Anda di halaman 1dari 7

JARINGAN IKAT

Pada setiap jaringan ikat terdapat 3 unsur utama, yaitu

1. Sel jaringan ikat

2. Substansi dasar

3. Serabut jaringan ikat

Sel Jaringan Ikat

Pemerian sel jaringan ikat didasarkan atas penampilannya dalam jaringan ikat. Sel jaringan ikat dibagi
dalam dua kategori yaitu sel yang tetap (fixed cells) dan sel kelana (transien cells atau wandering
cells). Sel tetap merupakan sel yang tetap berada di tempat. Sel tetap sifatnya stabil dan berumur
panjang. Yang termasuk ke dalam sel tetap adalah : Fibroblas, Perisit, sel lemak, sel mast, dan
makrofag. Sedangkan sel kelana adalah sel yang berasal dari sumsum talang dan ikut sirkulasi aliran
darah. Sifat sel kelana adalah berumur pendek. Sel kelana akan migrasi ke jaringan ikat karena adanya
rangsangan. Yang termasuk ke dalam sel kelana adalah Sel plasma, mackrofag, limfosit, neutrofil,
eosinofil, basofil, dan monosit.

Jenis-jenis sel tetap :

1. Fibroblas :

Salah satu jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar. Diperkirakan berperan
sebagai sel penghasil serabut dan substansi dasar. Fibroblas merupakan sel besar, bercabang-cabang
yang dari samping berbentuk seperti gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau
memanjang dan kromatin halus. Pada sedian histologi, gambaran sel tidak begitu jelas dan ciri inti
digunakan sebagai pedoman untuk menentukannya.

Fibroblas muda, secara aktif mengahsilkan protein, sitoplasma bersifat basofilik. Pada Fibroblas tua,
dan relatif yang kurang aktif sitoplasmanya jarang, dan hanya basofilik lemah. Fibroblas tua atau yang
kurang aktif kadang-kadang disebut fibrosit. Fibroblas diperkirakan sebagai sel tetap pada jaringan
ikat, tetapi mereka tetap bisa tumbuh dan bergenerasi.

2. Perisit

Merupakan sel yang berasal dari sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi. Perisit adalah sel
perikapiler dengan posisi tetap pada sel endothel kapiler darah dan vena kecil. Sel ini berbentuk
memanjang dan dikelilingi oleh lamina basalis yang terus berhubungan dengan membran basalis
kapiler. Perisit mempunyai kompleks Golgi, mitokondria, mikrotubulus dan filamen. Perisit
mempunyai karakteristik seperti sel endothel dan sel otot polos yaitu mengandung aktin, myosin dan
tropomyosin. Karena itu, fungsi perisit dihubungkan dengan proses kontraksi yang mengatur aliran
darah pada kapiler. Pada kejadian tertentu sperti terjadinya perlukaan, perisit kemungkinan dapat
berubah menjadi sel otot polos dan sel endotjel pada kapiler darah.

3. Sel Lemak

Sel lemak sering disebut adiposit, dan berasal dari sel mesenkim yang tidak mengalami diferensiasi.
Fungsi sel lemak adalah untuk mensintesis dan menyimpan triglyserida. Ada dua jenis sel lemak
yakni sel unilokular yaitu mengandung satu unit sel lemak dan ukurannya besar dan membentuk
jaringan lemak putih. Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya
kecil disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran lemak putih lebih
banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih berbentuk bulat atau polihedral dengan
diameter 120 ųm. Sel lemak coklat berbentuk poligonal.

4. Sel Mast

Sel Mast tersebar luas pada jaringan ikat, tetapi cenderung mengelompok kecil-kecil pada pembuluh
darah. Mudah dikenal karena terdapat granula pada sitoplasmanya. Bentuk sel lonjong, tidak
beraturan dan kadang-kadang memiliki kaki semu pendek. Inti sel kecil dan tidak mencolok. Sel Mast
menghasilkan antikoagulan yaitu heparin, histamin yang mengakibatkan vasodilatasi, dan serotonin
yang berperan sebagai vasokonstriktor. Selain itu, sel Mast melepaskan mediator seperti faktor
anafilaktif dan pengaktif trombosit.

5. Makrofag :

Sering disebut histiosit. Populasi sel ini hampir sama dengan fibroblas. Makrofag kebanyakan
ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah. Bentuk sel tidak beraturan dan cabang-cabangnya
pendek. Bila dirangsang, dapat melakukan gerakan amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala
arah. Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-kadang berlekuk, lebih kecil
dari inti fibroblas.Sitoplasma berwarna gelap. Sel ini mempunyai kemampuan menelan. Makrofag
berperan untuk pertahanan tubuh karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis. Juga berperan dalam
reaksi imunologis. Makrofag menghasilkan sejumlah substansi penting seperti, lisozim, elastase,
kolagenase, dan interferon.

Jenis Sel Pengembara

1. Sel Plasma

Sel ini mirip limfosit. Sitoplasmanya lebih banyak dan bersifat basofilik dengan inti terletak
eksentris. Ukuran sel ini besar dengan diameter 20 µm. Kromatin inti menggumpal di tepi dan
tersusun menyerupai ruji roda pedati. Sel ini sering terdapat pada membran serosa dan
jaringan limfoid dan banyak pada tempat radang. Sel Plasma merupakan deferensiasi khusus
dari limfosit. Sel ini menghasilkan antibodi.

2. Limfosit.

Umumnya, sel darah putih ini bersirkulasi pada aliran darah. Akan tetapi sering migrasi melawati
kapiler darah menuju ke jaringan ikat khususnya pada saat terjadinya peradangan.

3. Neutrofil

Sel yang berperan di dalam fagositosis dan penghancur bakteri pada daerah radang. Hasil dari
proses ini akan terbentuk nanah, yaitu pengumpulan jaringan yang telah mati.

4. Eosinofil

Eosinofil bersama dengan neutrofil juga berperan pada peradangan terutama pada kejadian
terinfestasi cacing serta pada kejadian reaksi alergi

Sel Pigmen : sel – sel yang mengandung pigmen jarang ditemukan pada jaringan ikat longgar,
namun biasa dijumpai pada jaringan ikat padat. Beberapa dari sel pigmen tersebut adalah
Melanosit. Berperan dalam mengahasilkan melanin, yaitu penyerap sinar cahaya.
Substansi Dasar

Substansi dasar ini membentuk matriks. Substansi intersel memberi kekuatan dan penyokong bagi
jaringan dan berfungsi sebagai medium untuk perembesan cairan jaringan.

Substansi intersel amorf berbentuk gel kaku dan berperan membantu untuk memberikan kekuatan dan
sokongan pada jaringan dan media untuk difusi nutrisi. Bahan amorf terdiri atas glikosaminoglikans
(polisakarida yang mengandung gula amino) dan glikoprotein. Glikosaminoglikans yang banyak pada
jaringan ikat adalah: asam hialuronat, kondroitin sulfat, dermatan sulfat, keratan sulfat, heparan sulfat.
Sedangkan, proteoglikan pada jaringan ikat adalah : fibronektin, laminin, dan kondronektin.

Serabut Jaringan Ikat

Dalam jaringan ikat terdapat 3 jenis serabut, yakni serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut
retikuler. Ketiga jenis serabut ini dibedakan berdasarkan penampilan dan sifat kimianya. Semua
serabut merupakan protein.

1. Serabut Kolagen,

Terdapat pada semua jenis jaringan ikat. Terdiri atas protein kolagen. Pada keadaan segar berwarna
putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut
yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen
bergelombang, karenannya bersifat lentur.

Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril
dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang
lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat
dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm.

Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen,
kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan
menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim kolagenase. Paling tidak
telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari
20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe
kolagen tersebut adalah :

2. Serabut Elastin

Serabut elastin terlihat sebagai pita pipih atau benang silindris panjang dan sangat elastis. Daya
elastisitas ini disebabkan karena serabut elastin mengandung protein elastin. Elastin merupakan
material amorf yang kandungan utamanya adalah asam amino glysin dan prolin. Serat elastin tidak
terpengaruh oleh air panas atau dingin atau larutan asam dan alkali. Tertapi dapat dicerna secara
enzymatik oleh enzym elastase pankreas. Ukurannya antara 1-4 mikrometer. Lazimnya bercabang dan
membentuk jalinan. Dalam keadaan segar, serabut elastin berwarna kekuning-kuningan. Dengan
pengecatan HE serabut elastin berwarna merah jambu. Terdapat pada organ yang memerlukan daya
elastisitas ,yaitu daun telinga, pita suara, trakea, ligamentum nukhe, kulit dan pembuluh arteri.
Gambar : Serabut Elastin

3. Serabut Retikuler

Serat retikuler adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk suatu kerangkan
penyokong seperti jala atau retikulum. Serabut retikuler terdiri atas fibril kolagen (kolagen tipe III)
yang dibalut oleh proteoglikan dan glikoprotein. Akan tampak bila dicat dengan garam perak.
Bentuknya lembut dan membentuk jalinan. Ditemukan pada kapiler, serabut otot, serabut saraf,
jaringan lemak dan hepatosit.

Kategori Jaringan Ikat :

Sifat jaringan ikat sangat bervariasi. Penampilannya tergantung pada proporsi relatif san susunan
unsur sel, substansi, dan serabut jaringan ikat. Berdasarkan perkembangannya, sel, serabut dan matrik,
jaringan ikat dibagi menjadi Jaringan ikat Embrional dan Jaringan ikat Dewasa seperti terlihat pada
Tabel1.

Tabel 1. Klasifikasi Jaringan Ikat

A. Jaringan Ikat Embryonal

1. Jaringan Ikat Mesenkim

2. Jaringan Ikat Mukosa

B. Jaringan Ikat Dewasa

1. Jaringan Ikat Longgar

2. Jaringan Ikat Padat

a. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur

b. Jaringan Ikat Padat Teratur

1. Kolagen
2. Elastik

3. Jaringan Retikuler

4. Jaringan Lemak

JARINGAN IKAT EMBRIONIK

1. Mesenkim

Hanya ditemukan pada jaringan embryo dan terdiri dari sel mesenkim, memiliki penjuluran panjang
saling berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Matriks jaringan ikat cukup banyak dan pada
tahap-tahap awalnya adalah cairan yang dapat mengental tetapi kemudian mengandung serabut-
serabut halus. Sel mesenkim mempunyai inti lonjong. Sel mesenkim dapat menumbuhkan organ
tubuh.

Gambar Jaringan Ikat Mesenkim

2. Jaringan Ikat Mukosa

Selnya membentuk jalinan, matriknya diisi oleh massa gel terutama mengandung asam hyaluronat.
Jaringan ikat ini telah mengandung serabut kolagen terutama tipe I dan III serta fibroblast. Jaringan
ikat ini dikenal juga dengan nama Wharton’s jelly. Terdapat pada hipodermis embrio dan tali pusar.
Pada dewasa terdapat pada lipatan omasum dan glans penis.

Gambar : Jaringan Ikat Mukosa


JARINGAN IKAT DEWASA

Memiliki sel, serabut dan matrik. Serabut pada jaringan ikat dewasa berbeda dalam jenis, kuantitas
dan ukurannya.

1. Jaringan Ikat Longgar.

Jaringan ikat longgar dikenal juga dengan nama Jaringan Ikat Areolar. Jenis jaringan ikat ini banyak
ditemukan pada hewan dewasa. Jaringan ikat ini menciri dengan banyak ditemukan adanya substansi
dasar dan cairan jaringan. Jaringan ikat ini juga banyak mengandung sel dan serabutnya longgar.
Serabutnya adalah kolagen, elastis dan retikuler. Jumlah serabutnya tergantung orientasi, susunan dan
kuantitasnya. Jaringan ikat longgar banyak mengandung sel pengembara seperti makrofag, sel mast
dan sel yang tidak berdeferensiasi. Jaringan ini banyak dijumpai pada pembuluh darah, saraf, diantara
berkas otot, di bawah epitel. Fungsi jaringan ini sebagai pengisi, penunjang dan bantalan.

Gambar : Jaringan Ikat Longgar

2. Jaringan Ikat Padat

Jumlah serabut lebih banyak dari sel dan matrik. Jaringan ikat padat dibagi menjadi 2, yaitu Jaringan
Ikat Padat teratur dan Tidak teratur.

Jaringan Ikat Padat Teratur, mengandung terutama serabut kolagen. Serabut kolagen paling banyak
dan tersusun saling menyilang. Populasi sel yang utama adalah fibroblast. Banyak dijumpai pada
organ seperti : kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal, limpa, testis, fasia, aponeurosa, perikardium
dan dermis.

Gambar : Jaringan Ikat Tidak Teratur

Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur, terdapat dua bentuk tergatung macam serabutnya. Pada tendon dan
ligamen mayoritas kolagen sedangkan pada ligamentum nukhe serabut elatis yang utama.
3. Jaringan Retikuler

Terdiri dari sel retikuler dan serabut kolagen tipe III, yang saling berhubungan membentuk jalinan
tiga dimensi. Terdapat pada jaringan limfoid dan mieloid.

4. Jaringan Lemak,

Merupakan bentuk jaringan khusus dimana selnya mampu menimbun lemak. Ada dua macam yaitu
lemak coklat dan lemak putih.

Jaringan lemak putih terbagi atas septa berbentuk jaringan ikat longgar menjadi kelompok sel lemak
disebut lobulus. Tiap sel dikelilingi oleh serabut kolagen dan retikuler. Diameter sel lemak 200 µm
dan mengandung satu unit lemak. Sitoplasma tipis dan inti pipih.

Gambar : Lemak Putih

Jaringan Lemak Coklat, selnya lebih kecil dari lemak putih. Unit-unit kecil lemak tersebar pada
sitoplasma. Kadar sitokrom tinggi, sehingga warnanya coklat. Banyak dijumpai pada rodensia dan
binatang berhibernansi.

Gambar : Lemak Coklat

Anda mungkin juga menyukai