Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 4
1. Amelisa Binuwara
2. Asrar Halim
3. Dian Anggria Sari
4. Febi Fernando Azwir
5. Novri Fatmoheri
6. Shellya Harlita
7. Zulfa Yandra
i
3.2.7 K3 Deteksi Gas (prosedur kerja, petugas, dll) ....................... 12
3.2.8 Personil K3: Petugas dan Ahli K3 Kimia, Petugas Ruang
Terbatas, Petugas Detektor Gas ............................................. 13
BAB IV ANALISIS TEMUAN ....................................................................... 14
4.1 Analisis K3 Kesehatan Kerja ........................................................... 14
4.2 Analisis K3 Lingkungan Kerja, B3 dan Ergonomi .......................... 19
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 25
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 25
5.2 Saran ................................................................................................. 25
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT,
karena masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat menuntut
ilmu di muka bumi ini, sehingga pada kesempatan ini berkat keridhaan, petunjuk
dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) mengenai K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di PT. Kunango Jantan Group, Padang.
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah dalam rangka memenuhi salah
satu syarat sertifikasi untuk mendapatkan lisensi Ahli K3 Umum dari
KEMNAKER RI.
Pembuatan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. KEMNAKER RI,
2. Bapak Muslim Lubis dari PT. Duta Selaras Solusindo,
3. Bapak Handoko dari PT Astra,
4. Bapak Eko Fachyudi selaku Pengawas di DISNAKERTRANS Padang,
5. Ibu Yeni Suryani selaku Pengawas di DISNAKERTRANS Padang,
6. Bapak Syamsurizal selaku Pengawas Provinsi Sumatera Barat,
7. Bapak Jajang Suharja selaku Dosen Politeknik Negeri Padang,
8. Bapak Busnar selaku Pimpinan PT. Sinergi R3.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT. KUNANGO JANTAN Group di berbagai tingkatan pimpinan harus
memperhitungkan faktor keselamatan, kesehatan dan potensi timbulnya kecelakaan
kerja di semua aktivitas. Hal ini harus dilaksanakan sebagai kebiasaan oleh setiap
tenaga kerja untuk menghindari kecelakaan. Setiap tenaga kerja secara personal
bertanggung jawab terhadap jalannya pekerjaan mereka, memberikan perhatian utama
untuk keselamatan tenaga kerja, prasarana dan sarana, untuk itu perlu adanya
pembinaan atau peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
ada, di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Di dalam kelompok masyarakat, khususnya, perusahaan mutlak memiliki tenaga
P3K yang terampil terutama di lingkungan kerja atau perusahaan yang banyak
menggunakan mesin dan teknologi canggih serta bahan berbahaya dan beracun (B3).
Bahkan ketidakdisiplinan tenaga kerja juga dapat menyebabkan penyakit dan
kecelakaan kerja. Untuk memberikan kenyamanan dan produktivitas kerja maka
perusahaan juga perlu memerhatikan aspek ergonomi pada setiap bekerja.
Untuk mengantisipasi masalah itu maka pemerintah menerbitkan Undang-undang
Nomor 1 tahun 1970 yang mengatur tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 3 tahun 1982 tentang Kewajiban Melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Kerja di Perusahaan. Untuk melaksanakan peraturan tersebut, maka
perusahaan industri menengah dan besar mendirikan poliklinik bahkan rumah sakit.
Dengan mempekerjakan tenaga dokter dan paramedis untuk melayani pekerja sebagai
safety officer atau pelaksana P3K agar dapat menumbuhkan kondisi aman saat bekerja
dan mampu menyelamatkan diri apabila suatu saat terjadi kecelakaan kerja.
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety
and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan dan atau pencemaran lingkungan. Sedangkan menurut PP No. 74
tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang dimaksud
dengan Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 adalah bahan karena sifatnya
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dana tau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
2
PT. KUNANGO JANTAN Group dalam menjalankan fungsi operasionalnya
juga menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan menghasilkan limbah, baik
itu limbah B3 cair, limbah B3 padat, limbah organik, dan limbah non-organik. Kondisi
tersebut disebabkan karena berbagai karakteristik dan jenis limbah yang berpotensi
menghasilkan dampak yang tergolong sebagai limbah yang mengandung B3.
