PENDAHULUAN
meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang
memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi oleh negara sendiri, (2) memperoleh
keuntungan dari spesialisasi, (3) memperluas pasar dan menambah keuntungan, (4)
paket kebijakan stabilisasi ekonomi. Salah satu paket kebijakan tersebut adalah untuk
memperbaiki neraca transaksi berjalan dengan cara mendorong ekspor. Pada paket
kebijakan ini, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan tambahan
pengurangan pajak untuk sektor padat karya yang memiliki ekspor minimal 30 persen
dari total produksi (Vivanews, Agustus 2013). Chatib Basri, pada artikel di dalam
kita sampai sekarang ini masih sangat bergantung pada perdagangan, maka dari itu
pemerintah perlu untuk menyusun strategi peningkatan ekspor, agar dapat mencapai
target defisit hanya di angka 2 persen dari PDB saja. Tabel 1.1 ini menunjukkan
1
bahwa Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan selama dua tahun berturut-
Tabel 1.1 Data Ekspor dan Impor Indonesia, 2003-2013 (dalam USD)
mengenai komoditas ekspor mana saja yang bisa dijadikan andalan sehingga
mendatangkan devisa yang banyak. Untuk saat ini Indonesia sudah mengalami
dibanding non migas karena terhitung sejak tahun 90-an ekspor migas terus
mengalami penurunan. Bank Indonesia menyebutkan bahwa pada awal tahun 2014
ekspor migas menurun dan impor migas meningkat serta penurunan beberapa
komoditas non migas, neraca defisit kita ditahan oleh pertumbuhan ekspor non migas
terutama dari sumber daya alam dan komoditas manufaktur. 1 Pengamat ekonomi dari
1
Lihat lebih rinci di laporan Departemen Komunikasi, Bank Indonesia yang berjudul “Defisit Neraca
Perdagangan Januari 2014 Sesuai Pola Musiman”
2
Center for Information and Development Studies (CIDES) Umar Juoro, mengatakan
bahwa defisit neraca perdagangan bukan disebabkan oleh ekspor atau impor
sektor non-migas menyumbang sebesar 82 persen dari total ekspor sedangkan sektor
Kemudian pada komoditas non-migas itu sendiri, yang paling berperan besar terhadap
pertambangan dan pertanian secara berurutan. Pada tabel 1.2 dapat dilihat besaran
persen), Pertanian (4 persen), dan lainnya. Hal ini serupa dengan perubahan struktur
2
Fauzan, dkk. “Neraca Perdagangan Indonesia Defisit”. Diakses dari
(http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/10/21/neraca-perdagangan-indonesia-defisit-
598066.html) pada 20 April 2014.
3
Gambar 1.2. Peran Sektor Non-Migas terhadap Ekspor Indonesia (2013)
Sumber: Kementerian Perdagangan, 2013 (diolah)
Berdasarkan negara tujuan ekspor, sepuluh komoditas utama ini yang menjadi
andalan Indonesia dalam kegiatan ekspor hingga tahun 2013, komoditas tersebut
antara lain: Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), elektronik, Karet dan Produk Karet,
Sawit, Produk Hasil Hutan, Alas Kaki (footwear), Otomotif, Udang, Kakao, dan
Kopi, selain itu berdasarkan perkembangan ekspor seluruh komoditas non migas, alas
Salah satu komoditas dalam daftar produk utama ekspor RI adalah alas kaki,
komoditas ini memiliki peluang untuk berkembang di masa depan. Melihat dari
eksportir alas kaki terbaik di dunia (lihat tabel 1.1). China, Vietnam, dan Indonesia
merupakan negara produsen alas kaki yang sama-sama berasal dari Asia, di mana
dengan presentase sebesar 3,09 persen, sedangkan peringkat Vietnam dan China
berada di atas Indonesia dengan penguasaan pasar masing-masing sebesar 6,59 persen
dan 41,1 persen. Berdasarkan data tersebut alas kaki masih memiliki peluang untuk
4
terus berkembang mengingat industri alas kaki adalah industri padat karya dan sesuai
dengan karakteristik Indonesia karena jumlah sumber daya manusia yang tersedia
besar. Di samping itu, Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa masih setia
demikian peran alas kaki dalam ekspor Indonesia tidak sesuai dengan kedudukan
Indonesia sebagai eksportir di pasar dunia, karena ketatnya persaingan dengan negara
lain, seperti yang dilihat pada tabel 1.2. untuk pasar uni Eropa yang sekarang menjadi
pasar tujuan ekspor alas kaki Indonesia, Indonesia menduduki peringkat 3 di bawah
5
Tabel 1.3. Daftar Negara yang Mengimpor ke Eropa
Share of 2012
Peringkat Negara
imports (%)
1 China 51,2
2 Vietnam 13,2
3 Indonesia 8,2
4 India 7,3
5 Tunisia 2,7
6 Cambodia 2,0
7 Morocco 1,8
8 Switzerland 1,7
9 Brazil 1,6
10 Bosnia and Herz 1,3
Sumber: Eurostat
Berikutnya pada gambar 1.3 dapat dilihat perkembangan ekspor alas kaki Indonesia
dan China sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. Data tersebut menunjukkan bahwa
Gambar 1.3. Ekspor Alas Kaki Indonesia dan China: 2008-2012 (juta US$)
Sumber: UN COMTRADE, 2013 (diolah)
Keterlibatan China sebagai negara pesaing Indonesia dalam ekspor komoditas alas
kaki di penelitian ini karena dianggap bahwa keberhasilan Indonesia sebagai eksportir
komoditas alas kaki Indonesia dipengaruhi juga oleh perilaku ekspor dari negara
pesaing, utamanya China sebagai market leader di pasar alas kaki dunia dan
6
kompetitor Indonesia. Sehingga peneliti juga melihat faktor-faktor apa yang
3. Selera konsumen untuk komoditas alas kaki milik Indonesia dan China di
negara pengimpor.
8. Teknologi yang dibutuhkan, karena tiap negara produsen alas kaki memiliki
Namun dalam penelitian ini, yang akan digunakan adalah faktor-faktor nomor 1
secara statistik ekspor alas kaki Indonesia dan China serta faktor-faktor yang
7
1.2. Rumusan Masalah
Alas kaki dijadikan salah satu andalan komoditas ekspor Indonesia dan
sebagai solusi pengurangan defisit neraca perdagangan. Namun pada saat yang
terbesar alas kaki di pasar dunia dan peringkat ke-3 di pasar Uni Eropa yang dibawah
China dan Vietnam. Hal ini menimbulkan pertanyaan untuk kinerja ekspor alas kaki
dijadikan solusi upaya mengurangi defisit neraca perdagangan namun di saat yang
Pelibatan negara pesaing, utamanya China, dalam penelitian ini dirasa perlu
untuk melihat perbedaan ekspor alas kaki Indonesia dan China serta faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan ekspor alas kaki dua negara tersebut. Ini
menunjukkan adanya dugaan bahwa keberhasilan ekspor alas kaki Indonesia juga
dipengaruhi oleh perilaku ekspor alas kaki pesaing. Dari hasil ini diharapkan dapat
Di mana:
8
- Y adalah nilai total penerimaan ekspor alas kaki ke 28 negara
- X1 adalah harga alas kaki, yang datanya diproksi menggunakan data import unit
value.
sebagai berikut:
1. Bahwa harga alas kaki berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan ekspor
alas kaki. Pengaruhnya positif jika permintaan ekspor alas kaki inelastik,
penerimaan ekspor alas kaki. Pengaruhnya bisa positif jika alas kaki adalah
komoditas superior, pengaruhnnya bisa negatif jika alas kaki adalah komoditas
9
4. Bahwa kurs dihadapkan dengan valas negara pengimpor berpengaruh signifikan.
Pengaruhnya bisa positif jika permintaan ekspor alas kaki elastik, pengaruhnya
5. Bahwa harga alas kaki pesaing berpengaruh secara signfikan terhadap penerimaan
ekspor alas kaki domestik. Pengarunya bisa positif apabila alas kaki pesaing
merupakan substitusi terhadap alas kaki domestik, pengaruh bisa negatif apabila
1. Uji beda dua rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
2. Uji MWD yang untuk menentukan model persamaan yang tepat, antara linier
dan non-linier.
3. Uji data panel, yang bertujuaan unutk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan model data panel cross
section, karena jumlah cross section lebih banyak daripada jumlah time series.
Adapun model-model dalam regresi data panel adalah common effect, fixed
1. Uji Chow
10
2. Uji LM
3. Uji Hausman.
- Penelitian ini akan melibatkan 28 negara pengimpor komoditas alas kaki dari
semua negara yang mengimpor alas kaki dari Indonesia dan China serta
negara yang sama-sama mengimpor alas kaki dari indonesia dan China.
- Penelitian ini menggunakan data panel cross section, karena jumlah negara (cross
- Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji beda dua rata-rata, uji MWD,
- Model ekonomi dalam penelitian ini mengikuti model teori permintaan ekspor.
1) Untuk mengetahui apakah secara statistik layak dibandingkan antara ekspor alas
kaki Indonesia dan alas kaki China ke 28 negara tujuan ekspor yang sama.
11
2) Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi total penerimaan
ekspor alas kaki Indonesia dan China: (a) harga alas kaki domestik (Indonesia dan
China) (b) pendapatan per kapita 28 negara pengimpor (c) Selera konsumen untuk
komoditas alas kaki (footwear) Indonesia dan China di 28 negara pengimpor. (d)
nilai tukar bilateral Rupiah dan Reminbi dihadapkan dengan valas 28 negara
1) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor apa saja yang
strategi ekspor alas kaki untuk dijadikan andalan ekspor dan pada akhirnya dapat
3) Bagi pembaca atau umum, dapat menjadi pengetahuan baru dan menjadi literatur
Penelitian ini akan terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan
teori, landasan teori pendukung hipotesa dan metodologi penelitian (model penelitian
Bab III: Ekspor Alas Kaki: Indonesia vs China yang berisi tentang sejarah,
Bab IV: Hasil dan Pembahasan Hasil Regresi yang berisi: model penelitian, alat
Bab V: Kesimpulan dan Implikasi, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan
13