Anda di halaman 1dari 8

Nama Asisten : Ira R Halim

Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018


Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

PRAKTIKUM ANALISIS KADAR LEMAK DAN SERAT KASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Ayman Abdan Syakuro (240210160029)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: aymanabdans@outlook.com

ABSTRACT

Determination of fat content is important due to it has many effect for food such as
source of energy, raise mouthfeel, and solvent of vitamin. Determination of crude fiber
also important due its good effect in gastrointestinal. We used soxhlet method to
determine fat content, and for crude fber content we used hydrolysis by strong acid and
base to its sampel. The result showed that fat content of nut is 40.17%,, chips 31.65%,
ciki 12.23%, biscuit 7.08%, sausage 26.8%, wheat bread 8.02%, sweetened evaporated
milk 9.28%, and yoghurt is 1.14%. Crude fiber in spinach is 4.104%, carrot 2.778%,
waluh 3,56%, and papaya is 2,92%.
Keywords : crude fiber, extraction, fat, hydrolisis, soxhlet method
ester. Sifat lemak berperan penting
PENDAHULUAN dalam karakteristik produk pangan,
Penentuan kadar lemak penting karena
dilakukan mengingat lemak merupakan
komponen penting dalam bahan pangan menentukan sifat gurih dan berminyak,
dalam perannya sebagai sumber kalori, bau produk pangan, rasa di mulut
pemberi cita rasa, dan juga pelarut (mouthfeel), tekstur, dan rasa (Estiasih,
beberapa vitamin. Kadar lemak pun dkk, 2016).
mempengaruhi label pada kemasan Metode ekstraksi soxhlet adalah
beberapa jenis bahan pangan, seperti metode analisis lemak melalui ekstraksi
susu rendah lemak, ikan kaya omega 3, lemak menggunakan pelarut organik
dll. seperti heksana. Prinsip dari perhitungan
Penentuan serat pada bahan pangan metode ini yaitu lemak yang diekstrak
penting dilakukan untuk menentukan menggunakan pelarut organik
kandungan bahan yang tidak dapat dipanaskan pada titik didih pelarut.
dipecah dalam sistem pencernaan Setelah pelarutnya diuapkan, lemak dari
manusia. Belakangan ini, trend bahan ditimbang dan dihitung
konsumsi makanan berserat mulai persentasenya. Jumlah lemak per berat
meningkat di kalangan masyarakat. Hal bahan yang diperoleh menunjukkan
ini disebabkan timbulnya kesadaran kadar lemak kasar, yaitu baik lemak
akan pentingnya serat dalam makanan maupun bahan-bahan yang larut lemak
untuk mengikat racun, memperlancar masuk dalam kadar.
pencernaan, dan juga berperan dalam Analisis soxhlet dapat diaplikasikan
menunda rasa lapar datang lebih cepat. pada berbagai macam jenis bahan
Lemak merupakan senyawa yang pangan. Bahan yang tidak banyak
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam mengandung air dapat langsung
senyawa organik. Lemak dalam bahan dianalisis. Adapun bahan pangan yang
pangan umumnya berbentuk trigliserida, mengandung banyak air perlu
di mana senyawa yang terdiri dari dihidrolisis dengan asam kemudian
gliserol dan tiga asam lemak berikatan dikeringkan untuk memudahkan lemak
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

keluar dari jaringan (Andarwulan, dkk, Setelah refluks selesai, labu lemak
2011). diangkat dan diuapkan pada suhu 105oC
Serat kasar adalah residu dari bahan selama 1-2 jam. Labu diletakkan pada
pangan yang telah diperlakukan dengan desikator selama 15 menit, kemudian
asam dan alkali mendidih. Serat ditimbang berat akhirnya. Berikut ini
makanan adalah bagian dari komponen contoh perhitungan kadar lemak pada
bahan pangan nabati yang tidak dapat sampel
dicerna oleh saluran pencernaan ( Wlabu+ lemak )−W labu
manusia (Andarwulan, dkk, 2016). Lemak=
W sampel
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu x 100%
mengukur kadar lemak kasar dan serat
kasar pada sampel yang diuji. Kadar Serat Kasar
Sampel ditimbang sebanyak 1,25
METODOLOGI gram. Kemudian sampel dimasukkan ke
Alat dan Bahan erlemeyer asah dan ditambahkan dengan
Sampel yang digunakan pada 100 ml H2SO4 0,225 M. Labu asah
praktikum kali ini yaitu bayam, biskuit, direfluks selama 30 menit. Larutan
ciki, kacang, keripik, roti, susu kental disaring selama masih panas, serta
manis, sosis, pepaya, waluh, wortel, dan endapannya dicuci dengan akuades 500
yoghurt. Reagen yang digunakan yaitu ml sampai netral. Residu dipindahkan ke
alkohol 95%, H2SO4 0,225 M, NaOH erlemeyer asah lainnya.
0,313 N, K2SO4 10%, dan C6H14 Sampel ditambah kembali dengan
(heksana). 100 ml NaOH 0,313 N. Kemudian, labu
Alat yang digunakan yaitu cawan asah direfluks kembali selama 30 menit.
alumunium, beker gelas, desikator, Larutan tersebut disaring dengan kertas
erlemeyer asah, kaca arloji, kertas saring konstan dan dilanjutkan
saring, labu lemak, neraca analitik, oven, pencucian dengan 7,5 ml K2SO4 10 %.
unit soxhlet Kertas saring ditambahkan kembali
dengan 25 ml akuades panas dan 7,5 ml
Kadar Lemak Kasar alkohol 95%. Kertas saring dioven pada
Sampel yang mengandung lemak suhu 1055C selama 1-2 jam. Kertas
ditimbang sebanyak 2 gram. Sampel disimpan pada desikator selama 15
yang mengandung banyak air (sampel menit, kemudian ditimbang.
basah) dimasukkan pada beker gelas dan
ditambahkan 30 ml HCl 25% dan 20 ml HASIL DAN PEMBAHASAN
akuades. Beker gelas ditutup dengan Praktikum kali ini dilakukan dengan
kaca arloji dan dididihkan selama 15 menganalisis kadar lemak pada sampel.
menit. Sampel disaring dalam keadaan Sampel berdasarkan kandungan airnya
panas, kemudian dicuci dengan air panas dapat dibedakan menjadi sampel basah
(500 ml) sampai larutan netral. Kertas dan sampel kering. Sampel basah pada
saring dan isinya dikeringkan pada oven praktikum kali ini yaitu roti, susu kental
suhu 105oC selama 24 jam. Kertas manis, sosis, dan yoghurt. Adapun yang
saring yang kering dimasukkan ke dalam termasuk sampel kering yaitu biskuit,
hull. ciki, kacang, dan keripik.
Sampel yang mengandung sedikit Sampel sebelum dianalisis dengan
air langsung dimasukkan ke dalam hull pelarut organik perlu dihaluskan terlebih
setelah dihaluskan sebelumnya tanpa dahulu. Hal ini bertujuan untuk
perlu penambahan asam kuat. Baik meningkatkan luas kontak antara sampel
sampel kering maupun basah dengan pelarut, sehingga proses
dimasukkan ke dalam unit soxhlet. ekstraksi dapat berjalan maksimal.
Heksana ditambahkan ke dalam wadah Hidrolisis dengan asam kuat pada
penyimpan hull. Unit direfluks selama 3 sampel basah berperan dalam memutus
jam pada suhu titik didih heksana.
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

ikatan kovalen maupun ionik pada lipid Gambar 1. Unit Soxhlet


sehingga lemak lebih mudah diekstraksi Sumber : Nielsen, 2010
keluar dari jaringan (Nielsen, 2010).
Tujuan pemanasan sampel dan HCl Metode ekstraksi soxhlet adalah
selama 15 menit yaitu untuk metode ekstraksi dengan prinsip
mempercepat proses hidrolisis sampel. pemanasan dan perendaman sampel.
Penyaringan sampel dalam keadaan Kondensor dipasang di atas alat soxhlet
panas bertujuan supaya kelarutan bahan- sedangkan labu lemak yang sudah
bahan non-lemak pada asam tidak ditimbang konstan dipasang di
menurun dan dapat dipisahkan selama bawahnya. Pelarut dituangkan pada labu
proses penyaringan. Penetralan dengan lemak sesuai ukuran unit soxhlet.
akuades panas (500 ml) bertujuan untuk Sampel direfluks selama 3 jam hingga
melarutkan kembali komponen non- pelarut yang turun kembali ke labu
lemak yang masih tersisa dan juga lemak jernih (Andarwulan, dkk, 2011).
menghilangkan sisa asam. Kertas saring Pelarut akan menguap dengan
dan isinya di oven selama 24 jam adanya pemanasan pada labu, namun
bertujuan untuk menghilangkan kadar akan menetes kembali menjadi cairan
air yang tersisa pada kertas saring. setelah melewati kondensor. Pelarut
Pelarut yang digunakan untuk akan merendam sampel kembali dan
melarutkan lemak yaitu heksana. membawa lemak turun ke labu lemak.
Heksana bersifat non-polar dan dapat Suhu yang digunakan disesuaikan
melarutkan trigliserida dengan baik dengan titik didih pelarut, karena bila
(Nielsen, 2010). Heksana akan terlalu tinggi dapat menyebabkan risiko
merendam sampel yang disimpan dalam ledakan.
hull dan melarutkan kandungan lemak Pelarut pada labu lemak didestilasi
pada sampel. untuk mendapatkan berat lemak pada
sampel. Labu lemak dioven terlebih
dahulu pada suhu 105oC selama 2 jam
untuk menghilangkan sisa pelarut pada
labu lemak. Selisih berat labu lemak
dibagi berat sampel merupakan kadar
lemak kasar pada sampel. Berikut ini
hasil analisis kadar lemak pada sampel.

Tabel 1. Kadar Lemak Sampel


Kadar Rata-
Kel. Sampel W3 W2 W1
lemak Rata
Kacang 40.17 ±
1A 105.5428 104.7497 2.0036 39.71%
0.65%
1B 104.7467 103.9306 2.0084 40.63%
Keripik 31.65 ±
2A 105.1513 104.5206 2.0061 31.4391%
0.30%
9A 104.9479 104.3078 2.008 31.8770%
Ciki 12.23 ±
2B 104.5419 104.303 2.0077 11.90%
0.47%
3A 105.6447 105.3926 2.006 12.57%
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

Biskuit 7.08 ±
3B 105.0803 104.9383 2.0105 7.06%
0.07 %
8B 105.0878 104.9473 2.0007 7.02%
4A 103.9376 103.794 2.0006 7.16%
Sosis 26.80 ±
4B 105.1712 104.5148 2.0011 31.6389%
6.80%
5A 104.9556 104.515 2.0055 21.97%
Roti 8.02 ±
5B 107.026 106.879 2.0655 7.12%
1.2%
6A 104.0258 103.8456 2.0205 8.92%
Susu 9.28 ±
6B 107.3547 107.1588 2.0307 9.65%
Kental 0.51%
7A Manis 105.2919 105.118 2.0205 8.91%
Yogurt 1.14 ±
7B 103.8216 103.7991 2.0432 1.1012%
0.05 %
8A 105.3978 105.4219 2.0401 1.18%
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)

Berdasarkan tabel 1, kandungan Kadar lemak sampel susu kental


lemak pada sampel kacang yang manis yang diamati yaitu 9,28%.
dianalisis yaitu 40,17%. Menurut Menurut Depkes RI (1979), kadar lemak
Depkes (1979) mengenai Daftar susu kental manis yaitu 10,0%. Hal ini
Komposisi Bahan Makanan, kadar menunjukkan kadar lemak pada sampel
lemak kacang tanah terkelupas yaitu susu kental manis masih berada di
42,8%. bawah kadar lemak literatur.
Berdasarkan tabel 1, kadar lemak Kadar lemak sampel yoghurt yang
pada keripik yaitu 31,65%. Menurut berhasil dianalisis yaitu 1,14%. Menurut
penelitian Rosanna dkk (2015), kadar USDA (2009), kadar lemak yoghurt
lemak keripik singkong yang diuji yaitu plain yaitu sebesar 3,2%. Adapun batas
29.16 ± 0.16%. Perbedaan maksimum kadar lemak yang ditetapkan
Berdasarkan tabel 1, kadar lemak SNI 01-2981-1992 yaitu 3,8%. Hal ini
pada sampel ciki yaitu 12,23%. Menurut menunjukkan kadar lemak sampel
nutritional fact sampel French Fries yoghurt masih berada di bawah batas
2000 yang diuji, kandungan lemak total maksimum yang ditetapkan SNI.
pada ciki yaitu 3 gram dari total 16
gram. Nilai tersebut setara dengan Kadar Serat Kasar
18,75%, Analisis kadar serat kasar dilakukan
Berdasarkan tabel 1, kadar lemak pada sampel bayam, waluh, wortel, dan
pada sampel biskuit yaitu 7,08%. Kadar papaya. Serat kasar merupakan residu
lemak maksimum menurut SNI 01- yang diperoleh setelah penambahan
2973-1992 yaitu 9,5%. Hal ini asam kuat dan basa kuat mendidih. Serat
menunjukkan kadar lemak pada biskuit kasar terdiri dari selulosa dengan sedikit
sampel masih berada di bawah batas lignin dan pentosa (Andarwulan, dkk,
maksimum yang ditetapkan SNI. 2011).
Berdasarkan tabel 1, kadar lemak Sampel mula-mula dihaluskan
pada sampel sosis yaitu 26,80%. bertujuan untuk meningkatkan luas
Menurut Badan Standardisasi Nasional kontak antara asam kuat dengan sampel
(1995) kadar lemak maksimum pada sehingga proses hidrolisis dapat berjalan
sosis daging yaitu 25%. Namun, standar maksimal. Sampel yang akan dianalisis
deviasi dari kadar lemak sosis duplo harus diekstrak terlebih dahulu
cukup besar, yakni 6,8%. Data kandungan lemaknya supaya tidak
pengamatan pertama menunjukkan menganggu analisis (Andarwulan, dkk,
kadar lemak sebesar 21,97%, sedangkan 2011). Namun, prosedur tersebut tidak
data kedua menunjukkan kadar lemak digunakan karena sampel yang
sebesar 31,63%. digunakan adalah sayur-sayuran yang
Kadar lemak pada sampel roti yang relatif rendah kandungan lemak.
dianalisis dari ekstraksi lemak soxhlet Penambahan asam kuat dan basa
yaitu 8,02%. Menurut Depkes RI kuat bertujuan menghidrolisis komponen
(1979), kadar lemak roti putih yaitu selain serat. Pada prinsipnya, komponen
1,2%. Namun, batas maksimum kadar karbohidrat rantai panjang yang
lemak pada roti tawar tidak dicantumkan terhidrolisis semakin mudah larut dalam
dalam SNI 01-3180-1995 mengenai roti air. Refluks digunakan untuk
tawar. Tingginya kadar lemak pada mempercepat reaksi sekaligus
sampel roti tawar dapat disebabkan oleh mengekstraksi sampel dengan pelarut
tingginya shortening yang ditambahkan pada titik didihnya selama waktu
untuk melembutkan tekstur kulit roti, tertentu dalam jumlah konstan (Depkes
memperbaiki sifat remah roti, mencegah RI, 2000).
air masuk sehingga shelf life lebih lama Suspensi yang tersisa disaring
(Mudjadjanto dan Yulianti, 2004). dengan kertas saring dan dicuci dengan
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

air mendidih dengan segera karena utama dinding sel dan dicirikan dengan
perusakan serat dapat terjadi oleh kekuatan mekanis yang tinggi, tahan
pereaksi jika dibiarkan lebih lama terhadap zat-zat kimia, dan relatif tidak
(Sudarmadji et al., 1989). Sampel larut dalam air (Andarwulan, dkk, 2011).
dihidrolisis kembali dengan Residu yang Hemiselulosa yang merupakan
tersisa disaring menggunakan kertas komponen serat makanan tidak terdapat
saring yang sudah ditimbang konstan. dalam residu serat kasar. Hal ini
Sampel kemudian dicuci dengan K2SO4 diakibatkan hemiselulosa lebih mudah
10% untuk menetralkan sampel. terhidrolisis oleh asam, dan dapat larut
Penambahan etanol pada residu berperan dalam alkali di mana kelarutannya akan
untuk menghilangkan sisa lemak pada meningkat seiring dengan banyaknya
sampel karena etanol dapat melarutkan rantai cabang (Andarwulan, dkk, 2011).
lemak. Sementara itu lignin, komponen yang
Residu pada kertas saring dioven tahan terhadap enzim pencernaan hanya
selama 2 jam untuk menghilangkan beberapa bagian yang ada dalam residu
kadar airnya dan ditimbang selisih serat kasar. Oleh karena itu, kadar serat
beratnya dengan kertas saring konstan. kasar selalu lebih kecil jika
Residu yang dikeringkan merupakan dibandingkan dengan kadar serat
serat kasar dari sampel. makanan. Berikut ini hasil pengamatan
Selulosa merupakan senyawa utama kadar serat kasar pada sampel.
yang didapat pada residu analisis serat
kasar. Selulosa merupakan komponen

Tabel 2. Kadar Serat Kasar Sampel


%Serat Rata-
Kel Sampel W3 W2 Wsampel Kasar Rata
1A 0.6863 0.6384 1.2503 3.831%
4.104 ±
5A Bayam 0.7242 0.6621 1.2504 4.966% 0.76 %
9A 0.7065 0.6625 1.2524 3.513%
2A 0.6993 0.658 1.2508 3.302% 2.778 ±
Waluh
6A 0.7013 0.6731 1.2515 2.253% 0.74 %
3A 0.6724 0.6432 1.2542 2.328% 3.568 ±
Wortel
7A 0.7425 0.6824 1.2501 4.808% 1.75%
4A 0.6916 0.6581 1.253 2.674% 2.916 ±
Pepaya
8A 0.7142 0.6747 1.2507 3.158% 0.34 %
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
yaitu 2,92%, sedangkan menurut
Berdasarkan hasil pengamatan, Kusharto (2006), kadar serat papaya
kadar serat sampel bayam yaitu 4,10%. yaitu 0,7%.
Menurut Bangash et al. (2011), kadar Tingginya nilai kadar serat kasar
serat bayam adalah 0,7 gram tiap 100 pada praktikum jika dibandingkan
gram bahan. dengan literatur dapat disebabkan
Berdasarkan tabel 2, kadar serat beberapa faktor. Proses hidrolisis sampel
kasar pada waluh yaitu 2,78%. Menurut oleh asam kuat dan basa kuat belum
Aung et al., kadar serat kasar labu siam berjalan maksimal, sehingga komponen
yaitu 0.4-7.6% selain serat kasar masih tertinggal.
Kadar serat kasar pada wortel yang Selain itu, komponen selain serat dapat
dianalisis yaitu 3,56%. Menurut tertahan pada kertas saring akibat jeda
Kusharto (2006), kadar serat kasar refluks dan penyaringan yang terlalu
wortel yaitu 1,1%. Kadar serat kasar lama ataupun pencucian dengan akuades
pada pepaya berdasarkan hasil analisis yang kurang maksimal.
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

Nielsen, Suzanne. 2010. Food Analysis


KESIMPULAN Laboratory Manual. Springer.
Kadar lemak yang dianalisis dari London
sampel kacang, keripik, ciki, biskuit,
Rosanna, dkk. 2015. PraPemanasan
sosis, roti, susu kental manis, dan
Meningkatkan Kerenyahan Keripik
yoghurt berturut-turut yaitu 40.17%,
SIngkong Dan Ubi Jalar Ungu
31.65%, 12.23%, 7.08%, 26.80%,
8.02%, 9.28%, dan 1.14% Sudarmadji, dkk. 1989. Prosedur Analisa
Kadar serat kasar yang dianalisis Untuk Bahan Makanan dan
dari bayam, wortel, waluh, dan papaya Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
berturut-turut yaitu 4,10%, 2,77%,
3,56%, dan 2,92%.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, dkk, 2011. Analisis


Pangan. Dian Rakyat, Jakarta.
Aung, L.H., Ball,A., dan Kushad,M.
1990. Developmental and
nutritional aspects of chayote
(Sechium edule, Cucurbiteae).
Economic Botany. 44 (2) : 157-164
Badan Standardisasi Nasional. 1995.
Sosis Daging (SNI 01-3820-1995).
Bangash, Javed Abbash. 2011.
Proximate Composition, Minerals
and Vitamins Content of Selected
Vegetables Grown in Peshawar.
J.Chem.Soc.Pak Vol 33 (1) : 118-
122
BSN. 1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit.
SNI 01-2973-1992
BSN. 1992. Syarat Mutu Yoghurt. SNI
01-2981-1992
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1979. Daftar Komposisi
Kimia Bahan Makanan. Bhatara
Karya Aksara. Jakarta.
Estitasih, Teti, dkk. 2016. Kimia dan
Fisik Pangan. Bumi Aksara,
Jakarta.
Kusharto. 2006. Serat Makanan dan
Perannya Bagi Kesehatan. Fakultas
Ekologi Manusia. IPB. Jurnal Gizi
dan Pangan 1 (2) : 45-54
Mudjadjanto, E.S dan Yulianti, L.N.
2004. Membuat Aneka Roti.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

Anda mungkin juga menyukai