Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Ilmu Ukur Tanah


Ilmu ukur tanah adalah suatu cabang dari keilmuan Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran (surveying) guna
mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta. Pengukuran ini dilakukan terhadap detil-detil
alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) dan juga posisi secara
vertikal (z).
Pada dasarnya tujuan pengukuran adalah untuk menentukan letak atau kedudukan
suatu obyek di atas permukaan bumi dalam suatu sistem koordinat (umumnya
dipergunakan apa yang disebut sistem koordinat geodetis) dan dalam pelaksanaan
pengukuran itu sendiri yang dicari dan dicatat adalah angka-angka, jarak dan sudut, jadi
koordinat yang akan diperoleh adalah dengan melakukan pengukuran-pengukuran sudut
terhadap sistem koordinat geodetis tersebut (Sosrosodarsono, 1997).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini, dilaksanakan agar mahasiswa dapat mempraktekkan
pengukuran dengan menggunakan Waterpass, Theodolite, dan GPS (Global Position
System).

1.3 Pengukuran Menggunakan Waterpass


1.3.1 Definisi Alat
1. Waterpass / Penyipat Datar

Gambar 1.1 Waterpass


2

Waterpass merupakan alat ukur menyipat datar dengan teropong yang


dilengkapi dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat
berputar ke arah horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau
Tripod Level, karena bila digunakan alat ini harus dipasang di atas kaki tiga atau
statif. Waterpass adalah alat ukur yang berfungsi untuk menentukan tingkat
ketegakan suatu permukaan. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur
perbedaan ketinggian antara satu titik acuan ke titik acuan yang lainnya.
Bermacam-macam jenis waterpass kini sudah diciptakan untuk mempermudah
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, namun semuanya tetap memiliki
kegunaan yang sama.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling
atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu
titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau
bidang acuan.

2. Tripod

Gambar 1.2 Tripod

Tripod atau statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat
seperti waterpass dan theodolite. Alat ini mempuyai 3 kaki yang sama panjang dan
bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Tripod atau statif terdiri dari bidang level atau
kepala statif, sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif.
3

3. Rambu Ukur

Gambar 1.3 Rambu Ukur

Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi
dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Umumnya dicat
dengan warna merah, putih, hitam, kuning. Selain rambu ukur, ada juga waterpass
yang dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar
dari kedudukan alat dan unting-unting untuk mendapatkan kedudukan alat tersebut
di atas titik yang bersangkutan. Kedua alat ini digunakan bersamaan dalam
pengukuran sipat datar. Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Fungsi rambu
ukur yaitu digunakan untuk pengukuran jarak optis.

4. Unting – Unting

Gambar 1.4 Unting – Unting

Unting – unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat
ukur tanah. Fungsinya yaitu dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda
atau bidang dan untuk memproyeksikan suatu titik. Alat ini cukup sederhana
dimana terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna besi putih, kuningan
dan juga besi biasa, dengan berat 8 – 15 ons , bentuknya biasanya berbentuk
4

prisma dengan ujung lainnya dibuatkanpenempatan benang kait. Namun dapat juga
dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya di mana salah satu ujung nya tetap dibuat
runcing.
5. Roll Meter / Meteran (Measuring Tape)

Gambar 1.5 Roll Meter

Meteran gulung adalah alat ukur berbentuk gulungan yang dapat digunakan
untuk menentukan ukuran panjang. Umumnya alat ini terbuat dari plastik, kain, plat
besi, baja, atau baja aloy. Kegunaan utama dari meteran gulung yaitu untuk
mengukur panjang suatu benda maupun jarak. Meteran gulung juga bisa dipakai
untuk membuat lingkaran, membuat sudut siku-siku, dan menentukan ukuran sudut.
Dibandingkan dengan alat ukur sejenis, meteran gulung jauh lebih praktis karena
meskipun ukurannya cukup panjang tetapi alat ini mudah dirapikan sebab bisa
menggulung secara otomatis.

1.3.2 Metode Pelaksanaan


A. Persiapan Alat
Siapkan Peralatan yang diperlukan untuk pengukuran profil memanjang dan
pengukuran profil melintang.

B. Prosedur Lapangan Menggunakan Waterpass


Operasi sipat datar membutuhkan kerja sama dari dua petugas, yaitu pemegang
alat dan pemegang rambu ukur pada saat pembacaan demi dicapainya hasil yang
konsisten. Ketepatan survey tergantung dari ketelitian membuat garis bidik
horizontal, kemampuan pemegang rambu ukur dalam memegang rambu ukur
secara vertikal, dan presisi rambu ukur yang dibaca. Ketepatan alat yang memakai
5

nivo gelembung juga harus memperhatikan penyetelan tabung nivo dan presisi
sejajar suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh terjadi penurunan alat di antara
waktu bidik belakang dan bidik muka pada stasiun alat.
C. Pengoperasian Alat
Waterpass harus disetel sebelum memulai operasi sipat datar. Setelah alat
disetel, operasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan
pembacaan sampai ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari penentuan posisi
dimana salib sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat hasil pembacaan
tersebut. Tiap alat yang dipasang memerlukan satu pembacaan bidik belakang
untuk menetapkan tinggi alat dan paling sedikit satu pembacaan bidik muka untuk
menentukan elevasi titik di sebelah muka (sebuah titik stasiun atau elevasi).

D. Langkah-langkah Untuk Mengambil Pembacaan Sebuah Waterpass


1. Waterpass dipasang dan didatarkan
2. Teropong diarahkan sedemikian rupa sehingga benang vertikal berimpit
dengan salah satu sisi rambu ukur dan alat dikunci.
3. Lensa objektif difokuskan dan paralaks dihapus.
4. Gelembung nivo diperiksa, digeser ke tengah dan disetel kalau perlu.
5. Rambu ukur dibaca dan hasilnya dicatat.
6. Gelembung nivo diperiksa lagi apakah masih tetap di tengah-tengah. Apabila
gelembung tergeser dari tengah-tengah, ia harus diatur kembali dan pembacaan
diulangi.
7. Setelah pemegang alat merasa puas bahwa gelembung tetap di tengah-tengah
ketika pembacaan dilakukan, selisih pembacaan antara benang atas dan benang
bawah dibaca untuk mengukur jarak dari waterpass sampai mistar ukur. Jarak
ini dipakai untuk menyeimbangkan jarak bidik muka dan bidik belakang dan
cukup dibaca sampai ketelitian sentimeter terdekat.
8. Pemegang alat memberi tanda kepada pemegang rambu ukur untuk maju ke
posisi berikutnya.
9. Kunci teropong dibuka, teropong diputar, diarahkan ke posisi rambu ukur
berikutnya dan difokuskan. Paralaks dihapus, posisi gelembung nivo diperiksa
apakah masih di tengah-tengah, rambu ukur dibaca, dan posisi gelembung nivo
diperiksa ulang.
6

10. Tahapan-tahapan ini diulangi sampai jumlah bidik muka yang diinginkan
diambil dan sebuah titik stasiun ditetapkan. Jarak rambu ukur pada titik stasiun
diukur dan dicatat. Pemegang rambu ukur kemudian mengambil posisi di atas
stasiun.
11. Waterpass dipindahkan ke posisi pemasangan berikutnya dan prosedur ini
diulangi.

E. Profil Memanjang
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil memanjang tidak jauh berbeda
dengan sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya
merupakan titik ikat bagi sipat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai
ketentuan sebagai berikut :

1. Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tanah (as) jalur pengukuran dan
dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan
tanah.
2. Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
Cara Pengukuran Alat di Atas Titik :
1. Tempatkan alat sipat datar di atas titik P0.
2. Lakukan centering, sehingga alat tepat di atas titik P0.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup.
4. Ukur tinggi alat di atas patok.
5. Bidik rambu pada titik B kemudian baca BA, BT dan BB.
6. Hitung d (jarak) dari alat ke rambu, d=(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama pada setiap titik yang telah ditentukan secara berurutan
hingga pengukuran profil memanjang selesai.

3. Profil Melintang
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan AS jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan AS.
7

Cara Pengukuran Profil Memanjang


1. Tempatkan alat di atas titik P0.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup.
4. Ukur tinggi alat di atas patok.
5. Bidik rambu diatas titik A. Baca BA, BT dan BB.
6. Hitung jarak optis dari alat ke rambu A, d= (BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama pada titik-titik B, C, D, E, dan seterusnya sebagai
titik-titik detail profil melintang.
8. Jika titik A sudah selesai, pindahkan alat ke titik selanjutnya dan lakukan hal
yang sama seperti di atas.

1.4 Pengukuran Menggunakan Theodolite


1.4.1 Definisi Alat
1. Theodolite

Gambar 1.6 Theodolite


Theodolite adalah alat ukur tanah yang berfungsi untuk mengukur tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Hal ini berbeda dengan waterpass yang hanya
bisa digunakan untuk mengukur sudut mendatar saja. Perlu diketahui, tingkat akurasi
yang dapat diukur oleh theodolite mampu mencapai satuan detik.
Pada penerapannya, pengukuran tanah menggunakan theodolite biasanya
dipakai pada saat penentuan situasi, pengamatan, matahari, dan pengukuran polygon.
Selain itu, theodolite juga bisa dimanfaatkan sebagaimana pesawat penyipat datar
apabila sudut vertikalnya diatur menjadi 90 derajat. Hal ini berkat adanya teropong
yang memungkinkan theodolite bisa diarahkan ke semua sudut. Oleh karena itu,
8

theodolite pun dapat diandalkan untuk menentukan sudut siku-siku dan ketinggian
gedung bertingkat.

1.4.2 Metode Pelaksanaan


A. Persiapan Alat
Siapkan Peralatan yang diperlukan untuk pengukuran polygon tertutup.

B. Prosedur Lapangan Menggunakan Theodolite


Operasi penggunaan theodolite membutuhkan kerja sama dari dua petugas,
yaitu pemegang alat dan pemegang rambu ukur pada saat pembacaan demi
dicapainya hasil yang konsisten. Ketepatan survey tergantung dari ketelitian
membuat garis bidik horizontal, kemampuan pemegang rambu ukur dalam
memegang rambu ukur secara vertikal, dan presisi rambu ukur yang dibaca.
Ketepatan alat yang memakai nivo gelembung juga harus memperhatikan
penyetelan tabung nivo dan presisi sejajar suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh
terjadi penurunan alat ataupun perubahan nivo di antara waktu bidik belakang dan
bidik muka pada stasiun alat.

C. Pengoperasian Alat
Theodolite harus disetel sebelum memulai pengukuran. Pembacaan terdiri dari
penentuan posisi dimana salib sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat
hasil pembacaan tersebut. Tiap alat yang dipasang memerlukan satu pembacaan
bidik belakang untuk menetapkan tinggi alat serta sudut horizontal dan satu
pembacaan bidik muka untuk menetapkan tinggi alat serta sudut horizontal pula.

D. Langkah-langkah Untuk Mengambil Pembacaan Sebuah Theodolite


1. Theodolite dipasang dan disetel di Tripod
2. Teropong diarahkan sedemikian rupa sehingga benang vertikal berimpit
dengan salah satu sisi rambu ukur dan alat dikunci.
3. Lensa objektif difokuskan dan paralaks dihapus.
4. Gelembung nivo diperiksa, digeser ke tengah dan disetel kalau perlu (jika
terjadi perubahan posisi pada gelembung nivo).
5. Rambu ukur dibaca serta sudut horizontal dan hasilnya dicatat.
9

6. Gelembung nivo diperiksa lagi apakah masih tetap di tengah-tengah. Apabila


gelembung tergeser dari tengah-tangah, ia harus diketengahkan lagi dan
pembacaan diulangi.
7. Setelah pemegang alat merasa puas bahwa gelembung tetap di tengah-tengah
ketika pembacaan dilakukan, selisih pembacaan antara benang atas dan benang
bawah dibaca untuk mengukur jarak dari Theodolite sampai mistar ukur. Jarak
ini dipakai untuk mengontrol jarak bidik muka dan bidik belakang dan cukup
dibaca sampai ketelitian sentimeter terdekat.
8. Pemegang alat memberi tanda kepada pemegang rambu ukur untuk ke posisi
berikutnya.
9. Kunci teropong dibuka, teropong diputar, diarahkan ke posisi rambu ukur
berikutnya dan difokuskan. Paralaks dihapus, posisi gelembung nivo diperiksa
apakah masih di tengah-tengah, rambu ukur dibaca, dan posisi gelembung nivo
diperiksa ulang.
10. Tahapan-tahapan ini diulangi sampai jumlah bidik muka yang diinginkan
diambil dan sebuah titik stasiun ditetapkan. Jarak rambu ukur pada titik stasiun
diukur dan dicatat. Pemegang rambu ukur kemudian mengambil posisi di atas
stasiun.
11. Theodolite dipindahkan ke posisi pemasangan berikutnya dan prosedur ini
diulangi.

E. Pengukuran Polygon Tertutup


Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon
segi banyak yang menutup, yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik
1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan
membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.

Cara Pengukuran Polygon Tertutup :


a. Menentukan Azimuth Awal (α)
1. Tempatkan alat di atas titik A.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup.
4. Bidik kearah utara (U).
10

5. Nyalakan alat dengan menekan tombol On/Off


6. Set sudut horizontal menjadi 0º 00’ 00”
7. Putar teropong searah jarum jam kemudian bidik rambu di atas titik B.
Baca sudut horizontalnya serta baca BA, BT, dan BBnya.
8. Hitung jarak optis dari alat ke rambu B, d =(BA-BB).100
9. Matikan alat.
10. Jika titik A sudah selesai, pindahkan alat ke titik B selanjutnya lakukan
poin pertama hingga ketiga.
11. Nyalakan alat dan bidik ke rambu yang berada di atas titik A
12. Catat sudut horizontal ke belakang pada alat (pada dasarnya untuk bacaan
sudut horizontal ke belakang, sudut pada alat juga dapat diset menjadi 0º
00’ 00” seperti mencari azimuth awal sebelumnya) dan bacaan BA, BT
dan BB.
13. Putar alat searah jarum jam dan bidik ke rambu yang berada di atas titik C
14. Catat sudut horizontal kedepan pada alat dan bacaan BA BT dan BB.
15. Matikan alat.
16. Untuk titik seterusnya lakukan langkah – langkah diatas dari poin keenam
hingga poin kesebelas hingga pengukuran selesai.

1.5 Pengukuran Menggunakan GPS (Global Position System)


1.5.1 Definisi Alat

Gambar 1.7 GPS (Global Position System)


Sistem Pemosisi Global (Global Position System (GPS)) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization)
sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang
mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan
untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu.
11

1.5.2 Metode Pelaksanaan


A. Persiapan Alat
Siapkan peralatan yang diperlukan untuk pengukuran menggunakan GPS.

B. Prosedur Lapangan Menggunakan GPS (Global Position System)


Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi
penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi
suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (tiga dimensi koordinat x, y, z)
dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di
seluruh dunia. Satelit GPS mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang
mendekati lingkaran. Setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval
antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS berinklinasi 550 terhadap bidang equator
dengan ketinggian rata - rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km. Satelit GPS
mengelilingi bumi dalam orbitnya 2 kali dalam satu hari.

C. Pengoperasian Alat
Sebelum dapat benar-benar menggunakan GPS untuk navigasi, pertama kita
harus menentukan posisi pasti anda saat ini. Untuk melakukan ini,
bawalah GPS anda keluar ke tempat terbuka yang cukup luas. Tekan dan tahan
tombol POWER untuk menyalakan GPS anda akan melihat halaman muka selama
beberapa detik sebelum GPS melakukan pengujian secara otomatis, diikuti dengan
halaman satelit. GPS memerlukan sekurang-kurangnya 3 sinyal satelit yang kuat
untuk mementukan posisi anda.
Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan GPS dapat
ditemukan dalam enam halaman utama (layar tampilan). Halaman-halaman ini
antara lain Satelit, Trip Computer, Peta, Compas, Altimeter dan Main Menu. untuk
memilih halaman-halaman tersebut tekan tombol PAGE sampai anda menemukan
halaman yang diinginkan.

D. Langkah-langkah Untuk Melakukan Tracking GPS


1. Nyalakan GPS
2. Cari tampilan Acquiring Satelite (klik tombol “page” atau “quit”)
3. Tunggu sampai maksimal mendapat ketelitian posisi maksimal
4. Kemudian cari tampilan Tracks (klik tombol “page” atau “quit”)
12

5. Aktifkan “Track log” (klik tombol “arah kiri” lalu “enter”)


6. Tentukan titik awal untuk tracking GPS (001)
7. Lalu tekan tombol mark pada gps setelah itu akan muncul kotak dialog Mark
Waypoint kemudian Pilih Ok.
8. Tandai setiap ada tikungan atau persimpangan dengan waypoint.
9. Telusuri setiap jalan yang dapat dilalui, usahakan jangan ada jalan yang
terlewati ataupun terjadi double-tracking (jalan yang telah di lalui kemudian
dilalui kembali).
10. Jika setiap jalan sudah dilalui, matikan GPS/ ke menu Stop tracking agar GPS
berhenti melakukan tracking pada saat perjalanan kembali.
11. Selesai.
13

BAB II
HASIL PENGUKURAN

2.1 Pengukuran Menggunakan Waterpass


2.1.1 Data Ukur

A. Tabel Profil Memanjang

Tabel 2.1 Pengukuran Profil Memanjang


Profil Memanjang

Pekerjaan : Profil Memanjang Nomor :1


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
TEMPAT TARGET TINGGI BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
ALAT PATOK ALAT TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

20,000

1,660
P1 P2 1,420 1,410
1,160
1,796
P2 P3 1,440 1,546
1,296
1,745
P3 P4 1,450 1,498
1,250
1,640
P4 P5 1,450 1,390
1,140
1,720
P5 P6 1,510 1,470
1,220
1,684
P6 P7 1,500 1,516
1,348
1,698
P7 P8 1,275 1,616
1,534
1,450
P8 P9 1,460 1,200
0,950
14

B. Tabel Profil Melintang

Tabel 2.2 Pengukuran Profil Melintang


Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :1


Lokasi : JL. Anggrek 1 - JL. Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK
BENANG BEDA TINGGI ELEVASI
(M)
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

20,000
P1 1,42
1,483
A 1,446
1,408
1,404
B 1,396
1,388
1,524
C 1,503
1,482
1,587
D 1,544
1,500
2,040
E 1,995
1,950
2,083
F 2,036
1,988
1,572
G 1,524
1,475
20,010
P2 1,44
1,472
A 1,445
1,417
2,077
B 2,051
2,024
2,034
C 2,009
1,984
1,519
D 1,495
1,471
1,400
E 1,392
1,384
1,447
F 1,428
1,409
1,632
G 1,593
1,554
2,080
H 2,040
2,000
2,048
I 2,005
1,962
1,647
J 1,603
1,559
15

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :2


Lokasi : JL. Anggrek 1 - JL. Mawar Kelompok :I V
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

19,904
P3 1,45
1,595
A 1,568
1,540
2,133
B 2,107
2,080
2,093
C 2,069
2,045
1,613
D 1,590
1,568
1,412
E 1,404
1,396
1,482
F 1,464
1,446
1,573
G 1,538
1,493
2,082
H 2,041
2,000
2,143
I 2,099
2,055
1,580
J 1,535
1,490
19,856
P4 1,45
1,514
A 1,486
1,458
2,052
B 2,025
1,998
2,043
C 2,019
1,995
1,511
D 1,489
1,466
1,330
E 1,379
1,308
1,480
F 1,460
1,440
1,591
G 1,553
1,514
2,125
H 2,085
2,045
2,131
I 2,088
2,045
1,554
J 1,510
1,466
16

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :3


Lokasi : JL. Anggrek 1 - JL. Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

19,916
P5 1,51
1,700
A 1,673
1,645
2,349
B 2,323
2,296
2,246
C 2,222
2,198
1,710
D 1,686
1,663
1,512
E 1,500
1,488
1,580
F 1,560
1,540
1,648
G 1,610
1,574
2,305
H 2,267
2,228
2,244
I 2,202
2,160
1,739
J 1,696
1,653
19,956
P6 1,515
1,761
A 1,730
1,709
2,577
B 2,552
2,527
2,598
C 2,575
2,553
1,757
D 1,736
1,714
1,503
E 1,495
1,487
1,574
F 1,555
1,536
1,858
G 1,818
1,778
2,525
H 2,484
2,444
2,546
I 2,503
2,460
1,845
J 1,800
1,758
17

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :4


Lokasi : JL. Anggrek 1 - JL. Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN
Temp Tinggi No. Patok RAMBU JARAK BEDA
ELEVASI
BENANG (M) TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

19,940
P7 1,5
1,557
A 1,536
1,515
1,472
B 1,463
1,454
1,547
C 1,528
1,509
1,810
D 1,765
1,720
2,456
E 2,410
2,364
2,504
F 2,455
2,406
1,758
G 1,708
1,658
19,599
P8 1,275
1,564
A 1,549
1,533
2,236
B 2,222
2,208
2,239
C 2,229
2,218
1,512
D 1,503
1,493
1,245
E 1,235
1,225
1,346
F 1,326
1,306
1,440
G 1,410
1,380
1,904
H 1,875
1,842
1,936
I 1,902
1,868
1,503
J 1,414
1,432
18

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :5


Lokasi : JL. Anggrek 1 - JL. Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok BEDA
BENANG JARAK (M) ELEVASI
TINGGI
ATAS
Alat Alat Target TENGAH
BAWAH OPTIS (m) (m)

19,859
P9 1,46
1,711
A 1,685
1,658
2,455
B 2,430
2,405
2,407
C 2,386
2,364
1,760
D 1,740
1,720
1,472
E 1,463
1,454
1,498
F 1,483
1,467
1,587
G 1,541
1,512
2,015
H 1,976
1,937
2,034
I 1,990
1,946
1,620
J 1,574
1,528
19

2.1.2 Perhitungan

1. Jarak

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut:

J = (BA – BB) x 100 ................................................................................... (2.1)


Keterangan : J = Jarak
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah

Contoh:

Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung jarak optis P1 ke P2
sebagai berikut:

J = (BA – BB) x 100

= (1,660 – 1,160) x 100

= (0,5) x 100

= 50 m

2. Beda Tinggi
Untuk mencari beda tinggi antara dua titik, digunakan rumus sebagai berikut:
Beda Tinggi = Ta – BT .............................................................................. (2.2)
Keterangan : Ta = Tinggi alat
BT = Benang Tengah
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus:
BT = BA + BB / 2 ...................................................................................... (2.3)
Keterangan : BT = Benang Tengah
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung beda tinggi sebagai
berikut:
20

Pertama, hitung bacaan benang tengahnya.


BT = BA + BB / 2
= 1,660 + 1,160 / 2
= 2,84 / 2
= 1,410

Beda Tinggi = Ta – BT

= 1,420 – 1,410

= 0,010 m

3. Elevasi
Untuk mencari elevasi antara dua titik, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi ..................................................... (2.4)
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.1, dapat dihitung elevasi P1 ke P2
sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi
= 20,000 + 0,010
= 20,010 m
21

2.1.3 Hasil Perhitungan


A. Hasil Perhitungan Profil Memanjang

Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Profil Memanjang

Profil Memanjang

Pekerjaan : Profil Memanjang Nomor :1


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU JARAK


TEMPAT TARGET TINGGI BEDA
BENANG ELEVASI
STA AT AS
(M) TINGGI GAMBAR
ALAT PATOK ALAT T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

20,000
0 + 000
1,660
Profil Memanjang
P1 P2 1,420 1,410 50,000 0,010 20,010
0 + 050 1,160
STA 0+000
1,796 STA 0+050 STA 0+250
P2 P3 1,440 1,546 50,000 -0,106 19,904 20,10 STA 0+100
0 + 100 1,296 STA 0+283 STA 0+340
20,00 STA 0+150 STA 0+200
1,745 19,90 P2
P3 P4 1,450 1,498 49,500 -0,048 19,856 19,80 P1 P6 P7 STA 0 +300
0 + 150 1,250 P3 P4 P5 P9
19,70
1,640 19,60
P4 P5 1,450 1,390 50,000 0,060 19,916 19,50
0 + 200 1,140 P8
19,40
1,720 19,30
P5 P6 1,510 1,470 50,000 0,040 19,956 19,20
0 + 250 1,220
19,10
1,684 19,00
P6 P7 1,500 1,516 33,600 -0,016 19,940
0 + 283 1,348 18,90
1,698 0,00 100,00 200,00 300,00
P7 P8 1,275 1,616 16,400 -0,341 19,599
0 + 300 1,534
1,450
P8 P9 1,460 1,200 50,000 0,260 19,859
0 + 350 0,950
22

B. Hasil Perhitungan Profil Melintang


Tabel 2.4 Hasi Perhitungan Profil Melintang
Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :1


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
(M) TINGGI GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

20,000
P1 1,42
A 1,446
1,483
7,500 -0,026 19,974 Profil Melintang STA 0 + 000
1,408
P1
1,404
B 1,396 1,600 0,024 20,024 B
1,388 20,10 A
1,524 C
C 1,503 4,200 -0,083 19,917 20,00 D G
1,482
1,587 19,90
D 1,544 8,700 -0,124 19,876 19,80
1,500
2,040 19,70
E 1,995 9,000 -0,575 19,425
1,950 19,60
2,083 19,50
F 2,036 9,500 -0,616 19,384
1,988 19,40
E F F
1,572
G 1,524 9,700 -0,104 19,896 19,30
1,475
-8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
23

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :2


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

20,010
P2 1,44
1,472
A 1,445 5,500 -0,005 20,005
1,417
2,077
Profil Melintang STA 0 + 050
B 2,051 5,300 -0,611 19,399
2,024 P2
2,034 A E F
C 2,009 5,000 -0,569 19,441 20,10 D
1,984 20,00
1,519
G J
D 1,495 4,800 -0,055 19,950 19,90
1,471 19,80
1,400 19,70
E 1,392 1,600 0,048 20,058 19,60
1,384
19,50
1,447 19,40 C
F 1,428 3,800 0,012 20,022 I
1,409 19,30 B H
1,632 19,20
G 1,593 7,800 -0,153 19,857 19,10
1,554
19,00
2,080
H 2,040 8,000 -0,600 19,410 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
2,000
2,048
I 2,005 8,600 -0,565 19,445
1,962
1,647
J 1,603 8,800 -0,163 19,847
1,559
24

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :3


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,904
P3 1,45
1,595
A 1,568
1,540
5,500 -0,118 19,786 Profil MelintangSTA 0 + 100
2,133
B 2,107 5,300 -0,657 19,247
2,080 P3 E
2,093 20,00 F
C 2,069 4,800 -0,619 19,285 G J
2,045 19,90 A D
1,613 19,80
D 1,590 4,500 -0,140 19,764 19,70
1,568
1,412 19,60
E 1,404 1,600 0,046 19,950 19,50
1,396
19,40
1,482 19,30
F 1,464 3,600 -0,014 19,890
1,446 19,20 C H I
1,573 19,10 B
G 1,538 8,000 -0,088 19,816
1,493 19,00
2,082 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
H 2,041 8,200 -0,591 19,313
2,000
2,143
I 2,099 8,800 -0,649 19,255
2,055
1,580
J 1,535 9,000 -0,085 19,819
1,490
25

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :4


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
(M) TINGGI GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,856
P4 1,45
1,514
A 1,486 5,600 -0,036 19,820
1,458 Profil Melintang STA 0 + 150
2,052
B 2,025 5,400 -0,575 19,281
1,998
2,043 20,00
P4 E
C 2,019 4,800 -0,569 19,287 F
1,995 19,90 A D J
1,511 19,80 G
D 1,489 4,500 -0,039 19,817 19,70
1,466
19,60
1,330
E 1,379 2,200 0,071 19,927 19,50
1,308 19,40
1,480 19,30
F 1,460 4,000 -0,010 19,846 C
1,440 19,20 B H I
1,591 19,10
G 1,553 7,700 -0,103 19,753 19,00
1,514
2,125 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
H 2,085 8,000 -0,635 19,221
2,045
2,131
I 2,088 8,600 -0,638 19,218
2,045
1,554
J 1,510 8,800 -0,060 19,796
1,466
26

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :5


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,916
P5 1,51
1,700
Profil Melintang STA 0 + 200
A 1,673 5,500 -0,163 19,753
1,645
2,349 P5 E
B 2,323 5,300 -0,813 19,103 20,00
2,296 19,90 F
2,246 19,80 A D G
C 2,222 4,800 -0,712 19,204 J
2,198 19,70
1,710 19,60
D 1,686 4,700 -0,176 19,740 19,50
1,663
19,40
1,512 19,30
E 1,500 2,400 0,010 19,926
1,488 19,20
C I
1,580 19,10 H
F 1,560 4,000 -0,050 19,866 19,00 B
1,540
1,648 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
G 1,610 7,400 -0,100 19,816
1,574
2,305
H 2,267 7,700 -0,757 19,159
2,228
2,244
I 2,202 8,400 -0,692 19,224
2,160
1,739
J 1,696 8,600 -0,186 19,730
1,653
27

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :6


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,956
P6 1,515
1,761
A 1,730 5,200 -0,215 19,741
1,709 Profil Melintang STA 0 + 250
2,577 P6
B 2,552 5,000 -1,037 18,919
2,527 E
2,598 20,00 F
C 2,575
2,553
4,500 -1,060 18,896 19,90
19,80 A D
19,70 G J
1,757 19,60
D 1,736 4,300 -0,221 19,735 19,50
1,714 19,40
1,503 19,30
E 1,495 1,600 0,020 19,976 19,20
1,487 19,10
19,00
1,574 18,90 B H I
F 1,555 3,800 -0,040 19,916 18,80 C
1,536 18,70
1,858 18,60
G 1,818 8,000 -0,303 19,653 18,50
1,778 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
2,525
H 2,484 8,100 -0,969 18,987
2,444
2,546
I 2,503 8,600 -0,988 18,968
2,460
1,845
J 1,800 8,700 -0,285 19,671
1,758
28

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :7


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,940
P7 1,5 Profil Melintang STA 0 + 283
1,557
A 1,536 4,200 -0,036 19,904
1,515 A
1,472 P7 B
B 1,463 1,800 0,037 19,977 20,00
C
1,454 19,90
1,547 19,80 D G
C 1,528 3,800 -0,028 19,912 19,70
1,509
19,60
1,810 19,50
D 1,765 9,000 -0,265 19,675 19,40
1,720
19,30
2,456 19,20
E 2,410 9,200 -0,910 19,030
2,364 19,10
2,504 19,00 E
F 2,455 9,800 -0,955 18,985 18,90 F
2,406 18,80
1,758 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
G 1,708 10,000 -0,208 19,732
1,658
29

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :8


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,599
P8 1,275
1,564
A 1,549 3,100 -0,274 19,325
1,533
2,236 Profil Melintang STA 0 + 300
B 2,222 2,800 -0,947 18,652
2,208
2,239 P8
C 2,229 2,100 -0,954 18,645 E
2,218 19,70 F
1,512 19,60
D 1,503 1,900 -0,228 19,371 D G
1,493 19,50 A
1,245 19,40
E 1,235 2,000 0,040 19,639 19,30 J
1,225 19,20
1,346 19,10
F 1,326 4,000 -0,051 19,548 19,00
1,306 H I
18,90
1,440 18,80
G 1,410 6,000 -0,135 19,464
1,380 18,70 B C
1,904 18,60
H 1,875 6,200 -0,600 18,999
1,842 -8,00 -7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
1,936
I 1,902 6,800 -0,627 18,972
1,868
1,503
J 1,414 7,100 -0,139 19,186
1,432
30

Profil Melintang

Pekerjaan : Profil Melintang Nomor :9


Lokasi : JL.Anggrek 1 - JL.Mawar Kelompok : IV
Tahun : 2017 Alat : Waterpass

BACAAN RAMBU
Temp Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG T INGGI
ELEVASI
(M) GAMBAR
AT AS
Alat Alat Target T ENGAH
BAWAH OPT IS (m) (m)

19,859
P9 1,46
1,711 Profil Melintang STA 0 + 350
A 1,685 5,300 -0,225 19,634
1,658
2,455
B 2,430
2,405
5,000 -0,970 18,889 P9 E
20,00 F
2,407 19,90 G J
C 2,386 4,300 -0,926 18,933 19,80 A
2,364 19,70 D
1,760 19,60
D 1,740 4,000 -0,280 19,579 19,50
1,720 19,40
19,30
1,472 19,20 H I
E 1,463 1,800 -0,003 19,856 19,10
1,454 19,00
1,498 18,90 C
F 1,483 3,100 -0,023 19,836 18,80
1,467 18,70 B
18,60
1,587 18,50
G 1,541 7,500 -0,081 19,778
1,512 -10,10-9,10-8,10-7,10-6,10-5,10-4,10-3,10-2,10-1,10-0,10 0,90 1,90 2,90 3,90 4,90 5,90 6,90 7,90 8,90 9,90
2,015
H 1,976 7,800 -0,516 19,343
1,937
2,034
I 1,990 8,800 -0,530 19,329
1,946
1,620
J 1,574 9,200 -0,114 19,745
1,528
31

2.1.4 Sketsa Lapangan


32

2.2 Pengukuran Menggunakan Theodolite

2.2.1 Data Ukur

A. Tabel Bacaan Rambu Ukur dan Sudut Horizontal

Tabel 2.5 Bacaan Rambu Ukur dan Sudut Horizontal

BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok SUDUT JARAK BEDA
BENANG ELEVASI
HORIZONTAL (M) TINGGI
Alat Alat Target T ENGAH AT AS BAWAH
◦ ' '' OPT IS ( m) (m)

U 91 5 0

I 1,410 1,610 1,210


A 1,385 94 34 30
B 1,340 1,500 1,180
A 1,543 1,705 1,383
B 1,483 107 36 35
C 1,484 1,624 1,344
B 1,579 1,719 1,438
C 1,550 247 19 15
D 1,549 1,754 1,344
C 1,474 1,679 1,269
D 1,452 99 0 5
E 1,549 1,779 1,315
D 1,349 1,582 1,116
E 1,450 189 46 20
F 1,357 1,505 1,210
E 1,527 1,674 1,380
F 1,448 68 37 10
G 1,545 1,795 1,295
F 1,460 1,711 1,210
G 1,412 178 50 40
H 1,370 1,620 1,120
G 1,310 1,560 1,060
H 1,348 95 33 36
I 1,500 1,750 1,250
H 1,340 1,590 1,090
I 1,385 178 47 36
A 1,440 1,640 1,240
Jumlah
33

2.2.2 Perhitungan

A. Perhitungan Bacaan Rambu Ukur

1. Jarak

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai
berikut:

J = (BA – BB) x 100 .....................................................................................(2.5)


Keterangan : J = Jarak
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah

Contoh:

Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung jarak optis dari
kedudukan alat di titik A ke target di titik I sebagai berikut:

J = (BA – BB) x 100

= (1,610 – 1,210) x 100

= (0,4) x 100

= 40 m

2. Beda Tinggi
Untuk mencari beda tinggi antara dua titik, digunakan rumus sebagai berikut:
Beda Tinggi = BTb – BTm .........................................................................(2.6)
Keterangan : BTb = Benang Tengah Belakang
BTm = Benang Tengah Muka
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung beda tinggi sebagai
berikut:

Beda Tinggi = BTb – BTa

= 1,410 – 1,340

= 0.07 m
34

3. Koreksi Beda Tinggi


Untuk mencari koreksi beda tinggi dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Ʃ 𝐁𝐞𝐝𝐚 𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢
Koreksi Beda tinggi = .......................................................(2.7)
𝐧
Keterangan : Ʃ Beda Tinggi = Jumlah beda tinggi
n = Jumlah beda tinggi negatif ( - )
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi beda
tingginya sebagai berikut:
−0.142
Koreksi Beda tinggi =
5
= - 0.028
Artinya beda tinggi yang negatif ( - ) ditambah dengan koreksi angka sebesar
0.028.

4. Elevasi
Untuk mencari elevasi dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi +Koreksi Beda Tinggi ..............(2.8)
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung elevasinya sebagai
berikut:
Elevasi = Elevasi awal + Beda Tinggi + Koreksi Beda Tinggi
= 20,159 + (- 0,075) + 0.028
= 20,112 m

Untuk selanjutnya dengan memasukan rumus perhitungan yang ada, hasil


disusun sebagaimana yang tercantum pada tabel hasil perhitungan.

