PENDAHULUAN
I-1
PENDAHULUAN I-2
Selain air minum dalam kemasan, air minum isi ulang (AMIU) menjadi
pilihan lain masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum. Air minum jenis
ini dapat diperoleh di depot-depot dengan harga lebih murah dari produk air
minum dalam kemasan bermerek. Keberadaan air minum isi ulang terus
meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum
yang bermutu dan praktis untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua
depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.
Pengolahan air dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya
pengolahan secara konvensional yaitu dengan cara penambahan tawas dan juga
penyaringan baik menggunakan kain maupun pasir. Namun pengolahan air secara
tradisional ini belum optimal dan didapatkan air bersih yang memenuhi
persyaratan (Kurniawan. B, 2014). Saat ini perkembangan pengolahan air sudah
berkembang dengan pesat. sudah cukup banyak instansi-instansi yang
membutuhkan air bersih dalam jumlah banyak, mendirikan instalasi pengolahan
air bersih mandiri untuk melepas ketergantungan dari PDAM. Pengolahan air
secara mandiri ini dikembangkan dengan mengikuti perkembangan teknologi
penyaringan air bersih yang sudah ada, tentunya juga dipengaruhi dengan
kemampuan dari instansi tersebut baik dari segi ketersediaan teknologi dan segi
finansial (Siburian. P, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,
mendifinisikan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air yang melalui proses pengolahan merupakan air baku yang biasanya berasal
dari sungai, danau, rawa, situ, waduk, muara, laut dan air hujan. Sedangkan air
yang tanpa pengolahan biasanya berasal dari akuifer dan mata air karena belum
mengalami perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN