Anda di halaman 1dari 11

e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE


BERPENGARUH TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS V

Diah Putu Witaningtyas, I Wayan Lasmawan, Putu Budi Adnyana

Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Denpasar

e-mail: {putu.witaningtyas, wayan.lasmawan, budi.adnyana}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SD Negeri 4 Ungasan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri 4 Ungasan dengan jumlah 58 orang. Sampel penelitian sebanyak 58 orang
ditentukan dengan teknik random sampling. Penelitian ini adalah quasi experimental
dengan rancangan posttest only control group design. Data penelitian dikumpulkan
dengan kuesioner sikap ilmiah dan tes hasil belajar IPA. Analisis data menggunakan
Manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar
IPA antara siswa yang dibelajarakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran secara
konvensional (FA = 16,686 dengan p < 0,05). (2) Terdapat perbedaan sikap ilmiah
pada pelajaran IPA antara siswa yang dibelajarakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan siswa yang dibelajarkan secara
konvensional(FA = 29,563 dengan p < 0,05). (3) Terdapat perbedaan secara simultan
sikap ilmiah dan hasil belajar pada pelajaran IPA antara siswa yang dibelajarakan
dengan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran secara konvensional.

Kata-kata kunci : hasil belajar IPA, sikap ilmiah, Think Pair Share (TPS).

Abstract
This reseach aims to effect of Think Pair Share model of scientific attitude and science
learning result at the fifth grade student of SD N 4 Ungasan. The population in the
research was the fifth grade student of SD N 4 Ungasan which consisted of 58
students. The sample of this research consisted of 58 student which selected by using
random sampling technique. This research is a quasi experimental research using
Posttest Only Control Group Design. Data were collected using science learning result
and questionnaire of scientific attitude. Data were analyzed by using MANOVA. The
result showed that: First, There was a deferensification of science learning result
between students who followed Think Pair Share model and student who followed
conventional learning (FA = 16,686 ;< 0,05). Second, There was a deferensification of
scientific attitude on science subject between students who followed Think Pair Share
model and student who followed conventional learning (FA = 29,563 ; p < 0,05). Third,
There was a simultancous deferensification of learing result and scientific attitude on
science subject between students who followed Think Pair Share model and student
who followed conventional learning

Keywords : scientific attitude, science learning outcomes, Think Pair Share (TPS)

1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

PENDAHULUAN tertuang dalam Undang-undang Nomor 20


Masalah pendidikan di Indonesia, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
salah satunya yaitu masih berkutat pada Nasional yang merumuskan secara tegas
persoalan mutu dan kualitas pendidikan. mengenai dasar, fungsi, dan tujuan
Indonesia, sampai saat ini masih Pendidikan Nasional. Pasal 2 Undang-
ketinggalan jauh mutu pendidikannya undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
dibandingkan negara-negara lain di sistem Pendidikan Nasional menetapkan
dunia.Mutu pendidikan yang rendah bahwa pendidikan nasional berdasarkan
mengakibatkan rendahnya mutu sumber Pancasila dan Undang-undang Dasar
daya manusia. Apabila mutu sumber daya 1945, sedangkan fungsinya yaitu
manusianya rendah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan dan
untuk hidup di era globalisasi seperti saat membentuk watak serta peradaban
ini. Menurut Degeng (2010) manusia yang bangsa yang bermartabat dalam rangka
dapat ‘hidup’ di abad 21 adalah manusia mencerdaskan kehidupan bangsa.
yang kompetitif, cerdas, dan siap Pendidikan didominasi oleh proses
menghadapi perubahan. Oleh karena itu, pembelajaran. Proses pembelajaran di
dunia pendidikan mendapatkan sorotan sekolah akan mengadopsi beberapa mata
yang sangat tajam untuk menciptakan pelajaran salah satunya adalah
sumber daya manusia yang berkualitas. pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Sumber daya manusia yang berkualitas (IPA). IPA adalah pengetahuan khusus
harus ditunjang dengan kemajuan yaitu dengan melakukan observasi,
pendidikan. Kemajuan pendidikan suatu eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
bangsa hanya dapat dicapai melalui teori dan demikian seterusnya kait
penataan pendidikan yang baik. mengkait antara cara yang satu dengan
Selama ini sistem pendidikan yang cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA
ada hanya sebatas formalitas saja. berhubungan dengan cara mencari tahu
Formalitas yang dimaksud yaitu tentang alam secara sistematis, sehingga
pendidikan hanya dianggap sebagai suatu IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
kewajiban bukan sebagai suatu hal yang sistematis dan IPA bukan hanya
harus terus ditingkatkan dan penguasaan kumpulan pengetahuan yang
dikembangkan. Formalitas tetap saja berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
menjadi sesuatu yang penting, akan tetapi prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
perlu diingat bahwa substansi pendidikan suatu proses penemuan (Sulistyorini,
juga bukan sesuatu yang bisa diabaikan 2007: 39).
hanya untuk mengejar tataran pendidikan . Tujuan pembelajaran IPA di SD
formal saja. Usaha yang perlu dilakukan telah dirumuskan dalam kurikulum yang
sekarang bukanlah menghapus formalitas sekarang ini berlaku di Indonesia.
yang telah berjalan melainkan menata Kurikulum yang sekarang berlaku di
kembali sistem pendidikan yang ada Indonesia adalah Kurikulum Tingkat
dengan paradigma baru yang lebih baik Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam
(Aunurrahman, 2012:2). kurikulum KTSP selain dirumuskan
Oleh karena itu perubahan dan tentang tujuan pembelajaran IPA juga
peningkatan mutu pendidikan perlu dirumuskan tentang ruang lingkup
mendapat perhatian dari berbagai pihak, pembelajaran IPA, standar kompetensi,
dalam hal ini pemerintah beserta seluruh kompetensi dasar, dan arah
pakar dan pemerhati pengembangan pembelajaran IPA untuk
pendidikan.Pendidikan memegang mengembangkan materi pokok, kegiatan
peranan penting dalam mempersiapkan pembelajaran dan indikator pencapaian
sumber daya manusia yang berkualitas kompetensi untuk penilaian. Sehingga
dan mampu berkompetisi dalam setiap kegiatan pendidikan formal di SD
perkembangan ilmu pengetahuan dan harus mengacu pada kurikulum tersebut.
teknologi, sehingga pendidikan harus Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya banyak tentang IPA atau Sains, antara lain
untuk memperoleh hasil maksimal. Hal ini sifat sains, model sains, dan filsafat sains.

2
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

Namun hal ini berbanding terbalik Untuk meningkatkan konsentrasi dan


dengan kenyataan di lapangan yang sikap ilmiah guru hendaknya dapat
memuat akan guru yang membelajarkan mensiasati pembelajaran agar lebih
siswanya hanya dengan metode ceramah bermakna dengan menggunakan
dan Tanya jawab. Dalam hal ini guru di pembelajaran kooperatif. Salah satu
tuntut untuk lebih kreatif dalam merancang pembelajaran kooperatif yang dapat
dan menciptakan suatu proses digunakan yaitu Think Pair Share (TPS).
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran Think Pair Share
Pembelajaran IPA yang hanya terpaku merupakan salah satu model
dengan buku tanpa media dan cara pembelajaran kooperatif. Model ini
memperoleh pengetahuan yang menarik mengedepankan siswa untuk berperan
tidak akan berkesan bagi siswa. aktif bersama dengan teman kelompoknya
Hal ini di dukung dengan hasil dengan cara berdiskusi untuk
observasi penulis pada tanggal 24 memecahkan suatu permasalahan.
november 2015 mengenai hasil belajar Menurut Frank Lyman sebagaimana
IPA siswa yang rendah, hal ini terlihat dikutip oleh Arends (1997), Think Pair
jelas karena dalam proses pembelajaran Share merupakan suatu cara yang efektif
siswa tidak diberi kesempatan untuk untuk membentuk variasi suasana diskusi
menggali potensi-potensi yang dimiliki kelas. Model pembelajaran Think Pair
oleh siswa. Share merupakan salah satu model
Siswa memiliki perannya tersendiri di pembelajaran yang jarang di terapkan oleh
dalam proses pembelajaran. guru di dalam kelas. Guru terbiasa
Perkembangan pendidikan membawa menggunakan model pembelajaran yang
proses pembelajaran menjadi terpusat menggunkan kelompok besar. Dalam
pada siswa di mana siswa mencari dan beberapa penelitianpun model
belajar untuk mengelola pengetahuannya pembelajaran ini masih jarang sekali di
sendiri yang lebih dikenal dengan angkat sebagai bahan penelitian.
pembelajaran dengan konteks Beberapa keunggulan model ini adalah
konstruktivistik. Menurut Riyanto Think Pair Share meningkatkan
(2012:143) menyebutkan bahwa kemampuan siswa karena siswa
“Konstruktivisme berarti bersifat mengingat dan menyampaikannya kepada
membangun”. Hal yang dimaksudkan siswa lain yang masih dalam kelompokya.
dalam pernyataan tersebut adalah siswa Siswa saling menyampaikan idenya dalam
yang diajak untuk membangun menyelesaikan permasalahan bersama
pengetahuannya dengan mandiri sehingga dengan teman kelompoknya.
pengetahuan yang didapat melalui proses Dalam model pembelajaran kooperatif
belajar tidak semata-mata dibaca dan tipe Think Pair Share (TPS) siswa dituntut
dimengerti namun lebih memahami serta untuk bekerjasama saling membantu dan
melekat kuat di pikirannya. Siswa diajak berdiskusi dalam kelompok guna
untuk menyesuaikan konsep dan ide-ide memecahkan masalah yang diberikan dan
baru dengan kerangka berpikir yang telah semua siswa harus mampu menemukan
ada dalam pikiran mereka dan tentunya jawabannya. Pada kegiatan pembelajaran,
siswa sendirilah yang bertangguang jawab kemampuan berpikir siswa bukan satu-
hasil belajarnya. Namun dalam kondisi satunya hal yang diperlukan untuk
tersebut guru tidak akan melepaskan mencapai tujuan pembelajaran. Hal lain
perannya untuk membimbing siswa di yang juga diperlukan adalah kemampuan
dalam proses belajarnya agar siswa tidak bekerjasama dengan sesama teman di
mengalami kebingungan dalam proses kelas. Agar dapat bekerjasama dengan
belajar siswa dan dapat mencapai hasil baik maka diperlukan perilaku siswa yang
belajar yang optimal. Untuk itu guru baik. Saat bekerjasama dengan teman
memerlukan pengetahuan mengenai juga diperlukan perkataan-perkataan yang
strategi-strategi belajar inovatif yang dapat baik sehingga tidak akan terjadi
membangkitkan minat siswa untuk belajar. ketersinggungan satu sama lain. Jadi
dalam proses pembelajaran kooperatif tipe

3
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

Think Pair Share (TPS) selain diperlukan penelitian mudah dijangkau oleh peneliti,
kemampuan berpikir siswa, juga serta kelayakan dalam arti di SDN 4
diperlukan kemampuan bekerja sama Ungasan belum pernah dilakukan
siswa yang akan meningkatkan sikap penelitian yang sama dengan penelitian
ilmiah siswa tersebut. ini. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan
Berdasarkan pemaparan di atas untuk mengetahui pengaruh penerapan
diduga terdapat perbedaan kemampuan model pembelajaran kooperatif tipe Think
hasil belajar dan sikap ilmiah IPA antara Pair Share terhadap sikap ilmiah dan hasil
siswa yang dibelajarkan dengan model belajar siswa, dengan memanipulasi
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair variabel bebas yaitu model pembelajaran
Share (TPS) dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan
konvensional. Sejauhmana model variabel terikat yaitu sikap ilmiah dan hasil
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair belajar IPA siswa yang tidak dapat
Share (TPS) memberikan pengaruh dikontrol secara ketat sehingga jenis
terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah IPA penelitian yang digunakan dalam
siswa kelas V di SD N 4 Ungasan penelitian ini adalah eksperimen semu
kecamatan kuta selatan. Untuk (Quasy Eksperiment).
membuktikan secara ilmiah yang didukung Dengan desain penelitian yang
oleh data empiris tentang permasalahan digunakan pada penelitian eksperimen ini
tersebut, maka dipandang perlu untuk adalah ” post-test only control group
mengadakan penelitian dengan judul design” Desain penelitian post-test only
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif control group design sering menggunakan
Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap intact group seperti kelas, yang
sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada menyebabkan randomisasi tidak dapat
pelajaran IPA kelas V SD Negeri 4 dilakukan. Pemberian pratest biasanya
Ungasan”. Adapun tujuan dalam penelitian dilakukan untuk mengukur ekivalensi atau
ini adalah 1) mengetahui perbedaan hasil penyetaran kelompok (Dantes, 2012:97).
belajar IPA, antara kelompok siswa yang Dalam suatu penelitian tidak lepas
dibelajarkan dengan model pembelajaran dari objek yang akan diteliti, subjek yang
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) akan diteliti diistilahkan sebagai populasi
dengan siswa yang dibelajarkan secara dan sampel. Dalam suatu penelitian
konvensional pada siswa kelas V SD populasi dan sampel memiliki hubungan
Negeri 4 Ungasan. 2) mengetahui saling keterkaitan. “Populasi adalah
perbedaan sikap ilmiah, antara kelompok wilayah generalisasi yang terdiri atas
siswa yang dibelajarkan dengan model objek atau subjek yang mempunyai
pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair kualitas dan karakteristik tertentu yang
Share (TPS) dengan siswa yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dibelajarkan secara konvensional pada dan kemudian ditarik kesimpulannya”
siswa kelas V SD Negeri 4 Ungasan. 3) (Sugiyono, 2011: 80). Adapun populasi
mengetahui perbedaan secara simulatan dalam penelitian ini adalah keseluruhan
antara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar, siswa kelas V di SD No 4 Ungasan
antara kelompok siswa yang dibelajarkan Kecamatan Kuta Selatan tahun pelajaran
dengan model pembelajaran Kooperatif 2015/2016.
Tipe Think Pair Share (TPS) dengan siswa Sampel adalah bagian dari jumlah
yang dibelajarkan secara konvensional dan karakteristik yang dimiliki oleh
pada siswa kelas V SD Negeri 4 Ungasan. populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118).
Dalam melakukan pemilihan sampel
penelitian, tidak dapat dilakukan
METODE pengacakan individu karena peneliti tidak
Penelitian ini dilaksanakan pada dapat mengubah kelas yang terbentuk
siswa kelas V SDN 4 Ungasan. Pemilihan sebelumnya dan kelas yang akan
SDN 4 Ungasan sebagai tempat penelitian dijadikan sampel tersebar di sekolah yang
karena keterjangkauan dan kelayakan. berbeda-beda. Kelas dipilih sebagaimana
Keterjangkauan dalam arti tempat telah terbentuk di awal tanpa adanya

4
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

campur tangan peneliti untuk merubahnya variabel bebas (Independent Variabel) dan
dan tidak dilakukan pengacakan individu, variabel terikat (Dependent Variabel).
hal ini dilakukan untuk mencegah Variabel bebas (Independent Variabel)
kemungkinan siswa yang menjadi subjek adalah merupakan variabel yang
penelitian mengetahui dirinya dilibatkan mempengaruhi atau yang menjadi sebab
dalam penelitian sehingga penelitian ini perubahan atau timbulnya variabel terikat
benar-benar rmenggambarkan pengaruh (Sugiyono, 2012: 39). Pada penelitian ini
perlakuan yang diberikan. yang menjadi variabel bebas adalah
Berdasarkan karakteristik populasi model pembelajaran kooperatif tipe Think
dan tidak bisa dilakukan pengacakan Pair Share yang dikenakan pada
individu, maka pengambilan sampel pada kelompok eksperimen dan pembelajaran
penelitian ini dilakukan dengan teknik konvensional yang dikenakan pada
random sampling yang dirandom adalah kelompok kontrol. Variabel terikat
kelas.“Teknik random sampling secara (Dependent Variabel) adalah variabel
teoretis semua anggota mempunyai yang dipengaruhi atau yang menjadi
kesempatan yang sama untuk dipilih akibat, karena adanya variabel bebas
menjadi sampel” (Sukardi, 2011:58). Pada (Sugiyono, 2012: 39). Pada penelitian ini
penelitian ini akan diambil dua kelas dari yang menjadi variabel terikat adalah hasil
empat sekolah dasar yang terdapat di SD yang terjadi akibat pengaruh variabel
No 4 Ungasan Kecamatan Kuta Selatan bebas, dalam hal ini variabel terikatnya
sebagai sampel penelitian. Random atau adalah sikap ilmiah dan hasil belajar IPA
pengacakan yang dilakukan adalah siswa kelas V.
random kelas melalui cara undian. Data penelitian yang diperlukan
Penelitian ini merupakan penelitian dalam penelitian ini meliputi data sikap
eksperimen, karena itu diperlukan dua ilmiah siswa dan hasil belajar IPA. Data
kelompok sampel yaitu satu kelompok sikap ilmiah dalam penelitian ini
eksperimen dan satu kelompok kontrol. dikumpulkan dengan penyebaran
Sebelum mengetahui kesetaraan kelas kuesioner dan data hasil belajar IPA yang
dalam penelitian ini, dilakukan uji rata-rata dikumpulkan dengan tes pilihan ganda.
hasil UAS kelas V yang diperoleh siswa Data penelitian ini akan dikumpulkan
dengan menggunakan uji-t. dengan menggunakan beberapa metode
Kriteria pengujian: jika probabilitas pengumpulan data yang disesuaikan
thitung > 0,05 pada derajat kebebasan maka dengan tuntutan data dari masing-masing
kedua kelas dinyatakan setara. Setelah rumusan permasalahan. Data yang
dilakukan uji-t dengan menggunakan diperoleh haruslah valid dan reliabel,
bantuan program SPPS Statistics 23 for untuk menunjang penelitian agar berjalan
Windows terhadap hasil UAS kelas V. dengan lancar.Berkaitan dengan rumusan
Dari hasil SPSS Statistics yaitu permasalahan pada penelitian ini maka
0,159. probabilitas thitung > 0,05, dengan ada dua jenis data yang diperlukan yakni
demikian dapat disimpulkan bahwa kedua keterampilan berpikir kreatif siswa dan
kelas setara sehingga bisa dipakai sampel prestasi belajar siswa.
penelitian. Data hasil belajar IPA dan sikap
Tahap selanjutnya dilakukan ilmiah siswa kelas V SD diperoleh melalui
pengundian lagi, sehingga diperoleh satu tes hasil belajar dengan menggunakan
kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu pilihan ganda (multiple choise) dan tes
kelas VA 30 orang, sedangkan satu kelas untuk sikap ilmiah berupa kuisioner.Tes
lagi sebagai kelompok kontrol yaitu kelas tersebut kemudian di validasi.
VB berjumlah 28 orang. Dari hasil Data yang sudah dikumpulkan
sampling diperoleh jumlah sampel ditabulasi rerata dan simpangan baku
sebanyak 58 orang. menyangkut data sikap ilmiah dan hasil
Sugiyono (2006: 2-3) menyatakan belajar IPA siswa kelas V SD. Analisis
variabel penelitian merupakan gejala yang statistik yang digunakan untuk menguji
menjadi fokus peneliti untuk diamati. hipotesis adalah dengan menggunakan
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu MANOVA. Data hasil penelitian dianalisa

5
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

secara bertahap. Tahapan-tahapan (TPS) terletak di sekitar rata-rata


tersebut adalah analisis deskripsi, uji sebanyak 20%.
normalitas data, uji homogenitas varian Rata-rata nilai hasil belajar IPA
dan uji korelasi antar variabel terikat atau siswa yang mengikuti model pembelajaran
multikolinieritas. kooperatif tipe Think Pair Share berbasis
eksprimen adalah 83,20 berada pada
interval 81,35 s/d 84,65. Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel kategori yang telah dibuat diketahui
Penelitian yang dilaksanakan di SD bahwa data hasil belajar IPA siswa yang
Negeri 4 Ungasan, dilakukan 8 kali mengikuti model pembelajaran kooperatif
pemberian treatment pada masing-masing tipe Think Pair Share berbasis eksprimen
kelompok. Pada akhir penelitian dilakukan termasuk pada kategori “Sangat tinggi”.
post-test untuk memperoleh data hasil Data yang dikumpulkan mengenai
sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. sikap ilmiah siswa yang mengikuti model
Data yang dikumpulkan mengenai pembelajaran konvensional dengan
sikap ilmiah siswa yang mengikuti model rentang skor teoretik 30 sampai dengan
pembelajaran Think Pair Share (TPS) 150 dan rentang skor empirik antara 97
dengan rentang skor teoretik 30 sampai sampai 140 jumlah siswa 28, diperoleh
dengan 150 dan rentang skor empirik rata-rata sebesar 116,79, simpangan baku
antara 110 sampai 143 menunjukkan skor 11,419, modus sebesar 109, median
minimal 110, skor maksimal 143, sebesar 117, skor maksimum 140, skor
rentangan 33, rata-rata 127,37, standar minimum 97, dan rentangan 43.
deviasi sebesar 8,139, modus 123, Rata-rata skor sikap ilmiah IPA
median 127,00. siswa yang mengikuti model pembelajaran
pengelompokan distribusi frekuensi kooperatif tipe Think Pair Share berbasis
sikap ilmiah siswa yang mengikuti model eksprimen adalah 116,79 berada pada
pembelajaran Think Pair Share (TPS) interval 100 s/d 120. Berdasarkan Tabel
terletak di sekitar rata-rata sebanyak kategori yang telah dibuat diketahui bahwa
26,67%, di bawah rata-rata sebanyak data sikap ilmiah IPA siswa yang
10%, dan di atas rata-rata sebanyak 10%. mengikuti model pembelajaran kooperatif
Rata-rata skor sikap ilmiah IPA tipe Think Pair Share berbasis eksprimen
siswa yang mengikuti model pembelajaran termasuk pada kategori “Tinggi”.
kooperatif tipe Think Pair Share adalah Data yang dikumpulkan mengenai
127,37 berada pada interval > 120. hasil belajar IPA siswa yang mengikuti
Berdasarkan Tabel kategori yang telah model pembelajaran konvensional,
dibuat diketahui bahwa data sikap ilmiah dengan jumlah siswa sebanyak 28,
IPA siswa yang mengikuti model diperoleh rata-rata sebesar 73,71,
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair simpangan baku 7,169, modus sebesar
Share termasuk pada kategori “Sangat 66, median sebesar 73, skor maksimum
Tinggi”. 86, skor minimum 60, dan rentangan 26.
Data yang dikumpulkan mengenai Rata-rata nilai sikap ilmiah IPA siswa
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti yang mengikuti model pembelajaran
model pembelajaran Think Pair Share kooperatif tipe Think Pair Share berbasis
(TPS) dengan rentang skor teoretik 0 eksprimen adalah 73,71 berada pada
sampai dengan 100 dan rentang skor interval 60 s/d 80. Berdasarkan Tabel
empirik antara 73 sampai 93 dengan n = kategori yang telah dibuat diketahui bahwa
30, diperoleh rata-rata sebesar 83,20, data sikap ilmiah IPA siswa yang
simpangan baku 6,105, modus sebesar mengikuti model pembelajaran kooperatif
83, median sebesar 83, nilai maksimum tipe Think Pair Share berbasis eksprimen
93, nilai minimum 73, dan rentangan 20. termasuk pada kategori “Rendah”.
pengelompokan distribusi frekuensi Pengujian hipotesis pada
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti penelitian ini dilakukan dengan
model pembelajaran Think Pair Share menggunakan multivariat analisis varians
(MANOVA). Untuk keperluan ini dilakukan