Program penanganan B3 dan limbah B3 adalah salah satu upaya untuk
menghindarkan atau mengurangi risiko bahan berbahaya melalui produksi, distribusi,
dan penggunaan bahan berbahaya yang semakin meningkat jumlah maupun jenisnya
serta dalam proses menghasilkan limbah, baik itu limbah B3 cair, limbah B3 padat,
limbah organik, dan limbah non-organik. Penggunaan bahan berbahaya yang tidak
sesuai dengan peruntukannya dan penanganannya dapat menimbulkan ancaman atau
bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan khususnya bahan yang digunakan
di PT. KUNANGO JANTAN Group.
Definisi ergonomi menurut Greek berasal dari kata Ergon dan Nomos. Ergon
berarti kerja, Nomos berarti kebijakan hukum. Menurut Murrel (1949), ergonomik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungan kerjanya.
Pengertian ergonomi menurut International Labour Organization (ILO) merupakan
penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerja dan manusia secara optimum, dengan tujuan agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
3
1. Pelaksanaan K3 di bidang Kesehatan Kerja
2. Pelaksanaan di bidang K3 Lingkungan Kerja
3. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
4. Pelaksanaan K3 di bidang Ergonomi.
4
Catering yang Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
1. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang No. 03 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional No. 120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan
Kantor-Kantor
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-13/MEN/X/2011
tentang NAB Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
6
Komponen bangunan dan struktur baja, Tiang Pancang,
Beton Pracetak, Tiang Besi, Cinder Block atau blok beton,
Sambungan Pipa, Pipa Bulat, Plat Kembang/Plat Bordes,
Produk besi Baja.
Logo Perusahaan :
7
2. Menjadi sebuah perusahaan yang mampu memberikan harga hemat kepada Negara
tanpa mngurangi mutu.
3. Menjadi sebuah perusahaan yang bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi
orang banyak.
4. Mengembangkan perusahaan dengan mendapatkan profit tanpa mengurangi efisiensi
belanja Negara.
5. Memperhatikan serta peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar pabrik.
6. Mengembangkan perusahaan dengan manajemen yang professional.
7. Menjadi mitra bisnis yang tepat di bidang pelistrikan dan infrastruktur
8. Menyadari bahwa setiap produksi yang dipakai bermanfaat terhadap orang banyak.
8
BAB III
TEMUAN POSITIF DAN NEGATIF
3.1.3 Paramedis
PT. Kunango Jantan Group belum memiliki Dokter perusahaan dan Paramedis
dengan sertifikasi Hygiene perusahaan dan Hyperkes. Namun, perusahaan ini hanya
9
memiliki satu orang perawat dan belum memiliki sertifikat Hyperkes, di mana belum
sesuai dengan Permenakertrans No.Per.01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes, Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan.
10
slogan mengenai 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) telah dilaksanakan.
Sebelum pekerjaan dimulai dan sesudah pelaksanaan kerja dilakukan pembersihan area
kerja.
Jumlah toilet cukup memadai, terpisah antara laki-laki dan perempuan. Toilet
dan sarana ibadah (masjid) cukup bersih sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan
No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan di Tempat
Kerja. Namun, penerapan dari program 5R belum berjalan seutuhnya, peralatan dan
material di area produksi masih terlihat berantakan dan air yang terdapat dalam toilet
kurang bersih (keruh).
3.2.2 K3 Kimia: Penanganan Bahan B3/ Meledak/ Terbakar/ Beracun (ada Prosedur,
MSDS, dll), Label
PT. Kunango Jantan Group memiliki gudang bahan kimia dan telah dilakukan
pemisahan sesuai dengan kategori B3 yaitu padat, cair serta SOP penanganan bahan
B3. Berdasarkan hasil wawancara, PT. Kunango Jantan Group sudah memiliki
LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan), label dan simbol di tiap-tiap bahan yang
menyatakan bahwa bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia yang mudah
terbakar atau beracun sesuai dengan Kepmenaker No. 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. Bahan kimia berbahaya
adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat
kimia dan fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.
Limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan ditampung pada tempat
penampungan sementara, dan pengolahan selanjutnya diserahkan pada pihak ketiga.
Namun, lokasi penampungan limbah B3 sementara masih terlalu dekat dengan area
produksi dan jalur pejalan kaki dan lokasi gudang penyimpanan bahan kimia masih
terlalu dekat dengan area produksi.
11
seperti kebisingan telah diukur dengan bantuan pihak ketiga, namun tingkat kebisingan
berkemungkinan melebihi Nilai Ambang Batas yang menyebabkan tingginya potensi
gangguan pendengaran tenaga kerja akibat tingginya tingkat kebisingan di perusahaan
pada area tertentu.
12
penggunaan telah disediakan. Penanggulangan ini sesuai dengan SE Menakertrans RI
SE-01/Men/DJPPK/VIII/2010 tentang Peningkatan Pengawasan Keselamatan dan
Kesehatn Kerja Pengggunaan Gas Elpiji.
3.2.8 Personil K3: Petugas dan Ahli K3 Kimia, Petugas Ruang Terbatas, Petugas
Detektor Gas
PT. Kunango Jantan Group memiliki dua orang Ahli K3 Umum dan belum
memiliki AK3 Kimia, Listrik dan lainnya. Menurut peraturan Permenaker PER-
02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 2 ayat 2 berbunyi bahwa perusahan wajib
memiliki ahli keselamatan dan kesehatan kerja, setiap tempat kerja di mana pengurus
mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja pasal 2 berbunyi
pengurus wajib menunjuk petugas K3 Umum dan Ahli K3 Kimia sebagai upaya
untuk mengendalikan bahan kimia berbahaya.
13
BAB IV
ANALISIS TEMUAN
Temuan Negatif:
Belum ada Poliklinik tersendiri,
ruang P3K masih tergabung
dengan ruang operator
timbangan.
Sosialisasi tentang Narkoba dan
HIV/AIDS belum pernah
14
dilakukan.
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Temuan Positif: Pelayanan kesehatan Permenaker No.
Kerja Cek kesehatan terhadap tenaga berupa pemeriksaan awal 02/MEN/1980 tentang
kerja dilakukan setiap awal dilakukan setiap ada Pemeriksaaan
tahun. penerimaan karyawan Kesehatan Tenaga
Perusahaan telah melakukan baru serta dengan Kerja dalam
pemeriksaan kesehatan terhadap pemeriksaan khusus bagi Penyelenggaraan
tenaga kerja seperti pemeriksaan pekerjaan tertentu dan Keselamatan Kerja
mata, pernafasan dan berkala dilakukan setiap Pasal 2 ayat 1
pendengaran yang bekerjasama tahun untuk menjaga Permenaker
dengan pihak ketiga (Hyperkes). produktivitas dan No.03/Men/1982
kesehatan para pekerja tentang Pelayanan
Temuan Negatif: Memiliki seorang dokter Kesehatan Tenaga
Belum adanya pemeriksaan awal yang telah mengikuti Kerja Pasal 5.
untuk tenaga baru. pelatihan hyperkes
Belum adanya dokter yang
ditunjuk perusahaan untuk
memeriksa kesehatan tenaga
15
kerja.
Paramedis Temuan Positif: Menentukan dokter Permenakertrans PER-
Memiliki 1 orang perawat perusahaan dan 01/MEN/1979 tentang
paramedis yang telah Kewajiban Latihan
Temuan Negatif: mengikuti pelatihan dan Hyperkes, Kesehatan
Perawat yang ada belum sertifikasi Hyperkes. dan Keselamatan
disertifikasi oleh Hyperkes Kerja bagi Paramedis
Perusahaan
Petugas P3K Temuan Positif: Sesuai dengan peraturan, Permenakertrans PER-
Memiliki petugas P3K di setiap disarankan untuk 15/MEN/2008 tentang
area produksi menambah jumlah Pertolongan Pertama
petugas P3K pada Kecelakaan di
Temuan Negatif: Tempat Kerja
Jumlah petugas P3K masih
kurang
Petugas P3K yang ditunjuk
hanya 1 orang di setiap area
produksi.
Kotak P3K dan Isinya Temuan Positif: Sebaiknya perusahaan Permenakertrans PER-
Ada di area produksi, kantor dan menambah jumlah dan 15/MEN/VIII/2008
16
laboratorium menyediakaan kotak P3K tentang Pertolongan
pada tempat terlihat dan Pertama pada
Temuan Negatif: terjangkau. Kecelakaan di Tempat
Kotak P3K lengkap hanya ada di Kerja Pasal 10 butir a
klinik serta lampiran II
Isi kotak P3K yang ada di bagian tentang lambang kotak
produksi dipegang oleh petugas P3K serta isi kotak
P3K yang bertanggungjawab P3K, Lampiran III
pada masing-masing bagian tentang jumlah kotak
Warna lambang pada kotak P3K P3K.
tidak berwarna hijau
17
Kantin, Gizi Kerja, Ergonomi Temuan Positif: Sebaiknya perusahaan Surat Edaran Menaker
Memiliki kantin mengatur gizi makanan No. SE. 01/MEN/1979
Setiap tenaga kerja mendapatkan tenaga kerja, baik tentang Pengadaan
tunjangan makan disediakan sendiri Kantin dan Ruang
Waktu makan dan istirahat telah maupun bekerjasama Makan.
diatur dengan pihak ketiga. Surat Edaran Menaker
Sebaiknya ada sosialisai NO. : SE.86/BW/1989
Temuan Negatif: mengenai ergonomi Tentang perusahaan
Perusahaan belum mengatur gizi dalam cara kerja. catering yang
pekerja. mengelola makanan
Makanan untuk tenaga kerja UU No. 1 Tahun 1970
disediakan oleh pihak ketiga tentang Keselamatan
Tenaga kerja belum menerapkan Kerja Pasal 3 butir m
prinsip ergonomi dalam bekerja dan Pasal 9 ayat 1.
18
4.2 Analisis K3 Lingkungan Kerja, B3 dan Ergonomi
Tabel 4.2 Analisis Hasil Temuan K3 Lingkungan Kerja, B3 dan Ergonomi
Foto Temuan Analisis Potensi Bahaya Saran Dasar Hukum
Housekeeping/5R dan Toilet Temuan Positif: Tingkatkan kebersihan Peraturan Mentri
Adanya sosialisasi dan slogan area kerja Perburuhan No. 7
mengenai 5R Sosialisasi 5R semakin Tahun 1964 tentang
ditingkatkan Syarat Kesehatan,
Sebelum pekerjaan dimulai
Kebersihan Serta
dan sesudah pelaksanaan Penerangan di Tempat
kerja dilakukan pemersihan Kerja Pasal 3
area kerja
Jumlah toilet cukup memadai
Kondisi toilet cukup bersih
Tempat sampah tersedia
Temuan Negatif:
Peralatan dan material masih
terlihat berantakan
Penerapan 5R belum
dijalankan sepenuhnya oleh
tenaga kerja
Tempat sampah yang tersedia
belum memadai dan tidak
bersih
19
Tempat sampah tidak
memenuhi kaidah pemisahan
kategori sampah
K3 Kimia Temuan Positif: Pengisolasian lokasi Keputusan Menteri
Terdapat gudang bahan kimia pembuangan limbah B3 Tenaga Kerja No. 187
dan telah dilakukan pemisahan sementara dibuat jauh
Tahun 1999 tentang
sesuai dengan kategori B3 yaitu dari area pejalan kaki.
padat dan cair Pengendalian Bahan
Sudah ada SOP tentang Kimia Berbahaya di
penanganan limbah B3
Tempat Kerja Pasal 3
Sudah ada label, symbol dan
MSDS
Temuan Negatif:
Penempatan limbah B3
sementara belum tertata
Lokasi Gudang bahan kimia
terlalu dekat dengan area
produksi
Lokasi penampungan limbah B3
sementara masih terlalu dekat
dengan area produksi dan jalur
pejalan kaki.
