Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MESIN LISTRIK

“MOTOR DC ”

Kelompok 1 :
Adhimas Prasetya (1741150065)
Alif Fitrah (1741150088)
Amalia Husna Al-fath ()
Anggie Maulana M (1741150097)
M Urfan Barran R M (1741150013)
Qory Fadli ()
Vivian Tifani Donna (1741150113)

PROGRAM STUDI D-IV SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga penyusunan Makalah yang berjudul “Motor DC” sehingga penulisan Makalah ini

selesai tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas

mata kuliah Mesin Listrik .

Pada penulisan Makalah ini tentu masih banyak kurangnya dan mungkin masih ada

banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mohon saran untuk perbaikan Makalah yang akan

datang dan semoga Makalah bisa memberikan manfaat kepada pembaca terutama kepada

Mahasiswa jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Malang

Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penulisaan Makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya

Makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan

dan pengorbanan mereka kepada kami dan melimpah rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua Amin yarobbal Al Amin.

Malang, 17 Maret 2019

Penulis,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motor Universal ...................................................... 3
2.2 Konstruksi Motor Universal ..................................................... 5
2.3 Prinsip Kerja Motor Universal ................................................. 7
2.4 Rangkaian Ekivalen Motor Universal ..................................... 9
2.5 Kurva Karakteristik Motor Universal ..................................... 9
2.6 Starting Motor Universal .......................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Motor Universal. .......................................................... 3


2.2 Gambar Konstruksi Motor Universal ...................................... 5
2.3 Gambar Konstruksi Stator dan Rotor Motor Universal ......... 5
2.4 Gambar Stator (Bagian Motor Yang Diam) ............................ 6
2.5 Gambar Sikat Karbon ............................................................... 7
2.6 Gambar Prinsip Kerja Motor Universal ................................... 8
2.7 Gambar Prinsip Kerja dan Bentuk Gelombang ...................... 8
2.8 Gambar Motor Universal dengan Pengaturan Kecepatan .... 9
2.9 Gambar Motor Universal dengan Pembalik Arah Putaran. .. 9
2.10 Gambar Rangkaian Ekivalen Motor Universal. ..................... 9
2.11 Gambar Karakteristik Motor Universal. ................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada suatu mesin listrik atau biasa disebut oleh orang awam adalah dynamo atau motor
listrik adalah sebuah mesin listrik yang mengkonversi energi listrik menjadi energi gerak
(putar). Terdapat dua jenis motor listrik yang berbeda yaitu motor AC (Alternating
Current) arus bolak - balik dan motor DC (Direct Current) arus searah. Motor AC sering
dijumpai pada peralatan rumah tangga contohnya kipas angina, mixer, blender maupun
lain sebagainya. Sedangkan untuk Motor DC sering dijumpai pada mainan anak – anak
yaitu Tamiya, RC, Peniup Gelembung dan sebagainya menggunakan motor DC yang
biasanya langsung dihubungkan dengan sumber DC yaitu baterai.
Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam motor listrik tersebut
terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik
merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor dan mengangkat
bahan. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di
industri. Motor listrik terkadang disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Sedangkan untuk motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada
kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada
motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor DC sering dimanfaatkan sebagai
penggerak pintu geser otomatis dan dalam rangkaian robot sederhana.
Motor DC memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
dunia industri. Motor DC memudahkan pekerjaan sehingga proses industri dapat berjalan
efisien. Semakin banyak inustri yang berkembang, maka akan semakin banyak mesin
yang digunakan. Semakin banyak mesin yang digunakan, maka semakin banyak
penggunaan motor DC. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan mengerti
pengertian motor DC, prinsip kerja, jenis-jenis motor DC, aplikasi dan perhitungan motor
DC.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Motor DC ?


2. Bagaimana Konstruksi dari Motor DC ?
3. Bagaimana Prinsip Kerja dari Motor DC ?
4. Apa saja jenis dari Motor DC ?
5. Apa aplikasi dari penggunaan Motor DC ?
6. Bagaimana Rangkaian Ekivalen dari Motor DC ?
7. Bagaimana Kurva Karakteristik dari Motor DC ?
8. Bagaimana Starting Motor DC ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari Motor DC.