6
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

uji persyaratan MANOVA, yaitu uji disimpulkan bahwa sampel penelitian


normalitas sebaran data homogenitas secara bersama-sama homogen dan
varians, dan uji kolinieritas. anlisis MANOVA dapat dilanjutkan.
Hasil normalitas sebaran data Setelah uji normalitas dan
menyatakan bahwa harga statistik homogenitas, maka dilanjutkan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang diperoleh kolinieritas. Uji korelasi bertujuan untuk
dari hasil pengolahan dengan program mengetahui hubungan atau korelasi
SPSS 23.00 for Windows adalah p > 0,05 antara dua variabel terikat. Apabila
yaitu 0,200> 0,05 sehingga dapat terdapat korelasi yang signifikan, ini
dinyatakan bahwa (1) sikap ilmiah siswa menunjukkan ada aspek yang sama
yang mengikuti model pembelajaran Think diukur pada variabel-variabel terikat.
Pair Share (TPS) , (2) hasil belajar IPA Apabila diketahui ada aspek yang sama
siswa yang mengikuti model pembelajaran diukur maka uji Manova tidak dapat
Think Pair Share (TPS) , (3) sikap ilmiah dilakukan. Uji korelasi ini dilakukan
siswa yang mengikuti model pembelajaran dengan menggunakan produk moment
konvensional, dan (4) hasil belajar IPA oleh Pearson ( Pearson’s Produk Moment)
siswa yang mengikuti model pembelajaran dengan bantuan dengan bantuan SPSS
konvensional berdistribusi normal. 23 for windows.
Uji Homogenitas varian dilakukan Dari hasil perhitungan uji korelasi di
untuk meyakinkan bahwa perbedaan dapat rhitung yang bernilai 0,250 memiliki
terjadi berasal dari perbedaan antar nilai signifikansi sebesar 0,058 atau lebih
kelompok. Pengujian homogenitas varian besar dari 0,05 (sig.>0,05). Ini
dalam penelitian ini dilakukan dengan menunjukan hubungan atau korelasi antar
menggunakan uji Levene’s for Equality of variable terikat tidak signifikan atau bahwa
Variance. tidak ada korelasi antar variable terikat.
Berdasrkan perhitungan uji Levene’s Pengujian hipotesis pertama
for Equality of Variance menunujukkan menggunakan analisis varian satu jalan
sign lebih besar dari 0.05 yaitu diperoleh (ANAVA A). Kriteria yang digunakan
hasil sign untuk hasil belajar adalah 0.263 adalah dengan membandingkan harga
, sedangkan untuk sikap ilmiah adalah Fhitung dengan FTabel pada taraf signifikan
0.055. hal ini berarti bahwa keseluruhan 5% dengan dk pembilang (a-1) dan dk
data hasil belajar IPA dan sikap ilmiah penyebut (N-a).
adalah homogen.
Selain uji homogenitas varian, Tabel. 1 Hasil Uji Hipotesis 1 Sikap Ilmiah
MANOVA juga mempersyaratkan matriks IPA Siswa
varian/kovarian dari variabel-variabel Sumber
dependen sama. Homogenitas matriks Varian JK db RJK F Sig.
varian/kovarian diuji dengan Antar
1621,4 1 1621,4 16,7 <0,05
menggunakan Box’s M dengan bantuan Kelompok
SPSS 23 for windows. Dalam
Kelompok
5441,7 56 97,2 - -
Hasil Analisis menunjukkan bahwa
harga Box’s M = 4,231, dengan nilai Total 7063,1 57 - - -
signifikansi 0,254. Hal ini menunjukkan
bahwa sign > 0,05, sehingga dapat

Dari hasil uji hipotesis pertama pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
diperoleh variabel terikat hasil belajar Share (TPS) dengan siswa yang
memiliki nilai F sebesar 16,686 dengan mengikuti pembelajaran konvensional,
nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari ditolak. Dengan demikian dapat ditarik
0,05. Ini menunjukan bahwa nilai F pada kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
variabel terikat hasil belajar signifikan. Itu sikap ilmiah siswa yang mengikuti model
berarti pula bahwa hipotesis nol yang pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
menyatakan tidak terdapat perbedaan Share (TPS) dengan siswa yang
sikap ilmiah siswa yang mengikuti model mengikuti pembelajaran konvensional.

7
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

Pengujian hipotesis kedua Tabel. 2 Hasil Uji Hipotesis 2 Hasil Belajar


menggunakan analisis varian satu jalan IPA
(ANAVA A). Kriteria yang digunakan Sumber
Varian JK db RJK F Sig.
adalah dengan membandingkan harga Antar
Fhitung dengan FTabel pada taraf signifikan Kelompok 1303,14 1 1303,14 29,56 <0,05
5% dengan dk pembilang (a-1) dan dk Dalam
Kelompok 2468,51 56 44,08 - -
penyebut (N-a). Total 3771,65 57 - - -

Dari hasil uji hipotesis kedua Pengujian hipotesis ketiga


diperoleh variabel terikat hasil belajar digunakan uji MANOVA. Nilai Fhitung dicari
memiliki nilai F sebesar 29,563 dengan dengan menggunakan bantuan program
nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari SPSS versi 23.00 for Windows.
0,05. Ini menunjukan bahwa nilai F pada
variabel terikat hasil belajar signifikan. Itu Tabel. 3 Rangkuman Hasil Analisis Sikap
berarti pula bahwa hipotesis nol yang Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa dengan
menyatakan tidak terdapat perbedaan MANOVA
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti Pengaruh Statistik F Sig.
model pembelajaran kooperatif tipe Think Model Pillai's 23,55 < 0,05
Pair Share (TPS) dengan siswa yang Pembelajaran Trace
mengikuti pembelajaran konvensional, Wilks' 23,55 < 0,05
ditolak. Dengan demikian dapat ditarik Lambda
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan Hotelling's 23,55 < 0,05
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti Trace
model pembelajaran kooperatif tipe Think Roy's 23,55 <0,05
Pair Share (TPS) dengan siswa yang Largest
mengikuti pembelajaran konvensional. Root

Kriteria yang digunakan adalah jika sikap ilmiah dan hasil belajar siswa IPA
nilai sig sama atau lebih kecil dari 0,05, yang mengikuti model pembelajaran
maka H0 ditolak, sebaliknya jika nilai sig kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
lebih besar 0,05, maka H0 diterima. dengan siswa yang mengikuti
Hasil analisis menunjukan bahwa pembelajaran konvensional, ditolak.
harga F untuk Pillai’s Trace, Wilks’ Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
Lambda, Hotelling’s Trace, dan Roy’s bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah
Largest Root memiliki nilai signifikansi dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti
lebih kecil daridapa 0,05 yaitu 0,000 . model pembelajaran kooperatif tipe Think
Maka dari itu, harga F untuk Pillai’s Trace, Pair Share (TPS) dengan siswa yang
Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, dan mengikuti pembelajaran konvensional.
Roy’s Largest Root signifikan. Itu berarti
pula bahwa hipotesis nol yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan

PENUTUP Populasi dalam penelitian ini adalah


Berdasarkan Penelitian ini semua siswa kelas V SD No. 4 Ungasan
dikategorikan eksperimen semu (kuasi dengan jumlah 58 orang. Setelah
eksperimen). Desain ini dipilih karena dilakukan uji kesetaraan terhadap semua
eksperimen dilakukan di beberapa kelas kelas V dengan menggunakan t-test
tertentu dengan siswa yang telah ada atau berdasarkan nilai UAS sebelumnya, maka
sebagaimana adanya. Rancangan semua kelompok dinyatakan setara.
eksperimen yang dipilih adalah rancangan Pemilihan sampel dengan dengan teknik
post test only control group design. random sampling secara bertahap yaitu

8
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

dengan cara undian. Undian dilakukan siswa yang mengikuti model pembelajaran
dengan mengundi kelas V di SD No. 4 konvensional dengan Pillai trace, Wilks’
Ungasan yaitu kelas VA dan kelas VB. Lambda Hotelling’s trace dan Roy’s
Dengan demikian kelas VA dijadikan kelas largest Root adalah 0,000 dan nilai ini
eksperimen dengan menggunakan model lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Berdasarkan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair hasil temuan dan pembahasan di atas,
Share (TPS) sedangkan kelas VB dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dijadikan kelas kontrol dengan dengan model pembelajaran kooperatif
menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) berpengaruh
konvensional. Data dikumpulkan dengan terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA
tes dan kuesioner serta dianalisis dengan siswa kelas V SD No. 4 Ungasan,
anava dan manova. Kecamatan Kuta Selatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
: (1) Terdapat perbedaan sikap imiah Berpedoman pada temuan
siswa yang mengikuti model pembelajaran penelitian ini, dapat dikemukakan
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) beberapa saran, sebagai berikut. (1) Bagi
dengan siswa yang mengikuti guru, dalam melaksanakan proses
pembelajaran konvensional dengan Fhitung pembelajaran sebaiknya menggunakan
= 16,686 dengan signifikansi 0,000 model pembelajaran yang dapat
(0,000< 0,05). (2) Terdapat perbedaan menumbuhkan antusiasme siswa, lebih
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti menantang dan berpusat pada siswa,
model pembelajaran kooperatif tipe Think serta dapat meningkatkan hasil belajar
Pair Share (TPS) dengan siswa yang siswa, salah satunya dengan menerapkan
mengikuti pembelajaran konvensional model pembelajaran kooperatif tipe Think
dengan Fhitung = 29,563 dengan signifikansi Pair Share (TPS) . Untuk lebih
0,000 (0,000< 0,05)., dan (3) Terdapat mengoptimalkan pelaksanaannya
perbedaan secara simultan sikap ilmiah sebaiknya guru-guru di sekolah lebih
dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti mendalami esensi materi IPA yang harus
model pembelajaran kooperatif tipe Think diperoleh melalui sebuah proses
Pair Share (TPS) dengan siswa yang penemuan yang dikaitkan dengan
mengikuti model pembelajaran kenyataan yang ada dillingkungannya
konvensional dengan Pillai trace, Wilks’ sehingga konsep dan prinsip IPA yang
Lambda Hotelling’s trace dan Roy’s didapatkan menjadi bermakna dan lebih
largest Root adalah 0,000 dan nilai ini melekat dalam ingatan siswa sehingga
lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). minat dan hasil belajar siswa menjadi
Dapat disimpulkan bahwa pertama optimal. (2) Bagi sekolah diharapkan
Terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa berupaya untuk meningkatkan kualitas
yang mengikuti model pembelajaran pendidikan dengan mempertimbangkan
kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan penggunaan model pembelajaran
siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
konvensional dengan 16,686 dengan pada proses pembelajaran. Pihak sekolah
signifikansi 0,000 (0,000< 0,05). Kedua juga harus memfasilitasi sarana dan
Terdapat perbedaan hasil belajar IPA prasarana yang dibutuhkan demi
siswa yang mengikuti model pembelajaran terciptanya kegiatan pembelajaran yang
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ideal agar tercapainya tujuan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dan memiliki komitmen
pembelajaran konvensional dengan Fhitung dalam memajukan dunia pendidikan. (3)
= 29,563 dengan signifikansi 0,000 Bagi peneliti lain yang ingin melaksanakan
(0,000< 0,05). Ketiga yaitu Terdapat penelitian yang sejenis diharapkan agar
perbedaan secara simultan sikap ilmiah bisa mengembangkan lagi penelitian ini
dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti dengan melibatkan sampel penelitian yang
model pembelajaran kooperatif tipe Think lebih luas.
Pair Share berbasis sikap ilmiah dengan

9
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

DAFTAR PUSTAKA Koyan. 2011. Statistik Pendidikan, Teknik


Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Analisis Data Kuantitatif. Singaraja :
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Universitas Pendidikan Ganesha
Rineka Cipta Press.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Lie, A 2002. Cooperative Learning:


Pembelajaran Bandung. Jakarta : Mempraktekkan Cooperatif Learning
Alfabeta di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta; PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Abdullah. 1998. Pendidikan Teoritis IPA.
Jakarta : Kanisius. Marhaeni, A. 2007. Pembelajaran Inovatif
dan Assesment Otentik dalam
Bruce J. 2009. Models of Teaching. Rangka Menciptakan Pembelajaran
Yogyakarta: Pustaka Pelajar yang Efektif dan Produktif. Makalah
disampaikan dalam Seminar.
Dantes. 2012. Metode Penelitian Singaraja : Universitas Pendidikan
Ganesha.
Pendidikan.Yogyakarta: Andi Offset.
Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Marno. 2009. Strategi dan Metode
Pengajaran. Yogyakarta : Ar-
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ruzz. Media Group.

Degeng, I.2010. Strategi Pembelajaran Me Noor, J. 2012. Metodologi Penelitian,


ngorganisasi Isi dengan Model Skripsi, Tesis, Disertasi Dan Karya
Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Direktorat Jenderal Nurkancana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar.
Pendidikan Tinggi. Surabaya: Usaha Nasional.

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model


Djamarah, S. 1994. Prestasi Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Pressindo.
Nasional.
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007.
Djaskarti, E. 2005. Dasar-Dasar Model Standar Proses untuk Satuan
Pembelajaran (tidak diterbitkan). Pendidikan Dasar dan
Pusat Pengembangan dan Menengah. Jakarta : Badan
Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Standar Nasional Pendidikan.
Alam.
Pidarta, M. 2007. Landasan
Hasan, I. 2010. Analisis Data Penelitian Pendidikan Stimulus Pendidikan
dengan Statistik. Jakarta: Bumi Bercorak Indonesia. Jakarta:
Aksara. Rineka Cipta.
Indrawati. 2005. Model Pembelajaran Purwanto, M. 2000. Prinsip-prinsip
Pemrosesan Informasi (tidak dan Teknik Pengajaran.
diterbitkan). Pusat Pengembangan Bandung: PT. Rosda Karya.
dan Penataran Guru Ilmu
Pengetahuan Alam. Ronnie .M. 2005. Seni Mengajar
Dengan Hati. Jakarta: PT. Elex
Media Kompotindo.
Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Grassindo

10
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 6 Tahun 2016)

Rooijakkers, A. 2005. Mengajar Sri Sulistyorini. 2007. Pembelajaran IPA


Dengan Sukses. Jakarta: Sekolah Dasar. Semarang: Tiara
Gramedia. Rineka Cipta. Wacana

Sanjaya, W. 2006a. Psikologi Slameto. 2003. Belajar dan Faktor


Pendidikan. Bandung: Remaja Yang Mempengaruhinya.
Rosdakarya. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Sugiyono. 2009f Metode Penelitian


Berorientasi Standar Proses Pendidikan Pendekatan
Pendidikan. Jakarta: Kencana Kuatitatif, Kualitatif dan R&D.
Prenada Media Group. Bandung: Alfabeta.

Sagala, H. 2009. Konsep Dan Makna Suryabrata, S. 2006. Psikologi


Pembelajaran. Bandung: Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Alfabeta. Grafindo Persada.

Sardinian. 2006. Interaksi & Motivasi Suryadi. 2007. Cora Belajar Perilaku
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. MemahamiAnak Usia Dini.
Raja Grafindo Persada Jakarta: ESDA Mahkota.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Slavin, R. 2005.Cooperatif Learning :


Pembelajaran Di Sekolah Teori, Riset, dan Praktik.Bandung :
Dasar.Jakarta : Kencana Prenada Nusa Media.
Media Group.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran
Sutama. M. 2009.Pedoman Penulisan Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Skripsi dan Tugas Akhir.Singaraja : Pustaka
Undiksha.
Titrarahardja, U. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai