Oleh:
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Gigi yang tidak erupsi adalah gigi yang terletak di dalam rahang, seluruhnya
ditutupi oleh lembut jaringan, dan sebagian atau seluruhnya ditutupi oleh tulang.
Gigi yang erupsi sebagian adalah gigi yang gagal erupsi sepenuhnya menjadi normal
posisi. Istilah ini menunjukkan bahwa gigi terlihat sebagian atau dalam komunikasi
dengan rongga mulut. Gigi yang terkena dampak adalah gigi yang dicegah agar tidak
meletup sepenuhnya posisi fungsional normal. Ini mungkin karena kurangnya ruang,
terhalang oleh gigi lain, atau jalur erupsi yang abnormal.
Sepanjang pedoman istilah molar ketiga mengacu pada tidak erupsi dan
sebagian erupsi gigi geraham ketiga yang mungkin atau mungkin tidak terpengaruh.
Prinsip-prinsip umum dalam pedoman berlaku untuk molar ketiga atas dan bawah
gigi, tetapi manajemen bedah molar ketiga atas secara umum jauh lebih kompleks
dan sebagian besar kesulitan berlaku untuk gigi molar ketiga bawah. Penyebab gigi
bungsu atas kurang nyaman, lebih cenderung meletus, dan lebih mudah untuk
dihapus kecuali
tidak pecah dan terbungkus tulang. Penghapusan molar ketiga atas menghasilkan jauh
lebih sedikit morbiditas pasca operasi, dan anestesi umum jarang diperlukan. Sedapat
mungkin, kelompok pengembangan pedoman telah bekerja paling banyak terminologi
yang umum digunakan, misalnya istilah anestesi lokal digunakan sebagai pengganti
analgesia lokal.
C. Etiologi
Etiologi Impaksi terdiri dari multifaktor yaitu predisposisi genetik, anomali
dalam rahang atas insivus lateral, dan ruang lengkung yang tidak adekuat
D. Indikasi Pembedahan
Indikasi untuk pembedahan Dengan tidak adanya bukti dari uji coba
terkontrol secara acak, indikasi untuk pengangkatan gigi molar ketiga kemungkinan
akan tetap menjadi bahan perdebatan. Di beberapa negara ada bukti yang jelas untuk
pembedahan, tetapi penting untuk mengakui bahwa indikasi ini dapat dimodifikasi
oleh kesehatan umum keadaan pasien dan lokal.
ANALISIS KASUS
DATABASE PASIEN
RM 01-18-5xxx
Penanggung JKN
Umur (tahun) 27 th
TB: 172 cm
BB: 64 kg
Diagnosis sementara -
Diagnosis kerja -
Riwayat pengobatan -
Alergi obat/makanan/ESO -
Pasien
P 110/70
Pulang
Tekanan
90/60 – Si
daran
140/90
(mmHg) So
P 36
Si
Suhu (oC) 36,8±0,7
So
P 80
Denyut Si
Nadi 60 – 100
(x/menit) So
M
P 20
Pernafasan Si
16 – 24
(x/menit) So
Tanggal SOAP
12/11/2018
A: Nyeri akut
P: Besok mondok jam op. 14:00 puasa jam 6-8 pagi, infus RL
12/11/2018
O: KU sp.
A: Nyeri akut
P: Besok mondok jam op. 14:00 puasa jam 6-8 pagi, infus RL
O: KU sedang, cm
A: Nyeri Akut
OBAT PARENTERAL
Aturan 14/11/18
No Nama Obat Rute
Pakai P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M
1. Ceftriaxone 1g pre op IV 14
(1 Jam ) (O
per
asi)
OBAT NON-PARENTERAL
No Nama Obat Indikasi Dosis Mekanisme kerja Cara Farmakokinetika Efek samping
pemberian
Untuk 250 mg-500 Mengikat protein Penicilin PO Ikatan protein 33%- Diare, vaginitis, dyspnea,
pencegahan mg PO/12 jam dan menghambat langkah 50%; t1/2 1-2 jam;; kolitits, urtikaria
infeksi pasca transpeptidation akhir ekskresi urin (66%-
1 Anbacim (Cefuroxim)
bedah pasien, sintesis peptidoglikan, 100% sebagai obat
500 mg
Tonsilits, mengakibatkan kematian sel tidak berubah);
Ekserbasi akut dinding
bakterial, ISK
Nyeri akut 500 mg PO, Menghambat sintesis Per-oral Puncak waktu Abdominal Pain, Diare,
250 mg PO prostaglandin dalam plasma 2-4 jam Gastritis, konstipasi, leukopenia,
2 Asam Mefenamat 500
tiap 6 jam jaringan tubuh dengan (dosis 1 gram),
mg
menghambat setidaknya dua
COX-1 dan COX-2
ekskresi urin (66%),
feses (20-25%)
Anti 3-4 kali Asam traneksamat Per-oral Waktu Puncak Sakit kepala, migrain,
fibrinolitik sehari mengikat reseptor lisin plasma : 2,5 jam anemia, kram otot,
pasca plasmin untuk fibrin abdominal pain
Kalnex 500 mg (asam pendarahan ditempati, mencegah Bioavaibilitas
3 :45%, ikatan
traneksamat) operasi pengikatan monomer
fibrin sehingga protein :3%, Vd :
menstabilkan struktur 0,18 L/kg, eksresi
matriks fibrin urin 90%
Kortikosteroi 2-60 mg Mengontrol ataun Per-oral Onset : 1-2 jam, Jerawat, amnorhea, edema,
d untuk /hari dibagi mencegah peradangan waktu plasma :31 sakit kepala, insomnia, peptic
mengurangi tiap 6-24 jam denganmengontrol laju menit, Durasi :30- ulcer, vertigo, urtikaria
pembekakan sintesis protein, menekan 36 jam, Vd : 0,7-
pasca bedah megrasi leokosit 1,5 L/Kg, eksresi
4 Methylprednisolon 4
polimorfonuklear (PMN) melalui urin dan
mg
dan fibroblast, feses
membalikkan
permeabilitas kapiler, dan
menstabilkan lisosom
pada tingkat sel
HASIL ASESMEN PASIEN PADA TANGGAL 23 OKTOBER 2018
Pasien masuk ke bangsal perawatan ruang C rumah sakit (RS) Bethesda pada hari
Selasa, 13 November 2018 pukul 07.45 WIB. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
Nyeri dari belakang gigi menjalar hingga ke belakang . Gejala ini sudah dirasakan pasien
selama 2 tahun, namun tidak diperdulikan dan mengaggap hanya sakit gigi biasa tanpa
penanganan anti inflamasi dan antinyeri.
Terapi Antibiotik yang digunakan oleh pasien adalah ceftriaxon 1 gram (1 jam sebelum
pembedahan) dan cefuroxim sebagai post-operative selama 5 hari. Pasien mengatakan rasa
nyeri telah Berkurang menjadi skala 2. Faktor genetik dan usia bisa menjadi pencetus
terjadinya impaksi gigi pada pasien yang mengharuskan pasien mengalami pembedahan.
Pada tanggal 14 November pagi pasien membawa obat pulang dengan antibiotk
cefuroxim. Pasien perlu ditekankan agar patuh mengkonsumsi antibiotik demi mencegah
terjadinya resistensi bakteri pencetus infeksi terhadap antibiotik post-operative yang
digunakan. Tujuan Pemberian regimen dosis secara tepat dan sesuai agar dosis atau kadar obat
dalam plasma dalam kondisi tunak (steady-state) segera sehingga diperoleh efek klinik yang
lebih cepat. Kadar Obat akan meningkat sampai akhirnya mencapai keadaan mantap (steady-
state)
Analisis SOAP
Problem medik Nyeri Pada Gigi Graham bagian Belakang (Impacted Teeth)
Subyektif Pasien mengeluh nyeri pada gigi hingga ke leher dan dada
Assessment 1. Pemberian anti-biotik Ceftraxon 1 gram 1 kali pada tanggal 13/11 Kurang tepat, sebaiknya pemilihan ini
dianjurkan jika pasien memiliki alergi terhadap penisilin.
2. Pemberian Anti nyeri dapat diplihkan Natrium Diklofenak, meski mefenamat untuk inflamasi namun
ambang nyeri untuk Natrium Diclofenak lebih lebih singkat (Panglila dan Wowor, 2016)
Plan 1. Menyarankan ke dokter untuk pemberian Antibiotik Penicilin jika pasien tidak alergi Penicilin 1 gram sebelum
operasi.
2. Memberikan anti nyeri selama sebelum operasi.
Outcome terapi Mencegah terjadinya infeksi pada post operative dan mengurangi nyeri pasca pembedahan
Drug Theraupetic problem
Klinis Kategori DTP Problem Plan
Multiple Impacted Menerima obat kurang Pemberian obat sebaiknya Menyarankan pada dokter untuk memberikan
Teeth tepat berdasarkan lini pertama, jika antibiotik golongan penicilin terlebih dahulu (misl:
pasien tidak memilki alergi amox 500 mg selama 5 hari)
penicilin
Terdapat Interaksi Obat Asam mefenamat dan methyl Menyarankan penggantian anti nyeri (Natrium
prednisolonon dapat Diklofenak)
meningkatkan efek toksisitas
salah satu obat secara
farmakodinamik, perlu
monitoring atau perhatian
(Source :Medscape)
Outcome yang ingin dicapai dari pengobatan pasien ialah: Pasien terhindar dari resiko infeksi, mengurangi rasa nyeri
dan pusing.
KONSELING
TERKAIT PENYAKIT
Impaction Tooth mengacu pada kegagalan gigi muncul ke dalam lengkungan gigi,
biasanya karena kekurangan ruang atau Kehadiran Entitas yang menghalangi jalan
erupsi(Pergerakan gigi dari dalam prosesus alveoralis ke rongga mulut). Terutama karena pola
dan urutan erupsi, gigi taring rentan terhadap impaksi dan kaninus rahang atas lebih sering
terpengaruh. Penggunaan dianjurkan agar menghindari infeksi yang dapat timbul setelah
pembedahan, diharapkan pasien mengkonsumsi antibiotik sesuai aturan agar terhindar dari
resistensi.
FARMAKOLOGI