20
NAB Kimia Temuan Positif: Sebaiknya penggunaan Peraturan Menteri
Telah dilakukan pengukuran masker dengan filter Tenaga Kerja dan
lingkungan berupa faktor kimia yang lebih tebal atau Transmigasi No.
seperti SO2, CO, NO2 dan debu. respirator digunakan Per.13/MEN/X/2011
pada lokasi kerja. tentang Nilai Ambang
Temuan Negatif: Batas Faktor Fisika
Potensi terjadinya gangguan dan Faktor Kimia.
pernafasan pada area produksi
tertentu terutama pada area
berdebu dan yang menggunakan
zat kimia.
21
Berpotensi menyebabkan ayat 1.
gangguan pendengaran akibat
tingginya tingkat kebisingan
pada area tertentu.
Alat Pelindung Diri (APD) Temuan Positif: Sosialisasi tentang Permenaker trans
Perusahaan telah menyediakan pentingnya keselamatan No.PER.08/MEN/
APD bagi setiap tenaga kerja dan kerja menggunakan APD VII/2010 tentang
tamu yang memasuki area kerja untuk meningkat Alat Pelindung
atau area wajib APD kesadaran dari pekerja. Diri
Temuan Negatif:
Masih ada tenaga kerja yang
kurang menyadari pentingnya
penggunaan APD.
22
K3 confined space (prosedur kerja, Ruang terbatas tidak ada JIka menggunakan ruang Keputusan Direktur
petugas, dll) terbatas sebaiknya Jenderal Pembinaan
penggunaan dan Pengawas
pengelolaannya sesuai Ketenagakerjaan Kep-
dengan Undang-Undang 113/DJPPK/XI/2006
yang berlaku Tentang Pedoman dan
Pembinaan Teknis
Petugas K3 Ruang
Terbatas (Confined
Spaces)
K3 deteksi gas, dll (prosedur kerja, Temuan Positif: Jika menggunakan gas SE Menakertrans RI
petugas, dll) Prosedur kerja (SOP) dan berbahaya dan mudah No.SE.01/Men/DJPP
penanggulangan kecelakaan meledak, sebaiknya K/VIII/2010 tentang
dalam penggunaan gas telah petugas yang ditunjuk Peningkatan
disediakan memiliki sertifikasi yang Pengawasan
sesuai dengan bidang Keselamatan dan
kerja serta penggunaan Kesehatan Kerja
dan pengelolaannya Pengggunaan Gas
sesuai dengan Undang- Elpiji.
23
Undang yang berlaku.
Personil K3: Petugas dan Ahli K3 Temuan Positif: Mempekerjakan petugas Keputusan Direktur
Kimia, Petugas Ruang Terbatas, Sudah memiliki Ahli K3 Umum dan Ahli K3 Kimia Jenderal Pembinaan
Petugas Detektor Gas sebanyak 2 orang Pengawas
Ketenagakerjaan Kep-
Temuan Negatif: 113/DJPPK/XI/2006T
Belum ada Ahli K3 Kimia entang Pedoman dan
maupun Ahli K3 khusus lainnya Pembinaan Teknis
Petugas K3 Ruang
Terbatas (Confined
Spaces)
Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. 187
Tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan, PT. Kunango Jantan Group telah melaksanakan
program K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja dan B3 seperti:
1. Penerapan K3 di PT. Kunango Jantan belum sepenuhnya sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku karena P2K3 baru dibentuk mulai tahun 2016.
2. Sumber daya untuk penerapan K3 yakni tenaga kerja, anggaran serta sarana
prasarana belum memadai untuk segera diterapkan.
3. Perusahaan telah memiliki komitmen dalam penerapan K3, dibuktikan dengan
rencana upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan lingkungan kerja oleh
manajemen perusahaan.
5.2 Saran
1. Pelatihan dan sosialisasi penerapan K3 secara berkelanjutan untuk menciptakan
safety awareness
2. Membentuk tim HSE perusahaan dan perlunya kebijakan untuk menyediakan
anggaran dan fasilitas untuk K3
3. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal, khusus dan berkala bagi para
pekerja.
4. Penambahan Dokter dan paramedis yang tersertifikasi oleh Hyperkes agar
pelayanan kesehatan tenaga kerja semakin baik
5. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia untuk laboratorium
6. Meningkatkan Penerapan 5R di lingkungan kerja
7. Pengelolaan dan pengelompokkan limbah B3 lebih teratur serta penyediaan
tempat sampah sesuai dengan kategori.
25