Oleh
Kelompok 2 - Reguler 1
Fungsi Puskesmas :
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Visi Puskesmas :
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Indikator
Kecamatan Sehat :
a. Lingkungan Sehat
Perilaku sehat
Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi Puskesmas :
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan :
- Data dan informasi
- Perencanaan dan penilaian
- Keuangan
- Umum dan pengawasan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
- Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
- Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
- Unit puskesmas pembantu
- Unit puskesmas keliling
- Unit bidan di desa/komunitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 31, puskesmas dipimpin oleh
seorang Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud merupakan
seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 dua tahun
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas
KEPALA
PUSKESMAS
UNIT
TATA USAHA
Definisi Perkesmas
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya masyarakat.
Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyrakat
secara keseluruhan.
Tujuan Perkesmas
Dalam pelaksanaan kegiatan Perkesmas tujuan yang diharapkan adalah
meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat (rawan kesehatan)
untuk mengatasi masalah kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Sasaran Perkesmas
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang
dapat terbagi menjadi:
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia
(lansia), masalah mental/jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah
mental/jiwa.
3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik,
tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya
adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi
(anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).
Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala Puskesmas dan
Perawat koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator
kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya,
peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian
dilaksanakan minimal setiap akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam
penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas pada tahun berikutnya. Untuk
memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka dilakukan penyajian
hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS). Penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek baik input,
output, outcome sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan Perkesmas tahun
berikutnya.
2.5 Kegiatan Pokok Puskesmas (UKM & UKP)
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (
comprehensive health care services ) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya,
Puskesmas menjalankan beberapa usaha pokok ( basic health care services ).
Kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas yang diselenggarakan oleh Puskesmas
sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha
pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 18
usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan
kemampuan yang ada dari tiap-tiap Puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan
biaya atau anggaran yang tersedia.
Berdasarkan “ Buku Pedoman Kerja Puskesmas “ yang terbaru ada 18 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung
kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut
kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas. Delapan belas kegiatan pokok
Puskesmas itu adalah :
1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya keluarga Berencana
3. Upaya peningkatan Gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Upaya penyuluhan Kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah
9. Upaya kesehatan olah raga
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
11. Upaya kesehatan kerja
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
13. Upaya kesehatan jiwa
14. Upaya kesehatan mata
15. Upaya laboratorium sederhana
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
17. Upaya kesehatan usia lanjut
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan
berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services )
seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) yang dikenal dengan ”
Basic Seven ” WHO. Basic seven tersebut terdiri dari :
1. MCHC ( Maternal and Child Health Care )
2. MC ( Medical care )
3. ES ( Environmental Sanitation )
4. HE ( Health Education ) untuk kelompok-kelompok masyarakat
5. Simple Laboratory ( Lab. Sederhana )
6. CDC ( Communicable Disease Control )
7. Simple Statistic ( recording/ reporting atau pencatatan dan pelaporan ).
Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic seven WHO harus lebih
diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama
yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia ( staf ) yang
dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/prasarana yang tersedia di Puskesmas, dan
peran serta masyarakat.
Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan
program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen pokok
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit ( preventing
disease ) dan memperpanjang hidup ( prolonging life ) melalui usaha-usaha kesehatan
lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan penyakit secara dini (
surveilan, penimbangan balita, ANC, dsb ). Kedua upaya tersebut harus dilakukan
dengan membina peran serta masyarakat ( community participation ) melalui kelompok-
kelompok masyarakat yang terorganisir.
Program-program Puskesmas dalam kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :
4. Upaya Pemulihan :
- Fisioterapi
- Mengembalikan percaya diri
b. Peningkatan peran serta masyarakat
c. Pencatatan & pelaporan
Dari hasil kunjungan lapangan dan wawancara kepada Kasubag TU (Bu Elvira) yang
dilakukan oleh kelompok 2 Reguler 1 pada hari Jumat, 20 April 2018 di Puskesmas
Kendalsari didapatkan informasi dan data sebagai berikut :
Terlampir
a. Kelurahan Tulusrejo
b. Kelurahan Lowokwaru
c. Kelurahan Jatimulyo
Dimana jumlah warga diketiga kelurahan bisa mencapai 57.080 jiwa. Setiap harinya
Puskesmas Kendalsari melayani hampir sekitar 100-150 pasien. Bu Elvira
mengungkapkan bahwa membludaknya pasien yang berkunjung ke puskesmas ketika
hari pertama setelah hari tutupnya puskesmas. Dimana masalah yang paling sering
dikeluhkan dan ditangani oleh Puskesmas Kendalsari adalah ISPA, hipertensi, diare,
dan alergi.
Terdapat beberapa layanan khusus yang dilaksanakan pada hari tertentu oleh
Puskesmas Kendalsari, seperti :
a. Pelayanan Balita
Untuk pelayanan imunisasi balita, dilaksanakan pada hari Selasa, pukul 07.30 –
12.00 WIB
b. Tes IFA : Hari Kamis
c. PTRM (Poli Terapi Rumatan Metadon) :
Pelayanan ini beroperasi pada hari Senin-Sabtu pukul 08.00-10.00 WIB yang
dilaksanakan di Ruang PTRM, sedangkan pada hari libur pasien akan
mendapatkan THD (Take Home Dose) dari dokter maksimal untuk 3 hari.
Sedangkan untuk IGD yang berada di Puskesmas Kendalsari beroperasi setiap hari
selama 24 jam. Dimana dimalamnya terdapat 5 perawat, 3 dokter umum, 3 dokter gigi,
dan 5 bidan.
1) Gizi;
a. Pendidikan/Konseling Gizi masyarakat dilakukan bila ada kasus dan
rujukan temuan kasus gizi di masyarakat
b. Penanganan balita malnutrisi di masyarakat dilakukan jika ditemukan
balita malnutrisi di masyarakat atau kasus rujukan dari desa
c. Penanganan ibu hamil KEK di masyarakat dilakukan bila ada rujukan
atau penemuan kasus ibu hamil KEK di masyarakat
d. Penyuluhan Gizi lintas sektor dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun
e. Penyuluhan Gizi Usia Dini dilakukan di Sekolah Dasar 1 (satu) kali
dalam setahun
f. Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan Status Gizi),
pemantauan konsumsi gizi (PKG),pemantauan penggunaan garam
beryodium, ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pemberian
tablet Fe
g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas
h. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans
2) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):
a. Pembinaan kader oleh bidan desa dilakukan minimal setahun 12 (dua
belas) kali
b. Penyuluhan Kesehatan bagi Bumil, Bufas, Neo, Bayi, Balita Resti
hingga remaja di masyarakat dilakukan minimal 2 (dua) kali dalam
setahun
c. Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan
imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait
sesuai prosedur dan ketentuan
d. Pemantauan wilayah setempat dan supervisi fasilitatif
e. Pembinaan dukun
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
KIA-KB sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas
g. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung
jawab
3) Promosi Kesehatan:
4) Kesehatan Lingkungan
Rujukan ini biasa disebut dengan rujukan balik. Rujukan balik dilaksanakan
apabila tenggang waktu rujukan sudah habis. Seperti contohnya apabila terdapat
pasien yang dirujuk dari Puskesmas ke RS tipe C/D selama 1 bulan dan pasien
tersebut sudah menjalani pengobatan atau tindakan penanganan selama 1
bulan di RS rujukan sedangkan setelah tenggang waktu tersebut ternyata pasien
masih harus menjalani pengobatan lagi, disitulah rujukan balik bisa dilakukan
dan pasien tersebut bisa dirujuk kembali ke puskesmas awal pasien tersebut
berobat untuk menjalani rangkaian pengobatan kembali.
3.8 Pelaksanaan JKN di Puskesmas Kendalsari
Menurut hasil dari wawancara yang didapatkan dari Bu Elvira, telah didapatkan
data bahwa jumlah pasien JKN pertahun 2017 telah mencapai angka 16.000 jiwa.
Pelaksanaan JKN di Puskesmas Kendalsari ini juga sudah cukup baik dan tidak
terdapat complaint terhadap sistem pelaksanaan ataupun penanganannya. Namun
masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya, yaitu tujuan utama program ini yang
masih belum bisa terealisasikan. Tujuan utama berupa mengubah pola pikir pelayanan
kesehatan di Indonesia dari paradigma sakit ke paradigma sehat belum tercapai, karena
banyak terdapat pasien yang datang ke puskesmas untuk berobat, bukan untuk
melakukan tindakan pencegahan.
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,pasar radius 2 km, memiliki
rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Banyak sekali dasar hukum serta pedoman dari pelaksanaan Perkesmas yang
dilakukan oleh puskesmas, termasuk diantaranya Puskesmas Kendalsari. Poin-poin
diantaranya sasaran, bentuk kegiatan, pelaksanaan kegiatan, indicator keberhasilan dan
pemantauan serta penilaian Perkesmas juga perlu dilakukan. Sudah sebagian besar dari
poin-poin tersebut dilakukan oleh Puskesmas Kendalsari, sasaran dari Puskesmas
Kendalsari adalah individu, keluarga, kelompok resiko tinggi, hingga lingkup yang lebih
besar yaitu masyarakat di bawah lingkup kerja puskesmas. Home visit juga dilakukan
terutama untuk pasien PTRM di puskesmas tersebut jika puskesmas tidak beroperasi.
Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Di Puskesmas Kendalsari juga terdapat konseling gizi, promosi kesehatan,
dan upaya prefentif contohnya saat hari kunjungan Lapang pda hari Jumat, 20 April 2018 di
halaman puskesmas dilakukan senam bersama.
Hanya saja data yang didapatkan belum sepenuhnya lengkap sehingga mengenai
Perkesmas yang dilakukan di Puskesmas Kendalsari Kelompok 2 Reguler 1 belum
mendapatkan gambaran secara terperinci, sehingga tidak menyimpulkan apakah
Perkesmas sudah berjalan dengan baik atau belum.
Pelayanan kesehatan UKM yang diberikan Puskesmas Kendalsari terdiri dari
pendidikan gizi, KIA, promkes, kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular,
keperawatan kesmas, UK lansia, sedangkan UKM pengembangan terdiri dari kesehatan
jiwa, indra, olahraga, gigi dan mulut, serta pengobatan tradisional. Pelayanan kesehatan
UKP yang sudah diberikan yaitu UGD 24 jam, unit rawat jalan, dan unit rawat inap.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, Puskesmas Kendalsari telah memberikan pelayanan
kesehatan pokok sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
secara umum terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP).
Menurut BPJS Kesehatan, sistem rujukan pada dasarnya adalah pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secara timbal balik
baik vertikal maupun horisontal. 3 golongan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan
kesehatan tingkat 1, 2 dan 3. Dalam hal Puskesmas Kendalsari sebagai faskes tingkat 1
menjalankan rujukan sesuai yang diatur dalam BPJS Kesehatan dan akan memberi rujakan
kepada faskes 1 tingkat diatasnya yaitu ke Rumah Sakit tipe C dan D. Hal tersebut telah
disampaikan oleh Bu Elvira sebagai Kasubag Umum bahwa sistem rujukan Puskesmas
Kendalsari mengacu pada sistem BPJS Kesehatan. Pelaksanaan JKN di Puskesmas
Kendalsari juga sudah terlaksana dengan baik, terbukti dengan tidak adanya complaint yang
diberikan oleh pasien. Data yang sudah didapatkan terdapat 16.000 pasien JKN pertahun
2017.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas.
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk
mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia
Depkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Berita Negara Republik Indonesia
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hatmoko.2006. Pedoman Kerja Puskesmas, Staf Pengajar IKM Universitas Mulwarman,
Makasar.