Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Suidae
Genus: Babyrousa
Perry, 1811
Species
Babyrousa babyrussa
Babyrousa bolabatuensis
Babyrousa celebensis
Babyrousa togeanensis
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla
Famili : Suidae

Genus : Babyrousa
Spesies : Babyrousa babyrussa

abirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Indonesia. Babirusa yang dalam bahasa latin
disebut sebagai Babyrousa babirussa hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya
seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge, dan Maluku. Sebagai hewan endemik, Babirusa tidak
ditemukan di tempat lainnya. Sayangnya satwa endemik ini mulai langka.

Sang binatang endemik Babirusa, mempunyai tubuh yang meyerupai babi namun berukuran lebih
kecil. Yang membedakan dari babi dan merupakan ciri khas babirusa mempunyai taring panjang
yang mencuat menembus moncongnya. Lantaran bentuk tubuh dan taring yang dipunyainya hewan
endemik Sulawesi ini dinamakan babirusa.
Seekor babirusa

Satwa endemik ini dalam bahasa inggris sering disebut sebagai Hairy Babirusa, Babiroussa,
Babirusa, Buru Babirusa, ataupun Deer Hog. Sedangkan nama latin hewan yang endemik
Sulawesi, Indonesia ini disebut sebagai Babyrousa babirussa dengan beberapa nama sinonim
seperti Babyrousa alfurus (Lesson, 1827), Babyrousa babirousa (Jardine, 1836), Babyrousa
babirusa (Guillemard, 1889), Babyrousa babirussa (Quoy & Gaimard, 1830), Babyrousa frosti
(Thomas, 1920), Babyrousa indicus (Kerr, 1792), Babyrousa orientalis (Brisson, 1762), dan
Babyrousa quadricornua (Perry, 1811).

Satwa yang terancam punah ini terdiri atas tiga subspesies yang masih bertahan hidup sampai
sekarang yaitu; Babyrousa babyrussa babyrussa, Babyrousa babyrussa togeanensis, dan
Babyrousa babyrussa celebensis serta satu subspesies yang diyakini telah punah yakni Babyrousa
babyrussa bolabatuensis.

Ciri-ciri dan Perilaku Babirusa. Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang
menyerupai babi namun mempunyai taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia
ini mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm dengan berat tubuh
sekitar 90-100 kg. Binatang endemik yang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya
sekitar 20-35 cm.

Habitat, Populasi, Persebaran, dan Konservasi. Babirusa (Babyrousa babyrussa) tersebar di


seluruh Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula,
Malenge, Buru., dan Maluku. Satwa langka endemik ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai
atau kubangan lumpur di hutan dataran rendah.

Beberapa wilayah yang diduga masih menjadi habitat babirusa antara lain Taman Nasional Bogani
Nani Wartabone dan Cagar Alam Panua. Sedangkan di Cagar Alam Tangkoko, dan Suaka
Margasatwa Manembo-nembo satwa unik endemik Sulawesi ini mulai langka dan jarang ditemui.

Populasinya hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan persebarannya
yang terbatas oleh IUCN Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori konservasi
Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1986. Dan oleh CITES binatang langka dan dilindungi inipun
didaftar dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diburu dan diperdagangkan.

Berkurangnya populasi babirusa diakibatkan oleh perburuan untuk mengambil dagingnya yang
dilakukan oleh masyrakat sekitar. Selain itu deforestasi hutan sebagai habitat utama hewan
endemik ini dan jarangnya frekuensi kelahiran membuat satwa endemik ini semakin langka.

Babirusa (Babyrousa babyrussa) yang merupakan satwa endemik Sulawesi Indonesia tentunya
tidak akan bisa ditemui di negara manapun selain di negeri kita. Jika kita masih tetap tidak peduli
tentunya seluruh umat di bumi akan kehilangan. Biasanya, sesuatu baru terasa berharga jika
sesuatu itu telah tidak ada. Akankah hal ini berlaku pada sang endemik Indonesia, babirusa?

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla;
Famili: Suidae; Genus: Babyrousa; Spesies: Babyrousa babyrussa (Linnaeus, 1758)
Sinonim: Babyrousa alfurus (Lesson, 1827), Babyrousa babirousa (Jardine, 1836), Babyrousa
babirusa (Guillemard, 1889), Babyrousa babirussa (Quoy & Gaimard, 1830), Babyrousa frosti
(Thomas, 1920), Babyrousa indicus (Kerr, 1792), Babyrousa orientalis (Brisson, 1762), dan
Babyrousa quadricornua (Perry, 1811).

Referensi dan gambar: http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/2461/0; http://www.celebio.org;

https://alamendah.org/2010/05/13/babirusa-hewan-endemik-sulawesi-indonesia/

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)


NOMOR 8 TAHUN 1999 (8/1999)
TENTANG
PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Anda mungkin juga menyukai