Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN WAWANCARA PETANI DALAM MENANGGULANGI OPT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah TPHPT

Disusun oleh:
Kelompok 1

Muhammad Riski Pratama 150510170035


Safira Maulidah Priyadie 150510170056
Ridha Nur Agustin 150510170058
Dita Yulia Sari 150510170158
Muhammad Zaupi Alnazhari 150510170160
Fitriansyah Putra 150510170209

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya. Kami selaku penulis dapat menyelesaikan maka ini yang berjudul
“Laporan Wawancara Petani Dalam Menanggulangi OPT”. Dalam penyelesaian makalah
ini, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan saran, komentar, maupun kritik, hingga selesainya makalah ini. Dengan
dibuatnya makalah ini, semoga pihak-pihak yang membaca makalah ini mendapatkan ilmu
serta terbukanya wawasan mengenai permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.
Pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas hasil dari makalah ini. Oleh karenanya, penulis
berharap masukan-masukan serta kritik agar kedepannya penulis dapat membuat makalah
yang lebih baik.

Jatinangor, 28 November 2108

Penuls

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 2
1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................... 2
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 3
BAB III ............................................................................................................................................... 5
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 6

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Para petani merupakan sumber informasi paling tepat dalam melihat kondisi
pertanian dalam ruang lingkup dunia nyata, ketersediaan sumber daya yang terbatas,
serta beragam OPT yang harus di basmi, para petani dapat memikirkan tindakan-
tindakan apa saja yang harus dilakukan baik sebelum tanam ataupun setelah tanam,
mereka juga memastikan lahan yang mereka garap akan tumbuh sebagaimana yang
diharapkan. Penggunaan pestisida di kalangan petani belumlah seragam, ada yang
mengikuti anjuran dari pestisida tersebut, ada pula yang mengikuti budaya yang sudah
ada yang diturunkan oleh orang tua mereka, Penggunaan pestisida pun memiliki
batasan, dan sebagai petani mereka harus tau kapan harus melakukan penyemprotan
pestisida, belum lagi nilai ambang batas ekonomi yang harus mereka perhatikan untuk
memulai pengendalian hama secara terpadu. Pengambilan informasi dilakukan melalui
wawancara secara langsung, Bapak adim merupakan salah seorang petani di daerah
cileles, beliau kami kunjungi sebagai sumber informasi yang kami cari.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa jenis penyakit yang menyerang tanaman singkong narasumber?
2. Bagaimana teknik pada aplikasi pestisida?
3. Bagaimana tindakan preventif dan kuratif yang dilaukan narasumber?
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk menggali informasi berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang pada
tanaman singkong
2. Untuk mengetahui teknik pengaplikasian pestisida yang digunakan dalam
menanggulangi OPT
3. Untuk mengetahui tindakan preventif serta kuratif dari narasumber saat bercocok
tanam komoditas yang beliau pilih.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Singkong merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di seluruh
wilayah indonesia karena dapat tumbuh dengan baik tanpa pemeliharaan yang intens.
Singkong memiliki batang yang berkayu, beruas -ruas, dengan ketinggian mencapai lebih
dari 3m. Batang berlubang, berisi empulur berwarna putih, lunak, dengan struktur seperti
gabus. Berdaun menjari dengan cangap 5 – 9 helai. Daun singkong terutama yang masih
muda mengandung racun sianida. Bunga tanaman singkong berumah satu dengan
penyerbukan silang sehingga jarang berbuah. Umbi yang terbentuk merupakan akar
yangmenggelembung dan berfungsi sebagai tempat penampung makanan cadangan. Bentuk
umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (Diane M, 2006). Tanaman ini
tumbuh optimum pada dataran rendah, meskipun masih dapat ditanam pada ketinggian
tempat >1500 m dari permukaan laut, ubi kayu mampu bertahan di musim kering dengan
curah hujan 500-5000 mm/tahun. Meski tanaman ini mampu bertahan dalam kondisi
apapun, namun produksi tanaman ubi kayu di indonsia saat ini masih belum maksimal.
Salah satu penyebab masalah produktivitas singkong belum maksimal adalah serangan
penyakit tanaman. Penyakit ini mampu menurunkan produksi dari singkong apalagi
Indonesia memiliki iklim tropis sehingga potensi serangan penyakit di indonesia sangat
tinggi. Pada komoditas singkong yang ditanam pada lahan di Jatinangor, Sumedang rata-
rata mengalami masalah penyakit layu bakteri dan bercak daun yang disebabkan patogen
tanaman, yaitu bakteri.
Tanaman singkong yang menunjukkan terserang penyakit layu bakteri akan
menumbulkan gejala awal pada daun yang layu seperti tersiram air panas, batang pun mulai
rebah dan kecoklatan dan umbi langsung membusuk. Sedangkan pada singkong yang
terserang penyakit bercak daun akan menimbulkan gejala munculnya bercak-bercak coklat,
daun mongering dan jaringan daun mati. Penyebaran patogen penyebab penyakit ini ada 2
macam, yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran aktif penyakit yang
utama adalah dari residu inang patogen yang terinfeksi dalam tanah, air irigasi pembawa
kontaminasi bakteri, dan kontaminasi alat pertanian (Priou et al., 2014). Penyebaran pasif

3
patogen adalah melalui benih karena aktivitas distribusi benih yang terinfeksi secara laten
dan penyakit layu bakteri tersebar ke berbagai daerah (Semangun, 1984).
Benih yang telah terinfeksi patogen secara laten dapat dikendalikan dengan memberi
perlakuan pada benih. Merendam bibit dengan bakterisida yang mengandung mikroba aktif
yang bersifat antagonis terhadap fitoptogen seperti Bacillus subtilis, Pseudomonas
fluorences, Thrichoderma sp, dan Khamir – Yeast. Bakteri antagonis B. subtilis terbukti
dapat efektif menekan gejala tanaman layu dan menghanbat penyakit layu bakteri pada
komoditas kentang dengan persentase mencapai 59,07% (Hersanti, dkk., 2009) .
Untuk mencegah lebih dini lagi, kita dapat menanam varietas tahan. Varietas yang
tahan penyakit layu bakteri adalah Adira 1, Adira 2 dan Muara. Namun, nyatanya di lahan
singkong Jatinangor yang telah ditanam varietas Adira 1, penyakit layu bakteri masih
menjadi penyakit utama di komoditas ini. Hal ini mungkin juga dikarenakan tidak adanya
rotasi tanaman, sehingga inang untuk patogen ini terus ada dan patogen penyebab penyakit
terus berkembang. Untuk menekan serangan patogen pada masalah ini bisa dilakukan
dengan metode rotasi tanaman.
Melalui rotasi tanaman dengan famili lain, maka siklus patogen penyakit yang
menyerang pada periode sebelumnya akan terputus. Rotasi tanaman juga akan
mengembalikan kesuburan tanah yang telah hilang akibat penggunaan produk pupuk kimia
dan pestisida sintetis. Saat menaman singkong, maka kandungan hara pada tanah akan
berkurang banyak, sehingga pada musim tanam selanjutnya harus menanam jenis sayuran
polong-polongan untuk mampu meningkatkan kandungan hara terutama unsur N pada
tanah dan patogen penyebab penyakit akan kehilangan inangnya.
Jika tanaman singkong sudah terlanjur terinfeksi penyakit yang disebabkan bakteri,
maka mau tidak mau langkah yang harus diambil adalah mencabut bagian tanaman yang
terinfeksi penyakit atau memusnahkan tanaman. Hal ini harus dilakukan karena penyakit
yang disebabkan oleh bakteri akan berkembang dengan cepat. Maka sebelum patogen
menyebar ke tanaman lain dalam satu lahan, sebaiknya tanaman yang terserang penyakit
harus dimusnahkan.

4
BAB III
KESIMPULAN

Pada komoditas singkong yang ditanam pada lahan di Jatinangor, Sumedang rata-rata
mengalami masalah penyakit layu bakteri dan bercak daun yang disebabkan patogen
tanaman, yaitu bakteri. Sehingga diperlukan upaya untuk dapat mencegah tanaman
singkong terserang penyakit. Hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah memberi
perlakuan pada benih dengan cara merendam bibit dengan bakterisida yang mengandung
mikroba aktif yang bersifat antagonis terhadap fitoptogen seperti Bacillus subtilis,
Pseudomonas fluorences, Thrichoderma sp, dan Khamir – Yeast. Selain itu, diperlukan
rotasi tanaman yang berfungsi untuk memutus siklus patogen penyakit dan adapat
mengembalikan kesuburan tanah. pencabutan tanaman dilakukan apabila tanaman sudah
terinfeksi penyakit.

5
DAFTAR PUSTAKA
Hersanti, Rupendi, R.T., Purnama, A., Hanudin, Marwoto, B., Gunawan, O.S.. 2009.
Penapisan Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens , Bacillus subtilis Dan
Trichoderma harzianum Yang Bersifat Antagonistik Terhadap Ralstonia
solanacearum Pada Tanaman Kentang. Jurnal Agrikultura. 20(3): 198–203.
Priou, S., P. Aley, E. Chujoy, B. Lemaga and E. R. French. 2014. Integrated Control Of
Bacterial Wilt Of Potato. http://cipotato.org/wp-
content/uploads/2014/10/guiaing.pdf. Diakses tanggal 11 November 2018 pukul
11.41 WIB.
Semangun, H. 1989. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Yogyakarta;
Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai