BAB I
PENDAHULUAN
2. Tripod
Tripod atau statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat
seperti waterpass dan theodolite. Alat ini mempuyai 3 kaki yang sama panjang dan
bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Tripod atau statif terdiri dari bidang level atau
kepala statif, sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif.
3
3. Rambu Ukur
Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi
dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Umumnya dicat
dengan warna merah, putih, hitam, kuning. Selain rambu ukur, ada juga waterpass
yang dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar
dari kedudukan alat dan unting-unting untuk mendapatkan kedudukan alat tersebut
di atas titik yang bersangkutan. Kedua alat ini digunakan bersamaan dalam
pengukuran sipat datar. Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Fungsi rambu
ukur yaitu digunakan untuk pengukuran jarak optis.
4. Unting – Unting
Unting – unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat
ukur tanah. Fungsinya yaitu dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda
atau bidang dan untuk memproyeksikan suatu titik. Alat ini cukup sederhana
dimana terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna besi putih, kuningan
dan juga besi biasa, dengan berat 8 – 15 ons , bentuknya biasanya berbentuk
4
prisma dengan ujung lainnya dibuatkanpenempatan benang kait. Namun dapat juga
dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya di mana salah satu ujung nya tetap dibuat
runcing.
5. Roll Meter / Meteran (Measuring Tape)
Meteran gulung adalah alat ukur berbentuk gulungan yang dapat digunakan
untuk menentukan ukuran panjang. Umumnya alat ini terbuat dari plastik, kain, plat
besi, baja, atau baja aloy. Kegunaan utama dari meteran gulung yaitu untuk
mengukur panjang suatu benda maupun jarak. Meteran gulung juga bisa dipakai
untuk membuat lingkaran, membuat sudut siku-siku, dan menentukan ukuran sudut.
Dibandingkan dengan alat ukur sejenis, meteran gulung jauh lebih praktis karena
meskipun ukurannya cukup panjang tetapi alat ini mudah dirapikan sebab bisa
menggulung secara otomatis.
nivo gelembung juga harus memperhatikan penyetelan tabung nivo dan presisi
sejajar suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh terjadi penurunan alat di antara
waktu bidik belakang dan bidik muka pada stasiun alat.
C. Pengoperasian Alat
Waterpass harus disetel sebelum memulai operasi sipat datar. Setelah alat
disetel, operasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan
pembacaan sampai ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari penentuan posisi
dimana salib sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat hasil pembacaan
tersebut. Tiap alat yang dipasang memerlukan satu pembacaan bidik belakang
untuk menetapkan tinggi alat dan paling sedikit satu pembacaan bidik muka untuk
menentukan elevasi titik di sebelah muka (sebuah titik stasiun atau elevasi).
10. Tahapan-tahapan ini diulangi sampai jumlah bidik muka yang diinginkan
diambil dan sebuah titik stasiun ditetapkan. Jarak rambu ukur pada titik stasiun
diukur dan dicatat. Pemegang rambu ukur kemudian mengambil posisi di atas
stasiun.
11. Waterpass dipindahkan ke posisi pemasangan berikutnya dan prosedur ini
diulangi.
E. Profil Memanjang
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil memanjang tidak jauh berbeda
dengan sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya
merupakan titik ikat bagi sipat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai
ketentuan sebagai berikut :
1. Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tanah (as) jalur pengukuran dan
dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan
tanah.
2. Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
Cara Pengukuran Alat di Atas Titik :
1. Tempatkan alat sipat datar di atas titik P0.
2. Lakukan centering, sehingga alat tepat di atas titik P0.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup.
4. Ukur tinggi alat di atas patok.
5. Bidik rambu pada titik B kemudian baca BA, BT dan BB.
6. Hitung d (jarak) dari alat ke rambu, d=(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama pada setiap titik yang telah ditentukan secara berurutan
hingga pengukuran profil memanjang selesai.
3. Profil Melintang
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan AS jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan AS.
7
theodolite pun dapat diandalkan untuk menentukan sudut siku-siku dan ketinggian
gedung bertingkat.
C. Pengoperasian Alat
Theodolite harus disetel sebelum memulai pengukuran. Pembacaan terdiri dari
penentuan posisi dimana salib sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat
hasil pembacaan tersebut. Tiap alat yang dipasang memerlukan satu pembacaan
bidik belakang untuk menetapkan tinggi alat serta sudut horizontal dan satu
pembacaan bidik muka untuk menetapkan tinggi alat serta sudut horizontal pula.
C. Pengoperasian Alat
Sebelum dapat benar-benar menggunakan GPS untuk navigasi, pertama kita
harus menentukan posisi pasti anda saat ini. Untuk melakukan ini,
bawalah GPS anda keluar ke tempat terbuka yang cukup luas. Tekan dan tahan
tombol POWER untuk menyalakan GPS anda akan melihat halaman muka selama
beberapa detik sebelum GPS melakukan pengujian secara otomatis, diikuti dengan
halaman satelit. GPS memerlukan sekurang-kurangnya 3 sinyal satelit yang kuat
untuk mementukan posisi anda.
Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan GPS dapat
ditemukan dalam enam halaman utama (layar tampilan). Halaman-halaman ini
antara lain Satelit, Trip Computer, Peta, Compas, Altimeter dan Main Menu. untuk
memilih halaman-halaman tersebut tekan tombol PAGE sampai anda menemukan
halaman yang diinginkan.
BAB II
HASIL PENGUKURAN
BACAAN RAMBU
TEMPAT TARGET TINGGI BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
ALAT PATOK ALAT TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
20,000
1,660
P1 P2 1,420 1,410
1,160
1,796
P2 P3 1,440 1,546
1,296
1,745
P3 P4 1,450 1,498
1,250
1,640
P4 P5 1,450 1,390
1,140
1,720
P5 P6 1,510 1,470
1,220
1,684
P6 P7 1,500 1,516
1,348
1,698
P7 P8 1,275 1,616
1,534
1,450
P8 P9 1,460 1,200
0,950
14
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK
BENANG BEDA TINGGI ELEVASI
(M)
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
20,000
P1 1,42
1,483
A 1,446
1,408
1,404
B 1,396
1,388
1,524
C 1,503
1,482
1,587
D 1,544
1,500
2,040
E 1,995
1,950
2,083
F 2,036
1,988
1,572
G 1,524
1,475
20,010
P2 1,44
1,472
A 1,445
1,417
2,077
B 2,051
2,024
2,034
C 2,009
1,984
1,519
D 1,495
1,471
1,400
E 1,392
1,384
1,447
F 1,428
1,409
1,632
G 1,593
1,554
2,080
H 2,040
2,000
2,048
I 2,005
1,962
1,647
J 1,603
1,559
15
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
19,904
P3 1,45
1,595
A 1,568
1,540
2,133
B 2,107
2,080
2,093
C 2,069
2,045
1,613
D 1,590
1,568
1,412
E 1,404
1,396
1,482
F 1,464
1,446
1,573
G 1,538
1,493
2,082
H 2,041
2,000
2,143
I 2,099
2,055
1,580
J 1,535
1,490
19,856
P4 1,45
1,514
A 1,486
1,458
2,052
B 2,025
1,998
2,043
C 2,019
1,995
1,511
D 1,489
1,466
1,330
E 1,379
1,308
1,480
F 1,460
1,440
1,591
G 1,553
1,514
2,125
H 2,085
2,045
2,131
I 2,088
2,045
1,554
J 1,510
1,466
16
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
19,916
P5 1,51
1,700
A 1,673
1,645
2,349
B 2,323
2,296
2,246
C 2,222
2,198
1,710
D 1,686
1,663
1,512
E 1,500
1,488
1,580
F 1,560
1,540
1,648
G 1,610
1,574
2,305
H 2,267
2,228
2,244
I 2,202
2,160
1,739
J 1,696
1,653
19,956
P6 1,515
1,761
A 1,730
1,709
2,577
B 2,552
2,527
2,598
C 2,575
2,553
1,757
D 1,736
1,714
1,503
E 1,495
1,487
1,574
F 1,555
1,536
1,858
G 1,818
1,778
2,525
H 2,484
2,444
2,546
I 2,503
2,460
1,845
J 1,800
1,758
17
Profil Melintang
BACAAN
Temp Tinggi No. Patok RAMBU JARAK BEDA
ELEVASI
BENANG (M) TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
19,940
P7 1,5
1,557
A 1,536
1,515
1,472
B 1,463
1,454
1,547
C 1,528
1,509
1,810
D 1,765
1,720
2,456
E 2,410
2,364
2,504
F 2,455
2,406
1,758
G 1,708
1,658
19,599
P8 1,275
1,564
A 1,549
1,533
2,236
B 2,222
2,208
2,239
C 2,229
2,218
1,512
D 1,503
1,493
1,245
E 1,235
1,225
1,346
F 1,326
1,306
1,440
G 1,410
1,380
1,904
H 1,875
1,842
1,936
I 1,902
1,868
1,503
J 1,414
1,432
18
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)
19,859
P9 1,46
1,711
A 1,685
1,658
2,455
B 2,430
2,405
2,407
C 2,386
2,364
1,760
D 1,740
1,720
1,472
E 1,463
1,454
1,498
F 1,483
1,467
1,587
G 1,541
1,512
2,015
H 1,976
1,937
2,034
I 1,990
1,946
1,620
J 1,574
1,528
19
2.1.2 Perhitungan
1. Jarak
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Contoh:
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung jarak optis P1 ke P2
sebagai berikut:
= (0,5) x 100
= 50 m
2. Beda Tinggi
Untuk mencari beda tinggi antara dua titik, digunakan rumus sebagai berikut:
Beda Tinggi = Ta – BT .............................................................................. (2.2)
Keterangan : Ta = Tinggi alat
BT = Benang Tengah
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus:
BT = BA + BB / 2 ...................................................................................... (2.3)
Keterangan : BT = Benang Tengah
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung beda tinggi sebagai
berikut:
20
Beda Tinggi = Ta – BT
= 1,420 – 1,410
= 0,010 m
3. Elevasi
Untuk mencari elevasi antara dua titik, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi ..................................................... (2.4)
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung elevasi P1 ke P2
sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi
= 20,000 + 0,010
= 20,010 m
21
Profil Memanjang
20,000
0 + 000
1,660
Profil Memanjang
P1 P2 1,420 1,410 50,000 0,010 20,010
0 + 050 1,160
STA 0+000
1,796 STA 0+050 STA 0+250
P2 P3 1,440 1,546 50,000 -0,106 19,904 20,10 STA 0+100
0 + 100 1,296 STA 0+283 STA 0+340
20,00 STA 0+150 STA 0+200
1,745 19,90 P2
P3 P4 1,450 1,498 49,500 -0,048 19,856 19,80 P1 P6 P7 STA 0 +300
0 + 150 1,250 P3 P4 P5 P9
19,70
1,640 19,60
P4 P5 1,450 1,390 50,000 0,060 19,916 19,50
0 + 200 1,140 P8
19,40
1,720 19,30
P5 P6 1,510 1,470 50,000 0,040 19,956 19,20
0 + 250 1,220
19,10
1,684 19,00
P6 P7 1,500 1,516 33,600 -0,016 19,940
0 + 283 1,348 18,90
1,698 0,00 100,00 200,00 300,00
P7 P8 1,275 1,616 16,400 -0,341 19,599
0 + 300 1,534
1,450
P8 P9 1,460 1,200 50,000 0,260 19,859
0 + 350 0,950
22
BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
(M) TINGGI GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
20,000
P1 1,42
A 1,446
1,483
7,500 -0,026 19,974 Profil Melintang STA 0 + 000
1,408
P1
1,404
B 1,396 1,600 0,024 20,024 B
1,388 20,10 A
1,524 C
C 1,503 4,200 -0,083 19,917 20,00 D G
1,482
1,587 19,90
D 1,544 8,700 -0,124 19,876 19,80
1,500
2,040 19,70
E 1,995 9,000 -0,575 19,425
1,950 19,60
2,083 19,50
F 2,036 9,500 -0,616 19,384
1,988 19,40
E F F
1,572
G 1,524 9,700 -0,104 19,896 19,30
1,475
-8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
23
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
20,010
P2 1,44
1,472
A 1,445 5,500 -0,005 20,005
1,417
2,077
Profil Melintang STA 0 + 050
B 2,051 5,300 -0,611 19,399
2,024 P2
2,034 A E F
C 2,009 5,000 -0,569 19,441 20,10 D
1,984 20,00
1,519
G J
D 1,495 4,800 -0,055 19,950 19,90
1,471 19,80
1,400 19,70
E 1,392 1,600 0,048 20,058 19,60
1,384
19,50
1,447 19,40 C
F 1,428 3,800 0,012 20,022 I
1,409 19,30 B H
1,632 19,20
G 1,593 7,800 -0,153 19,857 19,10
1,554
19,00
2,080
H 2,040 8,000 -0,600 19,410 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
2,000
2,048
I 2,005 8,600 -0,565 19,445
1,962
1,647
J 1,603 8,800 -0,163 19,847
1,559
24
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,904
P3 1,45
1,595
A 1,568
1,540
5,500 -0,118 19,786 Profil MelintangSTA 0 + 100
2,133
B 2,107 5,300 -0,657 19,247
2,080 P3 E
2,093 20,00 F
C 2,069 4,800 -0,619 19,285 G J
2,045 19,90 A D
1,613 19,80
D 1,590 4,500 -0,140 19,764 19,70
1,568
1,412 19,60
E 1,404 1,600 0,046 19,950 19,50
1,396
19,40
1,482 19,30
F 1,464 3,600 -0,014 19,890
1,446 19,20 C H I
1,573 19,10 B
G 1,538 8,000 -0,088 19,816
1,493 19,00
2,082 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
H 2,041 8,200 -0,591 19,313
2,000
2,143
I 2,099 8,800 -0,649 19,255
2,055
1,580
J 1,535 9,000 -0,085 19,819
1,490
25
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
(M) TINGGI GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,856
P4 1,45
1,514
A 1,486 5,600 -0,036 19,820
1,458 Profil Melintang STA 0 + 150
2,052
B 2,025 5,400 -0,575 19,281
1,998
2,043 20,00
P4 E
C 2,019 4,800 -0,569 19,287 F
1,995 19,90 A D J
1,511 19,80 G
D 1,489 4,500 -0,039 19,817 19,70
1,466
19,60
1,330
E 1,379 2,200 0,071 19,927 19,50
1,308 19,40
1,480 19,30
F 1,460 4,000 -0,010 19,846 C
1,440 19,20 B H I
1,591 19,10
G 1,553 7,700 -0,103 19,753 19,00
1,514
2,125 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
H 2,085 8,000 -0,635 19,221
2,045
2,131
I 2,088 8,600 -0,638 19,218
2,045
1,554
J 1,510 8,800 -0,060 19,796
1,466
26
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,916
P5 1,51
1,700
Profil Melintang STA 0 + 200
A 1,673 5,500 -0,163 19,753
1,645
2,349 P5 E
B 2,323 5,300 -0,813 19,103 20,00
2,296 19,90 F
2,246 19,80 A D G
C 2,222 4,800 -0,712 19,204 J
2,198 19,70
1,710 19,60
D 1,686 4,700 -0,176 19,740 19,50
1,663
19,40
1,512 19,30
E 1,500 2,400 0,010 19,926
1,488 19,20
C I
1,580 19,10 H
F 1,560 4,000 -0,050 19,866 19,00 B
1,540
1,648 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
G 1,610 7,400 -0,100 19,816
1,574
2,305
H 2,267 7,700 -0,757 19,159
2,228
2,244
I 2,202 8,400 -0,692 19,224
2,160
1,739
J 1,696 8,600 -0,186 19,730
1,653
27
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,956
P6 1,515
1,761
A 1,730 5,200 -0,215 19,741
1,709 Profil Melintang STA 0 + 250
2,577 P6
B 2,552 5,000 -1,037 18,919
2,527 E
2,598 20,00 F
C 2,575
2,553
4,500 -1,060 18,896 19,90
19,80 A D
19,70 G J
1,757 19,60
D 1,736 4,300 -0,221 19,735 19,50
1,714 19,40
1,503 19,30
E 1,495 1,600 0,020 19,976 19,20
1,487 19,10
19,00
1,574 18,90 B H I
F 1,555 3,800 -0,040 19,916 18,80 C
1,536 18,70
1,858 18,60
G 1,818 8,000 -0,303 19,653 18,50
1,778 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
2,525
H 2,484 8,100 -0,969 18,987
2,444
2,546
I 2,503 8,600 -0,988 18,968
2,460
1,845
J 1,800 8,700 -0,285 19,671
1,758
28
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,940
P7 1,5 Profil Melintang STA 0 + 283
1,557
A 1,536 4,200 -0,036 19,904
1,515 A
1,472 P7 B
B 1,463 1,800 0,037 19,977 20,00
C
1,454 19,90
1,547 19,80 D G
C 1,528 3,800 -0,028 19,912 19,70
1,509
19,60
1,810 19,50
D 1,765 9,000 -0,265 19,675 19,40
1,720
19,30
2,456 19,20
E 2,410 9,200 -0,910 19,030
2,364 19,10
2,504 19,00 E
F 2,455 9,800 -0,955 18,985 18,90 F
2,406 18,80
1,758 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
G 1,708 10,000 -0,208 19,732
1,658
29
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,599
P8 1,275
1,564
A 1,549 3,100 -0,274 19,325
1,533
2,236 Profil Melintang STA 0 + 300
B 2,222 2,800 -0,947 18,652
2,208
2,239 P8
C 2,229 2,100 -0,954 18,645 E
2,218 19,70 F
1,512 19,60
D 1,503 1,900 -0,228 19,371 D G
1,493 19,50 A
1,245 19,40
E 1,235 2,000 0,040 19,639 19,30 J
1,225 19,20
1,346 19,10
F 1,326 4,000 -0,051 19,548 19,00
1,306 H I
18,90
1,440 18,80
G 1,410 6,000 -0,135 19,464
1,380 18,70 B C
1,904 18,60
H 1,875 6,200 -0,600 18,999
1,842 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
1,936
I 1,902 6,800 -0,627 18,972
1,868
1,503
J 1,414 7,100 -0,139 19,186
1,432
30
Profil Melintang
BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)
19,859
P9 1,46
1,711 Profil Melintang STA 0 + 350
A 1,685 5,300 -0,225 19,634
1,658
2,455
B 2,430
2,405
5,000 -0,970 18,889 P9 E
20,00 F
2,407 19,90 G J
C 2,386 4,300 -0,926 18,933 19,80 A
2,364 19,70 D
1,760 19,60
D 1,740 4,000 -0,280 19,579 19,50
1,720 19,40
19,30
1,472 19,20 H I
E 1,463 1,800 -0,003 19,856 19,10
1,454 19,00
1,498 18,90 C
F 1,483 3,100 -0,023 19,836 18,80
1,467 18,70 B
18,60
1,587 18,50
G 1,541 7,500 -0,081 19,778
1,512 -10,10-9,10-8,10-7,10-6,10-5,10-4,10-3,10-2,10-1,10-0,10 0,90 1,90 2,90 3,90 4,90 5,90 6,90 7,90 8,90 9,90
2,015
H 1,976 7,800 -0,516 19,343
1,937
2,034
I 1,990 8,800 -0,530 19,329
1,946
1,620
J 1,574 9,200 -0,114 19,745
1,528
31
BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok SUDUT JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
HORIZONTAL (M) TINGGI
Alat Alat Target T ENGAH AT AS BAWAH
◦ ' '' OPT IS ( m) (m)
U 91 5 0
2.2.2 Perhitungan
1. Jarak
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
Contoh:
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung jarak optis dari
kedudukan alat di titik A ke target di titik I sebagai berikut:
= (0,4) x 100
= 40 m
2. Beda Tinggi
Untuk mencari beda tinggi antara dua titik, digunakan rumus sebagai berikut:
Beda Tinggi = BTb – BTm .........................................................................(2.6)
Keterangan : BTb = Benang Tengah Belakang
BTm = Benang Tengah Muka
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung beda tinggi sebagai
berikut:
= 1,410 – 1,340
= 0.07 m
34
4. Elevasi
Untuk mencari elevasi dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi +Koreksi Beda Tinggi ..............(2.8)
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung elevasinya sebagai
berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi + Koreksi Beda Tinggi
= 20,159 + (- 0,075) + 0.028
= 20,112 m
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi sudutnya
sebagai berikut :
35
= (9 – 2) x 180 ˚
= 1260˚00’00”
2. Angka Koreksi
Untuk menghitung angka koreksi dapat digunakan rumus perhitungan sebagai
berikut :
𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭−𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢
Angka Koreksi = ........................................................(2.10)
𝐧
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung angka koreksinya
sebagai berikut :
sudut−koreksi
Angka Koreksi =
n
1260˚05ʹ11"− 1260˚00’00”
=
9
= 0˚00’35”
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung sudut horizontal
koreksi di titik B ke C sebagai berikut :
4. Azimuth Koreksi
Untuk mendapatkan azimuth koreksi dapat digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung azimuth koreksi di
titik B sebagai berikut :
Azimuth Koreksi = Azimuth Awal + Sudut Horizontal Koreksi - 180˚
= 91° 01' 00'' + 107° 36' 00'' - 180° 00' 00''
= 18° 37' 00''
Keterangan : d = Jarak
α = Azimuth Koreksi
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung absis di titik B
sebagai berikut :
Absis (X) = d . Sin α
= 32,00 . Sin 91° 01' 00''
= 31,995
b. Ordinat (Y)
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung ordinat di titik B
sebagai berikut :
Ordinat (Y) = d . Cos α
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi absis
di titik B sebagai berikut :
Koreksi Absis (X) = d . Sin α / n
= -1,559 / 9
= -0,173
b. Koreksi Ordinat
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi absis
di titik B sebagai berikut :
Koreksi Ordinat (Y) = d . Cos α / n
= 0,191 / 9
= 0,021
38
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dan hasil dari perhitungan -
perhitungan di atas, dapat diketahui koordinat X di titik B sebagai
berikut :
= 32,168
b. Koordinat Y
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dan hasil dari perhitungan-
perhitungan di atas, dapat diketahui koordinat Y di titik B sebagai
berikut :
= -0,589
BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG KOREKSI ELEVASI
(M) TINGGI
Alat Alat Target T ENGAH AT AS BAWAH
OPT IS ( m) ( m) (m)
20,000
I 1,410 1,610 1,210 40,000
A 1,385 0,070 20,070
B 1,340 1,500 1,180 32,000
A 1,543 1,705 1,383 32,200
B 1,483 0,059 20,129
C 1,484 1,624 1,344 28,000
B 1,579 1,719 1,438 28,100
C 1,550 0,030 20,159
D 1,549 1,754 1,344 41,000
C 1,474 1,679 1,269 41,000
D 1,452 -0,075 0,028 20,112
E 1,549 1,779 1,315 46,400
D 1,349 1,582 1,116 46,600
E 1,450 -0,008 0,028 20,133
F 1,357 1,505 1,210 29,500
E 1,527 1,674 1,380 29,400
F 1,448 -0,018 0,028 20,143
G 1,545 1,795 1,295 50,000
F 1,460 1,711 1,210 50,100
G 1,412 0,090 20,233
H 1,370 1,620 1,120 50,000
G 1,310 1,560 1,060 50,000
H 1,348 -0,190 0,028 20,072
I 1,500 1,750 1,250 50,000
H 1,340 1,590 1,090 50,000
I 1,385 -0,100 0,028 20,000
A 1,440 1,640 1,240 40,000
Jumlah -0,142
40
SUDUT
TITIK SUDUT SUDUT AZIM UTH JARAK Koreksi =S Koreksi =S
ARAH AZIM UTH KOREKSI HORIZONTAL d sin a d cos a X Y
AWAL HORIZONTAL DASAR KOREKSI (m) d sin a/n d cos a/n
KOREKSI
Xn+1 =Xb
= 856,092
Yn+1 =Yb
= 972,707
= 801510,568
= 834689,700
Menggunakan cara di atas kita dapat data untuk menghitung luas areanya
seperti pada tabel 2.8 .
Dengan mengunakan data pada tabel 2.8 di ketahui jumlah X . Yn+1, Y . Xn+1
dapat dihitung luas areanya sebagai berikut :
2 Luas = 14.474,173 m3
2 Luas
Luas =
2
14.474,173 m3
Luas =
2
Luas = 7.237,086 m3
Luas = 0,724 ha
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pengukuran dengan Waterpass atau Theodolite biasanya digunakan untuk lokasi relatif
datar atau beda tinggi yang tidak terlalu besar.
b. Untuk mengetahui beda tinggi antara dua titik adalah jarak antara kedua bidang nivo
yang melalui titik tersebut, maka untuk mengetahuinya diadakan pengukuran penyipat
datar.
c. Theodolite biasa digunakan untuk pengukuran yang lebih teliti atau memiliki tingkat
kesulitan yang besar.
d. Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut jurusan, jarak dan
beda tinggi titik harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak melebihi batas
toleransi.
e. Untuk mendapatkan tinggi titik di permukaan tanah guna penggambaran peta kontur
maka diperlukan pengukuran beda tinggi pada poligon.
f. Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan
azimut dai suatu daerah. Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3
faktor yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.
g. GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk
melakukan pembuatan tanda berupa titik-titik koordinat pada suatu jalur. Setiap
tempat memiliki titik koordinat yang berbeda-beda hal itu sebabkan karena bentuk
topografinya yang mempengaruhi. Dan dengan menggunakan GPS kita dengan mudah
menentukan koordinat ataupun ketinggian tempat jadi kita tidak susah-susah
mengukur ketinggian dari permukaan laut.
3.2 Saran
1. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi, juga
mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
2. Agar waktu pelaksanaan praktikum dapat dipercepat sehingga dalam pembuatan
laporan tidak terburu-buru.
3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang besar sebaiknya dalam menjalankan
praktikum, praktikan harus dibimbing sebaik-baiknya mengingat praktikan baru
pertama kali melakukan pengukuran seperti ini.