B. Perhitungan Polygon Tertutup


1. Koreksi Sudut
Untuk menghitung koreksi sudut dapat digunakan rumus perhitungan sebagai
berikut :

Koreksi sudut dalam = (n – 2) x 180 ˚........................................................(2.9)

Keterangan : n = Jumlah titik

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi sudutnya
sebagai berikut :
35

Koreksi sudut dalam = (n – 2) x 180 ˚

= (9 – 2) x 180 ˚

= 1260˚00’00”

2. Angka Koreksi
Untuk menghitung angka koreksi dapat digunakan rumus perhitungan sebagai
berikut :

𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭−𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢
Angka Koreksi = ........................................................(2.10)
𝐧

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung angka koreksinya
sebagai berikut :

sudut−koreksi
Angka Koreksi =
n

1260˚05ʹ11"− 1260˚00’00”
=
9

= 0˚00’35”

3. Sudut Horizontal Koreksi

Untuk mendapatkan sudut horizontal koreksi dapat digunakan rumus


perhitungan sebagai berikut :

Sudut Horizontal Koreksi = Sudut Horizonta l- Angka Koreksi ........(2.11)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung sudut horizontal
koreksi di titik B ke C sebagai berikut :

Sudut Horizontal Koreksi = Sudut Horizontal - Angka Koreksi

= 107° 36' 35'' - 0˚00’35”

= 107° 36' 00''


36

4. Azimuth Koreksi
Untuk mendapatkan azimuth koreksi dapat digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :

Azimuth Koreksi = Azimuth Awal + Sudut Horizontal Koreksi

- 180˚ (sudut dasar) ................................................(2.12)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung azimuth koreksi di
titik B sebagai berikut :
Azimuth Koreksi = Azimuth Awal + Sudut Horizontal Koreksi - 180˚
= 91° 01' 00'' + 107° 36' 00'' - 180° 00' 00''
= 18° 37' 00''

Jika hasil azimuth koreksinya negatif ( - ) maka harus di tambah 360°

5. Menghitung Absis dan Ordinat


a. Absis

Untuk menghitung absis digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Absis (X) = d . Sin α .............................................................................(2.13)

Keterangan : d = Jarak
α = Azimuth Koreksi

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung absis di titik B
sebagai berikut :
Absis (X) = d . Sin α
= 32,00 . Sin 91° 01' 00''

= 31,995

b. Ordinat (Y)

Untuk menghitung ordinat digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Ordinat (Y) = d . Cos α ......................................................................(2.14)


37

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung ordinat di titik B
sebagai berikut :
Ordinat (Y) = d . Cos α

= 32,00 . Cos 91° 01' 00''


= -0,568

6. Menghitung Koreksi Absis dan Koreksi Ordinat


a. Koreksi Absis

Untuk menghitung koreksi absis digunakan rumus perhitungan sebagai


berikut:

Koreksi Absis (X) =  d . Sin α / n .................................................(2.15)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi absis
di titik B sebagai berikut :
Koreksi Absis (X) =  d . Sin α / n

= -1,559 / 9

= -0,173

b. Koreksi Ordinat

Untuk menghitung koreksi ordinat digunakan rumus perhitungan sebagai


berikut:

Koreksi Ordinat (Y) =  d . Cos α / n ............................................(2.16)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dapat dihitung koreksi absis
di titik B sebagai berikut :
Koreksi Ordinat (Y) =  d . Cos α / n

= 0,191 / 9

= 0,021
38

7. Menghitung Koordinat X dan Koordinat Y


a. Koordinat X

Untuk mendapatkan koordinat X dapat diselesaikan dengan persamaan


sebagai berikut :

X = Koordinat Awal + Absis + Koreksi Absis ..............................(2.17)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dan hasil dari perhitungan -
perhitungan di atas, dapat diketahui koordinat X di titik B sebagai
berikut :

X = Koordinat Awal + Absis + Koreksi Absis

= 0,000 + 31,995 + 0,173

= 32,168

b. Koordinat Y

Untuk mendapatkan koordinat Y dapat diselesaikan dengan persamaan


sebagai berikut :

Y = Koordinat Awal + Ordinat + Koreksi Ordinat ...............(2.18)

Contoh :
Dengan menggunakan data pada Tabel 2.5, dan hasil dari perhitungan-
perhitungan di atas, dapat diketahui koordinat Y di titik B sebagai
berikut :

Y = Koordinat Awal + Ordinat + Koreksi Ordinat

= 0,000 + (-0,568) + (-0,021)

= -0,589

Untuk selanjutnya dengan menggunakan rumus perhitungan yang ada, hasil


perhitungan disusun sebagaimana yang tercantum pada tabel hasil perhitungan.
39

2.2.3 Hasil Perhitungam


A. Hasil Perhitungan Bacaan Rambu Ukur

Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Bacaan Rambu Ukur

BACAAN RAMBU
Tempat Tinggi No. Patok JARAK BEDA
BENANG KOREKSI ELEVASI
(M) TINGGI
Alat Alat Target T ENGAH AT AS BAWAH
OPT IS ( m) ( m) (m)
20,000
I 1,410 1,610 1,210 40,000
A 1,385 0,070 20,070
B 1,340 1,500 1,180 32,000
A 1,543 1,705 1,383 32,200
B 1,483 0,059 20,129
C 1,484 1,624 1,344 28,000
B 1,579 1,719 1,438 28,100
C 1,550 0,030 20,159
D 1,549 1,754 1,344 41,000
C 1,474 1,679 1,269 41,000
D 1,452 -0,075 0,028 20,112
E 1,549 1,779 1,315 46,400
D 1,349 1,582 1,116 46,600
E 1,450 -0,008 0,028 20,133
F 1,357 1,505 1,210 29,500
E 1,527 1,674 1,380 29,400
F 1,448 -0,018 0,028 20,143
G 1,545 1,795 1,295 50,000
F 1,460 1,711 1,210 50,100
G 1,412 0,090 20,233
H 1,370 1,620 1,120 50,000
G 1,310 1,560 1,060 50,000
H 1,348 -0,190 0,028 20,072
I 1,500 1,750 1,250 50,000
H 1,340 1,590 1,090 50,000
I 1,385 -0,100 0,028 20,000
A 1,440 1,640 1,240 40,000
Jumlah -0,142
40

B. Hasil Perhitungan Polygon Tertutup


Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Polygon Tertutup

SUDUT
TITIK SUDUT SUDUT AZIM UTH JARAK Koreksi =S Koreksi =S
ARAH AZIM UTH KOREKSI HORIZONTAL d sin a d cos a X Y
AWAL HORIZONTAL DASAR KOREKSI (m) d sin a/n d cos a/n
KOREKSI

A 91° 01' 00'' 824,000 975,000


A 91° 01' 00'' 32,00 31,995 0,173 -0,568 -0,021
B
C 107° 36' 35'' 0° 00' 35'' 107° 36' 00'' 180° 00' 00'' 856,168 974,411
D 18° 37' 00'' 28,00 8,939 0,173 26,535 -0,021
C
E 247° 19' 15'' 0° 00' 35'' 247° 18' 40'' 180° 00' 00'' 865,280 1000,925
C 85° 55' 41'' 41,00 40,897 0,173 2,911 -0,021
D
E 99° 00' 05'' 0° 00' 35'' 98° 59' 30'' 180° 00' 00'' 906,350 1003,815
D 4° 55' 11'' 46,00 3,945 0,173 45,831 -0,021
E
F 189° 46' 20'' 0° 00' 35'' 189° 45' 45'' 180° 00' 00'' 910,468 1049,624
E 14° 40' 57'' 29,00 7,350 0,173 28,053 -0,021
F
G 68° 37' 10'' 0° 00' 35'' 68° 36' 35'' 180° 00' 00'' 917,992 1077,656
F 360° 00' 00'' 263° 17' 32'' 50,00 -49,658 0,173 -5,840 -0,021
G
H 178° 50' 40'' 0° 00' 35'' 178° 50' 05'' 180° 00' 00'' 868,507 1071,795
G 262° 07' 38'' 50,00 -49,529 0,173 -6,849 -0,021
H
I 95° 33' 36'' 0° 00' 35'' 95° 33' 01'' 180° 00' 00'' 819,152 1064,925
H 177° 40' 39'' 50,00 2,026 0,173 -49,959 -0,021
I
A 178° 47' 00'' 0° 00' 35'' 178° 46' 25'' 180° 00' 00'' 821,351 1014,945
I 176° 27' 05'' 40,00 2,476 0,173 -39,923 -0,021
A
B 94° 34' 30'' 0° 00' 35'' 94° 33' 55'' 180° 00' 00'' 824,000 975,000
91° 01' 00''
Jumlah 1260° 05' 11'' 1260° 00' 00'' -1,559 0,191
41

C. Perhitungan Luas Polygon Tertutup


Untuk menghitung luas poligon tertutup, terlebih dahulu diketahui koordinat X
dan koordinat Y . Dengan Mengunakan data pada tabel 2.7, diketahui kordinat X
dan Y dapat di hitung Xn+1, Yn+1, X . Yn+1, Y . Xn+1 dengan contoh sebagai
berikut:

Xn+1 =Xb

= 856,092

Yn+1 =Yb

= 972,707

X . Yn+1 = 824,000 . 972,707

= 801510,568

Y . Xn+1 = 975,000 . 856,092

= 834689,700

Menggunakan cara di atas kita dapat data untuk menghitung luas areanya
seperti pada tabel 2.8 .

Tabel 2.8, Hasil Perhitungan Luas Polygon

TITIK X Y Yn+1 Xn+1 X . Yn+1 Y . Xn+1


A 824,000 975,000 972,707 856,092 801510,568 834689,700

B 856,092 972,707 998,701 866,597 854979,936 842944,968

C 866,597 998,701 999,410 907,762 866085,708 906582,817

D 907,762 999,410 1044,937 914,303 948554,101 913763,561

E 914,303 1044,937 1072,531 923,302 980618,311 964792,422

F 923,302 1072,531 1069,301 873,577 987287,752 936938,413

G 873,577 1069,301 1065,056 823,927 930408,425 881025,965

H 823,927 1065,056 1015,029 823,473 836309,799 877044,859

I 823,473 1015,029 975,000 824,000 802886,175 836383,896

A 824,000 975,000 0,000 0,000


JUMLAH 8.008.640,775 7.994.166,602
42

Dengan mengunakan data pada tabel 2.8 di ketahui jumlah X . Yn+1, Y . Xn+1
dapat dihitung luas areanya sebagai berikut :

2 Luas = Ʃ X.Yn+1 - Ʃ Y.Xn+1

2 Luas = 8.008.640,775 – 7.994.166,605

2 Luas = 14.474,173 m3

2 Luas
Luas =
2
14.474,173 m3
Luas =
2
Luas = 7.237,086 m3

Luas = 0,724 ha

2.2.4 Sketsa Lapangan


43

2.3 Pengukuran Menggunakan GPS (Global Position System)

2.3.1 Data Ukur

Tabel 2.9 Data GPS

NAMA JALAN POINT JARAK


JL.ANGGREK 1 A0 - A1 634 M
JL.CEMPAKA B0 - B1 155 M
JL.DIPONEGORO C0 - C1 586 M
JL.R.T.A MILONO D0 - D1 446 M
JL.ANGGREK E0 - E1 723 M
F0 - F1 331 M
JL.DAHLIA F1 - F2 36 M
F2 - F3 445 M
G0 - G1 372 M
JL.MAWAR
G2 - G3 65 M
JL.MELATI H0 - H1 95M
I0 - I1 134M
JL.MELATI 1
I2 - I3 30M
JL.KACA PIRING J0 - J1 57M
44

2.3.2 Hasil Lapangan


45

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Pengukuran dengan Waterpass atau Theodolite biasanya digunakan untuk lokasi relatif
datar atau beda tinggi yang tidak terlalu besar.
b. Untuk mengetahui beda tinggi antara dua titik adalah jarak antara kedua bidang nivo
yang melalui titik tersebut, maka untuk mengetahuinya diadakan pengukuran penyipat
datar.
c. Theodolite biasa digunakan untuk pengukuran yang lebih teliti atau memiliki tingkat
kesulitan yang besar.
d. Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut jurusan, jarak dan
beda tinggi titik harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak melebihi batas
toleransi.
e. Untuk mendapatkan tinggi titik di permukaan tanah guna penggambaran peta kontur
maka diperlukan pengukuran beda tinggi pada poligon.
f. Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan
azimut dai suatu daerah. Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3
faktor yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.
g. GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk
melakukan pembuatan tanda berupa titik-titik koordinat pada suatu jalur. Setiap
tempat memiliki titik koordinat yang berbeda-beda hal itu sebabkan karena bentuk
topografinya yang mempengaruhi. Dan dengan menggunakan GPS kita dengan mudah
menentukan koordinat ataupun ketinggian tempat jadi kita tidak susah-susah
mengukur ketinggian dari permukaan laut.

3.2 Saran
1. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi, juga
mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
2. Agar waktu pelaksanaan praktikum dapat dipercepat sehingga dalam pembuatan
laporan tidak terburu-buru.
3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang besar sebaiknya dalam menjalankan
praktikum, praktikan harus dibimbing sebaik-baiknya mengingat praktikan baru
pertama kali melakukan pengukuran seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai