2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dapat diidentifikasi adalah :
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi food aditif antimikrobia dari gambir
terhadap sifat fisik dan mekanis edible film yang dihasilkan.
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi food aditif antioksidan dari andaliman
terhadap sifat fisik dan mekanis edible film yang dihasilkan.
3. Berapakah konsentrasi dari ekstrak andaliman yang ditambahkan agar
menghasilkan fungsi antioksidan yang optimum pada edible film.
4. Bagaimana stabilitas edible film setelah ditambahkan antimikrobia dari
gambir dan antioksidan dari andaliman.
5. Bagaimana fungsi biopolymer food aditif yang ditambahkan ke dalam
edible film terhadap sifat antibakteri dan antioksidan edible film yang
dihasilkan.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan kosentrasi terbaik ekstrak andaliman yang ditambahkan
kedalam kemasan edible film agar menghasilkan edible film yamg
memiliki fungsi antioksidan.
2. Menghasilkan edible film yang memiliki sifat fisik, mekanis dan stabilitas
yang baik serta mengandung fungsi tambahan sebagai food aditif.
3. Mengetahui efektifitas ekstrak andaliman dan katekin pada gambir sebagai
antioksidan dan antimikrobia film.
4. Membuktikan bahwa kemasan edible film dengan penambahan ekstrak
andaliman dapat menghambat oksidasi yang terjadi pada produk pangan
dan dapat memperpanjang umur simpan.
1.5. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian adalah perbandingan konsentrasi antara ekstrak
andaliman, biopolymer katekin serta hidrokoloid pati akan mempengaruhi
karakteristik fisik, mekanis serta stabilitas kemasan film yang dihasilkan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Pati
Pati merupakan salah satu jenis polisakarida yang banyak terdapat pada
tanaman, merupakan polimer dari satuan α-D-glukosa (anhidroglukosa) dengan
rumus empiris(C6H10O5)n. Satuan dasar pati adalah anhidroglukosa, pengikatan
satuan glukosa satu sama lain berakibat kehilangan satu molekul air yang semula
terikat dalam bentuk gugus hidroksil. Pati disusun oleh dua satuan polimer utama
yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilosa merupakan polimer dari unit-unit
glukosa dengan bentuk ikatan α-1,4-glikosidik, berbentuk rantai lurus, tidak
bercabang atau mempunyai struktur heliks yang terdiri dari 200-2000 satuan
anhidroglukosa sedangkan amilopektin merupakan polimer unit-unit glukosa
dengan ikatan α-1,4- glikosidik pada rantai lurus dan ikatan α-1,6-glikosidik pada
percabangan, terdiri dari 10.000-100.000 hidroglukosa. Pati merupakan salah satu
jenis polisakarida yang tersedia melimpah di alam, bersifat mudah terurai
(biodegradable), mudah diperoleh, dan murah. Sifat-sifat pati juga sesuai untuk
bahan edible film karena dapat membentuk film yang cukup kuat. Namun, edible
film berbasis pati mempunyai kelemahan, yaitu resistensinya terhadap air rendah
dan sifat penghalang terhadap uap air juga rendah karena sifat hidrofilik pati dapat
memengaruhi stabilitas dan sifat mekanisnya. Rendahnya stabilitas film akan
memperpendek daya simpan sehingga kurang optimal karena uap air dan mikroba
yang masuk melalui film akan merusak bahan pangan (Winarti et al, 2012).
2.3. Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah terjadinya proses oksidasi pada lipida.
Penambahan antioksidan ke dalam makanan yang mengandung lipida dapat
meminimalkan ketengikan, mencegah pembentukan produk oksidasi yang bersifat
toksik, mempertahankan kualitas nutrisidan meningkatkan umur simpan. Sumber-
sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).Antioksidan
adalah salah satu bahan aditif yang dapat melindungi bahan pangan dari
kerusakan karena terjadinya reaksi okidasi lemak atau minyak. Antioksidan juga
dapat memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara melindungi bahan
pangan terhadap deteriorisasi yang disebabkan oleh oksidasi seperti ketengikan,
perubahan warna dan hilangnya nilai nutrisi (Huri dan Fitri, 2014).
2.4. Andaliman
Buah andaliman memiliki aktivitas anti inflamasi dan juga telah aktivitas
antiradikal ekstrak etanol buah andaliman konsentrasi 200 ppm yang
menunjukkan daya inhibisi sebesar 61,81%. Buah andaliman digunakan untuk
mengobati pencernaan, asma, bronchitis, menghilangkan rasa sakit, penyakit
jantung, penyakit mulut gigi dan tenggorokan, serta mengobati diare. Kulit akar
dan daun digunakan untuk mengobati sakit perut, sakit gigi, batuk, dan penyakit
kelamin, rematik dan sakit pinggang. Zanthoxylum memiliki beberapa aktivitas
biologis seperti larvasida, anti-inflamasi, antioksidan, antibiotic, obat cacing,
antivirus, anti jamur. Buah andaliman mengandung senyawa aromatik dengan rasa
pedas dan getir yang khas, serta hangat. Jika dimakan meninggalkan efek
menggetarkan alat pengecap, menyebabkan lidah terasa kebal dan dapat
meningkatkan nafsu makan. Senyawa yang telah diidentifikasi dari Zanthoxylum
adalah alkaloid dan terpenoid, serta kumarin dan flavonoid (Tersiska et al, 2003).
Andaliman yang dimaserasi secara remaserasi selama 24 jam menggunakan
pelarut heksana, aseton, dan etanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi pada
ekstrak etanol dengan hasil pada penambahan ekstrak etanol 1000 ppm aktivitas
antioksidan lebih besar dibandingkan dengan 1000 ppm α-tokoferol. Ekstrak
andaliman yng diperoleh dari maserasi bertingkat menggunakan pelarut heksana,
etil asetat, dan metanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada
pangan (Winarti et al, 2018)
2.5. Gambir
Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria
gambir(Hunter) Roxb. Termasuk Famili Rubiaceae dan komoditas perkebunan
rakyat. Ekstrak gambir mengandung katekin sebagai komponen utama serta
beberapa komponen lain seperti asam kateku tanat, kuersetin, kateku merah,
gambir flouresin, lemak dan lilin. Berdasarkan penelitian beberapa produk gambir
yang diolah masyarakat dari berbagai daerah sentra produksi gambir di Indonesia,
diperoleh kandungan katekin bervariasi dari 35 % sampai dengan 95% .
Kandungan katekin merupakan salah satu parameter mutu gambir yang terdapat
dalam SNI 03- 13391-2000 dan menjadi penentu utama dari mutu gambir. Hal ini
disebabkan karena katekin mempunyai nilai ekonomi yang tinggi yaitu memiliki
potensi sebagai bahan baku pada berbagai industri. Kegunaan gambir secara
tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih dan obat-obatan, sedangkan
secara modern gambir digunakan sebagai bahan baku pada industri farmasi dan
makanan (Andarsuryani et al, 2014).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Huri, D., dan Fitri, C. 2014., Pengaruh Konsentrasi Gliserol Dan Ekstrak Ampas
Kulit Apel Terhadap Karakteristik Fisik Dan Kimia Edible Film., Jurnal
Pangan dan Agroindustri., 2 (4): 29-40.
Jacoeb, A., Roni Nugraha., Siluh, P. 2014., Pembuatan Edible Film dari Pati
Buah Lindur dengan Penambahan Glisero dan Karagenan., JPHPI., 17 (1):
14- 22.
Rusli, A., Metusalach., Salengke., Mulyati, M.T. 2017., Karakterisasi Edible Film
Karagenan dengan Pemlastis Gliserol., Jurnal Institut Pertanian Bogor., 20
(2): 219-231.
Santoso, B., Antaria, M., Gatot, P., Rindit, P. 2016., Perbaikan Sifat Fisik, Kimia,
dan Antibakteri Edible Film Berbasis Pati Ganyong., Jurnal Agritech., 36
(4): 379-386.
Santoso, B., Gatot, P., Rahmad, H.P. 2005., Sifat Fisik Dan Kimia Edible
Filmberantioksidan dan Aplikasinya sebagai Pengemas Primer Lempok
Durian., Jurnal Agribisnis dan Industri Pertanian., 6 (1): 77-82.
Setiani, W., Tety Sudiarti., Lena, R. 2013., Preparasi dan Karakterisasi Edible
Film dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan., Valensi., 3 (2): 100-109.
Suryanto, E., Sri Raharjo., Hardjono, S., Tranggono. 2005., Aktivitas Antioksidan
dan Stabilitas Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC)
Terhadap Panas, Cahaya Fluoresen dan Ultravioet., Makalah Penelitian., 25
(2): 63-69.