Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki

peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus

dipandangi sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Tujuan pembangunan nasional kesehatan di bidang kesehatan adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Untuk mencapai tujuan itu, perlu dikerahkan segala potensi yang ada dalam masyarakat.

Peningkatan kualitas manusia sejak dini perlu ditunjang oleh upaya meningkatkan derajat

kesehatan.

Visi, Misi dan tujuan pembangunan kesehatan terdapat dalam Rencana pembangunan

Jangka panjang Bidang kesehatan (RPJP-K) 2005-2025. Dalam Indonesia sehat 2025,

lingkungan straategis pebangunan kesehatan terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki

solidaritas social dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa yang diharapkan adalah

lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun social, yaitu

lingkungan yang bebas dari kerawanan social budaya dan polusi, tersedianya air minum dan

sarana sanitasi lingkungan yang memadai,perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan

kawasan kesehatan.

Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga professional dapat memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarkat terutama ibu dan anak dalam menanggulangi berbagai

permasalahan kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Agar menghasilkan tenaga bidan yang

professional diperlukan pembinaan yang terarah dan terpadu dalam proses belajar di masyarakat
secara mandiri, pada kasus nyata dan pendapat pengalaman nyata kebidanan terkini. Dalam

praktik belajar lapangan ini adapun yang menjadi ruang lingkup kebidanan meliputi wanita

sepanjang daur ulang kehidupannya meliputi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, Bayi Baru lahir,

Balita, Anak Pra Sekolah, Remaja, WUS, PUS, Pra Menopause, Menopause,dan Lansia

(Senium).

Selama masa Praktik Belajar Lapangan, adapun masalah yang di dapatkan penulis yang

menyangkut ruang lingkup kebidanan yaitu masalah pada ibu menopause yang mengalami

keluhan pada masa menopaouse. Secara fisiologis wanita sehat akan mengalami suatu proses

degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang

dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap untuk benar-benar

memahaminya. Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita.

Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjdi tidak sehat, tidak

bugar, dan tidak cantik lagi. Dalam Praktik belajar lapangan ini mahasiswa dituntut untuk

memberikan asuhan kebidanan pada wanita menopause dengan memberikan penyuluhan tentang

tanda-tanda fisiologis pada masa menopause sehingga keadaan tersebut dapat diterima oleh ibu.

Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu upaya peningkatkan mutu pendidikan,

dengan terjun langsung ke masyarakat, mahasisiwi akan mampu menerapkan teori yang sama

dalam hal kebidanan komunitas. Dalam hal ini Akademi Kebidanan Helvetia Medan memilih

Desa Lma Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebagai tempat praktik belajar

lapangan (PBL) bagi Mahasiswi Semester VI Akademi Kebidanan Helvetia Medan, sehingga

mahasiswi dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh dibangku kuliah.

Dusun I adalah bagian dari Desa Lama Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
sebagian besar masyarakat di Dusun I adalah sasaran dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan

ini.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswi mampu melaksanakan asuhan Kebidanan komprehensif/ menyeluruh

sepanjang daur ulang kehidupan wanita meliputi :Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, ibu

menyusui, KB, balita, anak prasekolah, sekolah, remaja, dewasa, menopause, lansia secara

normal, ataupun patologi di komunitas.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu hamil secara mandiri di komunitas.

2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu bersalinsecara mandiri di komunitas.

3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu menyusuis ecara mandiri di komunitas.

4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada bayisecara mandiri di komunitas.

5. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada balitasecara mandiri di komunitas.

6. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada anak pra sekolah secara mandiri di komunitas.

7. Mahasiswa mampu melakukanasuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada remaja secara mandiri di komunitas.


8. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada WUS secara mandiri di komunitas.

9. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada PUSsecara mandiri di komunitas.

10. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu pra menopause (klimakterium) secara mandiri di

komunitas.

11. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu menopause secara mandiri di komunitas.

12. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh atau

komprehensif kepada ibu lansia (senium) secara mandiri di komunitas

1.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan selama Praktek Belajar Lapangan (PBL)

diDesa Tanjung Baru Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan

cara :

1. Observasi

Yaitu pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan kesehatan lingkungan.

2. Wawancara

Yaitu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

secara langsung dengan masyarakat.

1.4. Ruang Lingkup dan Sasaran

1.4.1. Ruang lingkup


Ruang lingkup dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan(PBL) ini adalah wanita

sepanjang daur ulang kehidupannya.

1.4.2. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan(PBL) ini adalah:

- Ibu Hamil

- Ibu Bersalin

- Ibu Nifas

- Ibu Menyusui

- Bayi

- Balita

- Anak Pra Sekolah

- Remaja

- WUS

- PUS

- Pra Menopause

- Menopause

- Lansia (Senium)
1.5. Gambaran umum Dusun II

1.5.1. Denah Lokasi Keluarga Binaan

1. Lokasi

Dusun : IV (Empat)

Desa : Lama

Kecamatan : Pancur Batu

Kabupaten : Deli Serdang

Rumah
Kel. Binaan
Dusun IV Desa Lama

Rumah Induk
Semang
1.5.2. Struktur Organisasi

1. Kepala Desa : Nizar Laksamana Tarigan

2. Sekretaris Desa : Nurul Hasanah, S.Pd

3. Kadus IV : Kisman

1.5.3. Keadaan Umum Geografi Desa

1. Batas Desa

Dusun IV adalah salah satu bagian dari Desa Lama Kecamatan Pancur Batu Kabupten Deli

Serdang dengan luas wilayah kurang lebih 11,5 Ha. Memiliki jarak tempuh 1 km atau

memerlukan waktu 5 menit ke Ibu Kota Kecamatan Pancur Batu dengan Topografi 90%

datar dan 10 % landai dan merupakan jalur alternatif penghubung antara Kecamatan Pancur

Batu dengan Kecamatan Kutalimbaru. Dusun IV meliputi beberapa cakupan wilayah yang

mana terdiri dari Jl. penungkiran,.

1.5.3. Struktur Organisasi Pemerintah

Kepala Dusun IV Desa Lama

KISMAN

1.6. Lokasi dan Waktu

1.6.1. Lokasi

Lokasi pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) adalah di Dusun IV Desa Lama

kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018.

1.6.2. Waktu
Waktu pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) adalah pada tanggal 12 s/d 23

Februari 2018.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1.1. Masyarakat perkotaan dan Pedesaan

1.1.1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang mendiami atau bertempat tinggal dalam

suatu wilayah dan saling berinteraksi satu sama lain. Memiliki kepentingan bersama untuk maju

dalam pembangunan dan saling bersosalisasi. Masyarakat adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi terbuka (atau semi tertutup) dimana sebagian besar interaksi

adalah antara individu-individu yang berada dalam sekelompok tersebut. Kata–kata masyarakat

sendiri berasal dari bahasa arab, musyawarah lebih abstraknya sebuah masyarakat adalah suatu

jaringan hubungan- hubungan antara entitas- entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interpeden (saling tergantung satu sama lain).

Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama

dalam satu komunitas yang teratur. “penduduk” grafiec tulisan atau dapat diartikan tulisan

tentang kependudukan adalah studi alamiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi

kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu ilmu

demografi ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.

Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang formal, demografi-demografi

formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi demografi

yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif

analitik. Sedangkan study-study kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan,

fenomena dan masalah-masalah penduduk dan keadaannya dengan situasi sosial disekitarnya.
Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih

menyerupai seperti studi atur, disiplin ilmu yang di pandu dengan analisa demografi yang lazim

diberi istilah demografi sosial, disiplin lain banyak berhubungan dengan demografi antara lain

matematika geografi, sosiologi, ekonomi dan kedokteran.

Masyarakat sering mengorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata

pencaharian. pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada masyarakat pemburu, masyarakat

pustural nermalis, masyarakat bercocok tanam dan masyarakat agrarikultural intensif, yang juga

disebut masyarakat pedalaman. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan industri

sebagai kelompok masyarakat agrikultural tradisional.

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya, berdasarkan

urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,dan masyarakat negara.

2.1.2.Masyarakat Perkotaan

Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat

kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan lain- lain. Kota yang telah berkembang maju

mempunyai peranan yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai pusat pemukiman penduduk

2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi

3. Sebagai pusat kegiatan sosial Budaya

4. Sebagai pusat kegiatan politik dan administrasi

Ciri – ciri fisik Kota sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat- tempat untuk pasar dan pertokoan

2. Tersedianya tempat-tempat untuk parker

3. Tersedianya sarana rekreasi dan sarana olahraga.


Ciri- ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan,tingkat

pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial diantara warganya.

3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan

perbedaan kepentingan,situasi dan kondisi kehidupan.

4. Warga kota umum nya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.

6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan

adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan

gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

2.1.3. Masyarakat Pedesaan

Desa dalam pengertianya adalah pemukiman manusia diluar kota yang penduduknya

berjiwa agraris, dalam keseharian disebut kampong, sehingga ada dalam istilah pulang kampung

atau pulang kekampung halaman. Desa ialah bentuk kesatuan administrative yang disebut

kelurahan, lurahnya kepala desa. Dalam lingkup kota yang dipenuhi pertokoan, pasar dan deretan

kios.

Desa dalam defenisi lainnya ialah suatu tempat atau daerah dimanapenduduk berkumpul

da hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan kelangsungan dan

pengembangan kehidupan mereka. Desa ialah pola pemikiran yang bersifat dinamis, dimana para

penghuninya senantiasa melakukan adaptasi special dan ekologis sederap kegiatannya

berpengaruh pada jiwa agraris,desa dalam arti administratif.


Menurut peraturan pemerintahan Nomor 27 Tahun 2005 tentang Desa,disebut bahwa

desa adalah kesatuan massyarakat hokum yang memiliki batas- batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia:

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat

daerah kabupaten/ kota,dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda

dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam

perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi kelurahan.

Ciri- cirinya sebagai berikut :

a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

b. Adanya pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.

c. Cara berusaha( ekonomi) adalah agraris yang paling umum dan sangat dipengaruhi alam

seperti: iklim,keadaan alam,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah

bersifat sambilan.

2.1.4.Perbedaan Desa Dan Kota

Menurut Soekanto (1994) perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan

dengan pengertian masyarkat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya

suatu desa, pasti ada pengaruh- pengaruh dari kota.Perbedaan masyarakat pedesaan dan

masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

2.1.5.Hubungan antara Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah 2 komunitas yang terpusat sama sekali

satu sama lain. Bahkan dalam keadaan wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat
bersifat ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa

dalam memenuhi kebutuhan warganya atau bahan- bahan pangan seperti beras, sayur- mayor,

buah, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis- jenis pekerjaan

tertentu dikota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan,proyek

pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya

adalah pekerja- pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka sibuk bekerja di sawah. Bila

pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut sementara menunggu masa panen mereka

merantau kekota terdekatuntuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

2.1.6.Aspek Positif dan Negatif

Untuk menunjang aktifitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tentram dan

nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan berbagai fasilitas

kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas

warganya dengan kata lain kota harus berkembang.

Kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dilihat dalam kerangka

pendekataan yang luas yaitu pendekatan regional. rumusan pengembangan kota seperti itu

tergambar dalam pendekatan penangan masalah kota sebagai berikut:

1. Menekan angka kelahiran

2. Mengalihkan pusat pembangunan politik( industri) kepinggir kota.

3. Membendung urbanisasi.

4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relative rendah.

5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota kecil atau desa- desa yang telah ada disekitar kota

besar.
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

Pengembangan tiga komponen yaitu penduduk, kegiatan usaha dan wadah, yang tidak

seimbang antara ketiganya akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif,antara lain semakin

menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus

mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan

kegiatan usaha masyarakat kota.

Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada

suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnyakarena keduanya saling

mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai