e. Penanganan
1) Pemberian oksigenasi: dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse
oxymetri. Bila ada tanda gagal napas diberikan ventilasi mekanik
2) Dilakukan pengisapan oro-faring dan trakea untuk membersihkan saluran pernafasan
dan mengeluarkan benda yang terhirup.
3) Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai
berat badan, peningkatan suhu dan dehidrasi
4) Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai melalui enteral bertahap melalui selang
nasogatrik
5) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
6) Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi
7) Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan
penyebabnya. Evaluasi pengobatan dilakukan 48-72 jam. Antibiotika harus diberikan
pada pneumonia aspirasi. Tidak disarankan untuk pemberian profilaksis antibiotika.
Namun bila terjadi tanda-tanda panas badan, leukositosis, keadaan umum memburuk,
maka antibiotika diberikan. Antibiotik secara empirik diberikan dengan melihat
gambaran klinisnya, sebagai contoh: ceftriaxone, ampicillin-sulbactam, piperacillin dan
na tazobactam, imipenem dan cilastatin, amoksisilin dan clavulanat dan levofloxacin.
f. Pencegahan
1) Jangan memberikan makan sambil tidur-tiduran pada bayi.
2) Bagi bayi setelah diberi makan atau minum jangan segera ditidurkan.
3) Saat tidur, gunakan bantal dengan ketinggian sekitar 30°
4) Posisi badan sesekali digerakkan ke kiri dan kanan
5) Upayakan tidak terlalu lama tidur terlentang
6) Pada bayi, jika teraspirasi cairan, ditengkurapkan untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Jika teraspirasi benda padat, harus diusahakan keluar.
b) Masalah keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: - Faktor etiologi Ketidakefektifan
DO: ↓ bersihn jalan
Bayi tampak kesulitan Aspirasi nafas
bernapas bahkan tidak ↓
bernapas Reaksi Inflamasi akibat infeksi traktus
Retraksi dada (+) respiratorius
Bunyi ronkhi ketika ↓
diauskultasi Kerja sel goblet meningkat
DS: - Eksudat dan serous masuk kedalam alveoli Pola napas tidak
DO: ↓ efektif
Bayi tampak kesulitan SDM & leukosit PMN mengisi alveoli
bernapas bahkan tidak ↓
bernapas Konsolidasi di alveoli
Terlihat sianosis ↓
RR> 40x/menit Frekuensi napas meningkat
Pernapasan cuping ↓
ireguler
APGAR score 0-6
DS: - Konsolidasi di alveoli Gangguan
DO: - ↓ pertukaran gas
Bayi tampak kesulitan Compliance paru menurun
bernapas bahkan tidak ↓
bernapas Gangguan pertukaran O2 dan CO2
Terlihat sianosis ↓
RR> 40x/menit Suplai O2 menurun
Pernapasan cuping ↓
hidung Gangguan difusi gas di alveoli
SpO2 menurun ↓
4. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya cairan dan secret di jalan
napas
b) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi pemenuhan kebutuhan oksigen di
jaringan
c) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan difusi gas di alveoli
d) Hipertermi berhubungan dengan kegagalan termoregulasi
e) Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi tubuh
3. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Ketidakefektifan NOC: NIC:
bersihan jalan 1. Respiratory status: ventilation 1. Lakukan auskultasi untuk mengkaji 1. Mengetahui adanya sumbatan di
napas 2. Respiratory status: airway patency suara napas jalan napas
berhubungan 3. Aspiration prevention 2. Posisikan bayi untuk memaksimalkan 2. Membuka jalan napas dan
dengan adanya Kriteria hasil: ventilasi memaksimalkan oksigen yang
cairan dan secret Setelah diberikan tindakankeperawatan masuk
di jalan napas selama 3x24 jam jalan napas bayi kembali 3. Lakukan suction untuk mengeluarkan 3. Mengeluarkan secret di jalan
efektif dengan kriteria hasil: secret/lendir napas
1. Menunjukkan jalan napas yang efektif 4. Kolaborasikan pemberian terapi oksigen 4. Memenuhi kebutuhan oksigen
dan paten sesuai indikasi
2. RR dalam rentang normal (30- 5. Berikan posisi pasien kepala lebih tinggi 5. Mencegah terjadinya aspirasi
40x/menit) saat memberikan ASI atau susu formula
3. Tidak ada suara napas tambahan/suara 6. Cuci tangan sebelum melakukan 6. Mencegah terjadinya komplikasi
napas vesikuler tindakan infeksi
4. Pencegahan aspirasi