Mekbat
Mekbat
6.1 Tujuan
Mengetahui kekuatan dari sampel batuan secara tidak langsung di lapangan dengan
bentuk sampel silinder atau tidak beraturan. Kekuatan sampel batuan diketahui dengan
mengukur beban maksimum sampel batuan saat terjadi failure. Menentukan nilai Point
Load Index / Indeks Franklin (Is).
2. Jangka Sorong
A2 4,63 6,5
B1 3,61 3,5
B2 4.03 3,5
C1 5,16 4,4
Keterangan:
- Is = Point Load Strength Index (Mpa)
- P = Beban maksimum sampai sampel batuan failure (N)
- De = Jarak antara konus penekan (mm)
2. Kuat Tekan
σc = 18 ~ 23 Is (digunakan 23)
3. Faktor koreksi terhadap sampel batuan yang diameternya tidak sama dengan
50 mm. F = (Diameter/50 mm) ^ (0.45)
Keterangan:
- Is yang digunakan adalah Is hasil faktor koreksi yaitu dengan rumus Is = Is non
F*F
A 0,115 2,662
B 0,3202 7,3003
C 0,2780 6,395
Uji PLI ini dilakukan untuk mencari kuat tekan batuan secara tidak langsung. Dari hasil
pengolahan data didapatkan nilai Indeks Point Load yang bervariasi disebabkan oleh komposisi
batuan yang berbeda. Dapat dikatakan batuan yang memiliki nilai indeks point load rendah
memiliki komposisi pasir yang lebih besar dari komposisi semen nya. Pada hasil yang didapat
batuan dengan sampel A memiliki nilai indeks yang lebih rendah, dan batuan dengan sampel B
memiliki nilai indeks yang lebih tinggi. Ini berari proporsi kandungan semen batuan A lebih
rendah dari pasir nya, sebaliknya dengan batuan B, yang memiliki komposisi semen lebih besar.
Karena perhitungan kuat tekan ini berasal dari Is (Indeks Point) dikalikan dengan 23, maka
secara tidak langsung nilai Is mewakili persebaran hasil kuat tekannya.
Dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa batuan jenis B memilki kuat tekan paling besar
dibandingkan dengan batuan A dan C. Hal ini disebabkan batuan jenis B memiliki komposisi
semen yang dominan dibandingkan dengan batuan A dan C. Selain itu adanya rekahan didalam
batuan juga dapat berpengaruh terhadap hasil uji. Adanya rekahan di dalam batan dalam
mempercepat batuan tersebut failure.
Jarak antar konus juga mempengaruhi nilai indeks, hubungan jarak antar konus dengan nilai
indeks berbanding terbalik, sehingga semakin besar jarak antar konus penekan, maka semakin
kecil pula nilai indeks yang didapat. Batuan dengan sampel A, memiliki jarak antar konus yang
lebih besar dengan batuan lain nya, sehingga menyebabkan batuan dengan sampel ini memiliki
nilai indeks yang rendah. Kesalahan Praktikan dalam membaca konus juga mempengaruhi hasil
indeks Point.
6.8 Kesimpulan dan Saran
6.8.1 Kesimpulan
Nilai Kuat Tekan Sampel Batuan Jenis A = 2,662 MPa dengan Is = 0.115
Nilai Rata –Rata Kuat Tekan Sampel Batuan Jenis B = 7,3003 MPa dengan Is = 0,3202
Nilai Kuat Tekan Sampel Batuan Jenis C = 6,395 MPa dengan Is = 0,2780
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa semakin besar Indeks Point
Load (Is) maka semakin besar pula kekuatan batuannya. Batuan jenis B memiliki kuat
tekan yang paling besar dibandingkan batuan A dan B. Batuan A memiliki kuat tekan
paling rendah sebab komposisi pasir yang lebih banyak dibandingkan batuan B dan C
sehingga paling tidak kompak. Batuan yang secara kasat mata berbentuk padat memiliki
celah atau ruang kosong didalam nya sehingga ini mempengaruhi Strenght/kuat tekan
batuan tersebut. Meskipun demikian hal tersebut tidak menegasikan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kuat tekan batuan di lapangan.
6.8.2 Saran
Saran untuk praktikum uji point load adalah saat melakukan pemompaan pompa
hidrolik dilakukan secara perlahan sehingga hasil uji lebih optimal. Selain itu untuk
melakukan pembacaan jarak antar konus harus tepat di depan mata, sehingga tidak
terjadi kesalahan pengukuran.