PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis dapat memperoleh gambaran dan pengalaman belajar secara nyata
serta dapat mengelola pasien dan penerapan diagnosa keperawatan secara
komprehensif pada pasien dengan gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Pendengaran di Ruang Nakula Rumah Sakit Jiwa Daerah
dr.Arif Zainudin Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan masalah halusinasi pendengaran.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
pasiendengan masalah halusinasi pendengaran.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada
pasien jiwa dengan gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan jiwa.
c. Meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
jiwa.
2. Bagi profesi
Sebagai bahan masukan dan informasi untuk menambah pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap bagi instansi terkait, khususnya dalam
meningkatkan pelayanan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
3. Bagi institusi
a. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di
rumahsakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
jiwa, khususnya pada kasus halusinasi pendengaran .
b. Pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan, khususnya pada klien dengan ganggu
an persepsisensori: halusinasi dan menambah pengetahuan bagi para p
embaca.
4. Pasien dan keluarga.
a. Sebagai bahan masukan pada pasien dalam
menghadapi permasalahannya.
b. Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada orang tua dan
keluarga tentang perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
halusinasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Faktor Predisposisi
Klien dengan gangguan halusinasi mengalami abnormalitas
perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif. Adanya lesi pada daerah frontal, temporal
dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik dan beberapa zat kimia
di otak yang bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan
dimethytranferase (DMP). Secara Psikologis keluarga, pengasuh dan
lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis
klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien. Klien mengalami stress dan kecemasan,serta hubungan
interpersonalnya terganggu. Kondisi sosial budaya mempengaruhi
gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya
(perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
1). Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
2). Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3). Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
2.1.5 Akibat
Factor presipitasi
a. Nature
Enam bulan terakhir terjadi hal-hal berikut ini:
1) Faktor biologis : kurang nutrisi, Ada gangguan kesehatan secara
umum (menderita penyakit jantung, kanker, mengalami trauma kepala
atau sakit panas hingga kejang-kejang), sensitivitas biologi (terpapar
obat halusinogen atau racun, asbestosis, CO)
2) Faktor psikologis : mengalami hambatan atau gangguan dalam
ketrampilan komunikasi verbal, ada kepribadian menutup diri, ada
pengalaman masa lalu tidak menyenangkan (misalnya: menjadi
korban aniaya fisik, saksi aniaya fisik maupun sebagai pelaku, konsep
diri yang negatif (harga diri rendah, gambaran citra tubuh, keracuan
identitas, ideal diri tidak realistis, dan gangguan peran), kurangnya
penghargaan, pertahanan psikologis rendah (ambang toleransi
terhadap stres rendah), self control (ada riwayat terpapar stimulus
suara, rabaan, penglihatan, penciuman dan pengecapan, gerakan yang
berlebihan dan klien tidak bisa mengontrolnya
3) Faktor social budaya : usia, gender, pendidikan rendah/putus atau
gagal sekolah, pendapatan rendah, pekerjaan tidak punya, status social
jelek (tidak terlibat dalam kegiatan di masyarakat, latar belakang
budaya, tidak dapat menjalankan agama dan keyakinan, keikutsertaan
dalam politik tidak bisa dilakukan, pengalaman sosial buruk, dan tidak
dapat menjalankan peran sosial.
b. Origin
1) Internal : Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang
lain dan lingkungannya.
2) Eksternal : Kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, dan kurang
dukungan kelompok/teman sebaya
3) Timing: stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara
berulang-ulang/ terus menerus
4) Number: Sumber stres lebih dari satu dan stres dirasakan sebagai
masalah yang sangat berat
2. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon terhadap halusinasi.
2) Menjelaskan dan melatih cara mengontrol halusinasi:
a) Menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
b) Menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan
cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat).
c) Bercakap –cakap dengan orang lain.
d) Melakukan aktifitas yang terjadual.
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien
melakukan aktifitas, menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai
dengan jadual yang telah dilatih, memantau jadual pelaksanaan
kegiatan, memberikan reinforcement.
BAB 3
KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.J
Umur : 36 tahun
Alamat : Sragen
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Duda
Pekerjaan : Wiraswasta
JenisKel. : Laki-laki
No CM : 046413
Jelaskan:
Pasien mengatakan pernah memukul tetangganya karena tetangganya
mencampuri urusan keluarga
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kekerasan
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan:
Pasien tidak pernah melakukan upaya percobaan bunuh diri
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,
kematian, perpisahan )
Jika ada jelaskan :
Pasien mengatakan di ceraikan oleh istrinya.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
Ya
Tidak
Jika ya Jelaskan
Pasien tidak mengalami penyakit fisik.
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :
Jelaskan:
Upaya yang di lakukan terkait kondisinya yaitu pasien berobat di RSJD
dr.Arif Zainudin Surakarta, sebanyak 8x tetapi pasien masih sering
mendengar suara-suara yang memanggil namanya suara itu sering
muncul saat pasien akan tidur suara yang di dengar suara laki-laki dan
perempuan
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada
Tidak
Jika ada:
Hubungan keluarga:
Tidak Ada
Gejala:
Tidak Ada
Riwayat pengobatan:
Tidak Ada
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan .......... : Tinggal
serumah
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Meninggal
Jelaskan:
Pasien mengatakan memiliki orang tua yang sudah bercerai dan hanya
memiliki 1 anak yaitu pasien itu sendiri, lalu ibu pasien menikah lagi dan
memiliki 2 orang anak. Pasien tinggal 1 rumah dengan ibu dan bapak
tirinya dan 2 orang adiknya.
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukai, pasien
menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas:
Pasien mengatakan namanya adalah Tn.J umur 36 tahun dan pendidikan
terakhir SD. Pasien di rumah tinggal bersama ibu dan bapak tirinya
serta 2 adik perempuannya.
c. Peran:
Pasien adalah seorang bapak dari 1 orang anak, pekerjaan pasien selama
di rumah adalah bekerja serabutan.
d. Ideal diri:
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bertemu dengan anaknya.
e. Harga diri:
Pasien mengatakan merasa malu ketika ditanya tentang perceraian
dengan istrinya.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti / terdekat
Orang tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat dan hubungan
sosial
Hubungan sosial dalam kelompok / masyarakat baik, pasien sering
berkumpul dengan masyarakat sekitar rumahnya dan mengikuti
kegiatan di sekitar rumahnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien hanya bicara bila di ajak bicara orang lain.
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia beragama islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan jarang beribadah sholat 5 waktu
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia, hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Jelaskan :
Pasien bangun tidur jam 05.00 pagi lalu merapikan tempat tidur setelah itu
pasien mandi, kemudian pasien sarapan dan melakukan senam pagi,
setelah itu pasien ganti baju lalu melakukan cek kesehatan kemudian
pasien rehab medik. Pada saat siang pasien makan siang kemudian minum
obat lalu tidur siang. setelah bangun tidur pasien merapikan tempat tidur
lalu mandi, setelah itu makan sore kemudian minum obat dan berinteraksi
dengan teman-teman di nakula kemudian pasien tidur.
Peningkatan :
Hiperkinesia, hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksi konversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalan kaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan …………
Jelaskan:
Pasien tidak mengalami gangguan peningkatan aktivitas.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Bentuk pikir pasien realistik yaitu bentuk pikir sesuai dengan keadaan
pasien.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Pasien mengatakan sekarang dirinya berada di RSJD. Pasien
mengatakan mengenal beberapa teman di ruang Nakula.
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Kesadaran pasien baik.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
Gangguan daya ingat pasien yaitu jangka menengah, pasien hanya mampu
mengingat nama pengkaji kurun waktu 24 jam - ≤ 1 bulan tetapi untuk
pengalaman masa lalu pasien tidak mengalami gangguan.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
a. Konsentrasi
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan:
Konsentrasi pasien baik saat di wawancara pasien sangat fokus dan
konsentrasi dalam menjawab pertanyaan yang di berikan.
b. Berhitung
Jelaskan:
Pasien mampu menghitung jumlah teman-temannya di nakula.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
11. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian karena pasien
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Pasien menyadari bahwa dirinya saat ini berada di RSJD dr.Arif Zainudin
Surakarta untuk dilakukan pengobatan.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Perawatan kesehatan,
Transportasi,
Tempat tinggal.
Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan:
Kebutuhan persiapan pulang pasien terpenuhi mulai dari perawatan
kesehatan, transportasi, tempat tinggal, keuangan dan kebutuhan lainnya.
2. Kegiatan Hidup Sehari hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
Pasien mandi 2 kali sehari, pasien melakukannya secara
mandiri.
2) Berpakaian, berhiasdan berdandan
Jelaskan :
Pasien berpakaian secara mandiri dan sehari ganti pakaian.
3) Makan
Jelaskan :
Kebutuhan makan pasien terpenuhi sehari pasien makan 3
kali, pasien mampu menghabiskan porsi makannya.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
BAK dan BAB klien tidak ada gangguan, kebutuhan toileting
pasien terpenuhi dan melakukannya secara mandiri.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Frekuensi makan klien 3 kali sehari.
Bagaimana nafsu makannya
Nafsu makan klien baikmampu menghabiskan porsi makannya.
Bagaimana berat badannya.
48 kg dan tidak ada penambahan atau penurunan BB secara
drastis.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 13.00 s/d 14.30
Tidur malam, lama : 20.00 s/d 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : ngobrol dengan temannya ,
merapikan tempat tidur.
Jelaskan :
Istirahat pasien cukup.
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan
Pasien tidak mengalami gangguan tidur.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
3. Kemampuan lain lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien mampu mengantisipasi kebutuhan hidup secara mandiri
Membuat keputusan berdasarkan keinginannya,
Pasien mampu membuat keputusan berdasarkan keinginannya.
Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya
sendiri.
Pasien rutin mengkonsumsi obat secra rutin dan mengerti jenis obat
yang diminumnya.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
4. Sistem Pendukung :
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Sistem pendukung pasien yaitu keluarga, terapis, teman sejawat dan
kelompok sosial.
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Gangguan Persepsi
Pasien mengatakan mendengar suara-suara orang Sensori : Hallusinasi
yang memanggil-manggil namanya frekuensi pendengaran
suara itu muncul terutama saat pasien akan tidur
suara yang muncul adalah suara perempuan dan
laki-laki.
DO:
- Pasien terlihat berbicara sendiri
- Pasien melamun
- Pasien tampak tersenyum sendiri
2. DS:
Pasien mengatakan pernah memukul tetangganya. Resiko Perilaku
DO: Kekerasan
Pasien tampak emosi saat di singgung tetangganya
3. DS :
Pasien mengatakan diceraikan oleh istrinya
DO : Harga Diri Rendah
Pasien tampak menundukan kepala saat ditanya
tentang pengalaman masalalunya
Perilaku Kekerasan
Surakarta,
……………………….
Mahasiswa yang mengkaji
____________________
NIM................................
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUK:
Pasien dapat
mengontrol
hallusinasi dengan 1. Evaluasi kegiatan menghardik
minum obat dan beri pujian
Pasien mengerti dan 2. Latih cara mengontrol hallusinasi
Gangguan
paham tentang dengan obat (Jelaskan 6 benar:
persepsi
mengontrol pasien, guna, dosis, waktu, cara,
sensori :
hallusinasinya rutin minum obat)
Hallusinasi
dengan obat (6 benar: 3. Masukkan pada jadwal kegiatan
pasien, guna, dosis, untuk latihan menghardik dan
waktu, cara, rutin minum obat.
minum obat)
Kriteria Evaluasi :
Pasien mampu
mengontrol
hallusinasinya.
Pasien mengerti cara
mengontrol
hallusinasinya.
Kriteria Evaluasi :
Pasien mampu
mengontrol
halusinasinya
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds : Pasien mengatakan mendengar suara-suara yang memanggil-manggil
namanya.
Do : Pasien tampak berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan persepsi sensori : Hallusinasi (Pendengaran)
3. Tujuan Khusus:
a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, pencetus, perasaan.
b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol hallusinasinya dengan
cara menghardik.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi klien dalam mengenal hallusinasinya : isi, waktu, frekuensi,
situasi, respon terhadap hallusinasinya.
b. Ajarkan cara mengontrol hallusinasi dengan cara menghardik.
2. Evaluasi/ Validasi:
“Bagaimana perasaan bapak Joko hari ini ?”
3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)
a. Topik :
“Baiklah pak Joko, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
suara yang mengganggu dan cara mengontrol suara-suara tersebut,
Apakah bapak bersedia?”
b. Waktu :
“Berapa lama Pak Joko mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”
c. Tempat :
“Pak Joko mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di
ruang tamu?’
“Baiklah Pak Joko kita berbincang-bincang di ruang tamu”.
c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Evaluasi Subyektif (Klien):
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita kita bercakap-cakap?”
Evaluasi Obyektif (Perawat):
“Suara itu muncul memanggil-manggil pak Joko”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Pak Joko lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, Ulangi sampai
3 kali sehari, cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai dengan
jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya pak?. Jika pak Joko
melakukanya secara mandiri maka pak Joko menuliskan M, jika bapak
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka di
tulis B, Jika bapak tidak melakukanya maka tulis T. Apakah pak Joko
mengerti? Coba bapak ulangi? Naah bagus pak Joko”.
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
a. Topik :
“Baik lah pak Joko bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah
suara-suara itu muncul, apakah bapak bersedia?”
b. Waktu :
“Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ?”
c. Tempat :
“Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah pak besok saya akan kesini jam 10:00 sampai
jumpa besok pak Joko. Saya permisi dulu. Assalamualaikum
WR,WB”.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds : Pasien mengatakan masih mendengar suara-suara yang
memanggil- manggil namanya.
Do : Pasien tampak berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan persepsi sensori : Hallusinasi (Pendengaran)
3 Tujuan Khusus:
a. Klien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar
minum obat
b. Klien rutin minum obat.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya minum obat
c. Jelaskan cara penggunaan obat 6 benar : pasien, guna, dosis, waktu,
cara, rutin minum obat.
“Pak Joko sudah dapat obat dari ibuk Perawat? Pak Joko perlu
meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang
warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya
tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang
warnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan
tidak kaku, yang warnanya putih ini namanya Risperidone gunannya
untuk menghilangkan suara-suara yang Pak Joko dengar. Semuanya
ini harus Pak Joko minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang,
dan jam 7 malam. Bila nanti mulut Pak Joko terasa kering, untuk
membantu mengatasinya Pak Joko bisa menghisap es batu yang bisa
diminta pada perawat. Bila Pak Joko merasa mata berkunang-
kunang, Pak Joko sebaiknya istirahat dan jangan beeraktivitas dulu.
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya Pak Joko.
“Sebelum Pak Joko meminum obat lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama Pak Joko yang tertulis
disitu. Selain itu Pak Joko perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa
dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja
obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. Pak Joko harus
meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa
konsultasi dengan dokter. Sekarang kita memasukan waktu meminum
obat kedalam jadwal ya Pak Joko. cara mengisi jadwalnya adalah jika
Pak Joko minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau
teman maka di isi dengan M atinya mandiri, jika Pak Joko meminum
obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B artinya
dibantu, jika Pak Joko tidak meminum obatnya maka di isi T artinya
tidak melakukannya. Mengerti Pak Joko? coba Pak Joko ulangi
kembali cara mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, Pak Joko sudah
mengerti.
c. Fase Terminasi
1. Topik :
“Baik lah Pak Joko bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
melihat manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol
halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
apakah Pak Joko bersedia?”
2. Waktu
“Pak Joko mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
3. Tempat :
Hari : Rabu
Tanggal : 10 April 2019
Interaksi ke :3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang
mengejeknya
Data objektif :
Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat
2. Diagnosa Keperawatan.
B. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik.
a. Topik :
“Baiklah pak joko sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan
belajar cara ketiga dari empat cara mengendalikan suara-suara
yang muncul yaitu bercakap-cakap dengan orang lain, Apakah
bersedia?”
b. Waktu :
c. Tempat :
“Pak joko mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di
ruang tamu? Baiklah pak joko.”
B. Fase Kerja.
“Berapa kali pak joko akan bercakap-cakap. Ya dua kali pak joko
jam berapa saja pak joko? baiklah joko jam 09:00 dan 16:00.
Jangan lupa pak joko lakukan cara yang ketiga agar suara-suara
yang pak joko dengarkan tidak mengganggu pak joko lagi.”
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik :
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Jurnal
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran