Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN KARAKTER
(ABKC 5409)
“PENTINGNYA PILAR RASA HORMAT DAN PILAR TANGGUNG
JAWAB DALAM KEHIDUPAN KAMPUS”

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si.
Dr. Nanik Mariani, M.Pd.

OLEH :
Jauhar Labibah
Mita Nurlaili 1710129220013
Noor Izzatil Ishmah
Reski Anna Saskia

Kelompok IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Kami sadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna sehingga saran dan
kritik yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah kami yang akan datang.Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar “Pendidikan Karakter”.
Kami ucapkan berterimakasih untuk semua pihak yang telah bekerja keras
dalam penyusunan makalah ini.

Banjarmasin, 16 Maret 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas
pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia yang berkualitas saja
yang bisa bertahan hidup di masa depan. Manusia yang dapat bergumul dalam
masa dimana dunia semakin sengit tingkat kompetensinya adalah manusia yang
berkualitas. Manusia demikianlah yang diharapkan dapat bersama-sama
manusia yang lain turut bepartisipasi dalam percaturan dunia yang senantiasa
berubah dan penuh teka-teki .
Sebagai mahasiswa jurusan keguruan dan ilmu pendidikan sudah
selayaknya kita mengetahui tentang pendidikan karakter itu sendiri khususnya
apa saja unsur-unsur pendidikan karakter sampai dengan pilar-pilar pendidikan
karakter. Disini dirasakan perlu mengetahui apa saja pilar-pilar dari pendidikan
karakter itu sendiri agar senantiasa para penikmat pendidikan bisa berorientasi
pada produk dan hasil belajar. Dalam pembahasan mengenai pilar-pilar
pendidikan karakter kita sebagai calon pendidik diharapkan bisa nantinya untuk
mengaplikasikan pilar-pilar ini ketika turun ke lapangan serta mampu
membangun kesadaran kepada peserta didik untuk mengembangkan tujuan
pendidikan dari pilar-pilar pendidikan yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab?
2. Bagaimana implementasi pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab dalam
kehidupan kampus?
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami tentang pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab
2. Untuk mengetahui implementasi pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab
dalam kehidupan kampus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pilar Pendidikan Karakter


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja sama atau bergotong royong.
Selain itu Pendidikan karakter juga membentuk bangsa mempunyai jiwa patriotik
atau suka menolong sesama, berkembang dengan dinamis, berorientasi pada ilmu
pengetahuan serta teknologi, beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa.
Fungsi pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan potensi dasar
seorang anak agar berhati baik, berperilaku baik, serta berpikiran yang baik.
Dengan fungsi besarnya untuk memperkuat serta membangun perilaku anak bangsa
yang multikultur. Selain itu pendidikan karakter juga berfungsi meningkatkan
peradaban manusia dan bangsa yang baik di dalam pergaulan dunia. Pendidikan
karakter dapat dilakukan bukan hanya di bangku sekolah, melainkan juga dari
bergai media yang meliputi keluarga, lingkungan, pemerintahan, dunia usaha, serta
media teknologi.
Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap orang
dapat menyetujui – nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau bias
budaya. Beberapa hal di bawah ini yang dapat kita jelaskan untuk membantu siswa
memahami Enam Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut:
1. Trustworthiness (Kepercayaan)
Jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal – melakukan
apa yang anda katakan anda akan melakukannya, minta keberanian untuk
melakukan hal yang benar, bangun reputasi yang baik, patuh – berdiri dengan
keluarga, teman dan negara.
2. Recpect (Menghormati)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, gunakan sopan santun, bukan bahasa
yang buruk, pertimbangkan perasaan orang lain, jangan mengancam,
memukul atau menyakiti orang lain, damailah dengan kemarahan, hinaan dan
perselisihan
3. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu lakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin, berpikirlah
sebelum bertindak – mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab
atas pilihan anda.
4. Fairness (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka;
mendengarkan orang lain, jangan mengambil keuntungan dari orang lain,
jangan menyalahkan orang lain sembarangan.
5. Caring (Peduli)
Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan anda peduli, ungkapkan
rasa syukur, maafkan orang lain, membantu orang yang membutuhkan.
6. Citizenship (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja sama,
melibatkan diri dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik,
mentaati hukum dan aturan, menghormati otoritas, melindungi lingkungan
hidup.
Dalam konteks Indonesia, pilar-pilar karakter ini telah terkandung di dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Nilai-nilai moral dan sosial secara
gambling dinyatakan disana yang berujung pada perwujudan perdamaian dunia.
B. Pilar Rasa Hormat dan Pilar Tanggung Jawab
1. Pilar Rasa Hormat
Secara umum, rasa hormat (respect) merupakan cara merasakan dan
berperilaku. Jadi, istilah istilah rasa hormat merujuk pada cara berperilaku
dan berperasaan.
Rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau
penghormatan kepada pihak lain. Rasa hormat sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Anak-anak biasa diajarkan untuk menghormati orang
tua, saudara, guru, orang dewasa, aturan sekolah, peraturan lalu lintas,
keluarga, dan budaya serta tradisi yang dianut dalam masyarakat. Begitu pula,
penghargaan terhadap perasaan dan hak-hak orang lain, pimpinan, bendera,
negara, kebenaran, dan pandangan orang lain sekalipun mungkin berbeda
dengan pandangan kita.
Dalam suatu negara yang multikultur seperti Indonesia, saling hormat-
menghormati antara sesama warga dalam masyarakat mutlak sangat
diperlukan. Perbedaan suku, ras, bahasa, agama, status sosial, dan letak
geografis menyebabkan perbedaan budaya, tradisi, dan bahkan cara pandang
sering menjadi masalah jika tidak menjunjung tinggi rasa hormat di antara
sesama. Namun, menjadi kekuatan yang luar biasa ketika keberagaman
tersebut diolah dan dikembangkan dengan penuh hormat. Nilai-nilai
pancasila khususnya sila kedua dan ketiga kemanusiaan yang adil dan
beradab dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi terjewantahkan
dalam suatu kehidupan yang harmonis.
Sebagai seorang pendidik, penulis menaruh harapan yang begitu besar
terhadap institusi pendidikan termasuk di dalamnya guru, murid kepala
sekolah, dan para stakeholder lainnya untuk membangun pemahaman yang
serius terhadap perlunya rasa hormat-menghormati. Begitu pula nilai-nilai
karakter yang lain perlu diintegrasikan secara komperehensif dalam berbagai
aktivitas pembelajaran. Hanya dengan pendidikan itu rasa hormat itu dikaji
dan didiskusikan kemudian dipraktekkan. Sekolah, masyarakat, dan rumah
tangga perlu bersama-sama dalam upaya memberi pemahaman dan bertindak
atas dasar saling hormat-menghormati.

2. Pilar tanggung jawab


Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung
jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia
merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, yaitu:
a) Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri.
Contohnya: Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia
melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang. Ia
harus beristirahat diruma beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan kelengahannya
b) Tanggung Jawab kepada Keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah keluarga biasanya
memiliki peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik, suatu hal
peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota keluarga. Sebagai
kepala keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan memberi hukuman.
Hukuman tersebut merupakan tanggung jawab terhadap perbuatannya.
c) Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia
lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Contohnya: Safi’i
terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang lain yang
mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang
yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya
tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi
oleh masyarakat sekitar.
d) Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia, tiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak,
bertinggah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.
e) Tanggung Jawab Terhadap Allah Swt
Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia
mempunyai tanggung jawab langsung terhadap perintah Allah SWT.
Sehingga tindakan atau perbuatan manusia tidak bisa lepas dari
pengawasan Allah SWT yang dituangkan dalam kitab suci Al-Qur’an
melalui agama islam. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan
segera diperingati oleh Allah dan jika dengan peringatan yang keraspun
manusia masih juga tidak menghiraukannya maka Allah akan melakukan
kutukan. Contohnya: Seorang muslim yang taat kepada agamanya maka
ia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kepada Allah. Karena
ia menghindari hukuman yang akan ia terima jika tidak taat pada ajaran
agama. kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT,
adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan
padanya. Karena pada hakekatnya,kehidupan inipun merupakan amanah
dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini,
apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang
kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.

C. Implementasi Pilar Rasa Hormat dan Pilar Tanggung Jawab dalam


Kehidupan Kampus
Mahasiswa pada dasarnya adalah pelaku dalam pergerakan
pembaharuan yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan
tanah air kearah yang lebih baik dan dituntut memiliki etika yang baik.
Didalam kehidupan kampus, pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab
sangatlah penting mengingat kedua hal tersebut sangat berkaitan dengan
etika yang baik. Dengan adanya pilar rasa hormat dan pilar tanggung jawab
menjadikan kita sebagai mahasiswa mampu mengontrol diri sehingga tidak
melakukan hal-hal yang tidak wajar ataupun hal yang merugikan banyak
pihak.
1) Implementasi Rasa Hormat pada Mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa kita wajib menghormati orang lain.
Baik itu pendapat, sikap, tingkah laku, maupun keyakinan. Kita tidak
boleh mencaci maki keyakinan orang lain. Kita harus bisa menghormati
keyakinan atau pendapat orang lain. Ada pepatah yang mengatakan
kalau kita mau dihormati, maka kita harus menghormati dulu.
Contoh bentuk-bentuk penghormatan, antara lain:
a. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
Banyak orang yang tidak mampu mendengarkan dengan
baik, karena mereka mudah terganggu, selalu memeriksa ponsel
mereka, atau sibuk memikirkan apa yang selanjutnya ingin mereka
katakana. Belajarlah untuk bisa sungguh-sungguh mendengarkan
pada saat orang lain sedang berbicara. Jangan biarkan pandangan
kita berkeliaran ke seluruh ruangan, atau mereka akan merasa bahwa
kita tidak memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan.
b. Jangan lupa bilang “tolong” dan “terima kasih”
Saat membutuhkan bantuan kita mengucapkan kata
“tolong”, dan saat sudah diberikan bantuan kita mengucapkan
“terima kasih”. Kata-kata tersebut adalah kata-kata singkat, namun
penting untuk menunjukkan sikap hormat pada orang lain.
c. Meminta maaf saat melakukan kesalahan
Saat melakukan kesalahan, sebaiknya segera mengakui dan
meminta maaf. Meminta maaf terlebih dahulu tak akan buat harga
dirimu jatuh, atau orang memandangmu sebelah mata. Kesadaran
untuk mengakui kesalahan membuat kita memperoleh banyak
pelajaran.
2) Implementasi Rasa Tanggung Jawab pada Mahasiswa
Pentingya tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar orang
tersebut tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya
maupun orang lain. Karena dengan adanya tanggung jawab kita akan
mendapatkan hak kita seutuhnya. Dengan tanggung jawab juga orang
akan lebih memiliki simpati yang besar untuk kita, dengan sendirinya
derajat dan kualitas kita dimata orang lain akan tinggi karena memiliki
tanggung jawab yang besar.
Sebagai mahasiswa, tanggung jawab nya adalah selalu belajar
untuk menjadikan generasi muda yang berguna, tidak hanya dengan
belajar tapi dengan mempunyai sikap dan kepribadaian baik,
menggunakan kepribadian adalah kunci utama sebagai mahasiswa yang
teladan, dan menjadikan kebanggaan setiap manusia bila kita
mempunyai nilai dari prestasi dalam kemahasiswaan. Dengan
mengikuti alur dalam perjalanan pembelajaran adalah suatu tanggung
jawab yang harus dilakukan dalam setiap mahasiswa contohnya
mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan oleh kampus (ikut
praktikum, ujian, dan mengerjakan semua tugas).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, H. (2012). Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung:
Alfabeta.

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogja.

Anda mungkin juga menyukai