Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal
yang wajar jika sektor air bersih menjadi prioritas dalam penanganan dan
pemenuhannya (Vitta dan Agustina, 2007). Kebutuhan air bersih tiap tahun
mengalami peningkatan sedangkan ketersediaan air bersih semakin terbatas,
dikarenakan semakin sempitnya daerah resapan, banyaknya pembangunan yang
tidak memperhatikan keseimbangan alam, dan eksploitasi sumber air baku yang
tidak memperhatikan kelestarian sumber air (Ariyanto, 2007). Hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya kekurangan suplai air bersih yang akan sangat
berpengaruh pada berbagai faktor kehidupan manusia, baik kesehatan, ekonomi,
dan lain sebagainya (Tanudjaja et al, 2013).
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah menyebutkan bahwa urusan Pemerintahan terdiri atas urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan
umum. Dan dalam PP No.23 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang serta Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi menyebutkan bahwa koordinasi penyelenggaraan pelayanan antara
pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah
provinsi yang bersangkutan.
Sebagian besar kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari
air sumur dan juga air yang disuplai oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Akan
tetapi, dengan semakin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya
aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis
dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan air minum adalah dengan menggunakan air minum dalam kemasan
(AMDK) (Pracoyo, 2006).

I-1
PENDAHULUAN I-2

Selain air minum dalam kemasan, air minum isi ulang (AMIU) menjadi
pilihan lain masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum. Air minum jenis
ini dapat diperoleh di depot-depot dengan harga lebih murah dari produk air
minum dalam kemasan bermerek. Keberadaan air minum isi ulang terus
meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum
yang bermutu dan praktis untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua
depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.
Pengolahan air dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya
pengolahan secara konvensional yaitu dengan cara penambahan tawas dan juga
penyaringan baik menggunakan kain maupun pasir. Namun pengolahan air secara
tradisional ini belum optimal dan didapatkan air bersih yang memenuhi
persyaratan (Kurniawan. B, 2014). Saat ini perkembangan pengolahan air sudah
berkembang dengan pesat. sudah cukup banyak instansi-instansi yang
membutuhkan air bersih dalam jumlah banyak, mendirikan instalasi pengolahan
air bersih mandiri untuk melepas ketergantungan dari PDAM. Pengolahan air
secara mandiri ini dikembangkan dengan mengikuti perkembangan teknologi
penyaringan air bersih yang sudah ada, tentunya juga dipengaruhi dengan
kemampuan dari instansi tersebut baik dari segi ketersediaan teknologi dan segi
finansial (Siburian. P, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,
mendifinisikan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air yang melalui proses pengolahan merupakan air baku yang biasanya berasal
dari sungai, danau, rawa, situ, waduk, muara, laut dan air hujan. Sedangkan air
yang tanpa pengolahan biasanya berasal dari akuifer dan mata air karena belum
mengalami perlakuan.

Dwi Antono S/163050006/PBPAM/2018-2019/Rikawati


PENDAHULUAN I-3

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Minum (PBPAM) ini adalah untuk memahami perencanaan bangunan pengolahan
air minum dengan menggunakan jenis pengolahan tertentu dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan air minum.
Tujuan dari penyusunan laporan PBPAM ini adalah untuk memahami
tahapan dalam merencanakan suatu sistem pengolahan air minum dan mampu
melakukan perhitungan rinci untuk setiap unit pengolahan dan menuangkannya
dalam bentuk gambar teknik yang baik dan benar.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam PBPAM ini meliputi :
1. Mengevaluasi karakteristik air baku yang akan diolah pada instalasi dan
menghitung beban atau efisiensi pengolahan instalasi yang diperlukan
dengan cara membandingkan parameter air baku terhadap standar baku
mutu air minum (terbaru).
2. Menyusun diagram alir untuk beberapa alternatif sistem pengolahan air
baku (dari intake hingga pengolahan akhir). Pilihlah alternatif yang paling
tepat disertai pertimbangan-pertimbangan.
3. Membuat lay out bangunan pengolahan air minum tanpa ketentuan skala.
4. Membuat profil hidrolis unit-unit pengolahan yang akan direncanakan
tanpa ketentuan skala.
5. Membuat rencana anggaran biaya untuk bangunan pengolahan air minum
yang diusulkan.
Kemudian ruang lingkup Detail Engineering Desain (DED) yaitu
membuat detail perencanaan setiap unit pengolahan, berdasarkan alternatif terpilih,
adapun tahapannya yaitu :
1. Menentukan kriteria desain untuk setiap unit pengolahan dan perhitungan
detail dimensi dari setiap unit pengolahan fisik dan kimia.
2. Membuat gambar denah, potongan dan detail desain unit pengolahan air
minum.

Dwi Antono S/163050006/PBPAM/2018-2019/Rikawati


PENDAHULUAN I-4

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan PBPAM adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang tinjauan pustaka secara umum, bangunan
pengolahan air minum yang termasuk unit operasi yang meliputi
bangunan sadap (intake), screen, prasedimentasi, sedimentasi,
filtrasi, flokulasi, dan reservoir (bak penampung) dan bangunan
pengolahan air minum yang termasuk unit proses yang meliputi
transfer gas (aerasi), koagulasi, biological action, desinfeksi,
netralisasi, dan pertukaran ion.
BAB III ANALISA KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF
PENGOLAHAN
Membahas tentang analisa kualitas air baku dan alternatif
pengolahan secara umum, kualitas air minum yang terdiri dari
standar kualitas air yang digunakan, analisa terhadap parameter
standar kualitas air minum yang meliputi analisa terhadap
parameter fisik, analisa terhadap parameter kimia, dan analisa
terhadap parameter bakteriologis, analisa terhadap air baku yang
meliputi perbandingan analisa kualitas air baku dengan standar
kualitas air minum dan analisa parameter yang perlu diolah, dan
alternatif pengolahan yang meliputi pertimbangan dalam
penyusunan alternatif pengolahan dan alternatif pengolahan.
BABA IV PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS
Membahas tentang perhitungan desain teknis secara umum, dan
perhitungan desain teknis yang meliputi intake, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi (saringan pasir cepat), desinfeksi dan reservoir.
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
Membahas tentang rencana anggaran biaya secara umum dan
rencana anggaran biaya untuk bangunan pengolahan air minum.

Dwi Antono S/163050006/PBPAM/2018-2019/Rikawati


PENDAHULUAN I-5

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIK


Membahas mengenai penjelasan dari kegunaan bangunan-
bangunan dan perlengkapan yang digunakan dalam pengolahan air
minum.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Dwi Antono S/163050006/PBPAM/2018-2019/Rikawati

Anda mungkin juga menyukai