2. Mahasiswa mampu mengetahui kontruksi Motor DC.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari Motor DC.
4. Mahasiswa mampu mengetahui jenis dari Motor DC
5. Mahasiswa mampu mengetahui aplikasi dari Motor DC
6. Mahasiswa mampu mengetahui gambar rangkaian ekivalen dari Motor DC.
7. Mahasiswa mampu mengetahui kurva karakteristik dari Motor DC.
8. Mahasiswa mampu mengetahui starting Motor DC.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motor DC

Motor listrik pada umumnya adalah mengkonversi energi listrik menjadi energi
mekanik yaitu berupa putaran, dengan bekerja karena adanya interaksi antara medan magnet
dan konduktor yang membawa arus. Jika proses ini dibalik maka yang tadinya mengkonversi
energi listrik menjadi energi mekanik sekarang menjadi energi mekanik dirubah ke energi
listrik yang biasa disebut sebagai magneto, alternator maupun dinamo. Hal ini dapat
diaplikasikan pula pada pembangkitan energi listrik contoh pada PLTA.
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu dari motor DC. Mesin arus searah
dapat berupa generator DC atau motor DC. Untuk membedakan sebagai generator atau motor
dari mesin difungsikan sebagai apa.Generator DC alat yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik DC. Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik
putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC
dapat difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada kumparan
jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL) yang berubah-ubah
arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik.
Bagian-bagian yang penting dari motor DC dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Dimana
stator mempunyai kutub yang menonjol dan ditelar oleh kumparan medan. Pembagian dari
fluks yang terdapat pada daerah celah udara yang dihasilkan oleh lilitan medan secara simetris
yang berada disekitar daerah tengah kutub kumparan medan. Kumparan penguat dihubungkan
secara seri, letak kumparan jangkar berada pada slot besi yang berada disebelah luar permukaan
jangkar. Pada jangkar terdapat komutator yang berbentuk silinder dan isolasi sisi kumparan
yang dihubungkan dengan komutator pada beberapa bagian yang berbeda sesuai dengan jenis
belitan.
Gambar 2.1 Motor DC

2.2 Konstruksi Motor DC

Bagian-bagian yang penting dari motor DC

1. Badan Mesin
Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan
kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan ferromagnetik.Fungsi lainnnya adalah
untuk meletakkan alat-alat tertentu dan mengelilingi bagian-bagian dari mesin,
sehingga harus terbuat dari bahan yang benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan
plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet ini berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik agar dapat terjadi proses elektromagnetik. Adapun aliran fluks magnet dari kutub
utara melalui celah udara yang melewati badan mesin.

3. Sikat-sikat
Sikat - sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar dengan bebas, dan
juga memegang peranan penting untuk terjadinya proses komutasi.

4. Komutator
Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan dipakai bersama-sama
dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa sehingga komutasi terjadi pada
saat sisi kumparan berbeda.

5. Jangkar
Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar kumparan jangkar
terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar ggl induksi yang dihasilkan
dapat bertambah besar.

6. Belitan jangkar
Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin arus searah, berfungsi
untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.

2.3 Prinsip Kerja Motor DC

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum :


1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran atau loop maka
kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan.

3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torque untuk memutar kumparan.

4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.

Motor DC memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan Motor AC. Pada motor DC jika
arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Medan
magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor
tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor

Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah pada
arah aliran arus, maka jari-jari akan menunjukkan arah garis fluks

Gambar 2.3Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.

Gambar 2.3 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah
karena bentuk U. Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut.
Gambar 2.4 Reaksi garis fluks.

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped


conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke
atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam
akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum jam.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.

Pada Motor DC, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet,
dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi.
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan.
Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan
(torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.

Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kaidah
flamming tangan kiri adalah sebuah kaedah untuk menentukan arah gaya
elektromagnetik/putaran kumparan pada sebuah motor listrik.

Jari Telunjuk di umpamakan sebagai arah medan magnet, Jari tengah menunjukkan arah
arus,Ibu Jari menunjuk kearah mana kumparan akan berputar.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah
dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang
besarnya sama dengan F. Prinsip motor adalah aliran arus di dalam penghantar yang berada di
dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar
akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.
EMF induksi biasanya disebut EMF Counter atau EMF kembali. EMF kembali artinya
adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan yang
diberikan padanya. Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan
magnet maka timbul ggl pada konduktor. Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker
dinamo diam. Timbulnya EMF tergantung pada:
1. Kekuatan garis fluks magnet.
2. Jumlah lilitan konduktor.
3. Sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor.
4. Kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet

Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik


EMF induksi biasanya disebut EMF Counter. atau EMF kembali. EMF kembali artinya adalah
EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan yang diberikan
padanya. Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet
maka timbul ggl pada kondukto

Gambar. E.M.F. Kembali.

EMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik dengan arah
berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.
HF. Emil Lenz mencatat pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah dengan
gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum Lenz.
Timbulnya EMF tergantung pada:
 kekuatan garis fluks magnet
 jumlah lilitan konduktor
 sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor
 kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet

Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker dinamo diam.
2.4 Jenis Motor DC

a. Motor Arus Searah Penguat Terpisah

Motor jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber tersendiri dan terpisah
dengan sumber arus ke rotor. Sehingga arus yang diberikan untuk jangkar dengan arus
yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat antara satu dengan lainnya secara
kelistrikan.

b. Motor Arus Searah dengan Penguat Sendiri

Motor jenis ini yaitu jika arus penguat magnet diperoleh dari motor itu sendiri.
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar motor DC
dengan penguat sendiri dapat dibedakan :
1. Motor Shunt

Motor ini dinamakan motor DC shunt karena cara pengkabelan motor ini yang
parallel (shunt) dengan kumparan armature. Motor DC shunt berbeda dengan motor
yang sejenis terutama pada gulungan kawat yang terkoneksi parallel dengan medan
armature. Kita harus ingat bahawa teori elektronika dasar bahwa sebuah sirkuit yang
parallel juga disebut sebagai shunt. Karena gulungan kawat diparalel dengan armature,
maka disebut sebagai shunt winding dan motornya disebut shunt motor. Motor DC
shunt memiliki skema berikut:

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).
Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan putaran
seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel mempunyai torsi awal
yang lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang tinggi pada
kumparan parallel menjaga arus mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor seri dan
menggunakan arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat untuk
membuat kumparan armature memulai putaran. Dalam industry, motor shunt
digunakan pada Mesin bubut, Drills, Boring Mills, pembentuk, dan Spinning. Berikut
adalah contoh boring mills yang sering digunakan pada industri.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan, motor
ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan beban.
Perubahan kecepatan hanya sekitar 10 %. Misalnya untuk pemakaian kipas angin,
blower, pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin cetak, dan juga untuk pengerjaan
kayu dan logam.

2. Motor Seri

Motor ini dipasang secara seri dengan kumparan armature. Motor ini, kurang stabil.
Pada torsi yang tinggi kecepatannya menurun dan sebaliknya. Namun, pada saat tidak
terdapat beban motor ini akan cenderung menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi.
Tenaga putaran yang besar ini dibutuhkan pada elevator dan Electric Traction. Kecepatan
ini juga dibutuhkan pada mesin jahit. Motor DC disusun dengan skema berikut:
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
 Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Karena kumparan medan terseri dengan kumparan armature, motor DC seri membutuhkan
jumlah arus yang sama dengan arus yang mengalir melalui kumparan
armature.Pengoperasian dari motor ini sangat mudah untuk dimengerti. Kita tahu, bahwa
kumparan medan terkoneksi secara seri dengan kumparan armature. Hal ini berarti bahwa
power akan teraplikasi pada salah satu ujung dari kumparan medan yang seri dan ujung
lain dari kumparan armature yang terkoneksi dengan brush.

Ketika voltase diberikan, arus mulai mengalir dari terminal power supply yang negative
ke kumparan yang seri dan kumparan armature. Kumparan armature tidak berputar ketika
tegangan pertama kali diberikan dan satu-satunya hambatan pada sirkuit berasal dari
konduktor yang digunakan pada armature dan kumparan penguat medan. Kerena
konduktor ini sangat besar, maka konduktor ini hanya akan memiliki hambatan yang kecil.
Hal ini menyebabkan motor mengambil arus yang besar dari power supply. Ketika arus
yang besar mulai mengalir ke kumparan penguat medan dan kumparan armature maka
akan terbentuk medan magnetic yang cukup kuat. Karena arusnya amat besar, hal ini
menyebabkan kumparan menjadi jenuh, yang akan memproduksi medan magnet yang
amat kuat.
Dalam industry, motor ini digunakan sebagai electric traction, elevator, kompresor udara,
penyedot debu, dan pengering rambut. Contoh yang nyata, dapat kita temui pada mesin
mobil. Ketika pada saat pertama kali dihidupkan, mobil memerlukan tenaga putaran yang
kuat untuk membuat mesin dalam mobil hidup. Motor-motor seri cocok untuk penggunaan
yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist

3. Motor Kompon

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A). Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang
dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor ini.. Dalam industri, motor ini digunakan untuk pekerjaan apa saja yang membutuhkan
torsi besar dan kecepatan yang constant.
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri dan paralel
dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti gambar dibawah
disebut motor kompon shunt panjang.
Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar dibawah disebut motor
kompon shunt pendek

2.5 Aplikasi penggunaan Motor DC

Aplikasi penggunaan Motor DC mudah ditemukan yaitu pada industri. Penggunaan


Motor DC pada industri dapat dilihat dari motor penggerak untuk mesin penggilingan kapasitas
besar . Motor DC dapat berputar dalam RPM rendah namun dengan Torsi yang tinggi.
Penggunaan Motor DC lainnya adalah pada mainan anak – anak mudah ditemukan seperti RC
, peniup gelembung dan kipas angin mini yang sumbernya di supply oleh sebuah baterai.
Penggunaan Motor DC juga dapat digunakan pada sepedah masa kini yang memungkinkan
manusia untuk tidak lagi mengayuh sepeda secara terus menerus untuk mempertahankan laju
sepedah.

2.6 Rangkaian Ekivalen dari Motor DC

a. Rankaian Ekivalen Motor DC Shunt

Vt = Ea + Ia Ra

Vsh = Vt = Ish Rsh


Il = Ia + Ish

Dimana :

Ish = arus kumparan medan shunt (ohm)

Vsh = tegangan terminal medan motor arus searah (volt)

Il = arus beban (amp)

b. Rangkaian Ekivalen Motor DC seri

Vt = Ea + Ia (Ra + RS)

Ia = ( Vt – Ea / Ra – Rs )

Ia = IL = If

Dimana :

Ia = arus kumparan medan seri (amp)

IL = arus medan seri (amp)

c. Rangkaian Motor DC Kompon

 Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Pendek


IL = Ia + Ish

Vt = Ea + Ia Ra + IL Rs

Pin = Vt IL

Dimana :

ILRs = tegangan jatuh pada kumparan seri

(IL)2Rs = rugi daya pada kumparan seri

IaRa = tegangan jatuh pada kumparan armatur

(Ia)2Ra = rugi daya armatur

 Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Panjang

IL = Ia + Ish

Vt = Ea + Ia (Ra + Rs)

Pin = Vt IL

Vt = Vsh

Dimana :

IL Rsr = tegangan jatuh pada kumparan seri

(Ia)2Rsr = rugi daya pada kumparan seri

(Ia)2Rsh = rugi daya pada kumparan shunt

(Ia)2Ra = rugi daya armatur


2.7 Kurva Karakteristik dari Motor DC

Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya
dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasan-batasan
kerja dari motor serta daerah kerja optimum dari motor tersebut.

Dari grafik diatas terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan untuk suatu motor dc
tertentu. dari grafik terlihat bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan
putaran, dengan kata lain terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor
dengan kecepatan putaran motor. Dua karakteristik penting terlihat dari grafik yaitu:

1. Stall torque,(), menunjukkan titik pada grafik dimana torsi maksimum ,tetapi tidak
ada putaran pada motor

2. No load speed,,menunjukkan titik pada grafik dimana terjadi kecepatan putaran


maksimum,tetapi tidak ada beban pada motor

Analisa terhadap grafik dilakukan dengan menghubungkan kedua titik tersebut


dengan sebuah garis, dimana persamaan garis tersebut dapat ditulis didalam
fungsitorsi atau kecepatan sudut
Dengan mensubstitusikan persamaan (torsi dan kecepatan) kedalam persamaan(daya)
diperoleh

Dari kedua persamaan tersebut dapat dilihat bahwa daya output maksimum terjadisaat
dan. Dari persamaan (daya) terlihat bahwa daya merupakan perkalian antara torsi dan
kecepatan sudut,dimana didalam grafik ditunjukkan oleh luas daerah segi empat
dibawah kurvatorsi/kecepatan.
(Dikutip dari situs :www.jevuska.com/topic/karakteristik+motor+dc.html -)

2.8 Starting Motor DC

a. Cara asutan (starting) dengan disambung langsung


Cara ini adalah yang paling sederhana dan murah, tetapi arus asut (arus startnya)
besar. Apabila jangkar belum bergerak padahal jangkar biasanya mempunyai
tahanan yang sangat kecil maka pada saat disambung dengan jala – jala arus
jangkar (Ia) besar.
Dimana,
Ist = V / Ra [ Ampere ]

Bila V = 220 Volt dan Ra = 0.05 Ohm, jika disambung langsung ( tanpa diberi
tahanan asut ) maka arus startnya adalah sebesar :
Ist = 220 / 0,05 = 4400 Ampere
Arus ini sangat besar hingga dapat merusak kumparan jangkarnya. Kalau
motornya kecil bisa cepat berputar karena momen kelembaban rotornya kecil,
begitu pula arus asutnya. Jadi untuk motor yang kecil bisa langsung disambung
dengan sumber.

b. Cara asutan (starting) dengan rheostat


Untuk membatasi arus shunt yang besar, pada rangkaian jangkar dipasang
Rheostat.
Gambar 1. Rheostat sebagai Tahanan Asut pada Motor Shunt

Mula – mula seluruh tahanan Rheostat dipakai, arus jangkar dibatasi oleh Rst,
arus penguat magnet (Im) menjadi besar. Sesudah bergerak, GGL lawan (E) maka
timbul persamaan :
𝑝𝑛
𝐸 = 𝑎60 . 𝑍. 𝛷. 10−3 (Volt)

Dimana :
𝑝𝑛
. 𝑍. 𝛷. 10−3 adalah bilangan konstan sehingga : E = C . n . 𝛷
𝑎60

c. Tingkatan dari tahanan starting medan shunt

Gambar 1.2 Tingkatan tahanan starting

Arus Maksimum
𝑉
𝐼1 = 𝑅 (Ampere)
1

Pada saat lengan A berada di “stud” 1.


Pada saat lengan A berpindah dari stud 1 ke 2, maka arus akan turun

menjadi 𝐼2 dan emf yang timbul = 𝐸𝑏1 , maka berlaku hubungan :

𝑣 − 𝐸𝑏1
𝐼2 =
𝑅2

Nilai n tetap, maka 𝐸𝑏1 tetap menjadi :

𝑣 − 𝐸𝑏1
𝐼1 =
𝑅2

Dari persamaan 1 diatas :

𝐼1 𝑅1
=
𝐼2 𝑅2

Jika A berada beberapa lama pada “stud” 2 dan emf naik menjadi 𝐸2 , maka

berlaku :

𝑣 − 𝐸𝑏2
𝐼1 =
𝑅2

Demikian juga dibuat kontak pertama dengan “stud” 3 maka arus :

𝑣 − 𝐸𝑏2
𝐼1 =
𝑅3

Dari persamaan 2 diatas :

𝐼1 𝑅2
=
𝐼2 𝑅3

Bilamana lengan A berada lama pada “stud” 3 dan emf naik menjadi 𝐸𝑏3 , dan

arus turun menjadi 𝐼2 , dimana :

𝑣 − 𝐸𝑏3
𝐼2 =
𝑅𝑎

Demikian juga apabila kontak masuk pada “stud” 3 maka arus :

𝑣 − 𝐸𝑏3
𝐼1 =
𝑅𝑎

Dari persamaan 3 diatas :


𝐼1 𝑅3
=
𝐼2 𝑅𝑎

Dari persamaan diatas :

𝐼1 𝑅1 𝑅2 𝑅3
= = = =𝐾
𝐼2 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑎

Maka :

𝑅3 = 𝐾𝑅𝑎

𝑅2 = 𝐾𝑅3 = 𝐾 2 𝑅𝑎

𝑅1 = 𝐾𝑅2 = 𝐾𝐾 2 𝑅𝑎 = 𝐾 3 𝑅𝑎

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Motor DC adalah suatu mesin listrik yang memanfaatkan energi listrik menjadi
energi gerak, motor ini memerlukan sumber arus searah (DC) untuk dapat
menggerakannya.
2. Konstruksi dari motor DC terdiri dari badan mesin, inti kutub magnet dan belitan
penguat magnet, sikat-sikat, komutator, jangkar, dan belitan jangkar
3. Ketika arus listrik DC mengalir dalam konduktor maka akan timbul medan magnet
di sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada
konduktor. Jika konduktor (angker) tersebut diletakan di antara kutub utara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan magnet kutub.
Dan arahnya berlawanan hal tersebut menyebabkan angker pada motor berputar.
4. Jenis motor DC
a. Motor DC penguat sendiri : motor seri, motor shunt, dan motor kompon
b. Motor DC dengan penguat terpisah
5. Penggunaan motor DC yaitu pada industri untuk mesin penggilingan kapasitas besar .
Motor DC dapat berputar dalam RPM rendah namun dengan Torsi yang tinggi.
Penggunaan Motor DC lainnya adalah pada mainan anak – anak mudah ditemukan
seperti RC, peniup gelembung dan kipas angin mini yang menggunakan suply
tegangan dari baterai.
6. Rangkaian ekuivalen motor DC seri Rsh seri dengan Ea sedangkan pada motor DC
shunt Rsh adalah paralel. Sedangakan untuk DC kompon panjang Rsh letaknya
paralel didepan Rs tetapi untuk Rsh pada motor DC kompon pendek letak Rsh paralel
setelah Rs.

7. Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya
dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasan-batasan
kerja dari motor serta daerah kerja optimum dari motor tersebut.
Dari gambar grafik terlihat bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan
putaran, dengan kata lain terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor
dengan kecepatan putaran motor. Dua karakteristik penting terlihat dari grafik yaitu:
a. Stall torque,(), menunjukkan titik pada grafik dimana torsi maksimum ,tetapi tidak
ada putaran pada motor
b. No load speed,,menunjukkan titik pada grafik dimana terjadi kecepatan putaran
maksimum,tetapi tidak ada beban pada motor
8. Cara starting motor DC adalah sebagai berikut :
a. Cara asutan (starting) dengan disambung langsung
b. Cara asutan (starting) dengan rheostat
c. Tingkatan dari tahanan starting medan shunt

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
valid. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/04/27/motor-dc/
https://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211005billalmaydikaaslam/2013/04/29/mesin-dc-teori-
dasar-dan-prinsip/
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/436/6/078120033_file6.pdf
http://konversi.wordpress.com/2008/09/01/motor-arus-searah-dc-bagaimana-bekerjanya/
http://duniaelektronika.blogspot.com/2008/04/mesin-arus-searah.html
http://www.animations.physics.unsw.edu.au/jw/electricmotors.html#DCmotors
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/motor-listrik.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/09/animasi-motor-dc.html
www.energyefficiencyasia.org
http://zone.ni.com/devzone/cda/ph/p/id/49#toc3 (national instrument)

Anda mungkin juga menyukai