2000, dalam Danari besar dari energi yang digunakan.
dkk., 2013) Individu dengan aktvitas fisik Penelitian ini sejalan dengan
yang rendah berisiko mengalami peningkatan penelitian yang dilakukan oleh Bidjuni dkk.
berat badan sebesar 5 kg.Menurut Simatu- (2014) dengan hasil penelitian terdapat hub-
pang (2008) pola hidup sedentary yaitu pola ungan antara pola makan dengan kejadian
hidup dimana seseorang tidak banyak berge- obesitas. Penelitian lain yang sejalan dengan
rak atau melakukan aktivitas fisik sangat ber- penelitian ini adalah penelitian yang dil-
kontribusi dalam terjadinya obesitas. akukan oleh Yulaeni dkk. (2015) dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara pola
penelitian yang dilakukan oleh Danari dkk. makan dengan kejadian obesitas.
(2013) dengan hasil penelitian terdapat hub-
ungan yang signifikan antara aktivitas fisik KESIMPULAN
dengan kejadian obesitas dan anak dengan Pada kelompok anak dengan obesitas
aktivitas fisik ringan berisiko 3 kali terkena (n=20) sebagian besar berada pada pendapa-
obesitas dari pada anak dengan aktivitas fisik tan keluarga tinggi yaitu sebanyak 14 orang
sedang atau berat. (66,7%). Sementara kelompok anak dengan
status gizi normal(n=20) sebagian besar be-
Hubungan Antara Pola Makan dengan rada pada keluarga dengan pendapatan ren-
Kejadian Obesitas dah yaitu sebanyak 13 orang (68,4%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada kelompok obesitas (n=20) seba-
terdapat hubungan antara pola makan dengan gian besar anak memiliki aktivitas fisik yang
kejadian obesitas.Menurut Yulaeni dkk. kurang yaitu sebanyak 18 orang (90%). Pada
(2015) pada saat ini pola makan anak sudah kelompok anak dengan status gizi normal
mengarah ke pola makan cepat saji dimana (n=20) sebagian besar anak memiliki aktivi-
makanan cepat saji mengandung banyak ka- tas fisik yang baik yaitu sebanyak 18 orang
lori dan menyebabkan anak menjadi obesi- (90%).
tas.Berdasarkan kenyataan yang terjadi di Pada kelompok obesitas seluruh re-
lapangan anak dengan obesitas memiliki por- sponden yang berjumlah 20 orang (83,3%)
si makan yang lebih besar dari pada anak memiliki pola makan yang berlebih. Semen-
yang tidak obesitas terutama dalam mengkon- tara pada kelompok anak dengan status gizi
sumsi nasi. Anak dengan obesitas juga sering normal (n=20) sebagian besar memiliki pola
mengkonsumsi roti, fast food, gorengan serta makan tidak berlebih dengan jumlah respond-
minuman manis dari pada anak yang tidak en sebanyak 16 orang (100%).
obesitas ditambah lagi anak dengan obesitas Hubungan antara pendapatan keluar-
lebih banyak menghabiskan waktu untuk ga dengan kejadian obesitas menunjukkan
menonton televisi sambil makan. Pendapat ini bahwa hasil analisa bivariat dengan level sig-
didukung oleh Padmiari dkk.(2002) yang nifikansi (α = 0,05) diperoleh nilai P value <
menyatakan bahwa anak yang mengkonsumsi 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima. Hal ini
fast food lebih berisiko terkena obesitas menunjukkan terdapat hubungan antara ke-
dibandingkan anak yang tidak mengkonsumsi jadian obesitas dengan pendapatan keluarga.
fast food.Pendapatlain yang mendukung Hasil uji statistik OR menunjukkan bahwa
dinyatakan oleh Bidjuni dkk. (2014) yang nilai OR sebesar 4,333 yang artinya anak
menyatakan bahwa makan tidak pada saat yang berada pada keluarga dengan pendapa-
lapar dan makan sambil melakukan kegiatan tan tinggi memiliki risiko 4,333 lebih besar
seperti menonton televisi atau membaca terkena obesitas dari pada anak dengan
merupakan pola makan yang dapat me- keluarga berpendapatan rendah.
nyebabkan terjadinya obesitas.Menurut Su- Hubungan antara aktivitas fisik
hardjo (1989, dalam Simatupang, 2008) pola dengan kejadian obesitas menunjukkan bah-
makan yang salah seperti frekuensi makan wa hasil analisa bivariat dengan level signif-
yang berlebih, kebiasaan makan camilan atau ikansi (α = 0,05) diperoleh nilai P value <
jajanan yang dijalani oleh anak dapat mem- 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima. Hal ini
pertinggi resiko untuk terjadinya obesitas.Hal menunjukkan terdapat hubungan antara ke-
ini juga didukung oleh CDC (2001, dalam jadian obesitas dengan aktivitas fisik. Hasil
Simatupang, 2008) yang menyatakan bahwa uji statistik OR menunjukkan bahwa nilai OR
keseimbangan energi digambarkan layaknya sebesar 0,012 dimana memiliki arti bahwa
7
anak dengan aktivitas fisik yang baik mem- Parengkuan, R.R., Mayulu, N., Ponidjan, T.
iliki risiko 0,012 lebih kecil untuk terkena (2013).Hubungan pendapatan keluarga
obesitas dibandingkan dengan anak dengan dengan kejadian obesitas pada anak
aktivitas fisik yang kurang. sekolah dasar di Kota Manado. Di-
Hubungan antara pola makan dengan peroleh tanggal 29 September 2017, dari
kejadian obesitas menunjukkan bahwa hasil https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
analisa bivariat dengan level signifikansi (α = jkp/article/view/2227
0,05) diperoleh nilai P value < 0,05 yang be- Pranata, S., Fauziah, Y., Budisuari, M. A.,
rarti bahwa Ha diterima. Hal ini menunjuk- Kusrini, I. (2013).Riset kesehatan dasar
kan terdapat hubungan antara kejadian obesi- 2013 Provinsi Bali. Diperoleh tanggal 9
tas dengan pola makan. Oleh karena terdapat November 2017, dari http://
count dengan nilai 0 maka uji statistik untuk www.diskes.baliprov.go.id/files/
mencari nilai OR tidak dapat dilakukan. subdomain/diskes/November%202015/
Riskesdas/riskesdas%20bali%
KEPUSTAKAAN 202013.pdf
Bidjuni, H., Rompas, S., Bambuena, M.I. Rokhana, N.A. (2005).
(2014). Hubungan pola makan dengan
kejadian obesitas pada anak usia 8-10
tahun di SD Katolik 03 Frater Don
Bosco Manado. Diperoleh tanggal 12
Oktober 2017, dari https:// Saglam, H., Tarim, O. (2008). Prevalence and
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/ correlates of obesity in schoolchildren
article/view/5265 from the City of Bursa,Turkey. Di-
Danari, A. L., Mayulu, N., Onibala, F. peroleh tanggal 23 Juni 2018, dari
(2013). Hubungan aktivitas fisik dengan https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
kejadian obesitas pada anak sd di Kota articles/PMC3005641/#__sec2title
Manado. Diperoleh tanggal 29 Septem- Simatupang, M., R. (2008). Pengaruh Pola
ber 2017, dari https:// Konsumsi, Aktivitas Fisik, dan Ke-
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/ turunan Terhadap Kejadian Obesitas
article/view/2162 pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di
Hadi, H. (2005). Beban ganda masalah gizi Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
dan implikasinya terhadap kebijakan [Tesis].Medan : Universitas Sumatera
pembangunan kesehatan nasional. Di- Utara.
peroleh tanggal 23 Juni 2018, dari http:// Trihono.(2013). Riset kesehatan dasar 2013.
gizi.depkes.go.id/wp-content/ Diperoleh tanggal 9 November 2017,
uploads/2011/08/Beban-ganda-masalah- dari http://www.depkes.go.id
gizi.pdf WHO.(2017). Obesity and overweight. Di-
Musadat, A. (2010). Analisis faktor-faktor peroleh tanggal 13 November 2017, dari
yang mempengaruhi kegemukan pada http://www.who.int/mediacentre/
anak usia 6-14 tahun di Provinsi Su- factsheets/fs311/en/
matera Selatan. [Tesis]. Bogor: Institut Wijayanti, S. P. (2007). Hubungan antara
Pertanian Bogor. tingkat pendapatan keluarga dan tingkat
Octari, C., Liputo, N. I., Edison. (2013). Hub- pengetahuan gizi ibu dengan kejadian
ungan status sosial ekonomi dan gaya obesitas anak pada siswa SD Islam
hidup dengan kejadian obesitas pada Terpadu Ihsanul Fikri Magelang Tahun
siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Pa- Ajaran 2006/2007.[Skripsi].Semarang :
dang. Diperoleh tanggal 5 Oktober 2017, Universitas Negeri Semarang.
dari http://www.e-jurnal.com/2015/05/ Yulaeni, R., Saparwati, M., Aniroh, U.
hubungan-status-sosial-ekonomi-dan- (2015). Hubungan antara pola makan
gaya.html dengan kejadian obesitas pada anak usia
Padmiari, I.A.E. (2002). Prevalensi obesitas 7-12 tahun di SD Mardi Rahayu Ungar-
dan konsumsi fast food sebagai faktor an Kabupaten Semarang. Diperoleh
resiko terjadinya obesitas pada anak SD tanggal 12 oktober 2017, dari http://
di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Di- perpusnwu.web.id/karyailmiah/
peroleh tanggal 12 Juni 2018, dari http:// documents/4491.pdf
www.etd.repository.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai