Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Om Swastyastyu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat dan rahmat-nyalah kami memperoleh kekuatan dan kesabaran untuk dapat
menyelesaikan paper dengan judul “Metode Neraca Pembayaran” ini.
Dalam proses pembuatan paper ini tentunya kami banyak menemui hambatan dan
rintangan. Namun hambatan itu dapat diatasi dengan adanya dorongan dari berbagai pihak. Dan
harapan kami semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi paper agar menjadi lebih baik
lagi.
Kami menyadari paper ini jauh dari kata sempurna. Hal tersebut dikarenakan kurangnya
pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir
kata kami berharap semoga paper ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Om Shantih,Shantih,Shantih Om

Denpasar, 24 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada
kegiatan ekonomi negara telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab Merkantilis,
yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-enambelas dan ketujuh belas berpendapat
bahwa perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam
perekonomian. Teori Ricardo mengenai ke untungan yang dapat diperoleh dari melakukan
spesialisasi dan perdangangan luar negeri merupakan pandangan yang telah menjadi landasan dari
teori perdagangan luar negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut. Neraca pembayaran merupakan
suatu ikhtisar yang meringkas transaksi – transaksi antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing,
dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item item finansial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti Neraca Pembayaran ?
2. Apa fungsi dari Neraca Pembayaran ?
3. Komponen Neraca Pembayaran ?
4. Posisi Neraca Pembayaran ?
5. Bagaimana Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran ?
6. Bagaimana Konsep Neraca Pembayaran ?
7. Apa tujuan kebijaksanaan dari devaluasi ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan paper kami ini agar bias menambah pengetahuan mahasiswa
tentang Metode Neraca Pembayaran, apa saja yang di perlukan dalam neraca pembayaran
terutama pada arti dan fungsinya, komponen neraca pembayaran, posisi neraca
pembayaran, mekanisme penyesuaian neraca pembayaran serta hal-hal yang berhubungan
dengan Metode Neraca Pembayaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran ialah daftar yang memberikan gambaran ringkas semua transaksi
ekonomi internasional yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah suatu negara dalam kurun
waktu tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun.
Hasil akhir dari tiap kegiatan ataupun transaksi akan berbentuk sebuah laporan keuangan.
Dalam ruang lingkup perdagangan sebuah negara, laporan tersebut disebut neraca pembayaran.
Neraca pembayaran ialah catatan sistematis tentang transaksi-transaksi internasional
antarpenduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu yang dinilai
dengan uang.
Penyusunan neraca pembayaran sebuah negara mesti didasarkan pada aturan yang telah
ditetapkan IMF. Aturan tersebut termuat dalam balance of payment textbook. Dalam neraca
pembayaran tersebut terdapat dua jenis transaksi, yakni transaksi debit yang menimbulkan
kewajiban pembayaran ke negara lain dan transaksi kredit yang menimbulkan hak penerimaan dan
negara lain.
2.2Fungsi Neraca Pembayaran
Suatu negara menyusun pembayaran karena memiliki fungsi yang penting bagi
perekonomian negara tersebut, Sebuah neraca pembayaran disusun dengan fungsi sebagai
berikut:
1. Sebagai pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah di dalam kegiatan
ekonomi.
2. Sebagai dasar pengambilan kebijakan fiskal dan moneter.
3. Sebagai dasar pertimbangan pemerintah untuk mengetahui perkembangan hubungan
ekonomi internasional dengan negara lain.
4. Sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam perdagangan luar negeri.
5. Merupakan alat umtuk mengukur besar nya utang dan piutang luar negeri.
6. Merupakan alat untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi suatu negara
dengan dunia internasional.
7. Merupakan alat untuk mengetahui keadaan perekonomian suatu negara.

2.3 Komponen Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran terdiri atas beberapa komponen dibawah ini :


1) Neraca barang
Neraca barang ialah neraca yang mencatat semua transaki ekspor dan
import barang yang dilakukan oleh sebuah negara.
2) Neraca jasa
Neraca jasa ialah neraca yang mencatat semua transaksi expor dan impor
jasa suatu negara.
3) Neraca hasil modal
Neraca hasil modal ialah neraca yang mencatat nilai investasi atau
penanaman modal langsung dari pihak swasta asing,pinjaman luarnegeri yang di
berikan bank swasta internasional dan pinjaman atau hibah dari negara lain.
4) Neraca lalu lintas modal
Neraca lalu lintas modal mencatat perubahan asset negara di luar negeri
dan asset asing di negara tersebut.
5) Neraca moneter
Neraca moneter mencatat semua perubahan yang terjadi pada cadangan
devisa sebuah negara.
2.4 Posisi neraca pembayaran

1. Neraca pembayaran surplus


Neraca pembayaran dikatan surplus jikalau penerimaan dari luar negeri
lebih besar dari pembayaran ke luar negeri.
2. Neraca pembayaran deficit
Neraca pembayaran deficit terjadi sebab penerimaan dari luar negeri lebih
kecil di bandingkan pembayaran ke luar negeri.
3. Neraca pembayaran seimbang
Pada dasarnya seluruh neraca pembayaran sebuah negara dalam kondisi
seimbang. Seluruh neraca pembayaran di susun denga prinsip pembukuan yang
berpasangan di mana sisi debit dan kredit harus seimbang.
2.5 Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran
Terdapat 3 (tiga) macam mekanisme atau proses penyesuaian yang penting menyangkut neraca
pembayaran, yaitu:
1. Mekanisme Harga
Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca pembayaran melalui perubahan harga-
harga. Mekanisme ini umumnya pemerintah membawa kembali neraca pembayaran ke posisi
keseimbangan kembali. Mekanisme ini pada hakekatnya adalah dengan sistem standar emas
penuh.
2. Mekanisme Pendapatan
Mekanisme penyesuaian melalui kebijakan atau pengaturan pendapatan nasional, yang singkatnya
disebut “mekanisme pendapatan” menggambarkan adanya saluran lain bagi proses penyesuaian
neraca pembayaran. Mekanisme ini didasarkan atas teori ekonomi makro oleh Keynes, khususnya
diilhami oleh proses pelipatan (multiplier) dalam teori tersebut.
3. Mekanisme Moneter
Mekanisme hume sesungguhnya tidak murni mekanisme harga sebab sebelum suatu harga naik
atau turun, terjadi penyebab lain, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Jika terjadi surplus,
maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri sehingga berakibat stok uang di dalam negeri
bertambah, sebaliknya jika terjadi defisit maka uang akan mengalir ke luar negeri, sehingga uang
dalam negeri menurun.
2.6 Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi yang
mengakibatkan surplus atau defisit) hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga
keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua transaksi
tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan ekspor
dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam transaksi
berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen transaksi
modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
2.7 Devaluasi

Berikut ini adalah beberapa tujuan kebijaksanaan devaluasi yang dilakukan oleh pemerintah:

 Untuk meningkatkan ekspor dan menekan jumlah impor. Hal ini diharapkan akan
memperbaiki Balance of Payment.
 Untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri. Ini bisa dicapai bila barang
impor harganya lebih mahal dari barang lokal.

Tercapainya kesetimbangan Balance of Payment, sehingga kurs mata uang asing menjadi relatif
stabil
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Neraca pembayaran ialah catatan sistematis tentang transaksi-transaksi internasional
antarpenduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu yang dinilai
dengan uang.
Penyusunan neraca pembayaran sebuah negara mesti didasarkan pada aturan yang telah
ditetapkan IMF. Aturan tersebut termuat dalam balance of payment textbook. Dalam neraca
pembayaran tersebut terdapat dua jenis transaksi, yakni transaksi debit yang menimbulkan
kewajiban pembayaran ke negara lain dan transaksi kredit yang menimbulkan hak penerimaan dan
negara lain.
Mekanisme hume sesungguhnya tidak murni mekanisme harga sebab sebelum suatu
harga naik atau turun, terjadi penyebab lain, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Jika
terjadi surplus, maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri sehingga berakibat stok uang di
dalam negeri bertambah, sebaliknya jika terjadi defisit maka uang akan mengalir ke luar negeri,
sehingga uang dalam negeri menurun.
autonomous transaction (transaksi yang mengakibatkan surplus atau defisit) hanya
transaksi ekspor dan impor barang sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa
besarnya surplus atau defisit kedua transaksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat Jakarta. 2000.
Feryanto, Agung, Hendro Prima Setya. 2012. PR Ekonomi. Klaten: Intan Pariwara.
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2001.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.

Anda mungkin juga menyukai