Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Sistem Informasi Manufaktur

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajement

Disusun Oleh :

Ai Selvi Purnamasari NPM : 0213 – 132

Siti Rodiah NPM : 0213 -133

Selly Rizky wahyudin NPM: 0213 – 142

Usman NPM : 0213 – 129

Ferlin NPM :0214-031

STIE BINA NIAGA

2015
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem
Informasi Manufaktur”.

Makalah ini disusun sebagai pelengkap untuk menyelesaikan mata kuliah


Sistem, jurusan Manajemen di STIE BINANIAGA.

Semoga makalah penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada


khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari dengan segala
keterbatasan mungkin terdapat kekurangan yang memerlukan masukan atau saran
dari semua pihak untuk tercapaianya tujuan perancangan sistem ini.

Bogor, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


1.2. Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah ...................................................................................... 2

BAB II. KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Informasi ..................................................................................... 3


2.1.1 Pengertian Sistem Informasi ....................................................... 3
2.1.2 Komponen Sistem Informasi....................................................... 4
2.2 Sistem Informasi Manufaktur ............................................................. 4
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur ................................... 4
2.2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur ....................................... 5

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Model Sistem Informasi Manufaktur ................................................. 6


3.2 Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur .................. 8
3.3 Komputer sebagai Sistem Informasi .................................................. 10

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................... 14

BAB V . DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil


kepada sebuah prosedur input, proses, dan output. Data merupakan sebuah
input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah
proses sistem manajemen yang biasa disebut Database Management System
(DBMS). Proses mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah
sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Oleh karena itu Sistem
Informasi Manajemen menjadi perangkat utama pencetak informasi untuk
pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.

Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi


untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat,
perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan
yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan perlu memiliki sebuah sistem informasi yang
dikhususkan pada setiap departemen. Hal ini diperlukan untuk membentuk
proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Sistem Informasi
Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan
prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi
manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang
jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Sistem informasi manufaktur tidak dapat dipisahkan dengan komputer,
karena dalam sistem ini komputer memegang andil yang sangat besar, baik
secara fisik maupun informatif. Secara fisik, komputer digunakan untuk
menjalankan proses produksi dan mengontrol arus produksi tersebut.
Sedangkan secara informatif komputer digunakan manajemen manufaktur
untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna bagi perusahaan
untuk menunjang hasil produksi perusahaan agar lebih maksimal. Namun
bukan berarti sistem ini meniadakan secara penuh andil tenaga manusia di
dalam suatu perusahaan. Karena antara software-hardware-brainware akan
selalu berkaitan di setiap sistem yang ada. Tanpa adanya satu dari tiga
bagian tersebut, maka suatu sistem tidak akan bisa berjalan.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah yang dapat diambil dari makalah “Sistem Informasi
Manufaktur” adalah sebagai berikut :
1. Model Sistem Informasi Manufaktur
2. Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur
3. Manajemen Sistem Informasi Manufaktur

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah dengan judul ” Sistem


Informasi Manufaktur ” adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen


2. Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi
Sistem Informasi Manufaktur
3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Informasi
Manufaktur
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Sistem Informasi


2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi secara umum Sistem informasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasipenting, memproses tipe transaksi rutin
tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan
suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli :
Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.
Menurut Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005 : 11).
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut O’Brien (2005, p5).
Sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari
people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti
lunak), computer networks and data communications
(jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam
suatu bentuk organisasi.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

2.2 Sistem Informasi Manufaktur


2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses
merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:
perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses
dimana produk tersebut dibuat.
Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas
yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan
aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan
perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses,
production control, pengiriman material, support service, dan
customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem
berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan
sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang
berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada
dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh
kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses
untuk memproduksi barang atau jasa Ruang lingkup sistem
informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur,
Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan
bahan baku dan Sistem pengendalian manufaktur.

2.2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur


Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di
dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena
sistem informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat
prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan
terpercaya.
3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil
produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa
bahan yang tidak terpakai.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Model Sistem Informasi Manufaktur


 Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal
merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi
sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung Sistem Informasi Manufaktur 2 Proses secara keseluruhan
seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan,
dan lain‐lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar
perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari
awal hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data pemasok
(supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
Gambar 2. Model Sistem Informasi Manufaktur

 Sub Sistem Input


Sub sistem input terdiri dari
a. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi
manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi
memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi
media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk
dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik atau
dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis.
Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk
memperbarui database.
b. Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang
terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat
saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐
proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu
produksi.
c. Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar
manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir
mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang
termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus
memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para
pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka
maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus
informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang
dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data dari
berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak
pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan
manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu
berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
d. Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada.
Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah
sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi
di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang
terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya
ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan
rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem
biaya dibagi menjadi dua yaitu :
☺ Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya
dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang,
mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
☺ Biaya Pembelian
Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material
dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya
formulir pesanan pembelian dan sebagainya.

3.2 Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur


Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara
konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik.
Adapun yang termasuk dalam komputer sebagai bagian dari sistem fisik
adalah :

a. Computer Aided Design (CAD)


Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian
dari suatu produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis
maupun simbol‐simbol yang memiliki Sistem Informasi Manufaktur 5
makna tertentu. untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur.
CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur
rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian‐bagian kecil,
memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis. Setelah rancangan itu
dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat menempatkan
rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik‐titik
lemah, CAD bahkan dapat membuat bagian‐bagian tersebut bergerak
seperti sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat
lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan
untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE
dan Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini
kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut
solid modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan
rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti
massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll. Contoh
Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD,
dan ZWCAD.
b. Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang
dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database
rancangan.
Otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM,
karena produksi dapat berlangsung lebih cepat dan tepat
dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia seutuhnya sehingga
memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak
berguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam
penerapannya.

c. Robotik (Industrial Robots/IR)

Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial.


Alat yang secara otomatis menjalankan tugas‐tugas tertentu dalam
proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong
biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk
melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan
pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.

3.3 Komputer Sebagai Sistem Informasi


a. Sistem Pemesanan Kembali ( Re-Order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area
akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan.
Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis
barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian
atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu
disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan
kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain :
› Stock‐out : kehabisan persediaan

› Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan

› Safety stock : persediaan aman

Rumus menghitung ROP :

R = titik pemesanan kembali

L = lead time pemasok

S = tingkat safety stok ( dalam unit )

U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap


hari )

Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis


sama sekali, dengan demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan
untuk melakukan kegiatannya sambil menunggu pengiriman dari
pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi selama
jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak
dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan
rugi. Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan
jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety stock.
b. Material Requirement Planing (MRP)

MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky


dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi material proaktif
yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang
dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :

1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi


yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi
terpanjang.

2. Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan


bruto menjadi kebutuhan netto.

3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem


MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan
output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.

R = LU + S

4. Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan


pembelian

Manfaat MRP bagi perusahaan :


1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.

c. Manufacturing Resource Planning (MRP II)


MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur
yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II dikembangkan
oleh Oliver Wight dan George Plossy.

Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori,
lebih sedikit waktu, lebih sedikit kemacetan.
2. Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan
jadwal lebih fleksibel.
3. Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman,
meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja
5. Informasi manajemen yang lebih baik
Implementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal
pada tingkat keberhasilan tergantung pada penampilan dalam tiga area:

1) Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara


aktif ikut ambil bagian dalam steering committee, MRP II sebagai proyek
yang paling diprioritaskan dalam perusahaan.
2) Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area
yang ada di perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek
tersebut sehingga dapat dilakukan analisis kebutuhan yang lengkap bagi
pemakai.
3) Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila
RFP (request for proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok
software dan hardware yang diminati.

d. Pendekatan Just in Time (JIT)

Pada pertengahan tahun 1980‐an para manajer Amerika Serikat


mempelajari manajemen Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan
kunci keberhasilan penjualan mereka. Salah satu teknik tersebut adalah just
in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai yang
terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun
kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan
biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih
kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam
sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation
berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan
mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan produksi mulai,
tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah
bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok
melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya
dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan
membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan
waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan
”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya
persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penyusun peroleh dari makalah Sistem


Informasi Manufaktur ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang


memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan
sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi
yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah
hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses
yang terjadi.

2. Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 sub sistem input dan 4 sub
sistem output
3. Di dalam sistem informasi manufaktur, komputer mempunyai 2 sifat
yaitu sebagai sistem fisik (digunakan pada saat proses produksi dan
pengontrolan) dan sebagai sistem informasi ( yang memberikan data
informasi yang akurat ).

4. CAD, CAM, dan Robotic merupakan bagian dari komputer sebagai


sistem fisik yang membantu dalam proses produksi di dalam perusahaan.
CAD dalam design, CAM dalam implementasinya dan robotic sebagai
tenaga penggerak.

5. ROP, MRP, MRP II, dan JIT adalah bagian dari computer sebagai system
informasi yang berfungsi untuk memaksimalkan hasil output perusahaan
dan meminimalisasi jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada saat
berproduksi.

DAFTAR PUSTAKA
McLeod, Raymond , Jr. 2001. Sistem informasi manajemen. Jakarta: Prenhalindo

Anda mungkin juga menyukai